Abdul Mutholib
Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Email: rmutholib@yahoo.com
ABSTRAK : Evaluasi teknis merupakan tahapan yang penting dalam proses pemilihan konsultan, karena hasil
dari evaluasi tersebut akan menghasilkan peringkat teknis yang kemudian digunakan dalam menentukan
konsultan pemenang. Didasari oleh kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap proses pemilihan jasa konsultansi
khususnya pada tahap evaluasi teknis maka dilakukan penelitian guna mengetahui faktor-faktor penilaian
berdasarkan peraturan yang berlaku dan juga fakta yang terjadi di lapangan. Disamping itu penelitian ini juga
membandingkan antara hasil evaluasi teknis yang telah dilakukan oleh panitia pengadaan dilapangan dengan
metode pengambilan keputusan yang berdasar pada pedoman evaluasi yang berlaku. Penelitian ini dilakukan
dengan data evaluasi teknis yang telah dilakukan oleh panitia pengadaan khususnya pada direktorat jenderal
penataan ruang, kementerian pekerjaan umum. Data tersebut dianalisis dengan metode pengambilan keputusan
yaitu AHP (analytical hierarcy process) dan TOPSIS (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal
Solution).
Kata kunci : Evaluasi Teknis, Pemilihan Konsultan, Metode Pengambilan Keputusan, AHP, TOPSIS
ABSTRACT: Technical evaluation is an important stage in the process of selecting a consultant, because the
results of these evaluations will result in technical ratings are then used to determine the winner consultant.
Based on the concern and curiosity about the selection process consulting services, especially at the stage of
technical evaluation conducted research to determine the factors assessment based on state laws and also the
fact that occur in the field. Besides, this study also compared the results of technical evaluations that have been
conducted by procurement committee in the field with decision-making method based on the evaluation of the
applicable guidelines. This research was conducted with the technical evaluation of the data was done by the
procurement committee, in particular the directorate general of spatial planning, ministry of public works. The
data were analyzed by the method of decision-making that is AHP (Analytical Hierarcy process) and TOPSIS
(Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution).
Keywords: Technical Evaluation, Selection Consultant, Decision Making Methods, AHP, TOPSIS
59 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN DAN EVALUASI PEMILIHAN KONSULTAN DI LINGKUNGAN PENATAAN RUANG (Mutholib - Andreas)
59 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 5 Nomer 1 | Desember 2013
antar penyedia jasa dan panitia pengadaan Dalam proses pengambilan keputusan untuk
dalam proses pemilihan penyedia jasa menentukan pemenang dengan kriteria yang
cenderung meningkat. majemuk dan berjenjang tersebut tentunya
bukan perkara mudah. Pada kondisi ini
Di dalam metode pemilihan penyedia jasa, tingkat objektivitas menjadi sesuatu yang
terdapat hal penting yang harus diperhatikan mudah dipertanyakan. Penentuan bobot dari
yaitu metode evaluasi penawaran. Evaluasi masing-masing kriteria menjadi sesuatu yang
penawaran merupakan kegiatan panitia krusial. Seringkali tanpa metode yang jelas
pengadaan dalam meneliti dan menilai bobot ditentukan dengan pendekatan
semua dokumen penawaran yang subjektif. Upaya meminimalisir tingkat
disampaikan oleh penyedia jasa. Evaluasi subjektivitas adalah sebuah usaha yang
penawaran merupakan tahapan krusial sudah sewajarnya dilakukan.
dalam proses pengadaan barang/jasa. Untuk
itu adalah menjadi sangat penting bila panitia Atas adanya fenomena-fenomena yang
pengadaan mengerti dan memahami tentang menggambarkan kendala-kendala tersebut
tata cara evaluasi penawaran. Jika tata cara serta adanya peluang Teknik pengambilan
evaluasi penawaran tidak dipahami dengan keputusan (TPK) dapat mengatasi kendala-
baik maka kualitas dari evaluasi itu sendiri kendala yang ada, maka dirasa perlu
sangat diragukan tingkat keakuratannya, melakukan kajian terhadap implementasi
hingga pada gilirannya dapat dipertanyakan proses pemilihan penyedia jasa dilapangan.
tingkat keabsahannya. Kajian bertujuan untuk mengukur sejauh
mana keberhasilan panitia pengadaan dalam
Kriteria yang digunakan dalam proses memilih penyedia jasa sesuai dengan kriteria
pemilihan konsultan merupakan kriteria pemilihan yang telah ditetapkan, sekaligus
yang majemuk/multi kriteria. Kriteria memberikan gambaran tingkat pemahaman
majemuk ini ditujukan untuk mengukur panitia pengadaan terhadap peraturan yang
kemampuan konsultan dari berbagai sisi berlaku. Disamping itu kajian ini juga
sesuai dengan kebutuhan proyek yang diharapkan dapat membantu panitia
ditenderkan. Kriteria disusun berdasarkan pengadaan dalam menentukan pembobotan
peraturan yang berlaku tentang pemilihan kriteria pemilihan konsultan karena pada
konsultan. Terdapat 3 (tiga) kriteria utama saat ini tidak ada peraturan atau pedoman
yaitu pengalaman perusahaan, pendekatan yang mengatur mengenai pembobotan
dan metodologi serta kualifikasi tenaga ahli. kriteria evauasi penawaran secara jelas dan
Masing-masing kriteria utama tersebut rinci. Kajian ini juga dapat membantu panitia
memiliki kriteria turunan. Hal ini pengadaan dalam menentukan konsultan
menunjukkan bahwa kriteria yang digunakan pemenang tender sesuai dengan peraturan
dalam proses pemilihan konsultan perundang - undangan yang ada. Untuk itu
merupakan kriteria yang majemuk dan penggunaan teknik pengambilan keputusan
berjenjang. yang cocok dapat digunakan sebagai alat
untuk menstrukturkan kriteria yang
majemuk dan kompleks serta memudahkan
60 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN DAN EVALUASI PEMILIHAN KONSULTAN DI LINGKUNGAN PENATAAN RUANG (Mutholib - Andreas)
panitia pengadaan dalam proses meneliti dan evaluasi teknis. Untuk mencegah dan
menilai penawaran penyedia jasa. mengurangi hal tersebut maka perlu
diadakan kajian ilmiah terhadap proses
RUANG LINGKUP PENELITIAN evaluasi teknis, karena penentuan pemenang
pelelangan ditentukan pada tahapan evaluasi
Pembatasan ruang lingkup pada pembahasan teknis ini.
penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Prosedur pengadaan jasa konsultansi Pada sisi lain pihak panitia pengadaan
metode 2 (dua) sampul dengan kontrak seringkali merasa kesulitan dalam
lumpsum, tidak membahas tentang melakukan penilaian dikarenakan harus
pengadaan barang/jasa dengan metode mengkuantifikasikan dokumen penawaran
pasca kualifikasi; teknis penyedia jasa yang bersifat kualitatif.
2. Kriteria-kriteria evaluasi penawaran pada bila ditarik sedikit lebih kebelakang panitia
pembahasan ini hanya memfokuskan pada pengadaan juga merasa kesulitan melakukan
evaluasi penawaran jasa konsultansi pada pembobotan terhadap kriteria-kriteria
kementerian Pekerjaan Umum, khususnya pemilihan konsultan, karena kriteria-kriteria
di Direktorat Jenderal Penataan Ruang pemilihan konsultan merupakan kriteria
mulai tahun 2009 s/d tahun 2013 dengan yang majemuk dan kompleks, sehingga pada
jumlah proyek sekitar 50 (lima puluh) saat melakukan pembobotan kriteria timbul
paket kegiatan; tindakan subjektif panitia. Kajian ini
3. Evaluasi penawaran teknis jasa diharapkan dapat memberikan sebuah
konsultansi yang ada di Direktorat alternatif penyelesaian permasalahan panitia
Jenderal Penataan Ruang dengan pengadaan dengan menggunakan metode
peraturan perundang-undangan yang ada; teknik pengambilan keputusan.
4. Pemodelan dengan 2 (dua) metode
pengambilan keputusan yang dikhususkan TUJUAN PENELITIAN
pada evaluasi penawaran panitia Adapun tujuan penulis melakukan penelitian
pengadaan jasa konsultansi di Direktorat ini adalah untuk :
Jenderal Penataan Ruang; 1. Mengindentifikasi prosedur dan kriteria
5. Perbandingan antara metode-metode evaluasi proses pengadaan jasa
pengambilan keputusan dengan hasil konsultansi sesuai dengan peraturan
evaluasi penawaran yang telah di lakukan perundang-undangan yang ada;
oleh panitia pengadaan di Direktorat 2. Mengindentifikasi prosedur dan kriteria
Jenderal Penataan Ruang. evaluasi proses pengadaan jasa
konsultansi yang digunakan panitia
RUMUSAN MASALAH pengadaan jasa konsultansi;
Seringnya sanggahan atau keberatan 3. Mengevaluasi dengan membandingkan
penyedia jasa terhadap panitia pengadaan kriteria yang digunakan panitia
menunjukkan adanya rasa ketidakpercayaan pengadaan jasa konsultansi dengan
penyedia jasa karena menganggap panitia kriteria-kriteria evaluasi penawaran
pengadaan bersikap subjektif dalam proses pengadaan jasa konsultansi berdasarkan
61 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 5 Nomer 1 | Desember 2013
62 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN DAN EVALUASI PEMILIHAN KONSULTAN DI LINGKUNGAN PENATAAN RUANG (Mutholib - Andreas)
63 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 5 Nomer 1 | Desember 2013
64 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN DAN EVALUASI PEMILIHAN KONSULTAN DI LINGKUNGAN PENATAAN RUANG (Mutholib - Andreas)
65 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 5 Nomer 1 | Desember 2013
66 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN DAN EVALUASI PEMILIHAN KONSULTAN DI LINGKUNGAN PENATAAN RUANG (Mutholib - Andreas)
67 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 5 Nomer 1 | Desember 2013
68 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN DAN EVALUASI PEMILIHAN KONSULTAN DI LINGKUNGAN PENATAAN RUANG (Mutholib - Andreas)
69 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 5 Nomer 1 | Desember 2013
70 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN DAN EVALUASI PEMILIHAN KONSULTAN DI LINGKUNGAN PENATAAN RUANG (Mutholib - Andreas)
71 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 5 Nomer 1 | Desember 2013
72 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN DAN EVALUASI PEMILIHAN KONSULTAN DI LINGKUNGAN PENATAAN RUANG (Mutholib - Andreas)
22,17%. Detail perubahan peringkat dapat Pada tahun 2012 terjadi 56,41%
dilihat pada tabel 3 dan tabel 4 dibawah ini: perubahan peringkat
Tabel 3. Perubahan Per Tahun Anggaran Pada tahun 2013 terjadi 26,53%
Versi Panitia Pengadaan perubahan peringkat
Berdasarkan analisis peringkat teknis yang Tabel 6. Perubahan Per Peringkat Per Tahun
dilakukan dengan metode TOPSIS bahwa Anggaran Versi Panitia Pengadaan
perubahan atau perbedaan peringkat antara
perhitungan metode AHP-TOPSIS dengan
fakta perhitungan panitia dilapangan juga
terjadi pada versi penyedia jasa, berikut
adalah prosentase perubahan peringkat yang
terjadi :
73 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 5 Nomer 1 | Desember 2013
74 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN DAN EVALUASI PEMILIHAN KONSULTAN DI LINGKUNGAN PENATAAN RUANG (Mutholib - Andreas)
dan berkompeten sesuai dengan harapan 8. Suryadi, K dan Ramdhani, M.A, (2002),
pengguna jasa. “Sistem Pendukung Keputusan : Suatu
wacana struktur idealisasi dan
PUSTAKA implementasi konsep pengambilan
1. Hwang, C. L., & Yoon, K. (1981). Multiple keputusan”, PT. Remaja Rosdakarya,
attribute decision making: Methods and Bandung.
applications. New York: Springer-Verlag.
2. Kementerian Pekerjaan Umum (2011),
Peraturan Menteri PU No. 07/ PRT /M/
2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi, Jakarta.
3. Kementerian Pekerjaan Umum (2011),
Peraturan Menteri PU No:
13/SE/M/2011 tentang Pelaksanaan
Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa
Pemerintah Secara Elektronik (e-
Procurement), Jakarta.
4. Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (2012),
Peraturan Kepala LKPP No. 14 Tentang
Petunjuk Teknis Peraturan Presiden
Nomor 70 Tahun 2012 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
Jakarta.
5. Pemerintah Repubik Indonesia (2010),
Peraturan Presiden No. 54 Tentang
Pengadaan barang/jasa pemerintah,
Jakarta.
6. Pemerintah Republik Indonesia (2012),
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, Jakarta.
7. Saaty, Thomas. L, (1980), “The analytic
hierarchy process”, McGraw-Hill, New
York.
75 | K o n s t r u k s i a