Anda di halaman 1dari 40

Manajemen

Syok Hipovolemia
Berdasarkan 3S (SDKI, SLKI, SIKI)
PT. MADANI
WEBINAR KEPERAWATAN NASIONAL 5 Juni 2022
Muhamad Adam Muhamad Adam
Ns. Muhamad Adam, M.Kep, Sp.Kep.MB @muh_adam_ Muhamad Adam II
Ns. Muhamad Adam, M.Kep, Sp.KMB
• Perawat Clinical Care Manager IGD RSUI
• Dosen Departemen KMB FIK UI
• Penyusun 3S dan Pedoman SPO Keperawatan DPP PPNI
• Departemen Pelayanan DPP PPNI
Lingkup Pokok Bahasan
Konsep Syok Hipovolemik

Diagnosis Keperawatan

Luaran Keperawatan

Intervensi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Konsep
Syok Hipoveolemia
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Definisi Syok
Dulu syok hanya didefinisikan sebagai
penurunan tekanan darah akibat penurunan
curah jantung dan kehilangan darah.

Definisi saat ini:


Syok adalah kegagalan sirkulasi akut
yang mengancam jiwa dan
mengakibatkan penggunaan oksigen
yang tidak memadai oleh sel.
Sumber:
Cecconi M, et al (2014) Consensus on circulatory shock and hemodynamic
Ketidakseimbangan antara
monitoring. Task force of the European Society of Intensive Care
Medicine. Intensive Care Med, 40(12):1795–815.
suplai dan kebutuhan oksigen

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Tipe dan Etiologi
Syok
Trauma GI, Ginjal, Kulit

Kehilangan Kehilangan
darah cairan
(Blood loss) (Fluid loss)

Hipovolemik

Sumber:
Standl T, et al (2018). The nomenclature, definition
and distinction of types of shock. Dtsch Arztebl Int,
115, 757–68.

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Patofisiologi

Sumber: ATLS (2018)

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Pengkajian
Keperawatan
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Pengkajian Keperawatan

PRIMARY SURVEY SECONDARY SURVEY


PENGKAJIAN PRIMER PENGKAJIAN SEKUNDER

Mengidentifikasi kondisi yang Mengidentifikasi penyebab kondisi


berpotensi mengancam jiwa, yang berpotensi mengancam jiwa,
agar dapat segera dilakukan agar dapat segera dilakukan
penatalaksanaan atau resusitasi tindakan definitif

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Pengkajian Primer

Seperti pada semua kondisi


gawat darurat, prioritas
pertama ialah melakukan
pengkajian pada ABCDE

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Pengkajian Primer (Lanjutan)

A irway
Sumbatan jalan napas, stridor, gurgling

Sesak napas, takipnea, bradipnea, mengi, sianosis,


B reathing henti napas

Takikardia, nadi teraba lemah, akral dingin,


C irculation pucat, CRT>2 detik, hipotensi, henti jantung

D
isability
Penurunan kesadaran

Sumber: DOTS (deformity, open


ATLS (2018), ENA (2013)
E
xposure
wound, tenderness,
swelling)
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Signs & Symptoms
PENGKAJIAN SEKUNDER
Allergy
Medication
Pengkajian Sekunder Past Illness
Keluhan dan Riwayat
Kesehatan (SAMPLE) Last Meal
Event Leading
Pemeriksaan Fisik
(Focused Assessment)

Pemeriksaan Laboratorium
Penunjang
Radiologi
Psikososial

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II Sumber: ATLS (2018), ENA (2013)
LOGO
RS

CONTOH
FORMAT
ASESMEN
AWAL IGD
Diagnosis
Keperawatan
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Proses Keperawatan dan
Standar Asuhan Keperawatan PPNI

Pengkajian

Standar Diagnosis
Evaluasi Diagnosis SDKI Keperawatan Indonesia

Standar Luaran
SLKI Keperawatan Indonesia
Implementasi Perencanaan
Standar Intervensi
SIKI Keperawatan Indonesia

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Diagnosis Keperawatan

Hipovolemia Risiko Syok


(D.0023) (D.0039)

Perfusi Perifer Gangguan Sirkulasi


Tidak Efektif Spontan
(D.0009) (D.0007)

Sumber:
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP. PPNI.

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Diagnosis Keperawatan
(Lanjutan)

1. Hipovolemia (D.0023) b.d. kehilangan cairan aktif,


peningkatan permeabilitas kapiler
2. Risiko Syok (D.0039) d.d. hipoksemia, hipoksia, hipotensi,
kekurangan cairan.
3. Perfusi Perifer Tidak efektif (D.0009) b.d. kekurangan
volume cairan, penurunan hemoglobin, penurunan aliran
arteri/vena
4. Gangguan Sirkulasi Spontan (D.0007) b.d. penurunan
fungsi ventrikel

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Kasus
Seorang laki-laki berusia 32 tahun diantar ke
IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.
Tampak deformitas pada femur sinistra.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi


nadi 110 x/menit, frekuensi napas 23 x/menit,
tekanan darah 105/82 mmHg, akral teraba
dingin, nadi teraba lemah, CRT >2 detik,
produksi urine 25 mL/jam, gelisah dan
kesadaran mulai menurun, BB 50 kg.
Perlu dikaji lebih lanjut!
Apakah diagnosis keperawatan pada pasien
tersebut?

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Luaran
Keperawatan
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Luaran Keperawatan
Status Cairan Membaik
Hipovolemia
(L.03028)

Tingkat Syok Menurun


Risiko Syok
(L.03032)

Perfusi Perifer Tidak Tingkat Syok Menurun


Efektif (L.03032)

Gangguan Sirkulasi Sirkulasi Spontan


Spontan Meningkat (L.02015)

Sumber: PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP. PPNI.

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Luaran Keperawatan (Lanjutan)

Tingkat Syok (L.03032)


Dalam 1 jam, Tingkat Syok menurun dengan kriteria hasil:

- Akral hangat - Tekanan nadi 30-40 mmHg


- Frek. nadi 60–100 x/menit - Tingkat kesadaran meningkat
- Kekuatan nadi meningkat - Saturasi oksigen ≥94%
- Pengisian kapiler <2 detik - Frek. napas 12–20 x/menit
- MAP ≥65 mmHg - Pucat menurun
- TDS ≥90 mmHg
- Output urine ≥0,5 cc/kgBB/jam Tekanan Nadi = TDS – TDD

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Sumber: Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) – PPNI (2018)
Intervensi
Keperawatan
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Intervensi Keperawatan
Hipovolemia Manajemen Hipovolemia (I.03116)

Risiko Syok Pencegahan Syok (I.02068)

Perfusi Perifer Manajemen Syok Hipovolemik


Tidak Efektif (I.02050)

Gangguan
Sirkulasi Spontan
Code Management (I.02029)

Sumber:
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP. PPNI.
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Perfusi Perifer
Tidak Efektif Manajemen Syok Hipovolemik (I.02050)
Observasi
• Monitor status kardiopulmonal (akral, kekuatan nadi, HR,, TD, MAP, RR)
• Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
• Monitor status cairan (CRT, turgor kulit, intake-output)
• Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
• Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS
Terapeutik
• Pertahankan jalan napas paten
• Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
• Lakukan penekanan langsung (direct pressure) pada perdarahan eksternal
• Berikan posisi syok (modified Trendelenberg)
• Pasang jalur IV
• Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
• Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah langkap dan elektrolit

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II Sumber: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – PPNI (2018)
Intervensi Keperawatan (Lanjutan...)

TEKNIK DIRECT PRESSURE

Teknik penekanan langsung (direct pressure) untuk menghentikan perdarahan

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Intervensi Keperawatan (Lanjutan…)
Posisi Syok
Posisi Syok dianggap dapat memberikan efek
‘autotransfusi’ 300–500 cc darah dari kaki ke
sirkulasi sentral.

Hasil systematic review dari 14 riset,


menunjukkan hasil yang tidak konsisten
(Ballesteros-Peña, Sendoa & Rodriguez Larrad, Ana, 2012).

Posisi syok dapat meningkatkan vonous return,


namun tidak meningkatkan TD secara Kaki diangkat ±30 cm
signifikan
(Johnson & Henderson, 2004).
- Kontraindikasi pada trauma servikal
- Pada syok kardiogenik dapat
memperburuk edema paru
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Intervensi Keperawatan (Lanjutan...)
Perfusi Perifer
Tidak Efektif Manajemen Syok Hipovolemik (I.02050)
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 1 – 2 L (pada dewasa)
• Kolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 20 mL/kgBB (pada anak)
• Kolaborasi pemberian transfusi
darah, jika perlu

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II Sumber: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – PPNI (2018)
Resusitasi Cairan
• Tentukan Estimated Blood Volume (EBV)
1 • EBV = 70 ml x BB (kg)

• Tentukan Kelas Syok untuk mengetahui persentase kehilangan


2 darah

• Tentukan Estimated Blood Loss (EBL)


3 • EBL = EBV x Persentase

• Resusitasi cairan kristaloid 3 for 1 rule


4
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Kelas Syok
KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3 KELAS 4
PERSENTASE <15% 15–30% 30–40% >40%
KEHILANGAN DARAH
Frekuensi Nadi <100 100 – 120 >120 >140
Tekanan Darah Normal Normal Menurun Menurun
Frekuensi Napas 14 - 20 20 - 30 30 - 40 >40
CRT <2 detik >2 detik >2 detik Tdk Terdeteksi
Ekstremitas Normal Pucat Pucat Pucat & Dingin
Produksi Urine (ml/jam) >30 20 - 30 10 - 20 0 - 10
Status Mental Sadar, haus Gelisah, Gelisah, Ngantuk,
Agresif, haus agresif, bingung, tidak
ngantuk sadar
Penggantian Cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan
dan Darah Darah
Muhamad Adam Muhamad Adam Sumber: ATLS (2018)
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Kasus
Seorang laki-laki berusia 32 tahun diantar ke IGD
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Tampak
deformitas pada femur sinistra.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi nadi


110 x/menit, frekuensi napas 23 x/menit, tekanan
darah 105/82 mmHg, CRT >2 detik, produksi urine
25 mL/jam, gelisah dan kesadaran mulai menurun,
BB 50 kg.

Berapakah kebutuhan resusitasi cairan pada pasien?

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
1. EBV = 70 mL x 50 kg = 3.500 mL
2. Kelas III (15% – 30%)
3. EBL = 3.500 mL x 15% = 525 mL
4. Kebutuhan resusitasi dengan kristaloid:
525 mL x 3 = 1.575 mL
Sebanyak 1.575 mL tidak langsung diberikan semua (namun
disesuaikan dengan respons pasien) à dicoba 1 L loading
dalam 15-20 menit, kemudian evaluasi respons pasien.

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Jenis Cairan Resusitasi
Jenis Keterangan
Kristaloid Ringer Lactat (RL) - Lebih murah
Normal Saline (NaCl) - Efek samping minimal
- Waktu paruh pendek
Koloid Gelofucine - Lebih mahal
Hemaccel - Efek samping lebih banyak
Dextran 70 - Waktu paruh 4-6 jam
Hetastarch
Plasma / Albumin
Darah Whole Blood Cell (WBC)
Peaked Red Cell (PRC)

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Respons Terhadap Resusitasi Cairan
Rapid Transient Minimal
Response Response Response
Tanda vital Kembali normal Pulih sementara Tetap abnormal
Estimasi kehilangan darah Minimal (<15%) Sedang (15 – 40%) Berat (>40%)
Kebutuhan terhadap darah Rendah Sedang - Tinggi Segera

Persiapan darah Type dan Type-spesific Emergency blood


crossmatch release

Kebutuhan terhadap operasi Mungkin Butuh Sangat butuh

Muhamad Adam Muhamad Adam Sumber: ATLS (2018)


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Evaluasi
Keperawatan
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Pemantauan dan Evaluasi
Output urine

resuscitation in patient with severe trauma. Journal of Intensive Care, 5,


• 0,5 mL/kg/jam (Dewasa)
• 1 mL/kg/jam (Anak) dan 2 mL/kg/jam (Bayi)

hypotension/hypotensive resuscitation and restricted/cotrolled


• Kudo, D., Yoshida, Y. & Kushimoto, S. (2017). Permissive
Tekanan darah
• Target 80–90 mmHg jika perdarahan belum terkontrol
• MAP ≥80 mmHg pada cedera kepala berat (GCS<8)

11. https://doi.org/10.1186/s40560-016-0202-z
Tekanan nadi
• 25% dari TDS atau ±40 mmHg

Frekuensi nadi

• ATLS (2018)
• 60 – 100 kali/menit

Sumber:
Muhamad Adam Muhamad Adam
@muh_adam_ Muhamad Adam II
Pemantauan dan Evaluasi (Lanjutan)

Output urine merupakan indikator utama


untuk mengevaluasi keberhasilan
resusitasi cairan
• Output urine menggambarkan perfusi
pada organ (terutama ginjal), sementara
TD dan nadi hanya menggambarkan
perfusi perifer

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II Sumber: ATLS (2018)
Pemantauan dan Evaluasi (Lanjutan)

Jika perdarahan belum terkontrol,


maka target TD tidak boleh terlalu
tinggi (dianjurkan 80-90 mmHg)
dan hindari resusitasi cairan masif,
karena dapat memicu perdarahan
yang lebih banyak à Resusitasi
Hipotensif (resusitasi cairan
dengan target TD di bawah
normal)

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II Sumber: ATLS (2018)
Referensi

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II
Referensi American Collage of Surgeons (2018). Advance Trauma Life Support (10th ed.). USA: ACS
Ballesteros-Peña, Sendoa & Rodriguez Larrad, Ana. (2012). Does the Trendelenburg position affect
hemodynamics? A systematic review. Emergencias. 24. 143-150.
Cecconi M, et al (2014) Consensus on circulatory shock and hemodynamic monitoring. Task force of
the European Society of Intensive Care Medicine. Intensive Care Med, 40(12):1795–815.
Emergency Nurses Association (2013). Emergency Care. USA: Elsevier.
Emergency Nurses Association (2007). Emergency Nursing, Core Curriculum (6th ed.). USA:
Saunders Elsevier.
Johnson S & Henderson SO (2004). Myth: the Trendelenburg position improves circulation in cases
of shock. CJEM, 6(1):48-9.
Kudo, D., Yoshida, Y. & Kushimoto, S. (2017). Permissive hypotension/hypotensive resuscitation
and restricted/cotrolled resuscitation in patient with severe trauma. Journal of Intensive Care, 5,
11.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP. PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP. PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP. PPNI.
Suh, Gil Joon (2018). Essentials of Shock Management, A Scenario-Based Approach. Singapore:
Springer.

Muhamad Adam Muhamad Adam


@muh_adam_ Muhamad Adam II

Anda mungkin juga menyukai