Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

MENGENAI APARATUS MEDIA MONTESSORI


(Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran Manipulatif)

Di Susun oleh:
Eva Mei Indarti (2421001)
Siti Farihatun Nafa’ (2421007)

Dosen Pengampu:
Bu Tafsillatul Mufida Asriningsih,M.pd.

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS BISNIS,BAHASA,DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
2023
KATA PENGANTAR

Syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan laporan hasil observasi dan wawancara ini Atas Rahmat dan hidayah-
nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “LAPORAN HASIL OBSERVASI
DAN WAWANCARA MENGENAI APARATUS MEDIA MONTESSORI”
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen pengampu Bu Tafsillatul Mufida
Asriningsih,M.pd. selaku dosen Mata kuliah media pembelajaran manipulatif. Tugas yang
telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang di
tekuni,selain itu penulis juga berharap agar laporan ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurna,harapan penulis adalah semoga kritik dan
saran dari pembaca dapat membangun untuk kesempurnaan laporan ini,semoga laporan ini
bermanfaat.

Jombang,2 Oktober 2023


Penulis
DAFTAR ISI

Judul.........................................................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Montessori..................................................................................................
B. Tahap pembelajaran Montessori serta focus materinya................................................
C. Perbedaan Montessori dan yang lainnya......................................................................
D. Kelebihan dan kekurangan metode Montessori...........................................................
E. Biografi Montessori......................................................................................................
F. Apparatus Montessori yang dibuat di tempat pengrajin...............................................
G. Bahan untuk membuat apparatus Montessori..............................................................
H. Langkah-langkah membuat metode Montessori..........................................................
I. Media Montessori yang berkaitan dengan matematika................................................
J. Apparatus Montessori yang cocok dimainkan dengan teman sebaya..........................
K. Keamanan apparatus Montessori..................................................................................
L. Manfaat media Montessori dalam kehidupan sehari-hari............................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
Lampiran..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dr.Montessori adalah dokter pertama di italia yang hidup pada akhir 1800-an. Dia bekerja
di sebuah klinik di Roma,merawat orang-orang miskin dan anak-anak mereka. Dia tidak
hanya merawat kesehatanpasiennya, tetapi juga menyediakan perawatan dan pakaian.
Di sebuah rumah sakit jiwa di Roma, dia mengapati anak-anak pengidap gangguan
emosional dan mental yang indranya tidak tersimulasi dengan memadai di lingkungan
mereka. Pada suatu kasus, dia mendapati bahwa anak-anak itu memunguti remahan roti
bukan untuk dimakan, melainkan untuk menstimulasi indra peraba mereka. Dr Montessori
mengemukakan bahwa Pendidikan, bukan obat, adalah jawaban untuk anak-anak ini.
Dr.Monterssori tidak memulai dengan metodologi yang sudah dikenal. Alih-alih, dia menerapkan
praktik pengamatan ilmiah dan obyektif dari pelatihan medisnya untuk melihat apa yang menarik
minak anak-anak dan untuk memahami cara mereka belajar serta bagaimana dia bisa memfasilitasi
pembelajaran mereka.

Dia membenamkan dirinya dalam filosofi,psikologi,dan antropologi Pendidikan,


melakukan percobaan dan merumuskan materi pendidikan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Montessori dan focus materinya itu?
2. Apa perbedaan Montessori dengan media yang lain?
3. Apa kelebihan dan kekurangan media Montessori?
4. Siapa itu Montessori?
5. Apa saja media Montessori yang di buat di tempat pengrajin?
6. Apa saja bahan yang di butuhkan untuk membuat media Montessori?
7. Apa saja Langkah Langkah membuat media Montessori?
8. Apa saja media Montessori yang bisa di kaitkan untuk materi matematika?
9. Apa media Montessori yang cocok untuk di mainkan anak dengan teman sebayanya
supaya menimbulkan interaksi Bersama teman?
10. Media Montessori di tujukan untuk anak-anak apakah tingkat keamanan media tersebut
juga diperhatikan?
11. Apa manfaat media Montessori dalam kehidupan sehari-hari?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Montessori dan fokus materinya
2. Mengetahui perbedaan Montessori dengan metode yang lain.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media montessori
4. Mengetahui Biografi Montessori
5. Mengetahui media Montessori yang di buat di tempat pengrajin
6. Mengetahui bahan yang dibutuhkan untuk membuat media Montessori.
7. Mengetahui Langkah-langkah membuat media montessori
8. Mengetahui media Montessori apa saja yang di kaitkan untuk materi matematika.
9. Mengetahui media Montessori apa yang cocok untuk di mainkan anak dengan teman
sebayanya supaya menimbulkan interaksi Bersama teman.
10. Mengetahui keamanan media yang di buat untuk anak-anak.
11. Mengetahui manfaat media Montessori dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MONTESSORI

Montessori adalah metode pendidikan yang dikhususkan untuk anak-anak. Sesuai dengan
namanya Montessori, metode ini pertama kali dikembangkan oleh dokter sekaligus pendidik
asal Italia bernama Dr. Maria Montessori pada tahun 1900. Ciri dari metode montessori yaitu
membebaskan anak untuk memilih apa yang ingin mereka pelajari sesuai dengan tujuan dari
metode montessori itu sendiri, yaitu agar anak-anak mampu meraih potensinya dalam
kehidupan.

Pilihan pelajaran yang dapat mereka pilih tentunya sudah dirancang berdasarkan rentan u

sia yang sesuai. Di samping itu, montessori dapat diterapkan di sekolah maupun di rumah.
Metode montessori juga meyakini bahwa setiap anak memiliki kelebihan serta bakatnya
masing-masing. Selain itu, metode ini lebih menekankan pada kebebasan untuk
mengeksplorasi dan menanamkan kemandirian dengan batas-batas tertentu.Montessori adalah
metode pembelajaran dengan 5 prinsip yang dipegang. Diantaranya yaitu:

1. Pembelajaran eksperensial

Prinsip yang pertama menekankan pada pengalaman belajar yang dapat dirasakan.
Artinya anak-anak akan diajak untuk terjun langsung merasakan apa yang mereka pelajari
bukan hanya sekedar duduk atau mendengarkan penjelasan dari guru maupun orangtua
mereka.

2. Guru atau Orang tua menyediakan alat untuk belajar

Prinsip yang kedua yaitu pengadaan alat untuk belajar. Pada metode montessori, baik
guru atau orangtua berperan sebagai pemandu. Mereka diharuskan untuk mengenalkan anak
pada bahan-bahan yang berkaitan dengan pembelajaran agar dapat mengetahui langsung apa
yang mereka pelajari. Tidak seperti di sekolah reguler yang cenderung berpatok pada buku
teks.

3. Lingkungan didesain khusus (prepared environment)

Prinsip yang ketiga yaitu menyediakan lingkungan khusus untuk belajar. Ruangan ini
harus didesain khusus agar anak-anak mampu mengeksplorasi serta merasakan apa yang
mereka pelajari, atau dengan kata lain belajar secar independen. Untuk desain interior, Anda
dapat memilih gaya minimalis dengan warna-warna netral yang menenangkan supaya anak
dapat berkosentrasi dengan baik.

4. One on one lesson

Prinsip montessori yang ke-empat yaitu one on one lesson di mana guru atau orangtua
menunjang kebutuhan anak melalui pembelajarn 1:1 agar anak dapat memperoleh arahan
maupun pembelajaran secara maksimal.
5. Peace education

Prinsip yang ke-lima yaitu peace education di mana metode pembelajaran montessori
mengajarkan nilai-nilai perdamaian kepada anak. Artinya, anak akan memiliki kemampuan
mengatasi konflik dan masalahnya sendiri tanpa kekerasan dan dengan cara yang kreatif.
Dalam proses pembelajaran, perlu penekanan soal mengajarkan rasa saling menghargai,
saling menghormati, dan mencintai.

B. TAHAP PEMBELAJARAN MONTESSORI SERTA FOKUS MATERINYA

montessori adalah metode pembelajaran dengan 4 tahapan pembelajaran sebagai berikut ini.

1. Tahap pertama

Tahap pertama berlangsung sejak bayi baru lahir hingga anak usia 6 tahun. Pada usia 0-3
tahun, program berfokus pada pengembangan bicara, koordinasi gerakan, dan kemandirian.
Sementara pada usia 3-6 tahun, program berfokus pada latihan kehidupan sehari-hari,
pembelajaran melalui panca indra (sensorial), bahasa, dan matematika.

2. Tahap kedua

Tahap kedua berlangsung pada rentan usia 6-12 tahun. Pada usia ini, program pendidikan
fokus pada pemahaman mengenai alam semesta dan aspek budaya, yang meliputi geografi,
biologi, sejarah, bahasa, matematika, sains, musik, dan seni.

3. Tahap ketiga

Tahap ketiga berlangsung antara usia 12-18 tahun. Pada usia ini, program pendidikan
berfokus pada pengenalan karakteristik khusus remaja.

4. Tahap keempat

Tahap keempat yaitu rentan usia 18-24 tahun yang mana pada umur tersebut seorang anak
sudah dapat dikategorikan dewasa.

C. PERBEDAAN MONTESSORI DENGAN METODE LAINNYA

Seperti yang sudah kita ketahui, montessori adalah metode pendidikan anak yang
disesuaikan dengan bakat dan minat. Oleh karenanya, terdapat beberapa perbedaan yang
menonjol antara metode pendidikan montessori dengan konvensional.

Perbedaannya terletak pada proses pembelajaran di mana sekolah konvensional


cenderung mengikuti kurikulum pemerintah yang berlaku. Sedangkan untuk montessori,
proses belajar ditentukan oleh pilihan anak yang kemudian disesuaikan dengan tahapan
tertentu.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE MONTESSORI

kita mengetahui montessori adalah metode pendidikan untuk anak-anak, selanjutnya kita
perlu mengetahui apa saja kelebihan serta kekurangan yang ada pada metode ini.

1. Kelebihan metode montessori

Kelebihan umumnya bergantung pada masin-masing anak. Meski demikian, kelebihan


yang umumnya terdapat dalam metode ini diantaranya yaitu:

 Pola pikir yang kritis


 Mampu berkolaborasi atau bekerjasama dalam tim
 Mempu bertindak tegas
 Memiliki kebebasan dalam memilih aktivitas
 Membantu mengasah kemandirian anak
 Melatih keteraturan
 Merangsang panca indera melalui aktivitas belajar dengan merasakan langsung apa
yang dipelajari
 Menegmbangkan kemampuan bersosialiasi melalui aktivitas bersama dengan adanya
kelas multi usia
 Anak dapat belajar dengan kecepatan masing-masing
 Melatih kemapuan motorik
 Penekanan pada peace education, yaitu kemampuan anak dalam mengatasi konflik
dan masalahnya sendiri tanpa kekerasan dan melalui cara yang kreatif

2. Kekurangan metode montessori

Meskipun memiliki sederet manfaat, montessori adalah metode pendidikan yang tak luput
dari kekurangan. Beberapa kekurangan yang terdapat pada metode ini antara lain sebagai
berikut.

 Metode ini tidak diterapkan pada sekolah umum, bagi anak-anak yang sebelumnya
menggunakan metode ini akan mengalami cukup kesulitan untuk beradaptasi jika
melanjutkan pendidikan di sekolah formal
 Kemungkinan munculnya sikap agresif pada anak dengan usia lebih tua terhadap usia
yang lebih muda karena adanya pengelompokkan usia. Dengan kata lain terjadi
intimidasi karena merasa lebih berhak dari anak lainnya.
 Kadang kala orangtua tidak tahu aktivitas apa yang sebaiknya perlu dihindari oleh
anak agar tidak mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan maupun berbahaya
 Sekolah dengan metode montessori cenderung lebih mahal
 Sekoleh montessori sangat terbatas, tidak semua wilayah memiliki sekolah dengan
metode ini
 Lingkungan yang membebaskan anak untuk bereksplorasi memungkinkan anak-anak
sulit diatur

E. BIOGRAFI MONTESSORI

Maria Montessori (31 Maret 1870 – 6 Mei 1952) adalah seorang pendidik, ilmuwan, dan
dokter berkebangsaan Italia. Ia mengembangkan sebuah metode pendidikan anak-anak
dengan memberi kebebasan bagi mereka untuk melakukan kegiatan dan mengatur acara
harian. Metode ini kelak dikenal dengan sebutan Metode Montessori.

Maria Montessori lahir di Chiaravalle, Region Marche, Italia (saat itu berbentuk
kerajaan). Ayahnya bernama Alessandro Montessori berusia 33 tahun saat Maria dilahirkan.
Alessandro bekerja sebagai pegawai Kementerian Keuangan di pabrik tembakau yang
dijalankan oleh pemerintah negara bagian setempat. Ibunya, Renilde Stoppani, 25 tahun,
memiliki latar belakang pendidikan yang baik untuk saat itu dan merupakan cucu-ponakan
seorang geologiwan dan paleontologiwan Italia, Antonio Stoppani. Meskipun Maria tidak
memiliki guru khusus, ia sangat dekat dengan ibunya yang memberikan dorongan padanya. Ia
juga memperoleh kasih sayang dari ayahnya, meskipun ayahnya tidak menyetujui
keputusannya melanjutkan pendidikan.

Keluarga Montessori pindah ke Florensia tahun 1873 kemudian ke Roma tahun 1875
karena tuntutan pekerjaan ayahnya. Montessori mengenyam pendidikan dasar di sebuah
sekolah dasar umum pada usia 6 tahun (1876). Catatan sekolah dasarnya "tidak terlalu
menarik", meskipun ia memperoleh sertifikat penghargaan atas perilaku baik saat duduk di
kelas 1 dan atas "lavori donneschi" atau "karya perempuan" saat di kelas 2.

Tahun 1883 atau 1884 saat berusia 13 tahun, Montessori melanjutkan pendidikan ke
sekolah menengah teknik Regia Scuola Tecnica Michelangelo Buonarroti, tempat ia
mempelajari bahasa Italia, aritmetika, aljabar, geometri, akuntansi, sejarah, geografi, dan
ilmu alam. Ia lulus tahun 1886 dengan nilai dan hasil ujian baik. Pada tahun yang sama, saat
berusia 16 tahun, ia melanjutkan pendidikan ke institut teknik Regio Istituto Tecnico
Leonardo da Vinci, yang mempelajari bahasa Italia, matematika, sejarah, geografi, geometri
dan menggambar ornamen, fisika, kimia, botani, zoologi, serta dua bahasa asing. Ia mahir
dalam ilmu alam dan matematika khususnya.

Awalnya ia berniat melanjutkan pendidikan teknik setelah lulus, sebuah cita-cita yang
tidak lazim bagi kaum perempuan saat itu di Italia. Tapi, saat ia lulus tahun 1890 (usianya 20
tahun), dengan prestasi dalam bidang fisika dan matematika, ia malah memutuskan akan
mengambil jurusan kedokteran, suatu hal yang lebih tidak mungkin dilakukan pada saat itu.

Montessori terus maju dengan niatnya untuk kuliah kedokteran. Ia mengajukan


permohonan pada Guido Baccelli, profesor kedokteran klinis di Universitas Roma, tetapi
sangat tidak didukung. Meskipun demikian, tahun 1890, ia mendaftar di Universitas Roma
dalam diploma ilmu alam. Ia berhasil lulus dalam ujian botani, zoologi, fisika eksperimental,
histologi, anatomi, serta kimia umum dan organik, sehingga ia memperoleh sertifikat diploma
tahun 1892. Dengan sertifikat tersebut, ditambah dengan bahasa Italia dan Latin, ia
memenuhi kualifikasi untuk masuk ke program kedokteran di universitas tahun 1893.

Karena Montessori seorang perempuan, ia dimusuhi dan dilecehkan oleh beberapa teman
kuliah dan profesornya. Saat praktik pembedahan kadaver (mayat), Montessori
melakukannya seorang diri karena saat itu perempuan berada bersama-sama dengan lelaki
menghadapi suatu tubuh telanjang dianggap tidak pantas. Ia harus menunggu berjam-jam
hingga teman-temannya selesai membedah. Ia terpaksa merokok untuk menutupi bau
formaldehida yang menyengat. Montessori berhasil memperoleh penghargaan akademik pada
tahun pertamanya dan tahun 1895 ia memperoleh posisi sebagai asisten rumah sakit,
pengalaman klinisnya yang pertama. Dalam masa dua tahun terakhir kuliahnya, ia
mempelajari pediatri dan psikiatri, serta bekerja di kamar konsultasi pediatri dan layanan
gawat darurat, yang menjadikan ia ahli dalam pengobatan pediatri. Montessori lulus dari
Universitas Roma tahun 1896 sebagai dokter medis. Tesisnya dipublikasikan tahun 1897
dalam jurnal Policlinico. Ia bekerja sebagai asisten di rumah sakit universitas dan mulai
membuka praktik pribadi.

Sebagai dokter, ia berkonsentrasi dengan masalah keadaan anak-anak dengan mental


terbelakang di panti asuhan. Kebanyakan anak-anak tersebut terganggu mentalnya karena
kesalahan orang dewasa.

Pada 1900, ia mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar
di Roma. Ia menggunakan caranya sendiri dan berhasil mendidik anak-anak tersebut dengan
hasil yang sebaik anak-anak biasa.

Hingga menjelang akhir hidupnya, Maria Montessori terus memberikan kuliah tentang
metodenya dan membuka sekolah Montessori di seluruh dunia, salah satunya termasuk
sekolah SSB Pulo Harapan di daerah Tanjung Priok dan Sekolah Pascal Montessori di
Bandung.

Buku-buku karya Montessori di antaranya:

 Il metodo della pedagogia scientifica (1909);


 Antropologia pedagogica (1910).
 Dr. Montessoris own handbook, 1914;
 L'autoeducazione nelle scuole elementarii (1916);
 The child in the church (1929);
 Il segreto dell'infanzia (1938);
 Formazione dell'Uomo (1949);
 The absorbent mind (1949; Bahasa Italia: La mente del bambino, 1952);
 L'Educazione e Pace (1949; 1972);
 De l'Enfant à l'Adolescent (1948);

F. APARATUS MONTESSORI YANG DIBUAT DI TEMPAT PENGRAJIN


Aparatus Montessori merupakan perangkat permainan yang dirancang agar anak mampu
menemukan suatu konsep secara mandiri dengan memainkannya berulang-ulang.
Ada banyak aparatus yang di buat di tempat pengrajin di antaranya long number
rod,sand paper number,kombinasi long number rod dan kartu angka,spindle box,counter and
number,number games,decimal system,small number card,golden bead,bird eye
view,changing game,short bead stair,sequin board teens,hubdred bead chain,addition snake
game,series card

G. BAHAN UNTUK MEMBUAT APARATUS MONTESSORI


Bahan untuk membuat aparatus media Montessori adalah bahan dari alam misalnya
kayu,besi dan manik-manik alami. Berdasarkan hasil wawancara kelompok kami dengan Bu
Novi Anisyah beliau menjelaskan aparatus Montessori dibuat menggunakan bahan yang di
dapat dari alam karena bahan dari alam ini yang di pakai oleh Dr Montessori dengan tujuan
agar anak bisa lebih dekat dengan alam, juga penggunaannya lebih awet dari bahan plastik.

H. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MEMBUAT APARATUS MONTESSORI


Kayu yang besar dengan bantuan tukang kayu di potong menjadi kecil sesuai yang di
butuhkan dan juga di timbang untuk mengetahui berat satu kayu dengan kayu yang
lain,adapula pembuatannya dengan kain amplas kita mengguntingnya di bentuk menjadi
angka lalu di pempel ke kertas,untuk pembuatan aparatur yang lebih sulit Bu Novi
menyerahkan tugas itu kepada tukang kayu yang bekerja sama dengan beliau dengan
menggunakan mesin khusus untuk memotong dan membuat aparatusnya
I. MEDIA MONTESSORI YANG BERKAITAN DENGAN MATEMATIKA
Bagi sebagian orang berhadapan dengan angka bisa menjadi suatu hal yang
menakutkan. Mungkin akan lain ceritanya jika sejak kecil sudah dipaparkan dengan
pengalaman hitungan matematika yang menyenangkan. Kenyataannya unsur matematika
sudah diperkenalkan kepada anak-anak sejak usia dini, hanya saja mereka mengenal
matematika masih berupa abstrak alias sebatas membayangkan hurufnya yang tidak disertai
dengan objek realnya. (konkret).
Ada dugaan beberapa faktor yang menjadi penyebab anak tidak menyukai angka dan
matematika, antara lain proses belajar yang tidak menyenangkan, cara guru atau pengajar
menerangkan yang tidak menarik atau bisa juga materi yang disampaikan tidak sesuai dengan
usianya (terlalu kompleks). Dengan pengalaman seperti itu maka wajar saja anak akan
mengingat matematika dengan sesuatu yang menyulitkan dan tidak menyenangkan.

Padahal Maria Montessori pernah berkata bahwa anak-anak sangat mencintai


matematika karena matematika mampu memberikan suatu hal yang pasti, dimana kita tahu
bahwa anak-anak sangat suka dengan keteraturan dan kepastian. Bisa jadi akan merubah
semuanya jika awal pengalaman tidak menyenangkan tersebut membentuk fondasi di masa
akan datang. Sehingga jika saja latar belakang fondasinya baik maka yakinlah semua anak
akan mengerti matematika karena secara fitrahnya manusia diciptakan oleh Allah dengan
dibekali intelejensi atau kecerdasan pada diri.

Hal tersebut sejalan dengan filosofi Montessori dimana menyebutkan bahwa anak-
anak memiliki Mathematical Mind yakni dorongan dari dalam diri untuk memahami
lingkungan di sekitarnya. Maka yang harus dilakukan oleh kita sebagai sebagai orang tua
adalah berusaha untuk tidak lagi memaksa (drilling) anak tetapi mampu menyajikan benda-
benda konkrit di sekitar agar dapat menstimulasi multi sensorinya. Dengan begitu anak-anak
akan merasa bahwa aktivitas matematika adalah aktivitas yang menyenangkan.
Berbicara tentang Multi sensori, erat kaitannya dengan metode montessori yang juga
diterapkan pada area Matematika Montessori. Kemampuan mengenal angka dan berhitung
merupakan salah satu pencapaian yang dibutuhkan oleh anak, akan tetapi pengetahuan
matematika tidak hanya sebatas itu melainkan masih banyak hal lain misalnya pola, simbol
dan bangun ruang. Melalui Matematika Montessori, anak akan belajar konsep dari angka
serta memahami sebuah proses kerja, meningkatkan kemampuan fokus dan konsentrasi serta
berlatih kecepatan dalam belajar.

Akan tetapi, sebelum masuk ke angka, anak harus belajar sensori dulu, seperti besar. Kecil,
berat, ringan, Panjang, pendek.
Berikut terdapat 6 Grup aktivitas dalam Matematika Montessori, yaitu :
1) Aktivitas Grup 1, pengenalan angka 1-10 dengan menggunakan
 Large Number Rods (Konkret)
 Sandpaper Number (Abstrak),
 Number Rods & Cards (Kombinasi),
 Spindle Box (Konkret),
 Cards and Counters (Konkret), Number Games (Kombinasi).
2) Aktivitas Grup 2, pemahaman tentang sistem desimal berupa satuan, puluhan, ratusan dan
ribuan (power of ten) dengan menggunakan material
 Decimal System (konkret)
 Golden Beads (Konkret) dan
 Number Cards (Abstrak).
3) Aktivitas Grup 3, pemahaman tentang operasi matematika (sensorial operation) yaitu
penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Material yang digunakan berupa
 Golden Beads (Konkret) dan
 Number Cards (Kombinasi).
4) Aktivitas Grup 4, pengenalan angka 11-99 dengan menggunakan
 Short Beads Stairs (Konkret),
 Seguin Board A & B (Konkret) dan
 Beads Chains (Konkret).
5) Aktivitas Grup 5, lanjutan dari aktivitas grup 2 dengan menggunakan material berbeda
yaitu
 Small Number Rods (Konkret),
 Snake Game (Konkret),
 Addition & Substraction Board (Kombinasi), dan
 Multiplicatin & Division Board (Kombinasi).
6) Aktivitas Grup 6, penutup dari aktivitas matematika montessori yang terdiri dari Stamp
Game (Kombinasi) untuk melancarakan operasi desimal penambahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.

Sebenarnya apa itu konkret dan abstrak? Di dalam Montessori terdapat 3 tahap yang akan
dilalui anak saat mempelajari kelima areanya, termasuk Area Matematika, yakni (1) Konkret,
(2) Abstrak dan (3) Gabungan Konkret dan Abstrak (Kombinasi). Disini saya akan
mengambil contoh aktivitas pada grup 1 yaitu pengenalan angka 1-10.

1. Konkret
Konkret dapat diartikan nyata (real) terdapat objek yang dilihat dan diraba. Di dalam
tahap ini material Matematika Montessori yang digunakan sencara real adalah Large
Number Rods. Bentuk Number Rods ini sudah familiar oleh anak saat bekerja di area
sensorial yaitu Long Rods yang juga sama berjumlah 10 tongkat (rods). Hanya saja Large
Number Rods terdapat 2 warna biru dan merah yang mengidentifikasikan jumlah angka
pada masing-masing tongkatnya, sedangkan Long Rods hanya berwarna merah saja.
Tujuan dari aktivitas ini adalah amemahami konsep kuantitas secara nyata melihat
langsung objeknya, dimana jumlah 10 pasti berbeda dengan jumlah 5. Material ini juga
membantu anak dalam mengurutkan angka melalui panjang tongkat tersebut, misal
setelah 1 pasti 2 kemudian 3 dan seterusnya. Disini anak akan belajar selain konsep angka
juga akan dilatih fokus dan konsentrasinya untuk membedakan jumlah dari setiap tongkat.
2. Abstrak
Abstrak dapat diartikan tidak nyata atau hanya dua dimensi. Pada tahap ini anak akan
menggunakan Sandpaper Number. Material berfungsi untuk mengetahui bentuk dari
nama pada masing-masing angka. Misal angka 1 seperti garis lurus, 2 seperti bebek dan
seterusnya. Namun pada metode Montessori akan berbeda dengan konvensional yang
hanya menggunakan di atas kertas. Sandpaper Number merupakan angka raba agar anak
dapat membayangkan angka tersebut melalui indera perabanya. Meskipun abstrak anak
akan mendapatkan pengalaman berbeda melalui indera perabanya. Pada tahap ini
nantinya akan mendukung kemapuan visual discrimination anak. Angka raba juga
membantu anak membentuk impresi dalam kemampuan pre-writing nya nanti.
3. Gabungan Konkret dan Abstrak (Kombinasi)
Setelah anak melalui tahap konkret dan abstrak dalam Matematika Montessori, untuk
pengenalan angka 1-10 adalah dengan menggabungkan keduanya. Konkret dengan tetap
menggunakan material Long Number Rods dan abstrak menggunakan Number Cards atau
kartu simbol angka. Tujuannya adalah agar anak dapat menghubungkan kedua aktivitas
pada tahap sebelumnya dan mampu menyelesaikan dengan cara yang berbeda.
J. APARATUS MONTESSORI YANG COCOK DI MAINKAN DENGAN
TEMAN SEBAYA
Menurut Bu Novi aparatus yang cocok di mainkan dengan teman sebaya yaitu bank
game karna di situ akan di adakan tukar menukar uang antara ribuan,puluhan dan satuan ada
masing-masing anak menjaga tempat ribuan,puluhan dan satuan itu nanti aka nada interaksi
antara anak yang satu dengan anak yang lain.
K. KEAMANAN APARATUS MONTESSORI
Keamanan aparatus sangat di perhatikan contohnya mengenai aparatus itu di amplas dan
di haluskan agar tidak mengenai kulit anak sehingga dapat membuat kulit anak terluka,dan
aparatus juga di sesuaikan dengan usia anak misalkan long number rod itukan Panjang dan
berat jadi tidak mungkin di mainkan oleh anak berusia 2-3 tahun karena di hawatirkan
mengenai dirinya tau mengenai temannya.
L. MANFAAT MEDIA MONTESSORI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Banyak sekali manfaatnya contohnya jika tentang penjumblahan dan pengurangan anak bisa
belajar itu di media Montessori dan mempraktekkannya misal berhitung buah-buhan yang
ada di rumah atau Ketika ikut ibu belanja ke pasar anak bisa melihat-lihat sayur contohnya
tomat atau wortel nanti bisa di tanya warna dan juga penjumblahan dengan tomat.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Montessori adalah metode pendidikan yang dikhususkan untuk anak-anak. Sesuai


dengan namanya Montessori, metode ini pertama kali dikembangkan oleh dokter sekaligus
pendidik asal Italia bernama Dr. Maria Montessori pada tahun 1900. Ciri dari metode
montessori yaitu membebaskan anak untuk memilih apa yang ingin mereka pelajari sesuai
dengan tujuan dari metode montessori itu sendiri, yaitu agar anak-anak mampu meraih
potensinya dalam kehidupan.

Seperti yang sudah kita ketahui, montessori adalah metode pendidikan anak yang
disesuaikan dengan bakat dan minat. Oleh karenanya, terdapat beberapa perbedaan yang
menonjol antara metode pendidikan montessori dengan konvensional.

Perbedaannya terletak pada proses pembelajaran di mana sekolah konvensional


cenderung mengikuti kurikulum pemerintah yang berlaku. Sedangkan untuk montessori,
proses belajar ditentukan oleh pilihan anak yang kemudian disesuaikan dengan tahapan
tertentu.

B. SARAN
Semoga hasil evaluasi dan wawancara ini bisa lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Maria Montessori,Dr.Montessori’s handbook,PT Bentang Pustaka,Yogyakarta


Novita anggria,Seni belajar matematika anak usia dini dengan metode

Montessori,CV.Diandra primamitra media,Yogyakarta


Davies,Simone.The Montessori toddler:a parent’s guide to raising a curious and responsible

human being,penerbit bentang(PT Bentang Pustaka),Yogyakarta


https://www.bfi.co.id/id/blog/montessori-adalah-pengertian-prinsip-tahap-pembelajaran-

kelebihan-dan-kekurangannya
Eva,Nafa’.2023.”media matematika Montessori” Hasil observasi dan wawancara; : Rabu,27

september 2023,Jombang.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai