Di Susun oleh:
Eva Mei Indarti (2421001)
Siti Farihatun Nafa’ (2421007)
Dosen Pengampu:
Bu Tafsillatul Mufida Asriningsih,M.pd.
Syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan laporan hasil observasi dan wawancara ini Atas Rahmat dan hidayah-
nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “LAPORAN HASIL OBSERVASI
DAN WAWANCARA MENGENAI APARATUS MEDIA MONTESSORI”
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen pengampu Bu Tafsillatul Mufida
Asriningsih,M.pd. selaku dosen Mata kuliah media pembelajaran manipulatif. Tugas yang
telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang di
tekuni,selain itu penulis juga berharap agar laporan ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurna,harapan penulis adalah semoga kritik dan
saran dari pembaca dapat membangun untuk kesempurnaan laporan ini,semoga laporan ini
bermanfaat.
Judul.........................................................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Montessori..................................................................................................
B. Tahap pembelajaran Montessori serta focus materinya................................................
C. Perbedaan Montessori dan yang lainnya......................................................................
D. Kelebihan dan kekurangan metode Montessori...........................................................
E. Biografi Montessori......................................................................................................
F. Apparatus Montessori yang dibuat di tempat pengrajin...............................................
G. Bahan untuk membuat apparatus Montessori..............................................................
H. Langkah-langkah membuat metode Montessori..........................................................
I. Media Montessori yang berkaitan dengan matematika................................................
J. Apparatus Montessori yang cocok dimainkan dengan teman sebaya..........................
K. Keamanan apparatus Montessori..................................................................................
L. Manfaat media Montessori dalam kehidupan sehari-hari............................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
Lampiran..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dr.Montessori adalah dokter pertama di italia yang hidup pada akhir 1800-an. Dia bekerja
di sebuah klinik di Roma,merawat orang-orang miskin dan anak-anak mereka. Dia tidak
hanya merawat kesehatanpasiennya, tetapi juga menyediakan perawatan dan pakaian.
Di sebuah rumah sakit jiwa di Roma, dia mengapati anak-anak pengidap gangguan
emosional dan mental yang indranya tidak tersimulasi dengan memadai di lingkungan
mereka. Pada suatu kasus, dia mendapati bahwa anak-anak itu memunguti remahan roti
bukan untuk dimakan, melainkan untuk menstimulasi indra peraba mereka. Dr Montessori
mengemukakan bahwa Pendidikan, bukan obat, adalah jawaban untuk anak-anak ini.
Dr.Monterssori tidak memulai dengan metodologi yang sudah dikenal. Alih-alih, dia menerapkan
praktik pengamatan ilmiah dan obyektif dari pelatihan medisnya untuk melihat apa yang menarik
minak anak-anak dan untuk memahami cara mereka belajar serta bagaimana dia bisa memfasilitasi
pembelajaran mereka.
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Montessori dan fokus materinya
2. Mengetahui perbedaan Montessori dengan metode yang lain.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media montessori
4. Mengetahui Biografi Montessori
5. Mengetahui media Montessori yang di buat di tempat pengrajin
6. Mengetahui bahan yang dibutuhkan untuk membuat media Montessori.
7. Mengetahui Langkah-langkah membuat media montessori
8. Mengetahui media Montessori apa saja yang di kaitkan untuk materi matematika.
9. Mengetahui media Montessori apa yang cocok untuk di mainkan anak dengan teman
sebayanya supaya menimbulkan interaksi Bersama teman.
10. Mengetahui keamanan media yang di buat untuk anak-anak.
11. Mengetahui manfaat media Montessori dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MONTESSORI
Montessori adalah metode pendidikan yang dikhususkan untuk anak-anak. Sesuai dengan
namanya Montessori, metode ini pertama kali dikembangkan oleh dokter sekaligus pendidik
asal Italia bernama Dr. Maria Montessori pada tahun 1900. Ciri dari metode montessori yaitu
membebaskan anak untuk memilih apa yang ingin mereka pelajari sesuai dengan tujuan dari
metode montessori itu sendiri, yaitu agar anak-anak mampu meraih potensinya dalam
kehidupan.
Pilihan pelajaran yang dapat mereka pilih tentunya sudah dirancang berdasarkan rentan u
sia yang sesuai. Di samping itu, montessori dapat diterapkan di sekolah maupun di rumah.
Metode montessori juga meyakini bahwa setiap anak memiliki kelebihan serta bakatnya
masing-masing. Selain itu, metode ini lebih menekankan pada kebebasan untuk
mengeksplorasi dan menanamkan kemandirian dengan batas-batas tertentu.Montessori adalah
metode pembelajaran dengan 5 prinsip yang dipegang. Diantaranya yaitu:
1. Pembelajaran eksperensial
Prinsip yang pertama menekankan pada pengalaman belajar yang dapat dirasakan.
Artinya anak-anak akan diajak untuk terjun langsung merasakan apa yang mereka pelajari
bukan hanya sekedar duduk atau mendengarkan penjelasan dari guru maupun orangtua
mereka.
Prinsip yang kedua yaitu pengadaan alat untuk belajar. Pada metode montessori, baik
guru atau orangtua berperan sebagai pemandu. Mereka diharuskan untuk mengenalkan anak
pada bahan-bahan yang berkaitan dengan pembelajaran agar dapat mengetahui langsung apa
yang mereka pelajari. Tidak seperti di sekolah reguler yang cenderung berpatok pada buku
teks.
Prinsip yang ketiga yaitu menyediakan lingkungan khusus untuk belajar. Ruangan ini
harus didesain khusus agar anak-anak mampu mengeksplorasi serta merasakan apa yang
mereka pelajari, atau dengan kata lain belajar secar independen. Untuk desain interior, Anda
dapat memilih gaya minimalis dengan warna-warna netral yang menenangkan supaya anak
dapat berkosentrasi dengan baik.
Prinsip montessori yang ke-empat yaitu one on one lesson di mana guru atau orangtua
menunjang kebutuhan anak melalui pembelajarn 1:1 agar anak dapat memperoleh arahan
maupun pembelajaran secara maksimal.
5. Peace education
Prinsip yang ke-lima yaitu peace education di mana metode pembelajaran montessori
mengajarkan nilai-nilai perdamaian kepada anak. Artinya, anak akan memiliki kemampuan
mengatasi konflik dan masalahnya sendiri tanpa kekerasan dan dengan cara yang kreatif.
Dalam proses pembelajaran, perlu penekanan soal mengajarkan rasa saling menghargai,
saling menghormati, dan mencintai.
montessori adalah metode pembelajaran dengan 4 tahapan pembelajaran sebagai berikut ini.
1. Tahap pertama
Tahap pertama berlangsung sejak bayi baru lahir hingga anak usia 6 tahun. Pada usia 0-3
tahun, program berfokus pada pengembangan bicara, koordinasi gerakan, dan kemandirian.
Sementara pada usia 3-6 tahun, program berfokus pada latihan kehidupan sehari-hari,
pembelajaran melalui panca indra (sensorial), bahasa, dan matematika.
2. Tahap kedua
Tahap kedua berlangsung pada rentan usia 6-12 tahun. Pada usia ini, program pendidikan
fokus pada pemahaman mengenai alam semesta dan aspek budaya, yang meliputi geografi,
biologi, sejarah, bahasa, matematika, sains, musik, dan seni.
3. Tahap ketiga
Tahap ketiga berlangsung antara usia 12-18 tahun. Pada usia ini, program pendidikan
berfokus pada pengenalan karakteristik khusus remaja.
4. Tahap keempat
Tahap keempat yaitu rentan usia 18-24 tahun yang mana pada umur tersebut seorang anak
sudah dapat dikategorikan dewasa.
Seperti yang sudah kita ketahui, montessori adalah metode pendidikan anak yang
disesuaikan dengan bakat dan minat. Oleh karenanya, terdapat beberapa perbedaan yang
menonjol antara metode pendidikan montessori dengan konvensional.
kita mengetahui montessori adalah metode pendidikan untuk anak-anak, selanjutnya kita
perlu mengetahui apa saja kelebihan serta kekurangan yang ada pada metode ini.
Meskipun memiliki sederet manfaat, montessori adalah metode pendidikan yang tak luput
dari kekurangan. Beberapa kekurangan yang terdapat pada metode ini antara lain sebagai
berikut.
Metode ini tidak diterapkan pada sekolah umum, bagi anak-anak yang sebelumnya
menggunakan metode ini akan mengalami cukup kesulitan untuk beradaptasi jika
melanjutkan pendidikan di sekolah formal
Kemungkinan munculnya sikap agresif pada anak dengan usia lebih tua terhadap usia
yang lebih muda karena adanya pengelompokkan usia. Dengan kata lain terjadi
intimidasi karena merasa lebih berhak dari anak lainnya.
Kadang kala orangtua tidak tahu aktivitas apa yang sebaiknya perlu dihindari oleh
anak agar tidak mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan maupun berbahaya
Sekolah dengan metode montessori cenderung lebih mahal
Sekoleh montessori sangat terbatas, tidak semua wilayah memiliki sekolah dengan
metode ini
Lingkungan yang membebaskan anak untuk bereksplorasi memungkinkan anak-anak
sulit diatur
E. BIOGRAFI MONTESSORI
Maria Montessori (31 Maret 1870 – 6 Mei 1952) adalah seorang pendidik, ilmuwan, dan
dokter berkebangsaan Italia. Ia mengembangkan sebuah metode pendidikan anak-anak
dengan memberi kebebasan bagi mereka untuk melakukan kegiatan dan mengatur acara
harian. Metode ini kelak dikenal dengan sebutan Metode Montessori.
Maria Montessori lahir di Chiaravalle, Region Marche, Italia (saat itu berbentuk
kerajaan). Ayahnya bernama Alessandro Montessori berusia 33 tahun saat Maria dilahirkan.
Alessandro bekerja sebagai pegawai Kementerian Keuangan di pabrik tembakau yang
dijalankan oleh pemerintah negara bagian setempat. Ibunya, Renilde Stoppani, 25 tahun,
memiliki latar belakang pendidikan yang baik untuk saat itu dan merupakan cucu-ponakan
seorang geologiwan dan paleontologiwan Italia, Antonio Stoppani. Meskipun Maria tidak
memiliki guru khusus, ia sangat dekat dengan ibunya yang memberikan dorongan padanya. Ia
juga memperoleh kasih sayang dari ayahnya, meskipun ayahnya tidak menyetujui
keputusannya melanjutkan pendidikan.
Keluarga Montessori pindah ke Florensia tahun 1873 kemudian ke Roma tahun 1875
karena tuntutan pekerjaan ayahnya. Montessori mengenyam pendidikan dasar di sebuah
sekolah dasar umum pada usia 6 tahun (1876). Catatan sekolah dasarnya "tidak terlalu
menarik", meskipun ia memperoleh sertifikat penghargaan atas perilaku baik saat duduk di
kelas 1 dan atas "lavori donneschi" atau "karya perempuan" saat di kelas 2.
Tahun 1883 atau 1884 saat berusia 13 tahun, Montessori melanjutkan pendidikan ke
sekolah menengah teknik Regia Scuola Tecnica Michelangelo Buonarroti, tempat ia
mempelajari bahasa Italia, aritmetika, aljabar, geometri, akuntansi, sejarah, geografi, dan
ilmu alam. Ia lulus tahun 1886 dengan nilai dan hasil ujian baik. Pada tahun yang sama, saat
berusia 16 tahun, ia melanjutkan pendidikan ke institut teknik Regio Istituto Tecnico
Leonardo da Vinci, yang mempelajari bahasa Italia, matematika, sejarah, geografi, geometri
dan menggambar ornamen, fisika, kimia, botani, zoologi, serta dua bahasa asing. Ia mahir
dalam ilmu alam dan matematika khususnya.
Awalnya ia berniat melanjutkan pendidikan teknik setelah lulus, sebuah cita-cita yang
tidak lazim bagi kaum perempuan saat itu di Italia. Tapi, saat ia lulus tahun 1890 (usianya 20
tahun), dengan prestasi dalam bidang fisika dan matematika, ia malah memutuskan akan
mengambil jurusan kedokteran, suatu hal yang lebih tidak mungkin dilakukan pada saat itu.
Karena Montessori seorang perempuan, ia dimusuhi dan dilecehkan oleh beberapa teman
kuliah dan profesornya. Saat praktik pembedahan kadaver (mayat), Montessori
melakukannya seorang diri karena saat itu perempuan berada bersama-sama dengan lelaki
menghadapi suatu tubuh telanjang dianggap tidak pantas. Ia harus menunggu berjam-jam
hingga teman-temannya selesai membedah. Ia terpaksa merokok untuk menutupi bau
formaldehida yang menyengat. Montessori berhasil memperoleh penghargaan akademik pada
tahun pertamanya dan tahun 1895 ia memperoleh posisi sebagai asisten rumah sakit,
pengalaman klinisnya yang pertama. Dalam masa dua tahun terakhir kuliahnya, ia
mempelajari pediatri dan psikiatri, serta bekerja di kamar konsultasi pediatri dan layanan
gawat darurat, yang menjadikan ia ahli dalam pengobatan pediatri. Montessori lulus dari
Universitas Roma tahun 1896 sebagai dokter medis. Tesisnya dipublikasikan tahun 1897
dalam jurnal Policlinico. Ia bekerja sebagai asisten di rumah sakit universitas dan mulai
membuka praktik pribadi.
Pada 1900, ia mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar
di Roma. Ia menggunakan caranya sendiri dan berhasil mendidik anak-anak tersebut dengan
hasil yang sebaik anak-anak biasa.
Hingga menjelang akhir hidupnya, Maria Montessori terus memberikan kuliah tentang
metodenya dan membuka sekolah Montessori di seluruh dunia, salah satunya termasuk
sekolah SSB Pulo Harapan di daerah Tanjung Priok dan Sekolah Pascal Montessori di
Bandung.
Hal tersebut sejalan dengan filosofi Montessori dimana menyebutkan bahwa anak-
anak memiliki Mathematical Mind yakni dorongan dari dalam diri untuk memahami
lingkungan di sekitarnya. Maka yang harus dilakukan oleh kita sebagai sebagai orang tua
adalah berusaha untuk tidak lagi memaksa (drilling) anak tetapi mampu menyajikan benda-
benda konkrit di sekitar agar dapat menstimulasi multi sensorinya. Dengan begitu anak-anak
akan merasa bahwa aktivitas matematika adalah aktivitas yang menyenangkan.
Berbicara tentang Multi sensori, erat kaitannya dengan metode montessori yang juga
diterapkan pada area Matematika Montessori. Kemampuan mengenal angka dan berhitung
merupakan salah satu pencapaian yang dibutuhkan oleh anak, akan tetapi pengetahuan
matematika tidak hanya sebatas itu melainkan masih banyak hal lain misalnya pola, simbol
dan bangun ruang. Melalui Matematika Montessori, anak akan belajar konsep dari angka
serta memahami sebuah proses kerja, meningkatkan kemampuan fokus dan konsentrasi serta
berlatih kecepatan dalam belajar.
Akan tetapi, sebelum masuk ke angka, anak harus belajar sensori dulu, seperti besar. Kecil,
berat, ringan, Panjang, pendek.
Berikut terdapat 6 Grup aktivitas dalam Matematika Montessori, yaitu :
1) Aktivitas Grup 1, pengenalan angka 1-10 dengan menggunakan
Large Number Rods (Konkret)
Sandpaper Number (Abstrak),
Number Rods & Cards (Kombinasi),
Spindle Box (Konkret),
Cards and Counters (Konkret), Number Games (Kombinasi).
2) Aktivitas Grup 2, pemahaman tentang sistem desimal berupa satuan, puluhan, ratusan dan
ribuan (power of ten) dengan menggunakan material
Decimal System (konkret)
Golden Beads (Konkret) dan
Number Cards (Abstrak).
3) Aktivitas Grup 3, pemahaman tentang operasi matematika (sensorial operation) yaitu
penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Material yang digunakan berupa
Golden Beads (Konkret) dan
Number Cards (Kombinasi).
4) Aktivitas Grup 4, pengenalan angka 11-99 dengan menggunakan
Short Beads Stairs (Konkret),
Seguin Board A & B (Konkret) dan
Beads Chains (Konkret).
5) Aktivitas Grup 5, lanjutan dari aktivitas grup 2 dengan menggunakan material berbeda
yaitu
Small Number Rods (Konkret),
Snake Game (Konkret),
Addition & Substraction Board (Kombinasi), dan
Multiplicatin & Division Board (Kombinasi).
6) Aktivitas Grup 6, penutup dari aktivitas matematika montessori yang terdiri dari Stamp
Game (Kombinasi) untuk melancarakan operasi desimal penambahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
Sebenarnya apa itu konkret dan abstrak? Di dalam Montessori terdapat 3 tahap yang akan
dilalui anak saat mempelajari kelima areanya, termasuk Area Matematika, yakni (1) Konkret,
(2) Abstrak dan (3) Gabungan Konkret dan Abstrak (Kombinasi). Disini saya akan
mengambil contoh aktivitas pada grup 1 yaitu pengenalan angka 1-10.
1. Konkret
Konkret dapat diartikan nyata (real) terdapat objek yang dilihat dan diraba. Di dalam
tahap ini material Matematika Montessori yang digunakan sencara real adalah Large
Number Rods. Bentuk Number Rods ini sudah familiar oleh anak saat bekerja di area
sensorial yaitu Long Rods yang juga sama berjumlah 10 tongkat (rods). Hanya saja Large
Number Rods terdapat 2 warna biru dan merah yang mengidentifikasikan jumlah angka
pada masing-masing tongkatnya, sedangkan Long Rods hanya berwarna merah saja.
Tujuan dari aktivitas ini adalah amemahami konsep kuantitas secara nyata melihat
langsung objeknya, dimana jumlah 10 pasti berbeda dengan jumlah 5. Material ini juga
membantu anak dalam mengurutkan angka melalui panjang tongkat tersebut, misal
setelah 1 pasti 2 kemudian 3 dan seterusnya. Disini anak akan belajar selain konsep angka
juga akan dilatih fokus dan konsentrasinya untuk membedakan jumlah dari setiap tongkat.
2. Abstrak
Abstrak dapat diartikan tidak nyata atau hanya dua dimensi. Pada tahap ini anak akan
menggunakan Sandpaper Number. Material berfungsi untuk mengetahui bentuk dari
nama pada masing-masing angka. Misal angka 1 seperti garis lurus, 2 seperti bebek dan
seterusnya. Namun pada metode Montessori akan berbeda dengan konvensional yang
hanya menggunakan di atas kertas. Sandpaper Number merupakan angka raba agar anak
dapat membayangkan angka tersebut melalui indera perabanya. Meskipun abstrak anak
akan mendapatkan pengalaman berbeda melalui indera perabanya. Pada tahap ini
nantinya akan mendukung kemapuan visual discrimination anak. Angka raba juga
membantu anak membentuk impresi dalam kemampuan pre-writing nya nanti.
3. Gabungan Konkret dan Abstrak (Kombinasi)
Setelah anak melalui tahap konkret dan abstrak dalam Matematika Montessori, untuk
pengenalan angka 1-10 adalah dengan menggabungkan keduanya. Konkret dengan tetap
menggunakan material Long Number Rods dan abstrak menggunakan Number Cards atau
kartu simbol angka. Tujuannya adalah agar anak dapat menghubungkan kedua aktivitas
pada tahap sebelumnya dan mampu menyelesaikan dengan cara yang berbeda.
J. APARATUS MONTESSORI YANG COCOK DI MAINKAN DENGAN
TEMAN SEBAYA
Menurut Bu Novi aparatus yang cocok di mainkan dengan teman sebaya yaitu bank
game karna di situ akan di adakan tukar menukar uang antara ribuan,puluhan dan satuan ada
masing-masing anak menjaga tempat ribuan,puluhan dan satuan itu nanti aka nada interaksi
antara anak yang satu dengan anak yang lain.
K. KEAMANAN APARATUS MONTESSORI
Keamanan aparatus sangat di perhatikan contohnya mengenai aparatus itu di amplas dan
di haluskan agar tidak mengenai kulit anak sehingga dapat membuat kulit anak terluka,dan
aparatus juga di sesuaikan dengan usia anak misalkan long number rod itukan Panjang dan
berat jadi tidak mungkin di mainkan oleh anak berusia 2-3 tahun karena di hawatirkan
mengenai dirinya tau mengenai temannya.
L. MANFAAT MEDIA MONTESSORI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Banyak sekali manfaatnya contohnya jika tentang penjumblahan dan pengurangan anak bisa
belajar itu di media Montessori dan mempraktekkannya misal berhitung buah-buhan yang
ada di rumah atau Ketika ikut ibu belanja ke pasar anak bisa melihat-lihat sayur contohnya
tomat atau wortel nanti bisa di tanya warna dan juga penjumblahan dengan tomat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seperti yang sudah kita ketahui, montessori adalah metode pendidikan anak yang
disesuaikan dengan bakat dan minat. Oleh karenanya, terdapat beberapa perbedaan yang
menonjol antara metode pendidikan montessori dengan konvensional.
B. SARAN
Semoga hasil evaluasi dan wawancara ini bisa lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
kelebihan-dan-kekurangannya
Eva,Nafa’.2023.”media matematika Montessori” Hasil observasi dan wawancara; : Rabu,27
september 2023,Jombang.
Lampiran