Anda di halaman 1dari 11

TIPOLOGI PARTAI POLITIK

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas:

Mata Kuliah : Hukum Kepartaian dan Pemilu

Dosen Pengampu : Yunas Derta Luluardi, MA

Disusun oleh :

1. Putri Hanidatus Sholehah 1519072


2. Ahmad Hafiz Asrofi 1519083
3. Farhan Baihaqi 1519101

Kelas : A

HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tipologi Partai Politik” sesuai
rencana, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
saw, para sahabatnya, serta orang-orang yang mau mengikuti sunnah-sunnahnya.

Ucapan terimakasih kami tujukan kepada Bapak Yunas Derta Luluardi, MA selaku dosen
pengampu mata kuliah Hukum Kepartaian dan Pemilu atas tugas yang telah diberikan sehingga
menambah wawasan penulis tentang pemahaman di mata kuliah hukum kepartaian dan pemilu.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
inspirasi terhadap pembaca. Amin yaa robbal ‘alamin.

Pekalongan, 06 Maret 2023


Daftar Isi

BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Pengertian tipologi partai politik..........................................................................................5
B. Motif Pembentukan Parpol...................................................................................................6
C. Karakteristik Partai Politik...................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu pilar demokrasi, partai politik atau parpol merupakan wadah
perjuangan bagi masyarakat untuk mewujudkan kehidupan politik yang lebih baik. Partai
politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam
proses pengelolaan negara.Masyarakat semestinya dapat menyalurkan aspirasi dan
kepentingannya melalui parpol. Namun kenyataannya, keberadaan parpol tidak
berbanding lurus dengan fungsi yang diembannya. Parpol yang hadir masih dianggap
sebagai masalah ketimbang solusi bagi demokratisasi.
Dalam demokrasi, partai berada dan beroperasi dalam suatu sistem kepartaian
tertentu. Setiap partai merupakan bagian dari sistem kepartaian yang diterapkan di suatu
negara. Dalam suatu sistem tertentu, partai berinteraksi dengan sekurang-kurangnya satu
partai lain atau lebih sesuai dengan konstruksi relasi regulasi yang diberlakukan. Sistem
kepartaian memberikan gambaran tentang struktur persaingan di antara sesama partai
politik dalam upaya meraih kekuasaan dalam pemerintahan. Sistem kepartaian yang
melembaga cenderung meningkatkan stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan.

B. Rumusan masalah
1. Definisi dari pengertian tipologi partai politik?
2. Apa asaja Motif pembentukan partai politik?
3. Bagiamana Karakteristik partai politik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian partai politik
2. Untuk mengetahui motif pembentukan partai politik
3. Untuk mengetahui karakteristik partai politik
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian tipologi partai politik
Tipologi partai politik merupakan berbagai parpol berdasarkan kriteria tertentu,
seperti asas dan orientasi, komposisi dan fungsi anggota, basis sosial dan tujuan.
Klasifikasi ini cenderung bersifat ideal karena dalam kenyataannya tidak sepenuhnya
demikian. Pembahasan ini penting dalam hal melihat sejauh mana fungsi-fungsi ideal
partai politik dapat terwujud di Indonesia selama ini. Di bawah ini diuraikan sejumlah
tipologi parpol menurut kriteria-kriteria tersebut. Pertama, kita dapat melihat berdasarkan
asas dan orientasi dari parpol tersebut. Berdasarkan asas dan orientasinya, parpol
diklasifikasikan menjadi tiga tipe. Adapun tiga tipe ini meliputi parpol pragmatis, parpol
doktriner dan parpol kepentingan.
Adapun tiga tipe ini meliputi parpol pragmatis, parpol doktriner dan parpol kepentingan.
a. Parpol pragmatis ialah suatu partai yang mempunyai program dan kegiatan yang tak
terikat kaku pada suatu doktrin dan ideologi tertentu. Artinya, perubahan waktu,
situasi dan kepemimpinan akan juga mengubah program, kegiatan dan penampilan
parpol tersebut. Penampilan parpol pragmatis cenderung merupakan cerminan dari
program-program yang disusun oleh pemimpin utamanya dan gaya kepemimpinan
sang pemimpin. Partai pragmatis, biasanya muncul dalam sistem dua partai
berkompetisi yang relatif stabil.
b. Parpol doktriner ialah suatu partai politik yang memiliki sejumlah program dan
kegiatan kongkrit sebagai penjabaran ideologi. Partai ini biasanya terorganisasikan
secara agak longgar. Hal ini tidak berarti partai politik pragmatis tidak memiliki
ideologi se-bagai identitasnya. Dalam program dan gaya kepemimpinan terdapat
beberapa pola umum yang merupakan penjabaran ideologi. Namun ideologi yang
dimaksud lebih merupakan sejumlah gagasan umum daripada sejumlah doktrin dan
program kongkrit yang siap dilaksanakan. Ideologi yang dimaksud ialah seperangkat
nilai politik yang dirumuskan secara kongkrit dan sistematis dalam bentuk program-
program kegiatan yang pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai.
Pergantian kepemimpinan mengubah gaya kepemimpinan pada tingkat tertentu, tetapi
tidak mengubah prinsip dan program dasar partai karena ideologi partai sudah
dirumuskan secara kongkrit dan partai ini terorganisasikan secara ketat. Partai
Komunis di mana saja merupakan contoh partai doktriner. Dan PKS pun sepertinya
lebih dekat dengan klasifikasi partai doktriner ini.
c. Parpol kepentingan merupakan suatu parpol yang dibentuk dan dike¬lola atas dasar
kepentingan tertentu, seperti petani, buruh, etnis, agama, atau lingkungan hidup yang
secara langsung ingin berpartisipasi dalam pemerintahan. Partai ini sering ditemui
dalam sistem banyak partai, tetapi kadangkala terdapat pula dalam sistem dua partai
berkompetisi namun tak mampu mengakomodasikan sejumlah kepentingan dalam
masyarakat. Kedua, Partai politik kalau dilihat dari tujuan dan orientasi dari parpol itu
sediri.1

B. Motif Pembentukan Parpol


Ramlan Surbakti dalam bukunya yang berjudul Memahami Ilmu Politik,
menyebutkan ada tiga teori yang mencoba menjelaskan asal-usul partai politik. Pertama,
teori kelembagaan yang melihat ada hubungan antara parlemen awal dan timbulnya partai
politik. Kedua, teori situasi historik yang melihat timbulnya partai politik sebagai upaya
suatu sistem politik untuk mengatasi krisis yang ditimbulkan dengan perubahan
masyarakat secara luas. Ketiga, teori pembangunan yang melihat partai politik sebagai
produk modernisasi sosial ekonomi.2
Berdasarkan komposisi dan fungsi anggotanya Partai politik dibedakan menjadi
massa/lindungan, dan partai kader serta partai catch call
a. Partai massa/lindungan yaitu partai yang unggul akan jumlah anggotanya.
Agar elektabilitas partai pada pemilihan umum dapat meningkat. Kesamaan
simpatisan partai bergabung cenderung karena adanya kesamaan identitas
sosial, ketimbang ideologi atau kebijakan. Banyaknya basis massa partai jenis
ini disebabkan oleh karena partai ini merupakan gabungan berbagai aliran
politikyang sepakat berada dalam lindungan sebuah partai guna
memperjuangkan dan melaksanakan program-program yang pada umumnya

1
Muhadam labodo, Teguh Ilham. Partai politik dan sistem pemilihan umum di Indonesia, teori, konsep dan isu
strategis.(Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2014). Hal 26 – 28
2
Subakti Ramlan, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1990. Hal 19
bersifat sangat umum. Maka atas dasar itulah partai ini juga disebut sebagai
partai lindungan.
b. Partai kader yaitu partai yang tidak mengedepankan kuantitas anggota, namun
lebih kepada pembentukan loyalitas, dan displin anggotanya sehingga akan
tercipta kader partai yang solid. Partai kader dalam pembentukan karakter ada
sebuah kurikulum yang dijalankan dari partai itu, atau tahapan seleksi yang
harus ditempuh bagi anggotanya. Biasanya partai kader ini juga disebut
sebagai partai asas atau ideologi. Kelemahan dari sistem partai ini adalah
kurangnya dukungan dari suara rakyat kelas bawah. Sedangkan
keuntungannya yaitu lebih efisiennya kerja partai, dinamis, dan biasanya
dalam pengangkatan jabatan politik sering diperhitungkan oleh partai yang
berkuasa pemenang pemilu untuk merekrut tokoh – tokoh yang profesional
dalam bidangnya dari anggota – anggota partai kader
c. Partai Catch-All yaitu partai yang menyatakan bahwa partai yang mewakili
bangsa secara keseluruhan. Orientasi partai ini adalah semata mata untuk
memenangkan pemilu. Oleh karena itu, isu yang disampaikan ketika
kampanye kerap kali berubah – ubah bergantung kepada isu yang sedang
populer dikalangan pemilih3

C. Karakteristik Partai Politik


Partai politik sebagaimana dikatakan oleh Ware, merupakan sebuah lembaga yang
mengantarkan rakyat menuju kekuasaan dalam suatu nnegara. Ware juga menyebutkan
bahwa karakteristik dari partai politik itu sendiri meliputi:
1. Tujuan partai politik adalah mengantarkan negara pada tujuannya yaitu untuk
mensejahterakan rakyatnya daripada sekedar merbut kekuasaan.
2. Partai politik dapat dijadikan sebagai sebuah strateg untuk meraih tujuan utama yaitu
meraih kekuasaan dari suatu resim untuk membentuk suatu pemerintahan.
3. Ada sekelompok organisasi yang mengklaim dirinya sebagai pertai politik dan terlibat
dalam kegiatan-kegiatan partai politik seperti pemilu.
Dari ketiga karakteristik tersebut, partai politik selalu berusaha mencari legitimasi dalam
bentuk apapun untuk memperoleh tujuan mereka. Dalam makna yang lain, Ware
3
Isharyanto, Partai politik, ideologi, dan kekuasaan. (CV Absolute Media, Yogyakarta, 2017). Hal 19 – 20
menyebut partai politik sebagai suatu bentuk pengelompokan masyarakat berdasarkan
kesamaan keyakinan, sikap dan nilai-nilai yang dianut.4
Menurut Firmanzah, partai politik merupakan suatu organisasi publik yang bertujuan
untuk membentuk opini masyarakat dan membawa pemimpinnya berkuasa dan
memungkinkan para pendukungnya mendapatkan keuntungan dari dukungannya tersebut.
Dengan ini, partai politik setidaknya memiliki karakteristik yang mendasar, yakni:
1. Organisasi yang berjangka panjang.
2. Memiliki organisasi yang berjenjang (Pusat, Daerah, Cabang dan Ranting) dan
adanya pembagian divisi di setiap jenjang tersebut.
3. Memiliki orientasi kekuasaan sebagai alat untuk mengimplementasi kepentingan
rakyat.
4. Meraih dukungan suara sebanyak mungkin agar partai dapat diterima oleh masyarakat
luas. 5
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik menegaskan
bahwa partai politik merupakan sebuah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak
dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa dan negara serta mempelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Dalam
perspektif kelembagaan, partai politik merupakan mata rantai yang menghubungkan
antara rakyat dan pemerintah.
Contoh Kasus
Era reformasi adalah awal dari kebebasan demokrasi, sehingga masyarakat dapat
ikutserta secara bebas dengan batas dalam berdemokrasi. Partai politik sebagai wadah
untuk menjembatani rakyat dan pemerintah tersebut tiap tahunnya terus bertambah sesuai
dengan kebutuhan masyarakat akan kekuasaan dan kepentingan menjadikan partai politik
terus bertambah di tiap tahunnya. Banyaknya partai politik di masa reformasi, kerap
sekali dijumpai konflik-konflik baik di dalam partai politik itu sendiri maupun di luar

4
Muchamad Ali Safa’at, “Pembubaran Partai Politik: Pengaturan dan Praktik Pembubaran Partai Politik dalam
pergulatan Republik Indonesia”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 7.
5
Firmanzah, “Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi”, (Yogyakarta:
Buku Obor, 2008), hlm. 66.
parpol tetapi yang sering terjadi adalah konflik internal dalam sebuah parpol. Faktor yang
sering menjadi pemicu konflik adalah adanya perbedaan pilihan terhadap koalisi dan
oposisi, sehingga konflik internal dalam parpol tidak dapat dibendung lagi, hal inilah
yang menjadikan partai-partai politik terpecah dan membentuk partai politik baru.
Adanya konflik internal dalam parpol yang dapat memicu terbentuknya parpol
baru, bukan lagi dikarenakan perbedaan visi misi maupun ideologi lagi, melainkan
disebabkan karena adanya pragmatisme atas pilihan koalisi parpol dalam mendukung
capres dan cawapres serta adanya kepentingan-kepentingan tertentu dalam mengidam-
idamkan kekuasaan. Hal ini semata-mata dilakukan tidak lagi didasarkan oleh kesamaan
ideologi atau kedekatan ideologi, melainkan untuk memperoleh jabatan dalam kabinet
dan untuk memperoleh suara. Koalisi yang terjadi dalam parpol di Indonesia saat ini
cenderung bersifat instan karena lebih berdasarkan kepentingan politik dalam jangka
pendek dan belum berdasarkan platform dan program politik yang disepakati.
Juga kita melihat kembali, karakteristik partai politik adalah suatu organisasi yang
berjangka panjang sebagaimana dinyatakan oleh Prof. Firmanzah, Ph.D dalam bukunya
yang berjudul “Mengelola Partai Politik”, sehingga dalam pernyataan tersebut dapat
dikatan bahwa penyelenggaraan partai politik yang ada di Indonesia masih belum
berjalan maksimal sesuai dengan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik yang menjelaskan bahwa dibentuknya partai politik harus didasari
oleh kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan
politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Tipologi partai politik merupakan berbagai parpol berdasarkan kriteria tertentu,
seperti asas dan orientasi, komposisi dan fungsi anggota, basis sosial dan tujuan. Partai
politik sebagaimana dikatakan oleh Ware, merupakan sebuah lembaga yang
mengantarkan rakyat menuju kekuasaan dalam suatu negara. Pada dasarnya hanya ada 2
tipologi partai politik yang hadir dalam kehidupan demokrasi. Partai politik sebagai salah
satu pilar dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia, tipologi tersebut adalah
berdasarkan kader dan berdasarkan massa. Kedua tipologi ini hadir berdasarkan massa
kedua tipologi ini hadir berdasarkan ide – ide perjuangan partai dan melalui program
kerja yang ditawarkan oleh partai.
DAFTAR PUSTAKA
Muhadam labodo, Teguh Ilham. Partai politik dan sistem pemilihan umum di Indonesia, teori,
konsep dan isu strategis.(Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2014).

Subakti Ramlan, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1990.

Isharyanto, Partai politik, ideologi, dan kekuasaan. (CV Absolute Media, Yogyakarta, 2017).

Muchamad Ali Safa’at, “Pembubaran Partai Politik: Pengaturan dan Praktik Pembubaran Partai
Politik dalam pergulatan Republik Indonesia”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011)

Firmanzah, “Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era
Demokrasi”, (Yogyakarta: Buku Obor, 2008)

Anda mungkin juga menyukai