“Tidak ada paksaan dalam agama. Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat.
Siapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh
pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Kebebasan untuk memilih agama dalam ayat ini mengandung maksud, bahwa memeluk
agama islam tidak menghendaki adanya paksaan, melainkan melalui kesadaran dan keinginan
pribadi yang bersangkutan. Bagi yang berkenan dipersilahkan, dan bagi yang enggan maka
dalah hak mereka untuk menolak dengan sepenuh hati.
Toleransi beragama ini sendiri sudah dijalankan oleh nabi Muhammad SAW, salah satu
contohnya adalah saat beliau memimpin di Madinah. Terbukti dengan adanya perjanjian
antara nabi dengan umat yahudi dan Nasrani, dimana mereka diperkenankan untuk
menjalankan ibadah mereka masing-masing, namun dengan syarat yaitu hidup bersama di
Madinah, saling menghargai, menjaga kerukunan dan kesatuan Madinah. Perjanjian ini
dikenal dengan nama piagam Madinah.
Suatu syariat dibuat pastilah karena ada maslahat di dalamnya, karena yang membuatnya
adalah yang maha Sempurna, diantara manfaat toleransi adalah:
Yang pertama adalah menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam pergaulan sesama umat
manusia.
Yang kedua yaitu mempererat persaudaraan dan persahabatan.
Dan yang ketiga menghilangkan kesulitan yang ada pada diri sendiri maupun orang lain.
Demikianlah kita sebagai umat muslim hendaklah bersikap sesuai islam yang rahmatan lil
alamin. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim dan dengan banyaknya
pesantren yang tersebar di negeri kita, hendaknya kita bisa melaksanakan misi islam ini di
Indonesia yang juga menjunjung tinggi toleransi.
Dewan juri, panitia dan hadirin yang dirahmati Allah. Mungkin hanya ini yang dapat saya
sampaikan, bila ada kesalahan dan kejanggalan, saya mohon diberi maaf. Saya akhiri dengan
undzur ma qala wala tandzur man qala. Wa billahi taufiq wal hidayah wal inayah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.