Pemohon yang ingin mengajukan izin PBF harus terlebih dahulu memiliki NIB (Nomor
Induk Berusaha) dan PKKPR (Persetujuan KBLI dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia) pada sistem OSS RBA. Setelah itu, pemohon dapat mengajukan permohonan izin
PBF dengan memilih KBLI 46441 untuk izin PBF Obat dan KBLI 46447 untuk izin PBF
Bahan Obat.
Setelah pemohon mengajukan permohonan izin PBF, Ditjen BPOM akan melakukan
verifikasi administratif terhadap dokumen permohonan. Verifikasi administratif dilakukan
untuk memastikan bahwa dokumen permohonan telah lengkap dan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan.
Jika dokumen permohonan dinyatakan lengkap dan memenuhi persyaratan, Ditjen BPOM
akan menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) verifikasi teknis kepada dinas kesehatan
provinsi. Dinas kesehatan provinsi akan melakukan verifikasi teknis terhadap sarana dan
prasarana PBF. Verifikasi teknis dilakukan untuk memastikan bahwa sarana dan prasarana
PBF memenuhi standar CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik).
Setelah verifikasi teknis oleh dinas kesehatan provinsi selesai, Badan POM akan melakukan
audit CDOB terhadap PBF. Audit CDOB dilakukan untuk memastikan bahwa PBF telah
menerapkan CDOB secara konsisten.
Jika hasil audit CDOB dinyatakan memenuhi syarat, Ditjen BPOM akan menerbitkan izin
PBF. Izin PBF diterbitkan untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing tahapan alur permohonan
izin PBF:
Ajukan permohonan.
Verifikasi administratif dilakukan oleh Ditjen BPOM untuk memastikan bahwa dokumen
permohonan telah lengkap dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Dokumen persyaratan
yang harus dilengkapi antara lain:
NIB
PKKPR
Sertifikat CDOB
Audit CDOB dilakukan oleh Badan POM untuk memastikan bahwa PBF telah menerapkan
CDOB secara konsisten. Petugas auditor akan me akukan pemeriksaan terhadap penerapan
CDOB di PBF, antara lain:
Pengadaan obat
Penyimpanan obat
Penyaluran obat
Pelaporan
Jika hasil audit CDOB dinyatakan memenuhi syarat, Ditjen BPOM akan menerbitkan izin
PBF. Izin PBF diterbitkan untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang.
Alur perizinan usaha menengah obat tradisional adalah sebagai berikut:
Pertama, pelaku usaha harus mendaftar akun di OSS. Registrasi akun dapat dilakukan secara
online melalui situs web OSS.
Setelah akun terdaftar, pelaku usaha dapat mengajukan permohonan izin usaha menengah
obat tradisional melalui OSS.
Instansi terkait akan melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen dan kesesuaian
lokasi usaha dengan persyaratan yang berlaku.
Jika permohonan izin usaha dinyatakan lengkap dan memenuhi persyaratan, maka instansi
terkait akan memberikan izin usaha menengah obat tradisional.
Jika permohonan izin usaha dinyatakan lengkap dan memenuhi persyaratan, maka instansi
terkait akan memberikan izin usaha menengah obat tradisional. Izin usaha akan diterbitkan
dalam bentuk surat izin usaha menengah obat tradisional (SIUMOT).
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses perizinan usaha menengah obat
tradisional adalah sekitar 14 hari kerja
Online Single Submission (OSS) atau Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik adalah sistem perizinan berusaha berbasis elektronik yang terintegrasi dengan
berbagai instansi dan lembaga terkait. OSS bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat
proses perizinan berusaha di Indonesia.
Dengan OSS, pelaku usaha dapat mengurus berbagai perizinan usaha, baik izin usaha
maupun izin operasional, melalui satu sistem elektronik saja. OSS juga menyediakan fasilitas
bagi pelaku usaha untuk melakukan pelaporan dan mendapatkan solusi mengenai masalah
perizinan.
OSS dapat digunakan oleh semua pelaku usaha, baik mikro, kecil, menengah, maupun besar,
dan baik perorangan maupun badan usaha. OSS juga dapat digunakan untuk mengurus
perizinan usaha baru maupun perizinan usaha yang sudah ada.