Anda di halaman 1dari 21

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 499 TAHUN 2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN PENYULUH AGAMA KATOLIK TELADAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

Menimbang : a. bahwa Penyuluh Agama Katolik sebagai ujung tombak


penyuluhan pembangunan di bidang agama perlu
mendapat apresiasi dari Pemerintah;
b. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan
akuntabilitas Pemilihan Penyuluh Agama Katolik
Teladan, perlu diterbitkan Petunjuk Teknis Pemilihan
Penyuluh Agama Katolik Teladan.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b di
atas, perlu diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Katolik tentang Petunjuk
Teknis Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 132,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5434);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4769);
4. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
6. Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang
Pengawasan dan Pembangunan dan Pendayaan
Aparatur Negara Nomor 54/KEP/MK.WASPAN/9/1999
tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan
Angka Kreditnya;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian
Agama;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama;
9. Keputusan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 1978
tentang Pendelegasian Wewenang, Mengangkat,
Memperbaharui dan Memberhentikan Tenaga
Penyuluh Agama;
10. Keputusan Menteri Agama Nomor 769 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyuluh Agama Non Pegawai Negeri
Sipil yang telah disempurnakan terakhir dengan
Keputusan Menteri Agama Nomor 53 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Agama
Nomor 769 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyuluh
Agama Non Pegawai Negeri Sipil;
11. Keputusan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2019
tentang Penetapan Honorarium Penyuluh Agama Non
Pegawai Negeri Sipil.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN


MASYARAKAT KATOLIK TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PEMILIHAN PENYULUH AGAMA KATOLIK TELADAN

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pemilihan Penyuluh Agama


Katolik Teladan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
dan II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam diktum


KESATU menjadi pedoman bagi Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Katolik, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi, dan Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota.
KETIGA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
LAMPIRAN I

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK
NOMOR 449 TAHUN 2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN
PENYULUH AGAMA KATOLIK TELADAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakekatnya Penyuluh Agama Katolik adalah pewarta kabar gembira
yang menyampaikan pesan-pesan agama dan pembangunan melalui bahasa
agama. Mereka juga garda terdepan dan benteng dalam pertahanan NKRI.
Mereka juga menjaga kerukunan umat beragama dan menangkal masuknya
ajaran yang bermasalah dan yang memiliki paham radikalisme.
Berdasarkan urgensi dan peran strategis Penyuluh Agama Katolik di tengah
masyarakat tersebut, maka dibutuhkan kualitas Penyuluh Agama Katolik yang
memiliki kualifikasi tertentu, motivasi/komitmen, inovasi, dan kreativitas. Selain
karakteristik tersebut, lebih lanjut Penyuluh Agama Katolik perlu memiliki
kemampuan keilmuan dan keahlian dalam bertutur kata. Akan tetapi yang lebih
penting dari itu semua adalah mereka menjadi teladan/panutan bagi umat.
Memperhatikan tugas dan karakteristik yang harus diemban oleh Penyuluh
Agama Katolik tersebut, maka diperlukan apresiasi dalam bentuk pemilihan
Penyuluh Agama Katolik Teladan PNS maupun Non PNS. Dengan demikian
diharapkan terjadi peningkatan kompetensi dan pengembangan karier Penyuluh
Agama Katolik sebagai agen moderasi beragama, agen literasi keagamaan dan
agen perubahan sosial. Selain itu diharapkan pula dapat mendorong dan
memotivasi, dedikasi, loyalitas dan profesionalisme Penyuluh Agama Katolik
yang berpengaruh terhadap kinerjanya. Program ini merupakan wujud nyata
Pemerintah untuk memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam
memberikan penghargaan dan meningkatkan karier Penyuluh Agama Katolik,
terutama bagi mereka yang berprestasi. Atas dasar itulah diperlukan suatu
sistem pengaturan dalam memberikan penghargaan atas keteladanan yang telah
dimiliki dalam pelaksanaan tugas.

B. Maksud Dan Tujuan


Maksud:
Sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan Pemilihan Penyuluh Agama
Katolik Teladan Tingkat Nasional dan Daerah.

Tujuan:
1. Menetapkan persyaratan yang digunakan dalam proses pemilihan Penyuluh
Agama Katolik Teladan;
2. Menetapkan mekanisme Pemilihan Penyuluh Agama Katolik;
3. Sebagai acuan bagi pelaksanaan Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan
secara berjenjang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
C. Sasaran
1. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;
2. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;
3. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota;
4. Penyuluh Agama Katolik PNS dan Non PNS.

D. Asas
Petunjuk Teknis ini berasaskan akuntabilitas dan transparansi.

E. Ruang Lingkup
1. Pendahuluan;
2. Peserta, Panitia dan Dewan Juri;
3. Mekanisme Penyelenggaraan;
4. Penilaian, Kejuaraan dan Penghargaan;
5. Penutup.

F. Tema Kegiatan
Moderasi Beragama, Umat Rukun, Indonesia Maju dan Mandiri.
Sub Tema:
“Peran Penyuluh Agama Katolik sebagai agen moderasi beragama dalam
mempersatukan bangsa”.

G. Tahapan Kegiatan
1. Persiapan;
2. Sosialisasi;
3. Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota;
4. Seleksi Tingkat Provinsi;
5. Verifikasi dan Monitoring;
6. Seleksi Tingkat Nasional;
7. Presentasi Peserta;
8. Pengumuman Pemenang.

H. Peta Kelompok Binaan Penyuluhan


1. Penyuluhan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar);
2. Penyuluhan di wilayah konflik;
3. Penyuluhan pada masyarakat miskin perkotaan;
4. Penyuluhan pada Lembaga Pemasyarakatan;
5. Penyuluhan pada pemulung dan anak jalanan;
6. Penyuluhan di lokalisasi;
7. Penyuluhan pemberdayaan ekonomi;
8. Penyuluhan tema pendampingan keluarga;
9. Penyuluhan tema pendampingan anak-anak, remaja dan generasi muda
Katolik;
10. Penyuluhan bimbingan rohani di rumah sakit;
11. Penyuluhan pada komunitas berkebutuhan khusus (BK);
12. Penyuluhan pada komunitas penyalahgunaan narkoba dan penderita HIV
AIDS.
13. Penyuluhan lainnya.

I. Pengertian Umum

1. Penyuluhan adalah kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama Katolik yang


diberikan oleh Penyuluh Agama Katolik kepada kelompok binaan;
2. Penyuluh Agama Katolik adalah Penyuluh Agama Katolik PNS dan Penyuluh
Agama Katolik Non PNS yang melaksanakan kegiatan bimbingan dan
penyuluhan agama Katolik kepada kelompok binaan.
3. Penyuluh Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas
penyuluhan di bidang agama dan pembangunan dalam bahasa agama, yang
selanjutnya disingkat dengan Penyuluh Agama Katolik PNS;
4. Penyuluh Agama Katolik Bukan Pegawai Negeri Sipil adalah seseorang yang
diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan
bimbingan dan penyuluhan agama Katolik kepada kelompok binaan, yang
selanjutnya disingkat dengan Penyuluh Agama Katolik Non PNS;
5. Penyuluh Agama Katolik Teladan adalah pemenang pemilihan Penyuluh
Agama Katolik PNS dan pemenang pemilihan Penyuluh Agama Katolik Non
PNS;
6. Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat Daerah adalah Penyuluh Agama
Katolik yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menjadi Penyuluh
Agama Katolik Teladan berdasarkan tema/kategori tertentu setelah melalui
penilaian;
7. Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat Nasional adalah Penyuluh Agama
Katolik yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal menjadi Penyuluh Agama
Katolik Teladan berdasarkan tema/kategori tertentu setelah melalui penilaian;
8. Panitia/Tim Seleksi Penyuluh Agama Katolik Teladan menurut tema/kategori
tertentu tingkat Nasional adalah Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh
Pejabat yang berwenang sesuai dengan jenjangnya;
9. Panitia Penilai/Dewan Juri adalah orang yang diberi kewenangan untuk
menilai tema/kategori tertentu dan ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang
sesuai dengan jenjangnya;
10. Kelompok sasaran adalah kelompok atau anggota masyarakat yang berada
dalam suatu wilayah kerja seorang Penyuluh Agama;
11. Kelompok binaan adalah unsur kelompok masyarakat yang berada dalam
kelompok sasaran yang telah terbentuk dalam suatu kelompok yang
terorganisir dalam wilayah kelompok binaan dan telah memiliki program
pembinaan yang terarah dan sistematis;
12. Pengabdian pada masyarakat adalah kegiatan Penyuluh Agama dalam rangka
pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian untuk peningkatan
wawasan, pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan serta kegiatan dan
kesejahteraan masyarakat;
13. Pengembangan Profesi adalah kegiatan Penyuluh Agama dalam rangka
pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan untuk
meningkatkan mutu baik bagi kegiatan bimbingan dan penyuluhan dan
profesionalisme tenaga penyuluh, maupun dalam rangka menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi Penyuluh Agama;
14. Keanggotaan dalam organisasi profesional adalah kedudukan seorang
Penyuluh Agama dalam organisasi bukan afiliasi partai tertentu, yang
bertujuan meningkatkan kemampuannya, dibuktikan dengan kartu anggota
atau Keputusan dari pejabat berwenang;
15. Kepengurusan dalam kegiatan masyarakat adalah kedudukan dalam
kepengurusan seorang Penyuluh Agama dalam organisasi kemasyarakatan
bukan afiliasi partai tertentu yang telah melembaga dan dibuktikan dengan
kartu anggota atau Keputusan pejabat berwenang;
16. Menjadi delegasi pertemuan keagamaan adalah mengikuti pertemuan
keagamaan sebagai wakil negara, atau provinsi, atau kabupaten/kota, atau
kelompok profesi dalam rangka pengembangan atau saling tukar informasi
masalah-masalah keagamaan;
17. Buku yang dipublikasikan adalah buku yang diterbitkan oleh suatu penerbit
yang memiliki legalitas, atau lembaga pemerintah dan disebarluaskan kepada
masyarakat;
18. Direktur Urusan adalah Direktur Urusan Agama Katolik;
19. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

BAB II
PESERTA, PANITIA DAN DEWAN JURI

A. Peserta
1. Peserta Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan adalah seluruh Penyuluh
Agama Katolik (PNS dan Non PNS) dengan tema/kategori tertentu. Adapun
penetapan kepesertaan Penyuluh Agama Katolik dari tema/kategori tertentu
ditentukan sebagai berikut:
a. Peserta Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat
Kabupaten/Kota adalah Penyuluh Agama Katolik dari seluruh
kecamatan/Paroki yang berada pada wilayah tersebut dengan memenuhi
persyaratan. Bagi Kabupaten/Kota yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dalam Petunjuk Teknis ini, dapat melakukan pemilihan
dengan mengikuti ketentuan yang kurang lebih sama yang diatur dalam
Petunjuk Teknis ini.
b. Peserta Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat Provinsi
adalah Penyuluh Agama Katolik Teladan pada tingkat Kabupaten/Kota
yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota setelah
memenuhi persyaratan yang ditentukan dan selanjutnya ditetapkan
sebagai Juara I tingkat Kabupaten/Kota.
c. Peserta Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat Nasional
adalah Penyuluh Agama Katolik yang ditetapkan Juara I pada tingkat
Provinsi oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi.
2. Persyaratan Peserta
Persyaratan peserta Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan mulai dari
tingkat Kabupaten/Kota sampai dengan tingkat Nasional terdiri dari
persyaratan administrasi dan persyaratan substansi.
a. Persyaratan Administrasi
1) Penyuluh Agama Katolik PNS yang masih aktif yang dibuktikan dengan
SK terakhir, dengan masa kerja minimal 3 (tiga) tahun;
2) Penyuluh Agama Katolik Non PNS yang masih aktif yang dibuktikan
dengan SK dari Kanwil Kemenag Provinsi/Kabupaten/Kota, dengan masa
kerja minimal 1 (satu) tahun;
3) Foto berwarna dengan latar belakang merah ukuran 3x4 sebanyak 2 (dua)
lembar;
4) Mengisi biodata yang disiapkan oleh panitia;
5) Ditetapkan sebagai Juara I Penyuluh Agama Katolik Teladan sesuai
dengan jenjangnya.
b. Persyaratan Substansi
1) Berkas/portofolio bukti fisik kegiatan bimbingan dan
penyuluhan/kegiatan penunjang 1 (satu) tahun sebelumnya sesuai
dengan jenjangnya (checklist);
2) Video pendek tentang kegiatan yang selama ini dilakukan disertai dengan
testimoni dari tokoh masyarakat/Uskup/Pastor Paroki/birokrasi dan
masyarakat binaannya terkait dengan tema/kategori tertentu;
3) Karya tulis yang dipresentasikan berkaitan dengan tema/kategori
tertentu pada tahun berkenaan/berjalan.
3. Pembiayaan Peserta
a. Biaya perjalanan peserta dari ibukota provinsi ke Jakarta (PP) menjadi
tanggungjawab panitia sesuai pagu anggaran dengan melampirkan bukti
tiket dan boarding pass, kecuali Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa
Barat menggunakan bukti transportasi darat;
b. Akomodasi dan konsumsi selama kegiatan ditanggung oleh panitia;
c. Penentuan besaran anggaran untuk penyelenggaraan Pemilihan Penyuluh
Agama Katolik Teladan ini mempertimbangkan kemampuan anggaran yang
ada.

B. PANITIA/TIM SELEKSI
1. Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Keputusan terkait dengan
Kepanitiaan/Tim Seleksi.
2. Kepanitiaan terdiri dari Pengarah, Penanggung jawab, Ketua/Wakil Ketua,
Sekretaris dan Anggota.
3. Tugas:
a. Menyiapkan perangkat seleksi Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan
yang mengacu pada Petunjuk Teknis ini;
b. Mengumumkan pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan PNS dan/atau
Non PNS;
c. Menerima, mengagendakan, dan memeriksa kelengkapan persyaratan dan
mengatur agenda pelaksanaan penilaian;
d. Memeriksa berkas portofolio, video, presentasi, dari wawancara setiap
peserta;
e. Membentuk tim penilai/dewan juri sesuai dengan persyaratan;
f. Menerima hasil pelaksanaan penilaian dari tim penilai/dewan juri;
g. Mengusulkan Juara I Penyuluh Agama Katolik Teladan sesuai dengan
jenjangnya;
h. Mengirimkan juara Penyuluh Agama Katolik Teladan menurut
tema/kategori tertentu sesuai dengan jenjangnya;
i. Menginformasikan kepada Penyuluh Agama yang diusulkan untuk
mempersiapkan bahan presentasi karya inovatif dalam penyuluhan yang
telah dipersiapkan;
j. Memberikan hadiah dan/atau piagam penghargaan yang ditandatangani
Pejabat yang berwenang kepada juara tema/kategori tertentu.

C. Tim Penilai/Dewan Juri


1. Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Keputusan terkait dengan Tim
Penilai/Dewan Juri.
2. Susunan Tim Penilai/Dewan Juri terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
3. Anggota Tim Penilai/Dewan Juri meliputi juri penilaian berkas/portofolio, juri
penilaian penulisan naskah/karya tulis, dan juri penilaian presentasi.
4. Tim Penilai/Dewan juri memiliki persyaratan:
a) Memiliki kompetensi penilaian pada bidang bimbingan dan penyuluhan
Agama Katolik.
b) Berasal dari unsur akademisi dan praktisi.
BAB III
MEKANISME PENYELENGGARAAN

A. Alur Penyelenggaraan
Alur Penyelenggaraan kegiatan Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan
menurut tema/kategori tertentu dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
kabupaten/kota, provinsi dan tingkat nasional. Penjelasan mekanisme
penyelenggaraan disajikan pada bagan berikut:

Tingkat Waktu Proses Penetapan SK


Pelaksanaan Kegiatan

1. Verifikasi
2. Visitasi
3. Pemanggilan
Nasional Juli Peserta Dirjen Bimas
1 s.d 13 4. Seleksi Katolik
5. Penetapan
Juara

1. Verifikasi
2. Visitasi
3. Pemanggilan
Provinsi Mei Peserta Kepala Kanwil
1 s.d 12 4. Seleksi
5. Penetapan
Juara

Kab/Kota April 1. Verifikasi KaKemenag


1 s.d 9 2. Visitasi Kab/Kota
3. Pemanggilan
Peserta
4. Seleksi
5. Penetapan
Juara

Gambar: Alur Pelaksanaan Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan

B. Proses Kegiatan

1. Tingkat Nasional
a. Verifikasi Berkas
1) Peserta Juara I Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat Provinsi
mengirimkan berkas sebagaimana dimaksud pada BAB II Nomor 2
Persyaratan Peserta huruf a dan b.
Khusus terkait persyaratan video pendek berlaku ketentuan sebagai
berikut:
 Diunggah di Youtube;
 Asli/original hasil karya sendiri;
 Menggunakan sound effect yang tidak melanggar hak cipta, apabila
terjadi pelanggaran mengenai hak cipta seseorang akan menjadi
tanggungjawab pengunggah video;
 Pemilihan musik untuk video bisa menggunakan koleksi audio
Youtube yang bebas terkait hak cipta;
 Pengunggahan video dimulai tanggal 1 s.d 31 Juni 2021 dengan
mencantumkan keterangan (nama, judul video, Provinsi,
#PenyuluhAgamaKatolikTeladan2021,#literasikeagamaankatolik,#ditj
enbimaskatolik) tentang kegiatan menyampaikan testimoni dari
tokoh masyarakat/Uskup/ Pastor Paroki/birokrasi dan binaannya.
 Durasi video pendek maksimal 4 menit.
2) Tim penilai/dewan juri memberikan penilaian berkas/portofolio,
presentasi (karya tulis dan video) yang telah dikirim ke panitia.

b. Verifikasi dan Monitoring


Verifikasi dan Monitoring dilakukan oleh tim yang ditetapkan oleh Direktur
Urusan Agama Katolik untuk melakukan validasi kegiatan bimbingan dan
penyuluhan bagi nominator/kandidat pemenang.

c. Pemanggilan Peserta
Peserta yang diundang ke Jakarta adalah yang telah lolos verifikasi.

2. Tingkat Provinsi
a. Verifikasi Berkas
1) Peserta Juara I Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat
Kabupaten/Kota mengirimkan berkas sebagaimana dimaksud pada BAB
II Nomor 2 Persyaratan Peserta huruf a dan b.
2) Tim penilai/dewan juri memberikan penilaian berkas/portofolio,
presentasi (karya tulis dan video) yang telah dikirim ke panitia.

b. Verifikasi dan Monitoring


Verifikasi dan Monitoring dilakukan oleh Kepala Bidang/Pembimas Katolik
yang menangani Penyuluh Agama Katolik untuk melakukan validasi
kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

c. Pemanggilan Peserta
Peserta yang diundang ke Provinsi adalah juara I Penyuluh PNS dan
Penyuluh Non PNS di tingkat Kabupaten/Kota.
3. Tingkat Kabupaten/Kota
a. Verifikasi Berkas
1) Peserta Juara I Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat
Kecamatan/Paroki mengirimkan berkas sebagaimana dimaksud pada
BAB II Nomor 2 Persyaratan Peserta huruf a dan b.
2) Tim penilai/dewan juri memberikan penilaian berkas/portofolio,
presentasi (karya tulis dan video) yang telah dikirim ke panitia.

b. Verifikasi dan Monitoring


Verifikasi dan Monitoring dilakukan oleh Kasi/Gara Bimas Katolik yang
menangani Penyuluh Agama Katolik untuk melakukan validasi kegiatan
bimbingan dan penyuluhan.

c. Pemanggilan Peserta
Peserta yang diundang ke Kabupaten/kota adalah juara I Penyuluh PNS
dan Penyuluh Non PNS di tingkat kecamatan/paroki.

BAB IV
PENILAIAN, KEJUARAAN DAN PENGHARGAAN

A. Aspek Yang dinilai


Aspek yang dinilai dalam pemilihan Penyuluh Agama Katolik yaitu:
1. Dokumen Portofolio;
2. Video yang berisikan inovasi dan kreatifitas kepenyuluhan;
3. Hasil verifikasi dan monitoring;
4. Presentasi karya inovatif.

B. Teknik Penilaian
Teknik penilaian terhadap aspek yang dinilai dilakukan sebagai berikut:
1. Dokumen Portofolio dinilai dengan berpedoman pada model penilaian
administrasi (instrumen penilaian terlampir);
2. Video penyuluhan dinilai dengan teknik skoring terhadap aspek inovasi dalam
penyuluhan (instrumen penilaian terlampir);
3. Verifikasi dan monitoring nominator (instrumen penilaian terlampir);
4. Presentasi karya inovatif nominator (instrumen penilaian terlampir).

C. Prosedur Penilaian
1. Tim Penilai/Dewan Juri menerima dan memeriksa dokumen dari peserta.
Dokumen dimaksud berupa administrasi dan substansi. Tim penilai
melaksanakan penilaian dengan agenda sebagai berikut:
a. Tingkat Kabupaten/Kota:
Penyuluh Agama Katolik (PNS dan Non PNS) diberikan kesempatan
mengajukan kegiatan kepenyuluhan yang dianggap kreatif dan inovatif
kepada tim penilai. Selanjutnya Tim Penilai yang dibentuk oleh Kemenag
menetapkan 1(satu) orang nominator Penyuluh Agama Katolik PNS dan 1
(satu) orang nominator Penyuluh Agama Katolik Non PNS yang akan
diajukan ke tingkat Provinsi.
b. Tingkat Provinsi:
Utusan masing-masing Kabupaten/Kota akan diseleksi oleh tim penilai
tingkat provinsi. Tim penilai menetapkan 1 (satu) orang nominator
Penyuluh Agama Katolik PNS dan 1 (satu) orang nominator Penyuluh
Agama Katolik Non PNS yang akan diajukan pada pemilihan tingkat
Nasional;
c. Tingkat Nasional:
Utusan masing-masing Provinsi akan dinilai oleh tim penilai, baik
administrasi maupun aktivitas penyuluhan dalam bentuk video yang
diajukan peserta. Selanjutnya tim penilai akan melakukan verifikasi dan
monitoring. Hasil verifikasi dan monitoring dokumen menjadi dasar
penilaian untuk penentuan selanjutnya.

2. Pembobotan penilaian berdasarkan 4(empat) kriteria:


a. Kelengkapan administrasi dengan bobot 10;
b. Aktivitas kepenyuluhan kreatif dan inovatif dengan bobot 65;
c. Verifikasi dan monitoring dengan bobot 10
d. Presentasi dengan bobot 15.
3. Peserta pemilihan penyuluh agama Katolik teladan sesuai jenjangnya
dilakukan penilaian awal oleh Tim Penilai/Dewan Juri atas kelengkapan
administrasi dan aktivitas kepenyuluhan yang kreatif dan inovatif (video).
Berdasarkan hasil penilaian ini, Tim Penilai/Dewan Juri menentukan
nominator berdasarkan tema/kategori tertentu bagi PNS dan/atau Non PNS.
4. Tim Penilai/Dewan Juri akan melakukan verifikasi dan monitoring aktivitas
Penyuluh Agama Katolik yang menjadi nominator/kandidat pemenang pada
prosedur penilaian tahap nomor 3;
5. Tim Penilai/Dewan Juri akan melakukan penilaian terkait presentasi bagi
nominator/kandidat pemenang sesuai jenjangnya pada saat penyelenggaraan
kegiatan;
6. Tim penilai/Dewan Juri menyampaikan hasil penilaiannya kepada Panitia.
Panitia membuat berita acara pelaksanaan penilaian penyuluhan agama dan
ditandatangani oleh Tim Penilai/Dewan Juri diketahui oleh Ketua Panitia
Penyelenggara kegiatan.
7. Panitia/Tim Seleksi melaporkan hasil penilaian serta pemenang sesuai
tema/kategori sesuai dengan jenjangnya kepada Pejabat terkait untuk
mendapat Penetapan.

D. Penghargaan
Peserta peraih juara Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan PNS dan
peserta Penyuluh Agama Katolik Teladan Non PNS Tingkat Nasional Tahun 2021
berhak mendapatkan penghargaan berupa Piagam Penghargaan, Tropi/Piala,
dan hadiah berupa uang pembinaan.
Untuk penghargaan kejuaraan berupa uang pembinaan baik di tingkat
Kabupaten/Kota maupun Provinsi agar menyesuaikan sesuai alokasi anggaran
yang tersedia dan tidak melebihi penghargaan di tingkat Nasional. Bagi yang
tidak mendapatkan nominasi kejuaraan memperoleh piagam penghargaan
sebagai peserta.

BAB V
PENUTUP

Petunjuk Teknis ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan pemilihan Penyuluh


Agama Katolik Teladan pada tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi, dan tingkat
Nasional.
LAMPIRAN II

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK
NOMOR 499 TAHUN 2020
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN
PENYULUH AGAMA KATOLIK TELADAN

A. ASPEK KELENGKAPAN ADMINISTRASI/BERKAS/PORTOFOLIO

PROVINSI

KABUPATEN

KECAMATAN

NAMA LENGKAP

PANGKAT/GOL*

PENILAIAN
NO URAIAN
BOBOT NILAI

1
1 SK pertama sebagai Penyuluh

2 SK terakhir sebagai Penyuluh 1

3 Photo ukuran 3x4 sebanyak 2 (dua) lembar 1

4 Biodata/Curiculum Vitae 1

Berkas/portofolio/administrasi 1 (satu) tahun 2


5
terakhir
2
6 Karya tulis
2
7 Video pendek aktivitas sesuai persyaratan

JUMLAH NILAI 10

Keterangan:
*)Khusus untuk PNS
B. ASPEK KREATIF DAN INOVATIF (VIDEO AKTIVITAS)

Rentang
No Aspek Yang Dinilai Skor Bobot Nilai
65 s.d 100

Mengandung ide atau gagasan


1 70 10
original (asli)

2 Variatif (bernilai seni) 10

3 Inovatif (berbeda/lebih baik/unik) 10

Output/program yang bermanfaat


a. Program baru yang bisa
menyelesaikan masalah
4 20
b. Pengembangan program
c. Dapat diimplementasikan
d. Mampu bertahan (kontiunity)

Testimoni :
a. Kelompok Binaan/Masyarakat
5 b. Pastor Paroki/Uskup/Tokoh 15
Masyarakat
c. Pejabat Pemerintah

JUMLAH NILAI 65

Rumus penghitungan= Nilai rentang skor


× Bobot
Nilai Maksimal rentang skor
C. ASPEK VERIFIKASI DAN MONITORING NOMINATOR

Rentang Skor
No Aspek Yang Dinilai Bobot Jumlah
65 s.d 100

1 Kelengkapan administrasi 1

Kesesuaian antara kegiatan


video dengan kenyataan
2 6
kegiatan penyuluhan
sebenarnya

3 Keaslian testimoni 3

JUMLAH NILAI 10

Rumus penghitungan= Nilai rentang skor


× Bobot
Nilai Maksimal rentang skor
D. ASPEK PRESENTASI (KARYA TULIS)

Rentang Skor
No Aspek Yang Dinilai Bobot Jumlah
65 s.d 100

1 Gaya komunikasi 2

2 Isi presentasi 6

3 Seni presentasi 4

4 Ketepatan waktu presentasi 3

JUMLAH NILAI 15

Rumus penghitungan= Nilai rentang skor


× Bobot
Nilai Maksimal rentang skor
E. REKAP NILAI PESERTA PNS DAN/ATAU NON PNS
ASPEK
ASPEK KELENGKAPAN KREATIF DAN
JUMLAH
NO NAMA PESERTA/UTUSAN ADMINISTRASI/BERKAS/ INOVATIF
NILAI
PORTOFOLIO (VIDEO
AKTIVITAS)

PNS

Dst

NON PNS

Dst

F. REKAP NILAI NOMINATOR PNS DAN/ATAU NON PNS

ASPEK YANG DINILAI

Aspek Aspek Kreatif Aspek Aspek Jumlah


No Nama Nominator Kelengkapan Dan Inovatif Verifikasi Dan Presentasi Nilai
Administrasi/Ber (Video Monitoring (Karya
kas/Portofolio Aktivitas) Nominator Tulis)

PNS

Dst

NON PNS

Dst

G. TOTAL SKOR PENILAIAN PENENTUAN PEMENANG BAGI NOMINATOR

(Skor Pemenang adalah penjumlahan nilai dari A + B + C + D)

No Aspek Yang Dinilai Nilai Akhir

Aspek Kelengkapan
A
Administrasi/Berkas/Portofolio

B Aspek Kreatif Dan Inovatif (Video Aktivitas)

C Aspek Verifikasi Dan Monitoring Nominator

D Aspek Presentasi (Karya Tulis)

JUMLAH

Anda mungkin juga menyukai