SNP :
1. Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan
JENIS KEGIATAN :
1.1 Pelaksanaan Kompetensi Pada Dimensi Sikap
A. LATAR BELAKANG
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan manusia. Agama menjadi pemandu
dalam upaya mewujudkan kehidupan yang bermakna, dan bermartabat. Pendidikan agama sebagai
satu pondasi terhadap anak harus ditanamkan sedini mungkin. Penanaman karakter dan upaya
pembentukan manusia yang berakhlakul karimah harus kita laksanakan mengingat zaman yang
semakin maju dan arus globalisasi semkin canggih harus kita imbangi dengan penguatan mental
spiritual anak sehingga diharapkan generasi yang akan datang mampu menghadapi zaman dengan
tangguh baik lahir maupun batin.
Untuk mencapai tujuan dan fungsi Pendidikan Nasional maka ditetapkan Pendidikan Agama
sebagai mata pelajaran wajib diikuti oleh peserta didik. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi, diuraikan bahwa ruang lingkup PAI meliputi aspek Al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Akhlak,
Aqidah, dan Tarikh. Aspek Al-Qur’an menjadi aspek prioritas karena itu pembelajaran aspek ini
meliputi membaca, menulis dan menghafal Al-Qur’an dipandang perlu dipertajam dalam
pembelajaran PAI di sekolah. Pelaksanaan bimbingan Al-Qur’an juga sejalan dengan PP No. 55
Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pasal 24 dan 25 yang
menjelaskan bahwa, pendidikan Al-Qur’an bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam hal membaca, menulis, menghafal, memahami dan mengamalkan kandungan Al-Qur’an.
Mengingat hal itu disusun program pembelajaran ekstrakurikuler Al-Qur’an dalam program Baca
Tulis Al-Qur’an (BTQ).
Membaca Al Quran merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam. Oleh karena itu membaca dan
juga mempelajari Al Quran hukumnya wajib bagi setiap muslim. Allah memerintahkan kita dalam
Qur’an surat muzammil ayat 4; “Dan tartilkanlah Al-Qur’an dengan setartil-tartilnya.” Ali bin Abi
Thalib menjelaskan makna tartil dalam ayat,” Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui
tempat-tempat berhentinya”.
Tidak hanya cukup dengan membacanya saja, kitab suci Al Quran tentu harus dipelajari dan
dihapalkan. Setiap muslim diwajibkan untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran yang
terkandung di dalam kitab suci Al Quran.
Di dalam mempelajari dan menghapalkan Al Quran pun tidak bisa sembarangan. Ada ilmu-ilmu
yang harus dipelajari dalam proses belajar Al Quran, di antaranya yaitu metode tahsin dan tahfidz
Quran.
Tahfidz Qur’an terdiri dari dua suku kata, yaitu Tahfidz dan Qur’an, yang mana keduanya
mempunyai art yang berbeda. yaitu tahfidz yang berarti menghafal. Menghafal dari kata dasar hafal
yang dari bahasa arab hafidza-yahfadzu-hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit
lupa. Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf definisi menghafal adalah “proses mengulang
sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.” Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti
menjadi hafal.
Tetapi, in Syaa Allah dengan niat yang lurus untuk mendapatkan ridha Allah ‘Azza wa
Jalla ditunjang dengan metode yang tepat, mempelajari Tahsin dan Tajwid metode Utsmani tidak
akan terasa susah. Bahkan dapat menjadi sesuatu aktivitas yang menyenangkan.
Guna memfasilitasi kebutuhan siswa, Madrasah Tsawiyah Alkhairaat menyelenggarakan
program Tahsin dan Tajwid metode Utsmani yang dirancang secara sederhana guna memudahkan
peserta.
Adapun tujuan kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Alquran (BTA) dan Tahfidz Qur’an Tahun
Pelajaran 2023/2024 yaitu sebagai berikut :
G. WAKTU PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran diselenggarakan secara rutin setiap hari Sabtu dan Ahad setelah
pembelajaran. Tahapan-tahapan pembelajarannya adalah:
1. Klasikal : berlangsung selama 40 menit dengan prosedur seperti diatas
2. Individual : maksimal 10 menit, untuk masing-masing siswa dibimbing satu-satu.
3. Muroja’ah :berlangsung selama 30 menit secara klasikal dimana siswa dikelompokkan
berdasarkan kelompok iqro dan surat dalam Al-Qur’an.
BAB II
IDENTIFIKASI RENCANA KEGIATAN DAN SUB KEGIATAN INDIKATIF
Snack + minum gelas 150 Kotak - Rp 10,000 Rp 1,500,000 April 2023 BOS
Program kerja yang disusun secara terperinci sebelum memulai sesuatu kegiatan akan sangat
membantu menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan, maka kesimpulan yang diambil dalam
penyusunan program ini adalah:
1. Panitia penyelenggara mengetahui dan melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan
2. Selalu mengadakan koordinasi diantara panitia
3. Menciptakan Siswa yang Qur’ani
4. Bila terdapat hal-hal dibalik perencanaan segera dilaporkan kepada pihak panitia/ Kepala
Sekolah dan penyelenggara serta tidak diberitakan keluar.
Mudah-mudahan program kerja yang telah disusun ini dapat membantu panitia pada
khususnya sehingga penyelenggaraan Program Baca Tulis Alquran dan Tahfidz Qur’an dapat
berlangsung tertib dan lancar.
Mengetahui,
Kepala MTs. Alkhairaat Kota Gorontalo