Anda di halaman 1dari 10

Reynaldi, Qiroat Al-Qur’an

QIROAT AL-QUR’AN
Pengertian Qiroat, Latar Belakang Timbulnya Macam-Macam Qiroat
dan Sejarah Perkembangannya
Reynaldi
STAI Raudhatul Akmal
Reynaldialfatih0712@gmail.com

Abstract
Qiroat is one of the branches of Ulumul Qur'an. However, it is not like the science
of tajwid which is more widely known and studied by many people. The science
of qiroat is only famous in some circles of society, especially in academic fields
such as Islamic boarding schools. This is because the science of qiroat is more
complicated to learn, because the enthusiast must know many things. Starting
from understanding the Qur'an in depth from all sides, memorizing most of the
verses of the Qur'an, having broad and in-depth knowledge of Arabic, and
knowing various types of qiroat and their narrators are absolute things for those
interested in this science. Maybe it's because of these things that many people
don't want to study this science and make this science not very popular.
Keywords: Qiroat Al-Qur’an, development history
Abstrak
Qiroat adalah salah satu cabang ilmu dari Ulumul Qur’an. Namun, tidak seperti
ilmu tajwid yang lebih banyak diketahui dan dipelajari oleh banyak orang. Ilmu
qiroat hanya masyhur di beberapa kalangan masyarakat saja, khususnya di bidang
akademik seperti pondok pesantren. Hal ini dikarenakan ilmu qiroat lebih rumit
untuk dipelajari, karena banyak hal harus diketahui oleh peminatnya. Mulai dari
memahami Al-Qur’an secara mendalam dari segala sisi, hafal sebagian besar
ayat-ayat Al-Qur’an, memiliki pengetahuan bahasa arab yang luas dan
mendalam, serta mengetahui berbagai macam jenis qiroat dan para perawinya
adalah hal yang mutlak bagi peminat ilmu ini. Mungkin karena hal-hal inilah yang
menjadikan banyak orang tidak mau mendalami ilmu ini dan menjadikan ilmu ini
tidak begitu populer.
Kata-kata Kunci: Qiroat Al-Qur’an, Sejarah Perkembangan

Pendahuluan utama bagi umat Islam di sepanjang zaman.


Dalam mengarungi kerasnya hidup dengan
Al-Quran telah menjadi kitab suci,
tantangan di berbagai zaman, Al-Qur’an kaya
pedoman hidup, dan sumber pengetahuan
akan solusi atas segala persoalan hidup

1
Reynaldi, Qiroat Al-Qur’an

manusia, yang didalamnya terdapat perintah Pengertian Qiroat


dan larangan, serta ilmu yang berlimpah
Secara etimologi qiroat (‫)قراءة‬
lainnya.
memiliki arti "bacaan", yang merupakan kata
Sebagaimana kita ketahui, perintah dasar (masdar) dari kata kerja (fi’il) qara’a
pertama yang diturunkan dalam ayat Alquran (‫ )قرأ‬yang artinya "membaca". Sedangkan
adalah “Iqro” yang artinya bacalah. Karena secara terminologi terdapat beberapa
membaca membuka wawasan dunia, dunia pengertian yang dikemukakan oleh para ulama
pemikiran, dunia tafsir, dan kajian ilmiah yang diantaranya adalah:
lainnya. dimana keluasan ilmu yang
1. Al-Zarkasyi (W. 794 H)
terkandung dalam Al-Qur'an menjadi
Qira’at adalah perbedaan lafadz-
landasan bagi manusia untuk memperdalam
lafadz Al-Qur’an, baik menyangkut huruf-
kajiannya lebih jauh. Dengan luasnya kajian
hurufnya maupun cara pengucapan huruf-
keilmuan dalam Al-Qur’an, maka muncullah
huruf tersebut seperti takhfif (meringankan),
suatu disiplin ilmu yang disebut dengan
tasqil (memberatkan) dan lain-lain.
Ulum-al-Qur’an dengan bentuk jamak dari
‘ilmu’ yaitu ‘Ulum’ yang berarti ‘ilmu-ilmu’
2. Ibnu Al-Jazari (W. 833 H)
yang menandakan bahwa di dalamnya
Qira’at adalah ilmu mengenai cara
terkandung banyak sekali ilmu yang bisa
pengucapan kalimat-kalimat dalam Al-Qur’an
dipelajari oleh manusia, mencakup berbagai
dan perbedaannya yang dinisbahkan kepada
cabang ilmu pengetahuan yang beragam.
para periwayatnya.
Seperti halnya Ulumul Hadits yang
meliputi ilmu Rijalul Hadits, ilmu Jarh wa 3. Al-Qasthalani (W. 923 H)
ta'dil, dan masih banyak lagi yang lainnya, Qira’at adalah suatu ilmu untuk
ulumul Qur'an juga mempunyai berbagai mengetahui kesepakatan serta perbedaan para
cabang, seperti ilmu tafsir, rasm utsmani, ilmu ahli qira’at tentang cara pengucapan lafadz-
I'jazul Quran, ilmu Qiraat dan bermacam- lafadz al-Qur’an, seperti yang menyangkut
macam ilmu lainnya. Dalam pembahasan kali aspek kebahasaan, i’rab, hadzf, itsbat, fashl,
ini, penulis ingin mengkaji ilmu qira'at washl yang diperoleh dengan cara
ditinjau dari aspek penyebab terjadinya periwayatan.
perbedaan qiroat itu sendiri.

2
Reynaldi, Qiroat Al-Qur’an

4. Al-Zarqani (W. 1367 H) Latar Belakang Timbulnya Macam-


Qira’at adalah suatu madzhab yang Macam Qiroat
dianut oleh salah seorang imam qira’at yang 1. Latar Belakang Sejarah
berbeda dengan madzhab lainnya dalam hal Seperti indonesia yang memiliki
pengucapan Al-Qur'an disertai kesepakatan berbagai macam suku, bangsa arab merupakan
riwayat dan jalur-jalur pengucapannya, baik komunitas dari berbagai suku yang tersebar
perbedaan tersebut dalam hal pengucapan luas di sepanjang Jazirah Arab, sehingga
huruf, maupun dalam hal pengucapan sifat- mereka memiliki beragam dialek atau logat
sifat hurufnya. yang berbeda dengan suku-suku lainnya.
Perbedaan dialek tersebut tentunya sesuai
5. Ash-Shabuni (W. 1442 H) dengan letak geografis dan sosial budaya
Qira’at adalah suatu mazhab cara masing-masing suku.
melafalkan Al-Qur’an yang dianut oleh salah Dengan adanya perbedaan dialek itu
seorang imam qiroat yang berbeda dengan menyebabkan lahirnya bermacam-macam
madzhab lainnya, berdasarkan sanad-sanad bacaan (qiroat) dalam melafazkan ayat-ayat
yang bersambung kepada Rasulullah SAW. Al-Qur’an, sehingga jelaslah alasan mengapa
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dengan
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, menggunakan bahasa Quraisy, yaitu bahasa
meskipun redaksinya berbeda-beda, namun yang mudah dipahami oleh seluruh orang
pada dasarnya keseluruhannya mempunyai Arab, dengan maksud untuk mempermudah
pengertian yang sama, yaitu cara membaca mereka dalam memahaminya. Hal ini sesuai
Al-Qur’an itu bermacam-macam, walaupun dengan firman Allah swt,
semuanya berasal dari sumber yang sama ‫۝‬ َ ‫اِنَّا ٓ اَ ْنزَ ْل ٰنهُ قُ ْر ٰانًا‬
٢ َ‫ع َربِيًّا لَّعَلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُ ْون‬
yaitu Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Kitab
qira'at berkisar pada dua hal: pertama, qira'at Suci) berupa Al-Qur’an berbahasa Arab agar
berkaitan dengan cara Imam membaca Al- kamu mengerti.” (QS.12: 2)
Qur'an dan berbeda dengan Imam lainnya. Dengan tersebarnya agama Islam di
Kedua, cara membaca ayat-ayat Al-Qur'an jazirah Arab maka Al-Qur’an berhadapan
berdasarkan riwayat yang mutawatir dari dengan keberagaman dalam sistem linguistik
Rasulullah SAW. bangsa Arab, karena setiap suku akan
memiliki dialek yang berbeda-beda dalam

3
Reynaldi, Qiroat Al-Qur’an

pengucapan bahasa kesehariannya. Seperti ،‫ ثم جاءه الرابعة‬،‫ وإن أمتي ال تطيق ذلك‬،‫ومغفرته‬
yang terjadi pada suku Tamim yang sering ‫ إن هللا يأمرك أن تقرئ أمتك القرآن على سبعة‬:‫فقال‬
menggunakan vocal “e‟. Namun meskipun
"‫ فأيما حرف قرأوا عليه فقد أصابوا‬،‫أحرف‬
bangsa Arab memiliki banyak suku dan
Artinya: dari Ubay bin ka’ab: “bahwasannya
Bahasa, mereka memiliki kesepakatan untuk
nabi SAW ketika berada di sekitar parit bani
menggunakan Bahasa Quraisy sebagai bahasa
ghofar, Ubay berkata: nabi didatangi malaikat
bersama, baik dalam hal perdagangan maupun
Jibril, seraya berkata: “sesungguhnya Allah
menunaikan haji di masjidil haram, dan juga
SAW memerintahmu membacakan Al-Qur’an
interaksi antar suku. Maka Allah menurunkan
kepada umatmu dengan satu huruf” lantas
Al-Qur’an pada awalnya dengan Bahasa
nabi menjawab: “aku mohon ampunan kepada
Quraisy yang menjadi common language
Allah, umatku tidak mampu
(bahasa umum) bagi bangsa Arab.
melaksanakannya” kemudian malaikat Jibril
Namun, perbedaan Bahasa dari setiap
datang untuk yang kedua kalinya seraya
suku tentunya akan mempersulit untuk
berkata: “sesungguhnya Allah SAW
memahami dan mendalami Al-Qur’an, dan
memerintahmu membacakan Al-Qur’an
setelah meninjau kondisi sosial masyarakat
kepada umatmu dengan dua huruf” lantas nabi
akhirnya Rasulullah memohon kepada Allah
menjawab: “aku mohon ampunan kepada
agar tidak menurunkan Al-Qur’an hanya
Allah, umatku tidak mampu
dengan satu huruf saja. Permintaan Rasulullah
melaksanakannya” kemudian malaikat Jibril
ini dapat ditemukan dalam hadist;
datang untuk yang ketiga kalinya seraya
berkata: “sesungguhnya Allah SAW
‫ "أن النبي صلى هللا عليه‬:‫عن أبي بن كعب‬
memerintahmu membacakan Al-Qur’an
‫ فأتاه جبريل‬:‫ قال‬،‫وسلم كان عند أضاة بني غفار‬ kepada umatmu dengan tiga huruf” lantas nabi
‫ إن هللا يأمرك أن تقرئ أمتك القرآن على‬:‫فقال‬ menjawab: “aku mohon ampunan kepada
‫ وإن أمتي‬،‫ أسأل هللا معافاته ومغفرته‬:‫ فقال‬.‫حرف‬ Allah, umatku tidak mampu

‫ إن هللا يأمرك أن‬:‫ ثم أتاه الثانية فقال‬،‫ال تطيق ذلك‬ melaksanakannya” kemudian malaikat Jibril
datang untuk yang keempat kalinya seraya
‫ أسأل هللا‬: :‫ فقال‬-‫تقرئ أمتك القرآن على حرفين‬
berkata: “sesungguhnya Allah SAW
‫ ثم جاءه‬،‫ وإن أمتي ال تطيق ذلك‬،‫معافاته ومغفرته‬
memerintahmu membacakan Al Qur’an
‫ إن هللا يأمرك أن تقرئ أمتك القرآن‬:‫ فقال‬،‫الثالثة‬ kepada umatmu dengan tujuh huruf, maka
‫ أسأل هللا معافاته‬: :‫ فقال‬،‫على ثالثة أحرف‬ huruf mana saja yang mereka baca (salah satu

4
Reynaldi, Qiroat Al-Qur’an

dari tujuh) maka mereka benar (dalam perubahan makna). (Rosihan Anwar:
bacaannya)”. (HR. Muslim) 2000).
Hingga pada akhirnya setiap kaum dibolehkan 2) Perubahan pada I’rab dan harakat,
untuk membaca Al-Qur’an dengan bacaan sehingga dapat merubah maknanya.
yang menurut mereka mudah sebagaimana Misalnya dalam Qs. Saba’/34:19 (Kata
yang telah mereka gunakan seperti biasanya, baa’id artinya jauhkanlah, yang
baik dari segi idhar, idhghom, imalah, kedudukannya sebagai fi’il amr, boleh
isymam, hamzah, mad, dan lainnya. Dan juga dibaca ba’ada yang
keseluruhan ini sanadnya disandarkan pada kedudukannya menjadi fi’il madhi,
nabi Muhammad saw dan telah dikumpulkan sehingga maknanya berubah “telah
oleh Utsman dalam sebuah mushaf. jauh”).
3) Perbedaan pada perubahan huruf tanpa
2. Latar Belakang Cara Penyampaian perubahan I’rab dan bentuk tulisan,
sedang makna berubah. Misalnya
Setelah para sahabat nabi tersebar,
dalam Qs.al-Baqarah/2: 259 (Kata
maka mereka membacakan qiroat Al-Qur’an
nunsyizuha “Kami menyusun
kepada murid muridnya secara turun temurun.
kembali” ditulis dengan huruf zay
Pada akhirnya, murid-murid mereka pun lebih
diganti dengan huruf ra’, sehingga
suka mengemukakan qiroat gurunya dari pada
berubah bunyi menjadi nunsyiruha
mengikuti qiroat imam-imam yang lain. Hal ini
yang berarti “Kami hidupkan
mendorong beberapa ulama merangkum
kembali”).
beberapa bentuk-bentuk perbedaan cara
4) Perubahan pada kalimat dengan
melafazkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
perubahan pada bentuk tulisan, tapi
1) Perbedaan dalam I’rab atau harakat makna tidak berubah. Misalnya dalam
kalimat tanpa perubahan makna dan Qs. al-Qari’ah/101: 5 (Kata ka-al-
bentuk kalimat. Misalnya dapat dilihat ‘ihni “bulu-bulu” kadang dibaca
dalam Qs.An-Nisa/4: 37 (kata bil- kaash-shufi “bulu-bulu domba”.
bukhli yang berarti kikir dapat dibaca Perubahan ini berdasarkan ijmak
fathah pada huruf ba-nya, sehingga ulama, namun tidak dibenarkan karena
dapat dibaca bil-bakhli tanpa bertentangan dengan mushaf Usmani).
(Rosihan Anwar: 2000).

5
Reynaldi, Qiroat Al-Qur’an

Oleh karena itu, dengan menyebarnya adanya jaminan dari Allah SWT bahwa Allah
imam-imam qiroat ke berbagai wilayah, sendirilah yang akan menjaga Al-Qur’an,
dengan mengajarkan Al-Qur’an dengan dialek ‫۝‬
٩ َ‫ظ ْون‬ ِ ‫اِنَّا نَحْ نُ ن ََّز ْلنَا‬
ُ ‫الذ ْك َر َواِنَّا لَهٗ لَحٰ ِف‬
atau lahjah mereka masing-masing, yang “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan
setelahnya menimbulkan hal-hal yang tidak Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang
diinginkan yaitu munculnya berbagai jenis memeliharanya.” (QS.15: 9)
qira’at yang beragam, maka para ulama Ini membuat kita semakin yakin bahwa
mengambil inisiatif untuk meneliti qiroat dari keorisinilitasan Al-Qur’an tidak perlu
berbagai penyimpangan. diragukan lagi. Hafalan Rasulullah dan para
sahabatnya inilah yang menjadi sandaran
Sejarah Perkembangan Qiroat dalam penulisan Al-Qur’an, bukan
Terdapat perbedaan pendapat tentang dokumentasi tertulis seperti mushaf.
awal mula munculnya qiroat, beberapa Dalam masa penurunan Al-Qur’an ini,
berpendapat bahwa turunnya di Mekkah meski bersandarkan pada hafalan yang amat
bersamaan dengan turunnya Al-Qur’an dan kuat milik Rasulullah SAW dan para
ada juga yang berpendapat bahwa turunnya di sahabatnya, selain para sahabat terkadang
Madinah setelah peristiwa hijrah dan telah menuliskan hafalannya pada pelepah, daun,
banyak orang-orang yang masuk ke dalam dan media lainnya, Rasulullah SAW juga
islam. Sehingga dibutuhkan qiroat yang menunjuk beberapa sahabatnya yang dapat
beragam guna mempermudah ummat islam membaca dan menulis untuk menjadi katibul
dalam mempelajarinya. Disini penulis akan wahy (penulis wahyu) yang ditugaskan untuk
merangkum perkembangan ilmu qiroat dalam melakukan dokumentasi Al-Qur’an dalam
beberapa periode. sebuah catatan dan melakukan pengecekan
1. Pada masa Rasulullah SAW dan penyelarasan antara dokumen yang satu
Orisinilitas Al-Qur’an yang sangat dengan dokumen lainnya.
terjaga tidak lepas dari proses turunnya Al- Qiroat sebenarnya telah ada sejak
Qur’an yang secara mutawatir (berangsur- masa Rasulullah SAW, walaupun pada saat itu
angsur), sehingga setiap ayat yang turun akan qiroat bukan merupakan suatu disiplin ilmu,
dihafal dan difahami dengan sangat karena perbedaan di antara para sahabat ketika
sempurna, baik oleh nabi Muhammad SAW membaca Al-Qur’an dapat ditanyakan
maupun para sahabatnya. Apalagi dengan langsung kepada Rasulullah SAW. Sedangkan

6
Reynaldi, Qiroat Al-Qur’an

Nabi tidak pernah menyalahkan para sahabat Lalu dengan proses yang ketat dan
karena perbedaan mereka itu, sehingga tidak cermat, sejarah baru pun tercipta dengan
ada yang fanatik terhadap lafazh yang disusunnya Al-Qur’an yang menghimpun
digunakan atau yang pernah didengar semua jenis qiroat. Dan Al-Qur’an yang telah
Rasulullah SAW. disusun dengan sistematis itu di simpan di
2. Pada masa sahabat Nabi SAW kediaman Abu Bakar Ash-Shidiq hingga
Kajian Qiroat pada masa ini tidak beliau wafat, lalu diwariskan kepada Umar.
lepas dari awal mula pengumpulan Al-Qur'an Pada saat itu semua memahami perbedaan
yang disatukan dalam mushaf pada masa Abu yang terjadi pada qiroat Al-Qur’an karena
Bakar dan Utsman. Sepeninggal Rasulullah mereka meyakini bahwa seluruh sumbernya
SAW banyak bermunculan nabi-nabi palsu berasal dari Rasulullah SAW. Dan tidak dapat
hingga Abu Bakar berperang melawan nabi- dipungkiri, bagi sebagian umat islam yang
nabi palsu dan para murtaddin (orang-orang tidak sempat hidup di zaman Rasulullah mulai
murtad) sehingga peperangan Yamamah merasa resah dengan adanya perbedaan qiroat
menjadi mustahil terelakkan. Dan akibat dari tersebut. Namun hal tersebut hanya tentang
perang ini banyak penghafal Al-Quran yang mana yang lebih fasih antara satu dan yang
gugur syahid di medan perang. lainnya.
Dari sinilah bermulanya muncul Kemudian keadaan mulai memburuk
keinginan Umar bin Khatab untuk menulis ketika perbedaan itu melahirkan perdebatan
Al-Qur'an dalam satu mushaf, agar tidak yang membuat mereka saling menyalahkan.
hilang akibat meninggalnya penghafal Al- Dan hal ini mendorong Khalifah Utsman
Qur’an di medan perang. Namun gagasan ini untuk membuat satu mushaf induk yang kelak
tidak langsung diterima oleh Khalifah Abu menjadi rujukan utama umat Islam. Dan
Bakar, hingga Allah membuka hatinya bahwa mushaf ini akan mewakili pembedaan qiroat.
ini adalah pilihan terbaik. Peristiwa penting ini Sehingga berbeda dengan mushaf Abu Bakar
diawali dengan diangkatnya Zaid bin Tsabit yang menghimpun seluruh qiroat.
sebagai pemimpin. Karena dia adalah pemuda Maka dibentuklah tim penyusun
yang berpengalaman dalam menulis wahyu mushaf tersebut, yaitu Zaid bin Tsabit,
yang diturunkan kepada Nabi SAW. Dan dia Abdullah bin Zubair, Said bin al-Ash dan
memiliki hafalan yang sangat kuat. Abdurrahman bin al-Harits. Dengan
meminjam mushaf yang disusun pada masa

7
Reynaldi, Qiroat Al-Qur’an

Abu Bakar kepada Hafshah binti Umar untuk Qur'an dapat dibaca dengan berbagai jenis
dijadikan pedoman dalam menyusunnya bacaan, sehingga Qiroat tetap terjaga.
kembali. Dan disepakati bahwa mushaf Mushaf ini pun didistribusikan ke
tersebut akan ditulis dalam bahasa asli Al- Mekkah, Syam, Basrah, Kufah dan Madinah.
Quran yaitu Quraisy, dengan catatan tidak ada Salah satunya sengaja ditinggalkan di
perbedaan persepsi antar anggota tim. Madinah untuk dijadikan rujukan umat Islam
Dan keberhasilan tim ini di sana sekaligus menjadi arsip negara,
menghasilkan beberapa eksemplar mushaf Al- sehingga mushaf tersebut dinamakan Mushaf
Quran yang dikenal dengan mushaf Utsmani. Al-Imam. Dan khalifah tidak sekedar
Jumlahnya masih menjadi perselisihan, mengirimkan mushafnya saja, melainkan
namun yang paling masyhur adalah lima mengirimkan seorang ahli muqri' atau ahli
eksemplar. Dari tampilan fisiknya, tidak ada qiroat untuk setiap mushaf yang dikirim, yang
perubahan yang signifikan pada mushaf ini berkompeten dan mempunyai cara membaca
karena sama seperti mushaf Abu Bakar, yang sama dengan mushaf yang dikirimkan.
mushaf ini juga tidak diberi tanda pada Tersebarnya mushaf ke berbagai
tulisannya, baik harakat maupun titik. Namun daerah menjadi penyebab utama terbentuknya
jika mushaf Abu Bakar mengumpulkan mazhab qiroat di beberapa wilayah Islam. Dan
seluruh qirpat, tidak demikian halnya dengan hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya
mushaf Usmani yang hanya memuat satu sisi imam qiroat yang dipopulerkan oleh Ibnu
qiroat saja. Dengan harapan tidak ada lagi Mujahid sebagai imam qiroat sab’ah.
permasalahan perbedaan qiroat, apalagi 3. Pada masa Tabi’in dan Generasi
membuat satu sama lain saling mengkafirkan. Setelahnya
Dalam penghimpunan ini tidak berarti Utsman Di abad ke-2 H, di awal mula
meniadakan qiroat yang lain, padahal qiroat munculnya generasi tabi’in, banyak orang
tersebut adalah bagian dari Al-Qur’an, dan hal yang mulai tertarik pada bidang ilmu qiroat
itu tidak mungkin dilakukan karena sama saja sehingga memfokuskan perhatiannya akan
dengan menghilangkan separuh dari Al- ketepatan qiroat dengan seksama. Dan mulai
Qur’an. Namun penulisan Al-Qur'an kali ini menjadikan qiroat ini disiplin ilmu
sama dengan penulisan pada masa Abu Bakar, sebagaimana ilmu-ilmu syari’ah lainnya, dan
yaitu tanpa titik atau harakat, menjadikan Al- umat islam pun mulai merasa
membutuhkannya hingga banyak dari mereka

8
Reynaldi, Qiroat Al-Qur’an

yang mempelajarinya. Dan kehadiran ilmu dengan menulis kitab "al-Qira'at al-
qira'at ini tidak hanya terfokus pada wilayah Khamsah", Isma'il bin Ishaq al-Maliki dengan
Islam saja melainkan meluas ke beberapa menyusun kitab qira'at yang mengangkat 20
wilayah lainnya. qira'at, termasuk imam qira'at sab'ah, ath-
Di masa ini, lahirlah ahli-ahli qira’at Thabari menyusun karya berjudul "al-Jami'"
bimbingan para sahabat Nabi, diantaranya yang mengangkat kurang lebih 20 qira' at 'at,
Abu Ja’far Yazid bin Qa’qa’ (W. 130 H), Nafi’ Abu Bakar ad-Dajuni menyusun kitab qira'at
bin Abdurahman (W. 169 H) - qurra’ wilayah dengan mengikutsertakan Abu Ja'far (salah
Madinah-, Ibn Katsir ad-Dary (W. 120 H), satu dari sepuluh imam qira'at) dan Ibnu
Humaid bin Qais al-A’raj (W. 123 H) –qurra’ Mujahid menulis kitab berjudul “Kitab as –
wilayah Mekah-, Abdullah al-Yahshubi atau Sab’ah Fi al-Qira’at” yang mengangkat nama
Ibn ‘Amir (W. 118 H) –qari’ dari Syam-, Abu ketujuh imam qira’at.
‘Amr (W. 154 H) –qari’ dari Bashrah-, ‘Ashim
al-Jahdari (W. 128 H), ‘Ashim bin Abi an- Kesimpulan
Najud (W. 127 H), Hamzah bin Hubaib az- Dari pembahasan di atas, dapat
Zayyat (W. 188 H), Sulaiman al-Masy (W. 119 disimpulkan bahwa Bangsa Arab merupakan
H) –qurra’ dari Kufah-. komunitas dari berbagai suku di mana setiap
Pada masa tabi’in inilah terjadinya suku mempunyai dialek yang berbeda, namun
masa keemasan dan kematangan disiplin demikian mereka sepakat untuk menjadikan
qiroat. Antusiasme umat islam untuk bahasa Quraisy sebagai bahasa bersama dalam
mempelajari ilmu ini begitu besar sehingga berkomunikasi.
muncul ide dari Abu Ubaid al-Qasim bin Tentunya hal ini menimbulkan
Sallam untuk menulis kitab berjudul “Al- konsekuensi lahirnya berbagai macam qiroat
Qira’at”. Beliau mencamtumkan 25 qiroat dalam melafazkan Al-Qur’an, namun
termasuk imam qiroat sab'ah di dalam Rasulullah SAW senantiasa membenarkan
karyanya tersebut. Karya ini semakin qiroat mereka, karena Al-Qur’an itu
mempertegas lahirnya disiplin ilmu qiroat. diturunkan dalam tujuh huruf, artinya Allah
Upaya penyusunan kitab qira'at ini SWT memberi kemudahan bagi umat Islam
ditindaklanjuti oleh Ahmad bin Jubair al-Kufi dalam melafazkan atau membaca Al-Qur’an.

9
Reynaldi, Qiroat Al-Qur’an

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Agama, R. I. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara


Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1971.
Anwar, Rosihan. Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Al-Qathtan, Manna‟ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an terj. Muzakir AS. Bogor:
PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2007.
Al-Qattan, Manna’ Khalil, Mabahits Fi Ulum al-Qur’an, Riyadh: Mansyurat al-‘Ashr al-Hadis,
1973.
Al-Qurtubi, Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad, al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, Bairut: Dar
alFikr, 1998.
al-Zarkasyi, Badruddin, al-Burhan Fi Ulum al-Qur’an, Beirut: al-Maktabah al-‘Ashriah, 1972.
ash-Shabuni, Muhammad Ali, at-Tibyan Fi Ulum al-Qur’an, T.tp: T.pn, 1980.
Al-Qusthalani, Syihabuddin, Lathaif al-Isyarat li Funun al-Qira’at, Kairo:Lajnah
Ihya al-Turas}, 1972.
Al-Zarqani, Muhammad abd azhim, Manahi al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, AlHalabi:Kairo,1995.
as-Suyuti, Jalaluddin Abdurrahman, al-Itqon Fi Ulum al-Qur’an, Kairo: Dar al-Hadis, 2006.
ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Jami’ al-Bayan Fi Tafsir al-Qur’an, tt: Muasasah
ar-Risalah, 2000.
Al-Jazari, Ibnu, Thayyibah al-Nasyr fi al-Qira‟at al-„Asyr, Madinah: Maktabah
Dar al-Huda, 2000.

10

Anda mungkin juga menyukai