Oleh:
NIM : P17210203051
JURUSAN KEPERAWATAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada pasien dengan Diagnosa Post Operasi Struma
Di RST Dr. Soepraon Periode 10 Oktober 2022 s/d 16 Oktober 2022 Tahun Ajaran 2022/2023
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal …… Bulan Oktober Tahun 2022
Malang,
___________________________ _________________________
NIP. NIP.
Kepala Ruangan
___________________________
NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
2. PATOFISIOLOGI
Pada beberapa penderita, benjolan di leher akibat pembesaran kelenjar tiroid dapat
disertai gejala berupa:
Gejala lain pada penderita penyakit gondok yang mengalami hipertiroidisme adalah:
Intake nutrisi
kurang Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Penurunan
kekuatan dan
ketahanan otot
Kelemahan
General
Terdapat jahitan anastesi Luka insisi dikontinuitas jaringan
Depresi sistem
Estetika pernapasan Indikator kimia, bradikulin,
instamin prostaglandi tersensori
Penekanan modula
Gangguan konsep oblongata
diri Rangsangan ujung saraf perifer
menghantarkan rangsangan
Pintu masuk kuman Penurunan reflek batuk
Substansi gelatinosa
Mempermudah masuknya Akumulasi sputum
kuman/bakteri
Thalamus kortek serbri
Ketidakefektifan
Resiko infeksi kebersihan jalan nafas Gangguan rasa nyaman
(nyeri)
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Manajemen konservatif
b. Penatalaksanaan Operatif
1) Tiroidektomi
Ini dapat dilakukan pada struma nodosa non toksik yang besar jika
pengoperasian tidak berhasil, akan ada gangguan seperti fokus pada
organ sekitar, indikasi, kosmetik, tanda-tanda keganasan yang
mencurigakan. Tiroidektomi merupakan tindakan oprasi yang
dilakukan untuk mengangkat kelenjar, termasuk reseksi subtotal atau
total (Heriady & Romadhona, 2017). Tiroidektomi adalah metode
bedah yang relatif aman Tingkat insiden kurang dari 5%.
2) L- tiroksin sewaktu 4- 5 bulan
a. Identifikasi pasien
f. Pemeriksaan fisik
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut (D.0077)
Luaran Keperawatan
Tingkat Nyeri (L.08066)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan tingkat nyeri pasien menurun dengan kriteria hasil.
Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Sikap protektif menurun
Gelisah menurun
Kesulitan tidur menurun
Frekuensi nadi membaik
Pola tidur membaik
Intervensi Keperawatan
Manajemen Nyeri (I. 08238)
a. Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Monitor efek samping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
c. Edukasi
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
2. Resiko infeksi (D.0142)
Luaran Keperawatan
Tingkat Infeksi (L14137.)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan tingkat infeksi pasien menurun dengan kriteria hasil.
Nyeri menurun
Bengkak menurun
Kemerahan menurun
Kadar sel darah putih membaik
Intervensi Keperawatan
Pencegahan Infeksi (I. 08238)
a. Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
b. Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
c. Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
3. Gangguan mobilitas fisik (D.0054)
Luaran Keperawatan
Mobilitas Fisik (L.05042)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan mobilitas fisik pasien meningkat dengan kriteria hasil.
Pergerakan ekstermitas meningkat
Kekuatan otot meningkat
Rentang gerak (ROM) meningkat
Nyeri menurun
Kelemahan fisik menurun
Intervensi Keperawatan
Dukungan Mobilisasi (I.05173)
a. Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
b. Terapeutik
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
Fasilitasi melakukan pergerakan
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
c. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
4. Defisit Nutrisi
Luaran Keperawatan
Status Nutrisi (L.03030)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam
diharapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien tercukupi dengan kriteria
hasil:
Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
Frekuensi makan membaik
Nafsu makan membaik
Intervensi
Manajemen Nutrisi
d. Observasi
Identifikasi status nutrisi.
Identifikasi makanan yang disukai.
Monitor asupan makanan.
Monitor berat badan
e. Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
f. Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
g. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan, jika perlu
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia