Anda di halaman 1dari 2

1.

Jawaban :
Etika profesi hukum (kode etik profesi) merupakan bagian yang terintegral dalam mengatur
perilaku penegak hukum sebagai wujud penegakan hukum yang baik sekaligus
berkeadilan. Penegakan hukum menuntut sikap integritas moral, sikap ini menjadi modal bagi
penyelenggara profesi hukum dalam menjalankan tugas profesinya.
Bagi profesional hukum dalam menjalankan fungsi keprofesionalannya dilengkapi dengan rambu
– rambu dalam arti luas, yaitu rambu – rambu hukum (hukum perundangan) dalam arti luas, dan
rambu – rambu etik dan moral profesi (kode etik profesi), sehingga tanggung jawab profesi
dalam pelaksanaan profesi meliputi tanggung jawab hukum dan tanggung jawab moral. Etika
profesi hukum (kode etik profesi) merupakan bagian yang terintegral dalam mengatur perilaku
penegak hukum sebagai wujud penegakan hukum yang baik sekaligus berkeadilan. Penegakan
hukum menuntut sikap integritas moral, sikap ini menjadi modal bagi penyelenggara profesi
hukum dalam menjalankan tugas profesinya. Tolok ukur utama menjadi penyelenggara profesi
hukum dalam menegakkan hukum terletak pada indepensi penyelenggara profesi dan kuatnya
integritas moral ketika menghadapi beragam permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya.
Untuk menjadi penyelenggaraa profesi hukum yang baik dalam menjalankan tugas profesinya
dalam menegakkan hukum dibutuhkan praktisi yang memiliki kualifikasi sikap, sikap
kemanusiaan, sikap keadilan, mampu melihat dan menempatkan nilai-nilai obyektif dalam suatu
perkara yang ditangani, sikap jujur, serta kecakapan teknis dan kematangan etis.
2. Jawaban :
Profesional penegak hukum, memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar setiap orang dapat
merealisasikan kebebasannya dalam rangka mencapai tujuantujuan, namun tidak melebehi batas
sehingga mengganggu kebebasan orang lain. Keadilan dalam konteks ini berarti kebebasan yang
sama untuk memperjuangkan tujuan masing-masing orang.
Memberantas penyimpangan dan penyuapan dalam proses peradilan bukanlah perkara yang
mudah karena sifat, jaringan, dan praktiknya yang terselubung. Untuk itu, diperlukan usaha
ekstra keras untuk menyelesaikan persoalan mendasar ini yang diyakini telah menjadi faktor
penyebab utama atas bobroknya penegakan hukum di Indonesia.Tak ayal berkembang
perumpaman bahwa hukum tajam terhadap masyarakat lemah, namun tumpul terhadap mereka
yang berkuasa. Terhadap pelaku penerima suap dapat diterapkan beberapa undang-undang
diantaranya Pasal 55 dan Pasal 56, Pasal 88, Pasal 110, Pasal 209 dan 210 KUHP, Pasal 1 ayat
(1) sub c dan Pasal 5, 6, 11 dan 12 Undang-Undang No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Mengingat banyaknya pasal-pasal yang dilanggar sebaiknya terhadap
pelaku penerima suap diterapkan hukuman maksimal atau hukuman mati sehingga dapat
menimbulkan efek jera, akan tetapi dalam pelaksanaannya pelaku yang terbukti bersalah
menerima suap menerima hukuman yang diberikan oleh hakim belum maksimal, bahkan
terkesan tebang pilih sehingga tidak efektifnya suatu perundang-undangan.
3. Jawaban :
Kode etik merupakan bagian dari hukum positif tertulis, tetapi perlu diketahui bahwa kode etik
profesi tidaklah sama dengan undang-undang, keberlakuan kode etik profesi semata-mata
berdasarkan kesadaran moral anggota profesi, berbeda dengan undang-undang yang bersifat
memaksa dan dibekali sanksi berat, seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi
menerima sanksi dan atau denda dari induk organisasi profesinya. Sedangkan pelanggaran
terhadap aturan hukum atau undang-undang dihakimi/diadili oleh lembaga peradilan yang
berwenang untuk itu.

Anda mungkin juga menyukai