Anda di halaman 1dari 3

PERIODE KEPEMIMPINAN BANI ABBASIYAH

Dinasti Abbasiyah berdiri setelah runtuhnya dinasti Umayyah yakni sepanjang tahun 750-1258
Masehi. Sebelum runtuhnya dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah telah membangun pusat kekuatan
di kota Bishapur (kini bernama Persia).

Dinasti ini didirikan oleh Abu Abbas As-saffah, keturunan dari Al-Abbas, paman Nabi Muhammad
SAW. Sebagai bagian dari keluarga dekat Nabi Muhammad SAW, keturunan Al-Abbas merasa
memiliki hak untuk memegang pemerintahan Islam sepeninggalan Rasul. Hingga muncullah sikap-
sikap memberontak dan sentimen kepada Bani Hasyim. Selain itu ia juga menentang Bani Umayyah
saat mereka naik takhta hingga akhirnya mereka terkalahan.

Para sejarawan mengklalisifikasikan Dinasti Abbasiyah berdasarkan lima periode:

Masa pengaruh Persia.

Masa pengaruh Turki.

Di bawah kekuasaan Dinasti Buwaihi.

Di bawah kekuasaan Saljuk. Kelima,

Masa kekhalifahan bebas dari pengaruh dinasti lain.

Memang, pasca runtuhnya Dinasti Umayyah sebagai pemegang kekuasaan Islam, dinasti yang berdiri
kala itu akhirnya tidak berdiri sendiri melainkan pada tahun yang sama juga berdiri dinasti-dinasti
yang lain dan saling berebut kekuasaan sebagai khalifah utama. Selain itu, pemerintahan yang
dipegang tidak lagi bersifat monarki seperti yang terjadi semenjak Dinasti Umayyah, melainkan
mendapat pengaruh bahkan intervensi dari keturunan lainnya.

1. Periode Pertama: Masa Pengaruh Persia

Dinasti Abbasiyah berlangsung dari masa kekuasaan Abu Abbas (As-Saffah) sampai Al-Watsiq (750-
847 M). Pada masa inilah Dinasti Abbasiyah mengalami banyak kemajuan dan mencapai abad
kejayaan. Faktor terjadinya kemajuan pada periode ini adalah karena terjadinya asimilasi dalam
Dinasti Abbasiyah.

Berikutnya adalah partisipasi oleh orang-orang non-arab, terutama bangsa Persia dalam pembinaan
peradaban Islam dalam berbagai bidang.
Ketiga, fokusnya pembangunan peradaban Islam di masa itu yang dilakukan oleh Dinasti Abbasiyah
daripada perluasan wilayah kekuasaan. Namun saat kepemimpinan Khalifah Al-Mu’tashim
melakukan pemindahan pusat pemerintahan dari Baghdad ke Samarra. Hal tersebut disebabkan oleh
sikap orang-orang Turki yang diberi kesempatan dalam pemerintahan untuk mendominasi
kekuasaan di dinasti tersebut.

2. Periode Kedua: Masa Pengaruh Turki

Masa ini berlangsung sejak tahun 847-945 Masehi. Ketika kekhalifahan dipimpin oleh Al-Mutawakkil,
ia dan para wakilnya sangat lemah dalam menjalankan pemerintahan. Hal ini menjadi kesempatan
bagi orang-orang Turki yang berada dalam pemerintahan masa Al-Mu’tashim untuk mengambil alih
kekuasaan.

Akhirnya pemilihan khalifah berikutnya dilakukan sesuai kehendak mereka. Bisa diketahui bahwa
munculnya ketidakstabilan politik dimulai pada periode ini. Karena pada periode berikutnya
pemegang kekuasaan di kekhalifahan Dinasti Abbasiyah tidak lagi bersifat monarki dan terjadi
perebutan kekuasaan antara dinasti.

Kemunduran yang terjadi di periode ini disebabkan oleh beberapa faktor pertama, luasnya wilayah
kekuasaan yang harus dikendalikan karena pada saat itu khalifah melakukan banyak ekspansi di
berbagai wilayah. Kedua, ketergantungan militer yang sangat tinggi. Ketiga, kesulitan keuangan dan
pembiyaan tentara sangat besar. Terakhir terdinya beberapa pemberontakan dari suku Qaramitah
dan Zanj. Meskipun terjadi polemik di bidang politik, di sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan
dan peradaban Islam meningkat.

3. Periode Ketiga: Masa Pengaruh Dinasti Buwaihi

Periode ini berlangsung sejak tahun 945-1055 Masehi. Periode ini menunjukkan keadaan yang
semakin memburukan dikarenakan kekhalifahan Dinasti Abbasiyah pada masa ini berada di bawah
Dinasti Buwaihi. Bani Buwaihi yang menganut paham Syiah menjadi penyebab yang mendominasi
kemunduran Dinasti Abbasiyah. Pusat pemerintahan Islam yang mulanya berada di Baghdad
dipindah ke Syiraz, tempat Ali bin Buwaihi berkuasa.

Seperti pada periode sebelumnya, meski perpolitikan menjadi semakin tidak stabil tetapi
perkembangan teknologi dan keilmuan meningkat pesat dan melahirkan para ilmuwan ternama
seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-biruni, dan Ibnu Maskawaih. Bidang-bidang keilmuan lainnya pun
mengalami perkembangan seperti bidang ekonomi, pertanian, dan perdagangan.
4. Periose Keempar: Masa Pengaruh Dinasti Seljuk

Masa ini dimuaai dari tahun 1055-1199 Masehi. Pada periode ini Bani Buwaihi yang awal mulanya
memegang kekuasaan Dinasti Abbasiyah mulai terkalahkan oleh Bani Seljuk. Paham Syiah yang
disebarkan oleh Bani Buwaihi akhirnya tersingkirkan juga karena mereka tak lagi menguasai Dinasti
Abbasiyah. Namun pada periode ini juga kekuasaan Bani Seljuk runtuh dikarenakan terjadinya
konflik internal. Kekhalifahan mulai terbebas dari pengaruh Dinasti lainnya.

5. Periode Keilma: Terbebas dari Dinasti-Dinasti Lain

Akhirnya pada periode ini (1199-1258 M) Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah mengalami kebebasan dari
berbagai pengaruh Dinasti lainnya. Pusat pemerintahan pun berada di Baghdad dan tidak terjadi
kembali perluasan wilayah yang juga menunjukkan penurunan kualitas politik mereka. Kemunduran
tersebut diperparah dengan kedatangan tentara Mongol di bawah kepemimpinan Hulagu Khan
untuk menghancurkan Dinasti Abbasiyah.

Kelima periode yang pengklasifikasiannya dilakukan oleh para sejarawan menunjukkan kestabilan
politik dan perluasan wilayah seringkali terjadinya tidak dibarengi dengan kemajuan perkembangan
keilmuan dan peradaban Islam. Ada kalanya saat kondisi politik stabil dan terjadi ekspansi di
berbagai wilayah, perkembangan keilmuan menjadi terhenti karena hanya terfokuskan pada wilayah
politik kekuasaan saja. Sedangkan saat kondisi perpoltikan sedang mengalami konflik, seringkali
terjadinya peningkatan keilmuan pada saat itu.

Anda mungkin juga menyukai