Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL TENTANG SEHAT SAKIT

MENURUT PANDANGAN SUKU JAWA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Antropologi Kesehatan
Yang dibina oleh Ibu Suwito Prastiwi, M.Kes.

Oleh :
Dwi Anggraini
NIM P17210203051

KELAS II B
PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

FEBRUARI TAHUN 2022


PANDANGAN SEHAT SAKIT MENURUT SUKU JAWA

1. Latar Belakang

Sehat dan sakit merupakan dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa
kita sehai- hari. Dalam sejarah kehidupan manusia isilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan contohya kebudayaan suku jawa tentang Cegukan. Cegukan merupakan hal yang
lazim terjadi pada setiap orang, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Cegukan dalam bahasa
medisnya disebut Hiccup , disebabkan oleh kontraksi sekat rongga tubuh atau kerap disebut
diafragma, yang terjadi secara mendadak. Cegukan terjadi hanya berlangsung beberapa menit
saja, ada juga kasus cegukan yang dapat bertahan lama sampai berhari- hari atau bahkan
berbulan- bulan dan itu sangat tidak biasa dan biasanya merupakan tanda masalah kesehatan lain.
Namun, di tahun sekarang ini yakni 2022 beberapa masyarakat masih ada yang menganggap
cegukan bukan hanya disebabkan oleh faktor ilmiah dari tubuh, ada juga yang mempercayai
mitos- mitos zaman terdahulu atau zaman nenek moyang kita, para masyarakat khususnya
masyarakat di Pulau Jawa meyakini mitos tentang Cegukan merupakan tanda anak akan
bertambah besar. Namun, hal ini hanyalah sebuah mitos belaka yang tetap dipercaya oleh
masyarakat khususnya di Pulau Jawa.

2. Tinjauan Pustaka
Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa kita
sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan
meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam
kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian
seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik
dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang
gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada
dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi
pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.
Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam
penggunaannya sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit adalah istilah
medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya
kapasitas. Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan
sakit terjadi pada saat  seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya
pada penderita penyakit asma, ketika tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka
orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit. Unsur penting dalam konsep penyakit adalah
pengukuran bahwa penyakit tidak melibatkan bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru
secara lengkap melainkan perluasan dari proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat
dikatakan bahwa penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang sudah diubah. Proses
perkembangan penyakit disebut patogenesis. Bila tidak diketahui dan tidak berhasil ditangani
dengan baik, sebagian besar penyakit akan berlanjut menurut pola gejalanya yang khas. Sebagian
penyakit akan sembuh sendiri (self limiting) atau dapat sembuh cepat dengan sedikit intervensi
atau tanpa intervensi sebagian lainnya menjadi kronis dan tidak pernah benar-benar sembuh.
3. Tinjauan kasus
Cegukan sering dialami baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun Masyarakat di
Indonesia dan bahkan India, cegukan dipercaya membuat anak cepat tumbuh tinggi. Di Pulau
Jawa khususnya, para masyarakatnya percaya atau meyakini adanya mitos Cegukan tersebut.
Apalagi disaat ada bayi atau anak kecil cegukan biasanya para sesepuh dan orang tua
mengatakan cegukan merupakan tanda- tanda bahwa anak akan bertambah besar atau bertambah
tinggi

Biasanya untuk menangani masalah ini adalah dengan cara menempelkan benang,kertas,
atau tisu yang diberikan air liurnya lalu di tempelkan di dahi sang penderita cegukan. Dan
percaya atau tidak dengan cara tersebut cegukan langsung sembuh, oleh karena itu masyarakat
mempercayai mitos tentang cegukan tersebut.

Padahal menurut Kids Health, cegukan atau singultus terjadi karena diafragma, otot yang
berada di bawah dada. Diafragma hampir selalu bekerja sempurna. Ketika menarik napas, ia
menarik turun untuk membantu menarik udara ke paru-paru. Ketika kita mengeluarkan napas,
diafragma rileks dan udara mengalir keluar dari paru-paru kembali keluar melalui hidung dan
mulut.
Kesalah pahaman tentang masalah ini terjadi karena masyarakat yang mempercayai
kurang mengetahui dan minimnya informasi lebih lanjut tentang cegukan sendiri. Padahal diera
modern saat ini sudah ada internet yang bisa dipakai untuk mencar informasi lebih lanjut. Tapi
karena mitos ini sudah ada dari dulu, mau tidak mau para masyarakat khususnya di pulau Jawa
menerima dan tidak menentang adanya mitos tersebut.

4. Penutup

Sehat dan sakit merupakan dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa
kita sehai- hari. Dalam sejarah kehidupan manusia isilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan contohya kebudayaan suku jawa tentang Cegukan. Di Pulau Jawa khususnya, para
masyarakatnya percaya atau meyakini adanya mitos Cegukan tersebut. Apalagi disaat ada bayi
atau anak kecil cegukan biasanya para sesepuh dan orang tua mengatakan cegukan merupakan
tanda- tanda bahwa anak akan bertambah besar atau bertambah tinggi

Padahal menurut Kids Health, cegukan atau singultus terjadi karena diafragma, otot yang
berada di bawah dada. Kesalah pahaman tentang masalah ini terjadi karena masyarakat yang
mempercayai kurang mengetahui dan minimnya informasi lebih lanjut tentang cegukan sendiri.
Padahal diera modern saat ini sudah ada internet yang bisa dipakai untuk mencar informasi lebih
lanjut. Tapi karena mitos ini sudah ada dari dulu, mau tidak mau para masyarakat khususnya di
pulau Jawa menerima dan tidak menentang adanya mitos tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Babyologist. (2018). Cegukan berarti anak cepat besar. kumparan.com.


Chairunnisa, S. (2021). tujuh arti cegukan dan mitosnya menurut primbon jawa. 99.co.
Desmuflihah, K. A. (2016). Mitos atau fakta, Cegukan membuat anak makin tiggi. okezone.
Nadya. (2013). KONSEP SEHAT DAN SAKIT. Sulawesi Selatan: uin-alauddin.

Anda mungkin juga menyukai