Anda di halaman 1dari 53

Pembatas Buku

MEDIA PEMBELAJARAN SENSORIAL


BAGI ANAK USIA DINI
MODEL PENDEKATAN MONTESSORI

Andri Anugrahana
MEDIA PEMBELAJARAN SENSORIAL
BAGI ANAK USIA DINI
MODEL PENDEKATAN MONTESSORI

Copyright © 2019
Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd.
PGSD, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Penulis:
Andri Anugrahana

Buku cetak:
ISBN: 978-623-7379-18-8
EAN: 9-786237-379188

Cetakan I November 2019 Ilustrasi & layout:


vi+45 hlm.; 15,5 x 23 cm. Yustin Paramitha Dewi

Bidang ilmu pendidikan Tata letak akhir: Thoms

PENERBIT: INSTITUSI PENDUKUNG/KERJA SAMA

LPPM UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA


SANATA DHARMA UNIVERSITY PRESS JL. Affandi, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman,
Lantai 1 Gedung Perpustakaan USD Yogyakarta 55281
Jl. Affandi (Gejayan) Mrican, Website: www.usd.ac.id
Yogyakarta 55281 e-maiL: fkip@usd.ac.id
Telp. (0274) 513301, 515253; Ext. 51513;
Fax (0274) 562383
Website: www.sdupress.usd.ac.id
e-Mail: publisher@usd.ac.id

Sanata Dharma University Press anggota APPTI


(Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan buku pemanfaatan
benda – benda sekitar sebagai media dalam pembelajaran sensorial bagi
anak usia dini. Buku Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini
Model Pendekatan Montessori ini disusun untuk membantu guru, calon
guru atau pun orang tua memanfaatkan barang-barang di lingkungan
sekitar, sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran khususnya
area sensorial kepada anak.
Penulis berharap semua pihak mampu membantu dalam
penyempurnaan buku ini karena masih perlu adanya perbaikan, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran. Terima kasih.

Yogyakarta, Oktober 2019


Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... iii


DAFTAR ISI ..................................................................................... v
BAB 1 METODE MONTESSORI ................................................... 1
BAB 2 PEMBELAJARAN SENSORIAL ....................................... 3
BAB 3 ANAK USIA DINI ............................................................... 7
BAB 4 PEMANFAATAN LINGKUNGAN UNTUK MEDIA
PEMBELAJARAN SENSORIAL .................................................... 9
4.1 Kegiatan sensorial yang berkaitan dengan Visual .......... 10
4.2 Kegiatan Sensorial yang berkaitan dengan Tectile ......... 25
4.3 Kegiatan Sensorial yang berkaitan dengan Baric ........... 34
4.4 Kegiatan Sensorial yang berkaitan dengan Thermic ...... 36
4.5 Kegiatan Sensorial yang berkaitan dengan Olfactory
Sense ............................................................................... 38
4.6 Kegiatan sensorial yang berkaitan dengan Fabric .......... 40
4.7 Kegiatan sensorial yang berkaitan dengan Gustatory
Sense ............................................................................... 41
4.8 Kegiatan Sensorial yang berkaitan dengan Stereognostic 42
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 43
BIOGRAFI PENULIS ...................................................................... 45

v
BAB 1 METODE MONTESSORI

Maria Montessori adalah seorang dokter pertama tahun 1870 dari


Italy. Ketertarikannya pada dunia anak dibuktikan tahun 1907 Montessori
mulai menjadi pengawas di tempat penitipan anak kaum buruh yang belum
bersekolah. Dari sinilah Maria Montessori melakukan pengamatan pada
anak-anak. Montessori menyadari bahwa anak-anak mengalami frustasi
dalam dunia dengan ukuran orang dewasa. Maka perlu menyiapkan media
seperti wadah minuman ataupun mangkuk yang sesuai dengan ukuran
tangan anak. (Seldin, 2011). Salah satu perhatian terbesar Montessori
adalah kebutuhan untuk lebih memahami kemampuan anak. Menurut
Montessori anak sebagai "pikiran penyerap" karena kemampuan anak yang
besar untuk belajar dan berasimilasi dengan mudah dan tidak sadar dari
kata di sekelilingnya. (Hainstock, 1997). Anak mampu menyerap pelajaran
dari lingkungan fisik tempat dia tinggal, maka perlu menyiapkan ataupun
membuat lingkungan yang disiapkan untuk anak-anak.
Montessori adalah sebuah metode revolusi yang didasari dari
tahapan perkembangan anak khususnya pada masa periode sensitif.
Misalnya, pada tahun – tahun pertama anak berada pada masa peka bahasa
maka anak akan memperhatikan perkataan kita dan cara kita mengucapkan
dan tanpa kita duga anak menuturkan bahasa yang sama dan logat yang
sama. Hal ini menunjukkan bahwa praktik pendidikan Montessori
membantu anak-anak mengembangkan kreativitas, pemecahan masalah,
keterampilan sosial dan manajemen waktu, untuk berkontribusi pada
lingkungan.
Montessori menyebutkan bahwa tahap pertama perkembangan anak
adalah tahap pikiran yang menyerap, di mana pada tahap ini anak akan
menyerap informasi yang ada di sekitar anak. Awal tahap pertama
perkembangan ini adalah sudah sejak anak dalam Rahim sampai pada usia
6 tahun. Pada usia kelahiran atau nol sampai enam tahun, anak mengalami
masa emas atau disebut dengan periode sensitif di mana pada periode ini
anak mengalami dorongan sensitif khususnya terhadap lingkungan.

1
2 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

Pada tahap ini, anak diberi kebebasan untuk melakukan aktivitasnya


sendiri. Dengan begitu, harapannya potensi yang dimiliki anak akan
muncul. Periode sensitif anak muncul potensi seperti mengurutkan,
gerakan, bahasa, dan menyentuh benda-benda kecil. Menurut Montessori,
contoh periode sensitif ini merupakan periode yang penting, karena tidak
hanya membantu perkembangan afektif/ psikis anak tapi juga membantu
anak dalam proses belajar.
Selama periode sensitif, guru sebaiknya melakukan pengamatan dan
dari hasil pengamatan pada anak tersebut dapat digunakan guru untuk
merencanakan dan juga menyiapkan lingkungan untuk anak.
BAB 2 PEMBELAJARAN SENSORIAL

Selama bertahun-tahun mengamati anak-anak, Montessori


mengamati kemampuan yang dikembangkan pada anak usia 0-6 tahun.
Montessori berhasil menyimpulkan urutan perkembangan mulai dari yang
paling bermanfaat dan menarik bagi anak di usia tertentu yang disebut
“masa peka”. Yang pertama yaitu masa peka terhadap persepsi indera.
Dimulai dari lahir dan berlanjut hingga usia 5 tahun. Dalam periode ini
anak sebaiknya dilatih seluruh kemampuan inderanya semaksimal
mungkin. Kegagalan dalam periode ini banyak dijumpai di orangtua yang
seringkali melarang anaknya untuk menyentuh benda di sekitarnya.
(Gettman, 1987). Pada usia sekitar 2 setengah tahun, anak memasuki masa
peka terhadap koordinasi gerakan dan berlanjut hingga usia 4 tahun.
Koordinasi gerakan maksudnya menyambungkan gerakan tubuh dengan
kontrol pikiran seperti bisa menggunakan semua jari, tangan, kaki, mulut,
dan seterusnya sesuai kehendak anak. Dengan kepekaan ini ditemukan
kecenderungan untuk melakukan dan mengulang-ulang gerakan untuk
mencapai kontrol motorik yang lebih baik. Misalnya: anak usia 3 tahun
senang mencuci tangan bukan karena ingin tangannya bersih, tapi karena
senang membuka keran, memegang sabun yang licin, dan mengeringkan
jari-jarinya. (Gettman, 1987).
Pembelajaran sensorial adalah pembelajaran yang dapat membantu
mengoptimalkan berkaitan dengan panca indra anak yaitu indra
pendengaran, indra perabaan, indra pembau, indra perasa dan indra
penglihatan. Melalui indera sentuhan, rasa, penglihatan, penciuman, dan
suara, anak tersebut mempelajari lingkungan dan memahami kualitas dan
tempat benda-benda di dalamnya. Media dalam area sensorial dapat
membantu konstruksi pikiran anak yang sedang berkembang dengan
menarik kecenderungan alami anak untuk mengalami lingkungannya
melalui indera dan gerakannya (Lauren, 2017). Hal ini menjadi dasar
dalam pembelajaran Montessori adalah bahwa sebenarnya manusia itu
sejak lahir sudah memiliki beberapa kecenderungan. Kecenderungan itu
sudah ada dan tinggal difasilitasi untuk mendapatkan perkembangan yang
optimal, menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan dapat bertahan hidup.

3
4 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

Kecenderungan yang dimiliki seperti kecenderungan untuk


berkomunikasi, meniru, bergerak, konsentrasi, memerintah, mengontrol
diri, bersosialisi, mengeksplorasi, menjadi tepat, mengulangi, mencapai
kemandirian dan bekerja.
Bahan yang disiapkan untuk pembelajaran sensorial diharapkan
dapat membantu konstruksi pikiran anak yang sedang berkembang dengan
menarik kecenderungan alami anak untuk mengalami lingkungannya
melalui indera dan gerakannya.
Pembelajaran sensorial berkaitan dengan panca indra anak yaitu
indra pendengaran, indra perabaan, indra pembau, indra perasa dan indra
penglihatan. Menurut Montessori, anak adalah “sensorial explorer” atau
penjelajah sensorial karena mengajak anak untuk mengenal
lingkungannya. Inilah yang menjadi tujuan dari sensorial dimana upaya
untuk membuat anak sadar dan mengenal lingkungan yang ada di
sekitarnya. Sadar dalam arti bahwa anak mengenal dan mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan lingkungannya, sehingga pada akhirnya
anak akan mampu membuat klasifikasi terhadap lingkungannya.
Penting pengalaman pada anak supaya anak mampu mengenal
lingkungan yang selanjutnya anak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pengalaman anak dengan mengeksplor semua yang ada di
sekitarnya dengan mengajak anak untuk mengklasifikasi yang pada
akhirnya anak akan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pengalaman
anak dalam mengembangkan sensorialnya mencakup kegiatan yang dapat
dirasakan oleh indra seperti ukuran, bentuk, komposisi, tekstur, keras dan
lembut, menjodohkan, berat badan, suhu dan yang lainnya.
Untuk membantu anak mengenal lingkungan sekitar, maka
Montessori membagi ke dalam beberapa kegiatan yang mendukung
kegiatan yang berkaitan dengan indra anak. Kegiatan tersebut adalah
kegiatan yang berhubungan dengan Visual, Tactile, Baric, Thermic,
Auditory, Olfactory, Gustatory dan Stereognostic.
Kegiatan anak yang berkaitan dengan visual adalah kegiatan yang
membedakan objek secara visual antara objek yang sama dan objek yang
berbeda. Kegiatan anak yang berkaitan dengan Tactile Sense adalah
kegiatan yang berkaitan dengan indra peraba. Indra ini ada di bagian
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 5

seluruh tubuh tetapi yang digunakan adalah terbatas pada ujung jari-jari
dan khususnya pada jari-jari tangan.
Kegiatan sensorial yang berkaitan dengan baric adalah kegiatan
membedakan tekanan dan berat benda yang berbeda. Kegiatan ini dapat
diawali dari yang sederhana dengan meraba dan selanjutnya mata anak
dapat ditutup dengan menggunakan kain. Jika anak sudah dapat memasuki
tahap ini membuktikan bahwa kepekaan anak terhadap berat lebih
meningkat.
Kegiatan sensorial yang berkaitan dengan thermic adalah kegiatan
yang bertujuan memperbaiki rasa dari temperaturnya. Kegiatan sensorial
yang berkaitan dengan sense auditory merupakan kegiatan yang
membedakan suara. Anak dapat membedakan suara keras dan juga lembut,
sehingga anak akan lebih sensitif terhadap suara.
Kegiatan yang berkaitan dengan gustatory adalah kegiatan
mengenal bau maupun rasa. Anak dapat membedakan antara satu bau
dengan bau yang lain dan satu rasa dengan rasa yang lainnya. Kegiatan
sensorial yang berkaitan dengan stereognostik adalah kegiatan anak yang
berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengidentifikasi
dan mengenal sesuatu benda dengan cara meraba.
Menurut Montessori perlunya anak mendapatkan pengetahuan
melalui pengalamannya dengan menggunakan benda yang dapat
membantu anak mengenal lingkungannya. Benda atau media yang dapat
digunakan anak meliputi 4 ciri dari media Montessori. Ciri tersebut adalah:
a. Menarik artinya bahwa media yang dibuat dapat membuat anak
menjadi tertarik untuk belajar dan menggunakannya. Menarik dapat
dilihat dari pemilihan warna dalam membuat media. Ada beberapa
warna dominan yang disukai anak usia dini yaitu warna merah,
kuning dan biru. Atau dapat juga menggunakan warna-warna
sekunder yang juga menarik untuk anak yaitu hijau, ungu dan
orange. Menarik tidak hanya dari warna saja tetapi pemilihan media
yang mudah dibawa anak. Jika media yang dibuat sulit di bawa anak
maka anak tidak akan tertarik untuk menggunakannya.
b. Bergradasi artinya media yang digunakan memiliki tingkatan.
Seperti tingkatan warna, usia dan juga konsep. Gradasi warna
6 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

artinya pemilihan warna yang digunakan mulai dari yang muda


sekali, muda dan sampai tua sekali. Gradasi usia artinya media yang
dibuat dapat digunakan untuk usia awal yaitu 0 sampai 6 tahun dan
juga dapat digunakan untuk usia lanjut yaitu antara 6 sampai usia 9
tahun. Sedangkan gradasi konsep adalah media yang digunakan
dapat juga digunakan untuk konsep di awal dan konsep-konsep
lanjut. misalnya, “Binomial Cube” digunakan sebagai media dalam
area sensorial tetapi juga digunakan dalam area matematika. Pada
sensorial digunakan untuk memaksimalkan indra peraba anak tetapi
pada area matematika dapat digunakan untuk menjelaskan konsep
pangkat.
c. Auto education artinya bahwa media memiliki unsur kemandirian.
Maksudnya media yang dibuat ataupun digunakan memiliki unsur
yang dapat membuat anak menjadi mandiri. Mandiri dalam hal ini
adalah media yang dibuat ataupun yang digunakan dapat membantu
anak secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
d. Auto corection artinya media yang dibuat ataupun yang digunakan
memiliki pengendali kesalahannya dan disini anak dapat tahu letak
kesalahannya sendiri tanpa harus tergantung pada orang lain.
BAB 3 ANAK USIA DINI

Pendidikan anak usia dini merupakan dasar dalam menentukan


pendidikan selanjutnya. Kesalahan pendidikan pada anak ketika usia dini
akan mempengaruhi pada tahap-tahap perkembangan anak selanjutnya.
Anak usia dini usia 0 sampai 6 tahun sering disebut dengan masa emas atau
“the golden ages” dimana masa kemampuan sensorial anak sedang
berkembang dengan baik. Perlu disadari bahwa kemampuan anak berbeda
dengan orang dewasa. (Gettman,1987). Montessori menyebutkan
kapasitas anak seperti “otak yang menyerap” atau pikiran yang menyerap.
Istilah menyerap digunakan Montessori untuk mengambarkan anak yang
sedang berkembang pemikirannya. Kemampuan pikiran anak yang mudah
menyerap ini biasanya bertahan selama 6 tahun, yang ia bagi menjadi dua
periode (0-3 dan 3-6 tahun). Periode pertama adalah 0-3 tahun, dimana
anak menerima informasi paling banyak semasa kecilnya. Di periode ini,
anak menyerap apapun di sekitarnya seperti sebuah spons yang mudah
menyerap. Pada periode ini anak membutuhkan sebanyak mungkin
informasi melalui interaksinya dengan lingkungan. Proses interaksi anak
dengan lingkungan dengan seluruh indranya kemudian menjadi bekal
pengalaman yang akan menjadi modal utama di periode selanjutnya.
Pikiran anak di periode ini mampu menerima seluruh informasi secara
bersamaan tanpa harus dipancing terlebih dahulu, oleh karena itu
Montessori menyebutnya sebagai pikiran 'tidak sadar' (unconscious mind).
Pada periode selanjutnya (usia 3-6 tahun), pikiran yang menyerap
ini masih terus berfungsi, namun tampak mulai fokus terhadap kesan yang
didapat dari interaksi terhadap material/media maupun interaksi dengan
orang lain. Pengalaman-pengalaman baru yang didapatkan anak di periode
ini menguatkan, mengembangkan lebih lanjut, dan yang terutama
mengintegrasikannya dengan kemampuan-kemampuan yang sudah ada.
Periode pertama terdiri dari pengembangan dari dalam diri anak yang
terkadang muncul dengan mengejutkan, dan di periode kedua anak tampak
lebih aktif dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki anak tampak terus
aktif berkembang. (Gettman, 1987)

7
8 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

Hal ini sejalan dengan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia yang
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak
lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembelajaran rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2015). Pada tahun 2015,
Pemerintah Indonesia memberlakukan kurikulum baru untuk pendidikan
usia dini yaitu kurikulum 2013. Dalam kurikulum menyebutkan Anak usia
dini adalah anak usia 0 sampai 6 tahun. Tujuan dari Pendidikan anak usia
dini adalah menyiapkan anak dalam pendidikan lebih lanjut. Oleh karena
itu Pendidikan Anak Usia Dini atau sering disingkat PAUD
mengembangkan seluruh potensi anak yang mencakup lingkup
perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,
sosial emosional dan seni. Program layanan anak usia dini di Indonesia
terdiri atas Taman Kanak-kanak (untuk usia 4 – 6 tahun), Kelompok
Bermain (usia 2 – 4 tahun), dan Taman Penitipan Anak (0 – 6 tahun), dan
Satuan PAUD Sejenis (anak 0 – 6 tahun).
BAB 4 PEMANFAATAN LINGKUNGAN UNTUK MEDIA
PEMBELAJARAN SENSORIAL

Montessori mengamati bahwa anak mengalami masa sensitif atau


“sensitive periode”. Masa dimana anak memiliki kesiapan dalam
mempelajari sesuatu. Pada masa ini anak memiliki kekuatan dan minat
yang luar biasa pada suatu hal. Seperti halnya lampu sorot yang kuat
memfokuskan seluruh energinya pada satu objek untuk penerangan.
Periode sensitif ini dapat berakhir dengan tiba-tiba, sama seperti jika lampu
sorot tiba-tiba berubah. Ketika periode sensitif berlalu, maka akan berakhir
selamanya dan tidak terulang lagi. (Hollis & Carter, 1957)
Masa periode sensitif ini sangat baik dimanfaatkan orang tua
maupun orang dewasa untuk mengenali tanda atau sinyal bahwa anak
sudah siap untuk belajar. Jika periode sensitif ini dilewatkan maka bisa jadi
anak akan mengalami hambatan kemampuan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, orang-orang dewasa dalam hal ini bisa guru ataupun orang
dewasa yang dekat dengan anak dapat memfasilitasi dan menyiapkan
lingkungan yang tepat bagi anak khususnya pada masa periode sensitif.
Lingkungan yang tepat itu salah satunya dapat berupa media pembelajaran
yang menarik bagi anak. Tidak hanya menarik saja tetapi media yang
disiapkan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Misalnya, pada usia 2
setengah tahun sampai 4 tahun, anak sudah memasuki masa peka terhadap
koordinasi gerakan, maka orang dewasa yang ada di sekitar anak
menyiapkan media ataupun lingkungan yang mampu membantu
mengembangkan koordinasi gerak anak dengan maksimal. Kegiatan yang
mendukung koordinasi gerak dapat dilakukan dengan berjalan di lantai
yang diberi garis bahkan bisa dengan membawa cangkir dengan hati-hati.
Berikut adalah kegiatan-kegiatan sensorial kegiatan yang berkaitan
dengan visual, tectile, baric, thermic, olfactory sense, fabric sense, dan
gustatory sense.

9
10 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

4.1 Kegiatan sensorial yang berkaitan dengan Visual


Kegiatan sensorial yang berkaitan dengan visual (penglihatan anak)
di Montessori difasilitasi dengn media: Cylinder Blocks, Pink Tower,
Brown Stairs, Red Rods, color Tablets, Geometric Cabinet, Constructive
Triangle, Geometrical Figures, Sensorial Decanomial, Knobless
cylinders, Binomial Cube, Trinomial Cube, dan Leaf Cabinet.
Istilah-istilah dalam media Montessori tersebut berkaitan dengan
pengembangan visual anak atau indra penglihatan anak. Media- media
yang menarik itu dapat kita buat sendiri dengan menanfaatkan benda-
benda yang ada di sekitar. Buku ini berisi tentang ide menyusun media-
media yang menarik. Oleh karena itu, kita dapat mencari media dalam
lingkungan sekitar yang dapat membantu anak dalam belajar mengenal
lingkungan. Pemilihan media dengan tidak meninggalkan ciri dari media
Montessori. Berikut ini adalah kegiatan sensorial yang berkaitan dengan
Visual:
1) Persepsi Visual tentang Dimensi keruangan
Konsep dimensi keruangan media yang digunakan terdiri dari
empat balok dari kayu masing-masing dengan panjang 55
sentimeter, tinggi 6 sentimeter, dan lebar 8 sentimeter. Tiap-tiap
balok mengandung sepuluh keping kayu, yang tersusun dalam
lubang-lubang yang sesuai ukurannya. Keping-keping ini berbentuk
silinder (tabung) yang harus dipegang pada knob (pegangan) yang
dipasang di bagian atasnya. Balok-balok yang menjadi tempat dari
silinder-silinder ini tampak mirip dengan wadah anak-anak
timbangan. Dengan media ini, sang anak secara mandiri belajar
untuk membedakan benda-benda menurut ketebalan, tinggi, dan
ukuran.
a) Ketebalan
Rangkaian ini tersusun dari benda-benda yang berjenjang dari
tebal hingga tipis. Terdapat 10 prisma segiempat, yang paling
besar memiliki alas 10 sentimeter dan berikutnya turun tiap-
tiap prisma 1 sentimeter. Keping-keping ini panjangnya sama
yaitu 20 sentimeter. Prisma-prisma ini dicat coklat tua. Saat
disusun, keping-keping ini akan membentuk seperti tangga.
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 11

b) Tinggi (Benda-Benda Panjang dan Pendek)


Rangkaian ini tersusun dari sepuluh batang. Batang-batang ini
berisi empat, masing-masing sisi 3 sentimeter. Batang
pertama sepanjang satu meter dan batang yang terakhir
sepanjang satu desimeter. Batang-batang ini menurun
panjangnya tiap-tiap batang 1 desimeter. Batang ini dicat
berseling merah biru dengan panjang masing-masing warna 1
desimeter.
c) Ukuran (Benda-Benda Besar dan Kecil)
Rangkaian ini tersusun dari sepuluh kubus kayu yang dicat
dengan warna merah mawar. Kubus yang terbesar memiliki
alas 10 sentimeter, dan yang paling kecil 1 sentimeter. Kubus-
kubus tersebut menurun ukuran alasnya tiap kubus 1
sentimeter. Permainannya adalah menumpuk kubus-kubus ke
atas, membentuk sebuah menara kecil.
2) Persepsi Visual tentang Bentuk dan Persepsi Visual Sentuhan Otot
Inset-inset kayu geometris datar. Ide dari inset-inset ini. Di
sekolah, terdapat dua papan kayu besar diletakkan satu di atas yang
lain dan diikat bersama. Papan yang bawah dalam keadaan pejal,
sementara papan yang atas dilubangi dengan beragam bentuk
geometris. Permainannya adalah meletakkan di lubang-lubang ini
sesuai dengan bentuk-bentuk kayu, agar mereka dapat dengan
mudah dipegang, dilengkapi dengan sebuah knob (pegangan) kecil.
3) Persepsi Visual tentang Warna
Pembelajaran tentang warna yang digunakan adalah warna-
warna cerah dan menggunakan bahan berupa keping-keping, serta
bola-bola yang dilapisi wool dengan berbagai warna yang berbeda.
a) Latihan dengan Tablet-tablet Warna
Pertama-tama adalah memilih tiga warna kuat,misalnya
merah, biru, dan kuning, berpasang-pasangan. Keenam tablet
ini diletakkan dan dicampur di atas meja di hadapan anak.
Anak diperlihatkan satu warna kemudian diminta untuk
menemukan duplikatnya/ warna yang sejenis. Anak diminta
12 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

untuk menyusun tablet-tablet warna dan memasang-


masangkan warna.
b) Eksperimen-eksperimen dalam Memori Warna
Eksperimen ini dapat dilakukan dengan memperlihatkan pada
anak sebuah warna, biarkan anak memperhatikan warna
tersebut hingga merasa cukup. Kemudian, anak diminta untuk
menuju sebuah meja yang jauh di mana tertata seluruh warna
dan meminta anak untuk memilih di antara warna-warna yang
sama dengan warna yang telah diperlihatkan kepadanya
sebelumnya.
Berikut adalah contoh-contoh media sensorial untuk
mengembangkan visual anak. Pertama adalah pengenalan visual gradasi
ukuran, dimana contoh yang pertama merupakan pengembangan dari
konsep keruangan. Kita dapat menggunakan media yang ada di sekitar,
yaitu mangkuk atau piring yang memiliki gradasi ukuran.
Visual Gradasi 1

Tujuan Melatih indra penglihatan dan indra perabaan


Usia Mulai usia 3 tahun
Alat peraga Menggunakan mangkuk atau benda-benda
yang ada di sekitar yang memiliki gradasi
tinggi-besar dan kecil-pencek
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media
kesalahan
Presentasi 1. Persiapkan alat dan bahan
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 13

2. Presentasikan media pada anak


3. Urutkan mangkuk dari yang tinggi-besar
dan kecil-pendek, atau sebaliknya
4. Minta anak untuk mencoba menggunakan
media

Pengembangan 1. Presentasi dapat divariasi dengan


presentasi mengacak mangkuk dan meminta anak
menyusun kembali.
2. Anak diminta ikut menirukan dan
menyebutkan media : mangkuk besar-
tinggi, mangkuk sedang dan mangkuk
kecil-pendek
3. Selanjutnya, presentasi dapat dilakukan
dengan meminta anak memberikan.
Contoh presentasi:
“Berikan ke saya mangkuk besar.”
“Berikan ke saya mangkuk sedang.”
“Berikan ke saya mangkuk kecil.”
Anak memberikan media sesuai dengan
perintah.
4. Presentasi yang lainnya:
“Letakkan di sini mangkuk besar.”
(Anak meletakkan media sesuai perintah)
“Letakkan di sana mangkuk kecil.”
(Anak meletakkan media sesuai perintah)
5. Jika akan ditambahkan lagi tingkat
kesulitannya maka dapat menggunakan
penutup mata anak menyusun media
14 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

6. Dapat juga dengan memasukkan media di


dalam kotak kosong, anak diminta meraba
dan mencari mangkuk sesuai dengan
ukuran yang diminta guru.
Misalnya: carilah mangkuk ukuran “kecil
dan pendek” anak mencari dan
menunjukkan pada guru.

Visual Gradasi 2

Tujuan Melatih indra penglihatan dan indra perabaan


Usia Mulai usia 3 tahun
Alat peraga dapat menggunakan piring ceper dan benda
yang ada di sekitar yang memiliki gradasi
besar dan kecil
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media
kesalahan
Presentasi 1. Persiapkan alat dan bahan
2. Presentasikan di depan anak
3. Tunjukkan ke anak dengan cara diraba
4. Tunjukkan ke anak dan minta anak untuk
menirukan “ini besar”, “ini sedang”, “ini
piring kecil”
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 15

Pengembangan 1. Presentasi dapat divariasi dengan


presentasi mengacak piring dan meminta anak
menyusun kembali.
2. Anak dapat diminta ikut menirukan dan
menyebutkan media : piring besar, piring
sedang dan piring kecil.
3. Ajak anak untuk membedakan : “mana
yang lebih besar? dan mana yang lebih
kecil ?” sambil menunjukkan dua piring
yang berbeda.
4. Presentasi dapat juga dengan ditunjukkan
:”mana piring yang paling besar ? dan
mana piring yang paling kecil ?”
5. Jika akan ditambahkan lagi tingkat
kesulitannya maka dapat menggunakan
penutup mata dan anak diminta untuk
mengurutkan piring
6. Dapat juga dengan memasukkan media di
dalam kotak kosong, anak diminta meraba
dan mencari piring sesuai dengan ukuran
yang diminta guru.
Misalnya: guru meminta anak untuk
mencari piring yang paling kecil atau
piring yang paling besar.
16 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

Visual Gradasi 3

Tujuan Melatih indra penglihatan dan indra perabaan


Usia Mulai usia 3 tahun
Alat peraga Benda-benda yang ada di sekitar yang
memiliki gradasi tinggi dan pendek seperti
sendok, dapat juga menggunakan bentuk-
bentuk sendok sayur yang beragam
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media
kesalahan
Presentasi 1. Persiapkan alat dan bahan
2. Presentasikan media ke anak
3. Urutkan sendok dari yang paling panjang
ke pendek, atau sebaliknya
4. Minta anak untuk mencoba

Pengembangan 1. Presentasi dapat divariasi dengan


presentasi mengacak mangkuk dan meminta anak
menyusun kembali.
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 17

2. Anak diminta ikut menirukan dan


menyebutkan media : ini panjang, ini
sedang dan ini pendek.
3. Anak diminta memberikan media kepada
guru dengan mendengarkan perintah
seperti:
“Berikan yang panjang kepada Ibu.”
“Berikan yang pendek kepada Ibu.”
“Berikan yang sedang kepada Ibu.”
(Anak memberikan sesuai perintah)
4. Anak diminta untuk menunjukkan media,
seperti:
“Yang mana sendok yang panjang?”
“Yang mana sendok yang pendek?”
Anak menunjukkan media.
5. Jika akan ditambahkan lagi tingkat
kesulitannya maka dapat menggunakan
penutup mata. Mata anak ditutup dan anak
diminta untuk mengurutkan.
6. Dapat juga dengan memasukkan media di
dalam kotak, anak diminta meraba dan
mencari mangkuk sesuai dengan ukuran
yang diminta guru.

Visual Gradasi 4

Tujuan Melatih indra penglihatan dan indra perabaan


Usia 3 tahun
18 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

Alat peraga Mangkuk atau benda-benda yang ada di


sekitar yang memiliki gradasi
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media
kesalahan
Presentasi 1. Persiapkan alat dan bahan
2. Buka area kerja yaitu karpet
3. Presentasikan media di depan anak.
4. Urutkan mangkuk dari yang kecil tinggi-
kurung sampai ke pendek-lebar, atau
sebaliknya.
5. Minta anak untuk mencoba menggunakan
media.

Pengembangan 1. Presentasi dapat divariasi dengan


presentasi mengacak mangkuk dan meminta anak
menyusun kembali.
2. Anak diminta ikut menirukan dan
menyebutkan media : tinggi-kurus dan
pendek –lebar.
3. Presentasi dapat dikembangkan dengan
meminta anak mengikuti instruksi guru
seperti:
“Berikan ke saya tinggi tetapi kurus.”
Artinya, anak mengambil dan
memberikan.
Atau dapat juga:
“Letakkan di sini yang tinggi tetapi
kurus.”
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 19

Anak meletakkan media sesuai dengan


perintah/ instruksi dari guru.
4. Jika akan ditambahkan lagi tingkat
kesulitannya maka dapat menggunakan
penutup mata.
5. Dapat juga dengan memasukkan media di
dalam kotak, anak diminta meraba dan
mencari mangkuk atau gelas sesuai
dengan ukuran yang diminta guru.

Visual Warna

Tujuan Meningkatkan indra penglihatan anak


Usia Mulai 3 tahun
Alat peraga 1. Gunting
2. Lem
3. Kayu
4. Kertas warna
Pengendali Visual ketepatan dalam mencari pasangan
kesalahan warna dan menyebutkan warna
Pembuatan media 1. Siapkan alat dan bahan
20 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

2. Potong kertas-kertas warna sehingga


membentuk persegi panjang
3. Beri lem pada kertas dan rekatkan pada
potongan kayu

4. Media siap digunakan.


Presentasi 1. Presentasikan media di depan anak dengan
menunjukkan pasangan-pasangan warna
2. Beri kesempatan anak untuk mencoba
media seperti gambar di bawah ini.
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 21

Pengembangan 1. Siapkan media yaitu warna yang


Presentasi bergradasi.
2. Presentasikan warna yang sudah
ditentukan, misalnya “ini warna putih”,
“ini warna abu-abu”, “ini warna hitam”.
3. Setelah mempresentasikan, minta anak
untuk menunjukkan “mana warna putih?”,
“mana warna abu-abu?”, “mana warna
hitam?”

4. Langkah ini dapat digunakan untuk warna-


warna yang lainnya.
“Berikan ke saya warna kuning.”
22 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

“Tunjukkan ke saya warna hijau.”

Membuat Campuran Warna

Tujuan Mengenal campuran warna


Usia Mulai 3 tahun
Alat peraga 1. Botol
2. Air
3. Stick/ alat untuk mengaduk
4. Kertas pewarna
Pengendali Warna (visual)
kesalahan
Presentasi 1. Siapkan alat dan bahan
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 23

2. Isi botol-botol dengan air.

3. Masukkan kertas warna pada botol yang


telah diisi air.
24 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

4. Aduk kertas dalam air sehingga air akan


berubah warna sesuai warna kertas.

5. Setelah dipresentasikam, minta anak untuk


mencoba praktek
resentasi 1. Presentasi dapat dikembangkan dengan
mencampurkan warna-warna seperti warna
merah dicampur dengan warna biru
menjadi warna ungu kebiruan.
2. Minta anak mencoba warna-warna yang
lainnya.
Kegiatan mencampurkan warna:
a) Ungu dengan mencampurkan warna
merah dan biru.
b) Biru muda dengan mencampurkan
warna biru dan putih.
c) Biru tua dengan mencampurkan warna
biru dan hitam.
d) Orange dengan mencampurkan warna
merah dan kuning.
e) Hijau dengan mencampurkan warna
kuning dan biru.
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 25

4.2 Kegiatan Sensorial yang berkaitan dengan Tectile


Indra perabaan adalah indra yang berkaitan dengan perabaan yaitu
tangan atau kulit. Bagian dalam indra peraba adalah bagian kulit. Media
yang dapat digunakan dalam membantu siswa memaksimalkan indra
perabanya yaitu dengan media atau lingkungan yang mendukung. Berikut
adalah contoh media sensorial yang dapat digunakan untuk
memaksimalkan sensorial anak.
Konsep Berat dan Ringan

Tujuan Memahami konsep berat dan ringan,


memahami konsep pengukuran dan ukuran,
dan visual
Usia Mulai usia 3 tahun
Alat peraga 1. Botol bekas
2. Cat/ pilok
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media (diberi
kesalahan nomor di bagian bawah media)
Pembuatan 1. Persiapkan botol minum bekas.
media Botol minum dengan berbagai bentuk
(usahakan bentuk tersebut bergradasi dari
berbagai ukuran)
26 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

2. Bersihkan botol tersebut

3. Berilah warna pada bagian luar supaya tidak


tampak air yang ada di dalamnya.
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 27

4. Isilah setiap botol dengan air sesuai dengan


ukuran botol.

5. Botol dapat digunakan


Presentasi 1. Presentasikan media pada anak dengan
diurutkan.
2. Minta anak untuk mencoba dan media
diacak terlebih dahulu sebelum anak
mencoba.
3. Anak mengurutkan media (urutan media
dapat dilakukan mulai dari media yang kecil
ke yang besar atau sebaliknya)
Pengembangan 1. Pengembangan presentasi dapat dilakukan
presentasi dengan mengatakan pada anak “ini besar”,
“ini kecil”, atau bisa juga “ini berat” dan
“ini ringan”, atau bisa juga “ini tinggi” dan
“ini pendek”.
2. Selanjutnya anak menirukan.
3. Instruksi/ presentasi dapat dikembangkan
dengan “mana yang paling tinggi?”, “mana
yang paling pendek?”, “mana yang paling
ringan?”, “mana yang paling berat?”, “mana
yang paling tinggi?”, “mana yang paling
pendek?”.
4. Anak menunjukkan media yang dimaksud.
28 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

Konsep Besar dan Kecil

Tujuan Meningkatkan indra peraba pada anak


Syarat Indra peraba anak
Usia Mulai usia 3 tahun
Alat peraga 1. Toples dengan berbagai ukuran
2. Pasir
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media
kesalahan
Persiapan alat 1. Persiapkan bahan (toples yang bergradasi
dan pasir)

2. Isilah toples dengan pasir


3. Gunakan media untuk kelompok
Presentasi 1. Guru meminta siswa untuk menyiapkan
alat
2. Guru mempresentasikan di depan anak
dengan mengurutkan media
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 29

3. Anak menirukan dan mengurutkan dari


yang besar ke yang kecil ataupun
sebaliknya
4. Perlu ditekankan pada anak untuk meraba
media
Pengembangan 1. Presentasi dapat divariasi dengan
presentasi mengacak toples berisi pasir
2. Anak diminta ikut menirukan dan
menyebutkan media : “Ini besar”, “ini
sedang”, “ini kecil”.
3. Minta anak untuk menirukan
4. Minta anak untuk menunjukkan “yang
mana besar?”, “yang mana sedang?”,
“yang mana kecil”.
5. Jika akan ditambahkan lagi tingkat
kesulitannya maka dapat menggunakan
penutup mata dan mata anak ditutup.
Anak diminta untuk mencari dan
membedakan mana yang besar dan mana
yang kecil.
6. Dapat juga dengan memasukkan media di
dalam kotak, anak diminta meraba dan
mencari mangkuk sesuai dengan ukuran
yang diminta guru.

Konsep Panjang dan Pendek


30 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

Tujuan Meningkatkan visual anak dan indra peraba


anak
Usia Mulai usia 3 tahun
Alat peraga 1. Lem
2. Penggaris
3. Pipa
4. Cat/ pilok
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media (nomer
kesalahan yang ada di bawah media)
Pembuatan alat 1. Persiapkan alat dan bahan

2. Potong pipa menjadi 3 bentuk panjang


yang bergradasi

3. Beri warna pada pipa menggunakan cat


Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 31

4. Beri nomor di bawah media sebagai


pengendali kesalahan.
5. Media siap digunakan.
Presentasi 1. Guru memberikan contoh pada anak
dengan meraba media (media pipa)
2. Anak menirukan apa yang dilakukan
guru.
3. Anak menyusun media dari urutan yang
tinggi ke yang pendek (atau sebalikanya).
Pengembangan 1. Presentasi dapat divariasi dengan
presentasi mengacak media dan meminta anak
menyusun kembali.
2. Anak diminta ikut menirukan dan
menyebutkan media: “ini tinggi/
panjang”, “ini sedang”, “ini pendek”.
3. Jika akan ditambahkan lagi tingkat
kesulitannya maka dapat menggunakan
penutup mata. Anak meraba dan
menunjukkan media dengan mata
tertutup. Contoh:
“Berikan ke saya yang tinggi/ panjang”
“Berikan ke saya yang pendek”
“Berikan ke saya yang sedang”
4. Presentasi dapat dikembangkan dengan
anak diminta untuk memegang sebuah
pipa yang sudah dipilih oleh guru.
Selanjutnya, anak mencari pipa yang lain
yang lebih panjang atau bisa juga pipa
yang lebih pendek. Mata anak ditutup
dengan penutup mata.
5. Dapat juga dengan memasukkan media di
dalam kotak, anak diminta meraba dan
mencari mangkuk sesuai dengan ukuran
yang diminta guru.
32 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

Kotak Peraba

Tujuan Meningkatkan indra peraba anak


Usia Mulai 3 tahun
Alat peraga 1. Kertas
2. Gunting
3. Pasir
4. Lem
5. Batu halus
6. Batu kasar
7. Kertas asturo
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media
kesalahan
Pembuatan media 1. Persiapkan alat dan bahan

2. Gunting karton dan kertas asturo


menjadi bentuk persegi panjang
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 33

3. Lem kertas karton dengan kertas


asturo

4. Taburi kertas asturo yang telah diberi


lem dengan pasir, batu halus, dan batu
kasar
34 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

5. Jemur dan diamkan supaya kering


6. Media siap digunakan
Presentasi 1. Presentasikan media di depan anak
dengan diraba.
2. Urutkan media dari yang halus ke
yang kasar atau sebaliknya.
3. Minta anak mencoba untuk
menyusun.
4. Presentasi dapat divariasi dengan
membedakan halus dan kasar “ini
halus”, “ini kasar”.
5. Anak menirukan.
Pengembangan 1. Presentasi dapat dikembangkan
Presentasi dengan presentasi yang tingkatannya
lebih sulit, yaitu dengan menutup
mata menggunakan slayer.
2. Presentasi ini dilakukan setelah anak
melewati presentasi yang pertama.
Anak mencari:
“Mana yang halus?”
“Mana yang kasar?”
“Mana yang lembut?”

4.3 Kegiatan Sensorial yang berkaitan dengan Baric


Baric adalah media yang digunakan untuk mengenal perbedaan
warna, tektur dan juga berat. Berikut adalah gambar media baric.
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 35

Baric dapat dibuat dalam tiga set tablet kayu dengan permukaan
berbeda. Setiap set terdiri atas jenis kayu yang berbeda, warna berbeda,
dan berat yang berbeda. Kayu tersebut dapat kita bagi dalam tiga macam
yaitu kayu berat, sedang dan ringan.
Cara menggunakan alat : anak dapat diajak memegang 2 tablet dari
satu set yang sama, kemudian dikombinasi dengan dua set, kemudian tiga
set. Dalam menggunakan media kita dapat menggunakan istilah ringan,
medium (sedang), berat; lebih ringan, lebih berat, sama ringan/sama berat.
Selanjutnya anak diajak untuk mengurutkan tablet sesuai beratnya. Jika
sudah bisa dapat dilanjutkan dengan ditutup mata dengan menggunakan
penutup mata.
Konsep Berat dan Ringan

Tujuan Mengenalkan konsep ringan dan berat pada


kayu
Usia Mulai usia 3 tahun
Alat peraga 1. Kayu
36 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media


kesalahan
Presentasi 1. Presentasikan media dengan mencari
pasangan kayu.

2. Anak diminta mencoba mencari


pasangan dari kayu
Pengembangan 1. Presentasi dapat dikembangkan dengan
presentasi menyebutkan “ini ringan, “ini sedang”,
“ini berat”.
2. Anak menirukan dan menunjukkan
“mana yang berat”, “mana yang ringan”,
dan “mana yang sedang”.

4.4 Kegiatan Sensorial yang berkaitan dengan Thermic


Thermic adalah media yang membantu anak untuk mengenal tekstur
dan suhu atau daya serap dari bahan-bahan yang berbeda (keramik, kayu,
kaca, besi, dll).
Konsep Tekstur dan Suhu
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 37

Tujuan Mengenal tekstur dan suhu atau daya serap


dari bahan-bahan yang berbeda
Usia Mulai usia 3 tahun
Alat peraga 1. Potongan besi
2. Potongan kaca
3. Potongan kayu
4. Potongan semen
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media
kesalahan
Presentasi 1. Presentasi dapat dilakukan dengan
diurutkan siswa menirukan dan
dipasangkan sesuai dengan pasangannya.

Pengembangan 1. Pengembangan presentasi dapat dilakukan


presentasi dengan menyebutkan bahan dari potongan
media, misalnya “ini kaca”, “ini besi”, “ini
kayu”, “ini semen”.
2. Siswa menirukan dan menunjukkan sesuai
dengan nama medianya.
38 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

4.5 Kegiatan Sensorial yang berkaitan dengan Olfactory Sense


Kegiatan indra pembau ini adalah fase pendidikan indra yang paling
sulit. Indra penciuman pada anak-anak belum berkembang sempurna,
sehingga membuat sulit untuk menarik perhatian mereka melalui indra ini.
Indra Pembau

Tujuan Meningkatkan indra penciuman


Usia Mulai 3 tahun
Alat peraga 1. Botol bekas
2. Tutup botol
3. Bumbu-bumbu yang ada di dapur
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media
kesalahan
Persiapan media 1. Siapkan botol
2. Tumbuk bumbu-bumbu dapur (kunyit, kencur,
jahe, salam, laos, tumbar, daun jeruk, dll)

3. Campurkan bumbu dapur yang telah ditumbuk


dengan air
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 39

4. Masukkan ke dalam botol

5. Media siap digunakan


Presentasi 1. Siapkan media
2. Presentasikan satu-satu botol dengan isi media
bumbu dapur sambil dicium baunya, misalnya
“ini bau kencur”, “ini bau kunir”, “ini bau jahe”,
dst.
3. Anak mencium bau dan menentukan nama
bumbu dari botol yang sudah ditentukan.
40 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

4.6 Kegiatan sensorial yang berkaitan dengan Fabric


Konsep Fabric

Tujuan Mengenal tekstur kain


Usia Mulai usia 3 tahun
Alat peraga 1. Kain goni
2. Kain beludru
3. Kain handuk
4. Kain bahan kaos
5. Kain sofa
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media
kesalahan
Pembuatan media 1. Potong kain-kain yang sudah
disiapkan dalam bentuk persegi.
Usahakan kain yang dipotong
berjumlah masing-masing dua potong.

Presentasi 1. Siapkan media


2. Presentasikan media yang sudah
disiapkan dengan meraba dan mencari
pasangan dari setiap kain
Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini …. | 41

3. Selanjutnya, minta anak untuk


menirukan
Pengembangan 1. Presentasi dapat dikembangkan
presentasi dengan menyebutkan nama dari
media, seperti:
“Ini kain goni”,
“Ini kain beludru”,
“Ini kain satin”.
(sesuaikan dengan jenis kain yang
digunakan sebagai media)
2. Minta anak menirukan dan
menunjukkan media, yaitu kain.
3. Selanjutnya, silahkan dikembangkan
untuk kain-kain yang lainnya.

4.7 Kegiatan sensorial yang berkaitan dengan Gustatory Sense


Untuk indra pengecapan, metode perasa pada lidah dengan beragam
larutan, yang pahit atau asam, manis, asin. Anak-anak usia empat tahun
dengan senang hati mengikuti permainan semacam itu, yang juga
mengajari mereka bagaimana belajar mengenali beragam rasa.

Indra Pengecapan

Tujuan Meningkatkan indra perasa


Usia Mulai usia 3 tahun
Alat peraga 1. Tempat/ toples/ wadah,
42 | Media Pembelajaran Sensorial Bagi Anak Usia Dini ….

2. Bumbu-bumbu dapur (menyesuaikan),


bisa asin, manis, pahit, asam, kecut,
dll.
Pengendali Ketepatan dalam mengurutkan media
kesalahan
Pembuatan 1. Siapkan wadah
Media 2. Haluskan bumbu dapur (disesuaikan
dengan bumbu yang telah disiapkan)
3. Letakkan di dalam wadah
4. Media siap digunakan
Presentasi 1. Presentasikan media dengan anak
mencoba dari rasa yang sudah
disiapkan.
2. Saat presentasi, guru menyebutkan
“ini rasa asin”, “ini rasa manis”, “ini
rasa asam”, “ini rasa pahit”, “ini rasa
kecut”.
3. Anak menirukan.
4. Anak merasakan dan menyebutkan
nama dari rasa yang sudah dirasakan.
Dilakukan satu per satu supaya anak
benar-benar bisa membedakan rasa.
5. Jika sudah, presentasi dapat
dikembangkan dengan menutup mata
anak supaya anak tidak melihat botol
dan menebak rasa yang anak rasakan.

4.8 Kegiatan Sensorial yang berkaitan dengan Stereognostic


Pendidikan indra ini mengantar pada pengenalan objek-objek
melalui perasaan (sentuhan dan rabaan), yaitu melalui bantuan yang
simultan dari indra-indra sentuhan otot.
Untuk media stereognostic dapat menggunakan dan melihat benda
yang ada pada kegiatan sensorial yang berkaitkan dengan visual, karena
pada media visual tidak hanya dilihat tapi juga diraba.
DAFTAR PUSTAKA

2013. Metode Montessori: Panduan Wajib untuk Guru dan Orang Tua
Didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
file:///D:/PENELITIAN%20%202019/Introduction+to+Sensorial.pdf
dikutip tanggal 13 Februari 2019
file:///E:/MONTESSORI/MONTESSORI/2_Sensorial%20-
%20Copy/Montessori%20-%20Sensorial%20-
%20Introduction.ht dikutip tanggal 2 September 2018.
Gettman. 1987. Basic Montessori (Learning Activities For Unde-fives).
United States of America
Hainstock. 1997. Teaching Montessori in the Home (Pre-School Years). A
Plume Book
Hollis & Carter. 1957. Maria Montessori (her life and work). London
Isaacs, Barbara. 2012. Understanding the Montessori Approach Early
Years Education In Practice. New York.
Lauren. 2017. An Introduction to Sensorial Montessori. Diakses tanggal
13 Fenruari 2019. Sumber elektronik : http://www.montessori-
blog.org/2017/08/21/an-introduction-to-sensorial-montessori/
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2015. Dokumen
Kurikulum 2013 tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak
Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

43
BIOGRAFI PENULIS

Penulis lahir di Yogyakarta, pada tanggal 11 Juni 1983. Menempuh


pendidikan SD Indriyasana Palembang, SMP Kanisius Sleman, dan SMA
Stelladuce 1 Yogyakarta. Meraih gelar Sarjana Pendidikan Matematika di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2006, kemudian
meraih gelar Magister Pendidikan Dasar konsentrasi Matematika di
Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2010. Pengalaman mengajar menjadi
guru Sekolah Dasar di SD Marsudirini Yogyakarta, selanjutnya menjadi
dosen S1 PGSD Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa, dan sekarang
sebagai dosen S1 PGSD Universitas Sanata Dharma. Sejak bergabung
dengan PGSD Universitas Sanata Dharma, mulai mengembangkan
Matematika Realistik dan Montessori. Pengalaman yang diperoleh melalui
jenjang pendidikan, mengajar, magang, dan membaca, dituangkan dalam
penelitian dan pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan-
pelatihan dalam bidang matematika dan juga Montessori di sekolah dasar
dan TK.

45
Pembatas Buku

Anda mungkin juga menyukai