Anda di halaman 1dari 12

POLITIK BERNEGARA

SISTEM POLITIK NEGARA DAN NEGARA LAIN


BAB I
POLITIK BERNEGARA
1.1 Pengertian Politik Bernegara

Menurut Prof. Miriam Budhiarjo Pengertian politik adalah bermacam-macam kegiatan


dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan dari tujuan-tujuan
dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dalam bahasa yang lebih mudah
dipahami, dapat dikatakan bahwa politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
negara maupun proses pengambilan keputusan ketatanegaraan.

Menurut Mac Iver Pengertian Negara adalah suatu penarikan yang bertindak melalui
hukum yang direalisasikan oleh pemerintah yang dilengkapi dengan sebuah kekuasaan untuk
memaksa dalam kehidupan yang dibatasi secara letak (teritorial) mempertegak syarat-syarat
lahir yang umum dari ketertiban sosial.

Menurut Weber, politik bernegara adalah dominasi atau pengaruh seseorang atau
kelompok atas yang lain dalam masyarakat yang diatur oleh hukum. Politik bernegara
melibatkan penggunaan kekuasaan negara untuk mengatur masyarakat.

Aristoteles menganggap bahwa tujuan politik adalah menciptakan kebahagiaan


(eudaimonia) bagi masyarakat. Menurutnya, pemerintahan yang baik adalah yang bertujuan
untuk mencapai kebajikan (virtue) dan kesejahteraan warga negara.

Marx memandang negara sebagai alat kontrol kelas borjuis atas proletariat. Baginya,
tujuan negara kapitalis adalah mempertahankan struktur kelas yang ada. Tujuan negara
komunis, sebagaimana dijelaskan dalam "Manifesto Komunis," adalah untuk menghapus
kelas sosial dan menciptakan masyarakat tanpa kepemilikan pribadi.

Hobbes, dalam karyanya "Leviathan," berpendapat bahwa tujuan politik adalah


menciptakan ketertiban sosial. Negara ada untuk mencegah perang semua lawan semua
(bellum omnium contra omnes) dengan mengontrol keinginan manusia untuk kekuasaan dan
memberikan perlindungan kepada warga negara. Muhammad Junaidi (2016:01)

1.2 Konsep-Konsep Politik Dan Negara


A. Konsep-Konsep Politik
Konsep-konsep politik merupakan gagasan dan ide-ide dasar yang menganalisis
fenomena politik. Berikut ini konsep-konsep politik:

Kekuasaan (Power): Kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi atau


mengendalikan perilaku orang lain, baik dengan cara persuasi, otoritas, atau paksaan. Ini
adalah elemen sentral dalam politik.

Kewenangan (Authority): Kewenangan adalah hak untuk mengambil keputusan dan


mengeluarkan perintah yang diakui oleh orang lain. Ini terkait erat dengan kekuasaan, tetapi
melibatkan legitimasi.

Kebijakan Publik (Public Policy): Kebijakan publik adalah langkah-langkah dan


keputusan yang diambil oleh pemerintah atau otoritas publik untuk mengatasi isu-isu sosial,
ekonomi, atau politik dalam masyarakat.

Demokrasi:adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan politik dipegang oleh rakyat


atau warga negara. Ini melibatkan pemilihan umum, partisipasi warga negara, dan
perlindungan hak-hak sipil.

Partisipasi Politik (Political Participation): Ini mengacu pada keterlibatan aktif warga
negara dalam proses politik, seperti pemilihan umum, kampanye politik, atau aksi politik.

Pemerintahan (Governance): Pemerintahan adalah cara suatu negara atau entitas politik
diatur dan dikelola. Ini mencakup struktur pemerintahan, kebijakan, dan praktik administratif.

Hak Asasi Manusia (Human Rights): Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang
dimiliki setiap individu tanpa diskriminasi, termasuk hak atas kebebasan, kehidupan,
pendapat, dan perlindungan hukum.

Keadilan (Justice): Keadilan adalah prinsip yang menuntut perlakuan yang adil dan
setara bagi semua individu dalam masyarakat.

Negara (States): Negara adalah entitas politik yang memiliki wilayah tertentu,
pemerintahan, dan populasi yang diakui secara internasional.

Polarisasi Politik (Political Polarization): Polarisasi politik terjadi ketika perbedaan


pandangan dan nilai antara kelompok politik menjadi lebih ekstrim dan saling bertentangan.

Hubungan Internasional (International Relations): Ini mencakup studi tentang


hubungan antarnegara, diplomasi, perdagangan internasional, dan konflik internasional.
Sistem Politik (Political System): Sistem politik adalah struktur dan proses yang
mengatur pembuatan keputusan politik dalam suatu negara, termasuk jenis pemerintahan dan
struktur partai politik.

Globalisasi: Globalisasi adalah proses integrasi ekonomi, budaya, dan politik di seluruh
dunia, yang memengaruhi hubungan dan interaksi antarnegara.

Kewargaan (Citizenship): Kewargaan adalah status hukum yang memberikan hak-hak


politik dan sosial kepada individu dalam suatu negara.

Sosialisasi Politik (Political Socialization):Sosialisasi politik adalah proses di mana


individu memahami dan memperoleh nilai-nilai politik, keyakinan, dan identitas politik
mereka.

Revolusi: Revolusi adalah perubahan dramatis dalam struktur politik suatu negara,
sering kali melibatkan pergantian rezim atau pemerintahan yang ada.

Perwakilan Politik (Political Representation): Perwakilan politik adalah mekanisme


di mana wakil terpilih mewakili kepentingan warga negara dalam proses pengambilan
keputusan politik.

Korupsi: Korupsi adalah praktik ilegal atau penyalahgunaan kekuasaan untuk tujuan
pribadi, seringkali melibatkan penyalahgunaan dana publik.

Negara Hukum (Rule of Law): Negara hukum adalah prinsip di mana semua
individu dan entitas, termasuk pemerintah, tunduk pada hukum yang sama dan dijamin
perlindungan hukum.

Konflik Politik (Political Conflict): Konflik politik melibatkan pertentangan antara


kelompok atau individu dalam masyarakat terkait dengan isu-isu politik atau kebijakan.
Andreas Pandiangan (2017:02)

B. Konsep-Konsep Negara

Konsep-konsep negara adalah prinsip-prinsip dan elemen-elemen penting yang


membentuk karakteristik suatu negara atau entitas politik. Berikut beberapa konsep-konsep
negara:
Wilayah (Territory): Wilayah adalah aspek fisik suatu negara yang mencakup daratan,
perairan, dan batas-batas geografis yang jelas. Wilayah adalah elemen dasar yang
membedakan satu negara dari yang lain.

Penduduk (Population): Penduduk adalah orang-orang yang tinggal dalam wilayah suatu
negara dan menjadi bagian dari masyarakatnya. Penduduk bisa memiliki berbagai
karakteristik, seperti etnis, agama, atau kebangsaan yang berbeda.

Pemerintah (Government): Pemerintah adalah entitas yang mengatur dan mengelola


negara. Ini meliputi institusi-institusi seperti lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang
bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan.

Kewarganegaraan (Citizenship): Kewarganegaraan adalah status hukum yang


memberikan hak-hak politik dan sosial kepada individu dalam suatu negara.
Kewarganegaraan menentukan siapa yang dianggap warga negara dan berhak atas
perlindungan dan manfaat negara.

Kekuasaan (Sovereignty): Kekuasaan adalah otoritas tertinggi dalam suatu negara.


Prinsip kedaulatan atau sovereignty mengacu pada hak suatu negara untuk mengatur
urusannya sendiri tanpa campur tangan eksternal.

Konstitusi (Constitution): Konstitusi adalah dokumen hukum yang mengatur tata cara
pemerintahan suatu negara, termasuk hak-hak warga negara dan struktur pemerintahan.
Konstitusi bisa bersifat tertulis atau tidak tertulis.

Kebijakan Publik (Public Policy): Kebijakan publik adalah langkah-langkah dan


keputusan yang diambil oleh pemerintah untuk mengatasi isu-isu sosial, ekonomi, atau politik
dalam masyarakat.

Hukum (Law): Hukum adalah aturan-aturan yang mengatur perilaku dalam masyarakat
dan memberikan kerangka kerja bagi sistem peradilan. Hukum mencakup hukum pidana,
hukum sipil, dan hukum administratif, antara lain.

Pajak (Taxation): Pajak adalah sumber pendapatan utama bagi pemerintah dan
digunakan untuk mendukung layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Militer (Military): Militer adalah kekuatan pertahanan dan keamanan nasional yang
bertanggung jawab atas pertahanan wilayah negara dari ancaman eksternal.
Hubungan Internasional (International Relations): Ini mencakup hubungan suatu
negara dengan negara-negara lain, termasuk diplomasi, perdagangan, dan kerjasama
internasional.

Demokrasi (Democracy): Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan


politik dipegang oleh rakyat melalui pemilihan umum dan partisipasi warga negara dalam
proses politik.

Keadilan (Justice): Keadilan adalah prinsip yang menuntut perlakuan yang adil dan
setara bagi semua individu dalam masyarakat, baik dalam sistem hukum maupun dalam
kebijakan sosial.

Hak Asasi Manusia (Human Rights): Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang
dimiliki setiap individu tanpa diskriminasi, termasuk hak atas kebebasan, kehidupan,
pendapat, dan perlindungan hukum.

Korupsi (Corruption): Korupsi adalah praktik ilegal atau penyalahgunaan kekuasaan


untuk tujuan pribadi, seringkali melibatkan penyalahgunaan dana publik.

Pendidikan (Education): Pendidikan adalah sarana penting dalam pembentukan dan


perkembangan masyarakat. Negara sering memiliki tanggung jawab untuk menyediakan
pendidikan dasar dan menengah bagi warga negaranya.

Perdamaian (Peace): Upaya untuk menjaga perdamaian dan menghindari konflik


bersenjata merupakan aspek penting dalam politik negara.

Ekonomi (Economy): Ekonomi negara mencakup sistem ekonomi, perdagangan, dan


kebijakan ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Lingkungan (Environment): Perlindungan lingkungan dan kebijakan lingkungan adalah


pertimbangan penting dalam politik negara untuk menjaga keberlanjutan lingkungan alam.

Publik (Public Participation): Partisipasi publik adalah keterlibatan warga negara dalam
proses politik dan pembuatan keputusan, termasuk pemilihan umum dan partisipasi dalam
diskusi kebijakan. H. Samsul Nizar (2003:100)

1.3 Etika Politik Dalam Negara Demokrasi

Etika politik dalam negara berdemokrasi adalah aspek penting dalam menjaga kesehatan
dan kualitas sistem demokratis. Etika politik merujuk pada standar moral dan perilaku yang
harus diikuti oleh para pemimpin politik, partai politik, dan warga negara dalam konteks
politik.

Kehormatan dan Kredibilitas Para pemimpin politik harus menjaga kehormatan dan
kredibilitas mereka. Mereka harus berbicara jujur, mematuhi janji-janji yang dibuat selama
kampanye, dan menghindari penipuan atau manipulasi informasi, Transparansi adalah prinsip
penting dalam demokrasi. Para pemimpin politik dan pemerintah harus terbuka tentang
keputusan-keputusan dan kebijakan yang mereka buat. Warga negara memiliki hak untuk
mengetahui apa yang terjadi di pemerintahan mereka, Akuntabilitas Para pemimpin politik
harus bertanggung jawab atas tindakan dan kebijakan mereka. Mereka harus siap menerima
kritik dan pertanggungjawaban dari warga negara dan lembaga-lembaga pengawas.

Partisipasi Demokratis Warga negara memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi


dalam proses politik, seperti pemilihan umum dan pemilihan umum. Mereka juga harus
menghormati hak partisipasi politik orang lain dan menghindari penindasan atau pemiskinan
hak warga negara lain, Keragaman dan Inklusivitas Negara demokratis harus menghormati
keragaman dalam masyarakat. Para pemimpin politik harus menciptakan lingkungan yang
inklusif di mana semua warga negara, tanpa memandang latar belakang, merasa didengar dan
diwakili, Toleransi dan Penghormatan Terhadap Pandangan Lain Etika politik mencakup
penghormatan terhadap pandangan politik orang lain, bahkan jika mereka berbeda. Para
pemimpin politik dan warga negara harus berusaha mencapai kesepakatan dan kompromi
dalam semangat toleransi.

Ketidakdiskriminasi Diskriminasi rasial, etnis, agama, gender, atau sebab lainnya harus
dihindari dalam politik. Para pemimpin politik harus mempromosikan kesetaraan dan
melindungi hak asasi manusia semua warga negara, Pemberdayaan Masyarakat Etika politik
mencakup pemberdayaan masyarakat. Para pemimpin politik harus bekerja untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan politik dan memberikan
akses yang lebih baik ke sumber daya dan layanan public, Keadilan Sosial Para pemimpin
politik harus berusaha mencapai keadilan sosial. Ini mencakup distribusi yang adil dari
sumber daya dan upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan ekonomi dan sosial, Perdamaian
Etika politik juga mencakup upaya menjaga perdamaian dalam negeri dan di tingkat
internasional. Konflik dan kekerasan harus dihindari sebisa mungkin. Runi Hariantati.
(2003:58)
BAB II

SISTEM POLITIK NEGARA DAN NEGARA LAIN

1.1 Pendahuluan

Beberapa negara di dunia telah mengalami perubahan setelah menempuh perjalanan


panjang, bahkan beberapa di antaranya mengalami perubahan dalam waktu tempuh yang
relatif pendek. Hal ini disebabkan karena negara-negara tersebut menginginkan sesuatu yang
lebih baik dari sebelumnya, sesuai dengan tuntutan kepentingan berbagai pihak. Perubahan
itu sendiri bukanlah suatu ancaman yang berbahaya, bilamana dalam pertimbangannya
disikapi dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari sistem politik yang sudah
berjalan sebelumnya. Dalam konteks ini perubahan berarti menciptakan kondisi yang lebih
baik. Bisa saja perubahan dapat terjadi lebih buruk dari yang diinginkan, sebagai contoh yang
terjadi di Yugoslavia dan negara-negara Balkan. Runtuhnya Uni Sovyet membawa bencana
politik bagi negara-negara Balkan dengan berbagai krisis politik yang melanda karena
kemampuan sistem politik yang rapuh, sementara tekanan politik begitu kuat sehingga tidak
mampu membendung kuatnya arus tekanan terhadap sistem politik yang ada.

Kemampuan sistem politik yang masuk ke dalam proses perubahan sistem merupakan
suatu fakta, bahwa kemampuan untuk terus bertahan dengan sistem politik yang ada
merupakan sebuah keniscayaan. Tekanan terhadap sistem politik dapat saja disebabkan oleh
perubahan yang datang dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri. Sebagai
bagian dari sistem yang luas, sistem politik Indonesia akan selalu mendapat pengaruh dari
sistem politik di luar negeri. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh suatu tuntutan terhadap
perubahan, tetapi yang paling penting adalah kemampuan dari sistem politik itu sendiri dalam
menjawab dan mempertahankan kehidupan berbangsa dan bernegara secara baik. Persoalan
biasanya terletak pada kekuatan dari suatu sistem politik untuk mengatasi berbagai desakan
dan tuntutan terhadaap perubahan yang kurang memadai.

Suatu sistem politik yang kuat dapat menghadapi berbagai tekanan politik, baik yang
muncul dari sistem politik itu sendiri maupun tekanan yang datang dari luar sistem politik
tersebut. Tekanan terhadap sistem politik akan berjalan terus-menerus, dari suatu periode
kepada periode berikutnya. Indonesia sebagai negara yang menganut sistem politik terbuka
akan banyak mendapat pengaruh dan harus mampu mengikuti irama perubahan. Sistem
politik
di China yang sebelumnya sangat tertutup sekarang berusaha membuka diri kendatipun
terkesan sangat hati-hati dan sedikit demi sedikit. Kemampuan China dalam menata sistem
politiknya dapat dijadikan sebagai model yang baik, sehingga lebih memperhatikan sistem
politik yang ada di dalam negeri. Walhasil China dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
sistem politik yang terjadi di luar negeri. Pada sisi yang lain, sistem politik yang ada di
Amerika Serikat selalu berusaha untuk memberikan warna ideologi terhadap negara yang
lainnya. Setiap negara lain yang berbeda keinginan dengan Amerika Serikat selalu dianggap
tidak demokratis menurut pandangan Amerika Serikat. Sebagai contoh, pemilu yang
dilaksanakan di Iran dengan memilih presiden secara langsung, demikian juga kemenangan
Hammas dalam pemilu di Palestina dianggap tidak demokratis karena Amerika serikat
menggunakan cara pandang menurut kepentingan negaranya sendiri. Akibatnya proses
demokratis yang terjadi di dua negara tersebut dianggap sebagai ancaman terhadap tatanan
dunia, tidak lain karena kemenangan Hammas dalam pemilu Palestina dan kemenangan
Mahmud Ahmad Dinejad dalam eemilu Presiden Iran yang tidak dikehendaki oleh Amerika
Serikat.

Kekuatan sistem politik yang ada di suatu negara dapat diangkat melalui kekuatan
sendiri dengan cara menggali potensi yang ada pada negara tersebut. Kemampuan internal
sistem politik berguna untuk membentengi diri, baik dari dalam maupun dari luar. Tekanan
yang datang dari dalam maupun dari luar mempunyai kekuatan yang sama, karenaitu
diperlukan kemampuan sistem politik untuk mempertahankan dirinya. Dalam hal ini
Juliansyah mengatakan bahwa tekanan yang datang dari dalam negeri baisanya lebih pada
perubahan yang diinginkan oleh warga masyarakat untuk memenuhi keinginan dan tuntutan
yang lebih baik, akan tetapi membawa dampak negatif bilamana perubahan tersebut tidak
memiliki arah yang jelas terhadaap perubahan yang dinginkan. Endang Komara(2015:118)

Sistem politik adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian nilai-nilai dan
pengembangan nilai yang ada, sifatnya memaksa dan mengikat masyarakat secara
menyeluruh. David Easton

1.2 Ciri-Ciri Dan Asumsi Sistem Politik Menurut David Easton

Dalam artikelnya, An A pproach to the analysis of political sistems. David easton


berpendapat bahwa ciri-ciri sistem politik adalah sebagai berikut ini:

1) Terdapat unit-unit yang membentuk sistem, sekaligus dengan batas-batas pengaruhnya.


2) Terdapat input dan juga output, dapat dijelaskan bahwa untuk menjamin tetap
bekerjanya sebuah sistem dibutuhkan serangkaian input yang sifatnya tetap. Ada 2
jenis
pokok input yang terdapat dalam sistem politik yaitu dalam bentuk tuntutan dan
dukungan.
3) Terdapat jenis dan tingkat diferensiasi dalam sistem, yang mana suatu sistem politik
itu harus menjalankan pekerjaan yang bermacam-macam dalam waktu yang terbatas.
Maka strukturnya paling tidak harus mengenal diferensiasi minimal.
4) Terdapat tingkat integrasi sistem politik yang mencerminkan juga tingkat efisiensinya.

Easton menyatakan ada 4 (empat) asumsi yang mendasari bangunan pemikirannya


yang bersifat umum dalam mengkaji suatu sistem politik sebagai berikut.

1) ilmu pengetahuan memerlukan suatu konstruksi atau bangunan yang sistematis untuk
mensistematisasikan (menyusun) fakta atau data yang ditemukan.
2) para pengkaji kehidupan politik harus memandang sistem politik sebagai keseluruhan
(sistem), bukan parsial atau bagian-bagian yang terpisah satu sama lain.
3) riset sistem politik terdiri atas dua jenis data, yaitu data psikologis dan data
situasional. Data psikologis terdiri atas karaktersitik personal serta motivasi para
partisipan politik. Data situasional terdiri atas semua aktivitas yang muncul akibat
pengaruh lingkungan. Pengaruh lingkungan ini muncul dari lingkungan isik (topograi,
geograi), lingkungan organis nonmanusia (lora, fauna), dan lingkungan sosial (rakyat,
aksi, dan reaksinya).
4) sistem politik harus dianggap berada dalam suatu disequilibrium (ketidak seimbangan)
Endang Komara (2015:118)

1.3 Hubungan Sistem Politik

Hubungan sistem politik dalam hal ini tak dapat dilepaskan dari lingkungan sistem
politik itu sendiri. Lingkungan sistem politik berasal dari luar sistem politik maupun yang
berada dalam sistem politik itu sendiri. Dari luar sistem politik seperti sistem politik
international, sistem ekonomi international, dan sistem hubungan international. Sedangkan
lingkungan di dalam sistem politik itu sendiri misalnya sistem sosial, sistem biologi, sistem
ekologi, sistem ekonomi, sistem hukum, sistem administrasi dan lain sebagainya. Sistem ini
di kenal dengan istilah pengaruh lingkungan domestik. Dalam istilah Almond, kedua
lingkungan sistem itu di sebut the intra societal environment dan extra societal environment.

Pengaruh kedua lingkungan sistem di atas terhadap sistem politik sangat signifikan
dalam kehidupan bernegara. Dalam konteks domestik misalnya, sistem sosial sangat
berpengaruh terhadap terbentuknya pilihan sistem politik yang diadaptasi suatu negara.
Misalnya saja terbentuknya sistem politik otoriter dan n totaliter sangat dipengaruhi oleh
sistem sosial maupun sistem budaya yang lebih dulu eksis. Sistem politik otoriter dan
sentralistik merupakan hasil akulturasi dari sistem budaya sebagaimana monarchi atau bentuk
kerajaan lokal dimasa lalu. Dalam proses selanjutnya, kerajaan-kerajaan tersebut mengalami
reinkarnasi dalam konstruksi modern sebagai sistem politik otoriter dan bahkan totaliter.

Sebaliknya, sistem politik demokrasi merupakan antitesa dari kegagalan sistem politik
otoriter-totaliter. Pergeseran sistem politik otoriter ke demokrasi adalah contoh pengaruh kuat
sistem politik international kedalam suatu negara. Pasca revolusi Perancis, arus demokratisasi
memasuki lingkungan sistem politik otoriter, mematahkan pembatas sistem traditional hingga
mempengaruhi sistem politik negara-negara di dunia. Praktis lebih kurang 90% sistem politik
di dunia saat ini menerapkan sistem politik demokrasi. Ini menunjukkan bahwa sistem politik
international sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem politik domestik.

Menurut Easton lingkungan sistem politik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu the
intrasocietal environment dan the extrasocietal environment. Adapun yang dimaksudkan
intrasocietal environment adalah refering to that part of social and physical environment that
lies outside the boundaries of a political sistem and yet whitin the same society. Dan yang
termasuk di dalam the biologi, sistem personality, dan sistem social seperti budaya, struktur
social, ekonomi, dan demografi. Sedangkan yang dimaksud dengan the extrasocietal
environment atau the international society, sebagai may lie outside the society of which the
political sistem itself is a social subsistem, yet it may have important consequences for the
persistence or change of political sistem. Termasuk dalam sistem ini seperti sistem ekologi
internasional, sistem sosial internasional (sistem budaya internasional, sistem ekonomi
internasional, sistem demografi internasional, dan sebagainya).

Hubungan antara sistem politik dengan lingkungannya sangat erat. Sistem politik
dipengaruhi oleh hal yang terjadi di sekelilingnya. Berbagai macam pengaruh yang berasal
dari lingkungan masuk ke dalam sistem politik. Untuk tujuan analisa perlu dipisahkan
kehidupan politik sebagai suatu sistem kegiatan dengan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Almond mendeskripsikan kedudukan sistem politik di antara lingkungannya. Mengenai
kedudukan sistem politik diantara lingkungannya, Almond menyatakan pendapatnya bahwa
sistem politik dikelilingi oleh lingkungan domestik dan lingkungan internasional.Dr Sahya
Anggara, M.Si.(2013:85)
1.4 Fungsi Sistem Politik

Sistem politik negara memiliki beberapa fungsi penting, sebagai berikut:

1) Fungsi Sosialisasi Politik, yaitu memperkenalkan nilai-nilai politik, sikap-sikap dan


etika politik yang berlaku atau yang dianut oleh suatu negara.
2) Fungsi Rekrutmen Politik, yaitu mencari dan memilih orang-orang yang akan
memegang jabatan politik.
3) Fungsi Komunikasi Politik, yaitu mengkomunikasikan kebijakan politik kepada
masyarakat.
4) Fungsi Stratifikasi Sosial, yaitu mempertahankan atau mengubah struktur sosial suatu
masyarakat.
5) Fungsi merumuskan kepentingan, yaitu menyusun dan mengungkapkan tuntutan
politik dalam suatu negara.
6) Fungsi pemaduan kepentingan, yaitu menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari
berbagai pihak dalam suatu negara dan mewujudnyatakannya ke dalam berbagai
alternate kebijakan.Dr. Drs. Muhadam Labolo, M.Si (2022:22)
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Drs. Muhadam Labolo, M. (2022). sistem politik. bandung: CV. Sketsa Media.
Dr. Sahya Anggara, M. (2013). sistem politik indonesia. bandung: bandung.
Nizar, H. S. (2003). Konsep Negara dalam Pemikiran Politik Ibnu Khaldun. jurnal
demokrasi, 96.
pandiangan, a. (2017). pengantar ilmu politik. semarang: universitas katolik soegijapranata.

Anda mungkin juga menyukai