Anda di halaman 1dari 13

Tugas Bahasa Indonesia

Mencari Frasa, Klausa, dan Kalimat berdasarkan predikatnya

Guru Mata Pelajaran


Nurul Ismail S.Pd

Kelompok 2 dari kelas X IPS 2

Nama Anggota:
1. Elvira Iga Dwitiya
2. Ersa Najwa Salsabilla
3. Fadilah Aini Azzahra
4. Faris Septa Novaldi
5. Fatma Hamida
6. Karina Aulia
7. Khadijah Putri Burmelli
8. Luluaini’Arpa Amiliyah
9. Lutfia Nurhaliza
10. Luthfi Nur Fadillah
11. M. Billy Aditia
12. M. Farhan Yamin

Dibantu oleh:
Alya Syakira
XII MIPA 1
Pengangguran

(1) Pengangguran adalah salah satu fenomena sosial yang berhubungan dengan aspek
ketenagakerjaan dan menjadi permasalahan umum di masyarakat. Pengangguran bagaikan
sebuah penyakit kronik yang akan menyerang sisi kehidupan dalam bermasyarakat. Telah
banyak formula dalam penanganan yang telah diambil, namun dalam permasalahan ini tidak
juga tuntas. Tidak hanya di Indonesia, masalah pengangguran ini sudah ditemukan hamper
di semua negara. Setiap pemerintahan di dunia telah menjadikan masalah pengangguran
sebagai agenda utama. Secara umum, banyak yang sudah mengartikan bahwa pengangguran
orang dewasa yang tak bekerja, masih mencari pekerjaan, atau tidak mempunyai pekerjaan
secara formal dan tidak memperoleh penghasilan. Selain itu, Pada Badan Pusat Statistik
(BPS) secara spesifik telah memberikan definisi mengenai pengangguran yakni setiap orang
yang telah bekerja sekitar kurang dari 1 jam pada setiap minggu.

(2) Terdapat beberapa faktor yang paling mendasar dan menjadi penyebab munculnya
pengangguran. Pengangguran umumnya disebabkan adanya kesenjangan antara
kesempatan kerja dan pencari kerja. Pengangguran juga bisa disebabkan adanya suatu
perubahan struktural di dalam perekonomian. Perubahan tersebut menimbulkan adanya
kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan segala jenis atau tingkat keterampilan yang
berbeda-beda. Selain itu, Kualifikasi yang dipunyai oleh para pencari kerja tak sesuai dengan
tuntutan yang hadir. Seringkali terjadi adanya pengangguran yang disebabkan oleh yang
pemutusan hubungan kerja terhadap buruh atau karyawan yang biasa disebut PHK.

(3) Akibat munculnya pengangguran tersebut dapat menimbulkan segala macam persoalan
sosial dan ekonomi bagi yang mengalaminya. Orang yang tak mempunyai mata pencaharian
juga tidak bisa mendapat penghasilan dan yang tak berpenghasilan tak dapat
membelanjakan uang dalam membeli barang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika jumlah
penganggur sangat banyak akan timbul kekacauan sosial, jika jumlah gelandangan semakin
meningkat pesat akan terjadi kriminalitasi yang terlalu tinggi.

(4) Berdasarkan uraian di atas sudah merupakan permasalahan besar yang mesti segera
diselesaikan dan diberikan sangat jelas bahwa pengangguran solusi. Langkah yang nyata
untuk bisa ditempuh yaitu dengan memperbaiki keadaan lapangan kerja. Dengan semakin
baiknya keadaan lapangan kerja kekerasan sosial yang disebabkan oleh pengangguran dapat
diatasi atau dikurangi. Disamping itu, dapat memperbaiki komposisi lulusan sarjana yang
dihasilkan dan mesti disesuaikan dengan adanya kebutuhan pasar tenaga kerja. Langkah
yang baik lagi jika kita dapat memberikan keterampilan yang memadai untuk mereka yang
masih bekerja sehingga mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Semua angkah tersebut
mesti segera kita laksanakan agar memecahkan permasalah pengangguran yang tak kunjung
selesai.

Tugas:

Buatlah 3 kelompok di dalam satu kelas berdasarkan daftar hadir atau absen

Analisis dan carilah frasa, klausa, dan kalimat berdasarkan predikatnya

1. Frasa

Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.

Satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa.

Jadi, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas 2 kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif tidak
melampaui batas fungsi unsur klausa.

 Paragraf 1

o Kalimat Pertama
Terdapat frasa endosentris atributif pada kalimat “fenomena sosial”.
Hal ini disebut frasa endosentris atributif karena kata “fenomena” merupakan unsur
penting, sedangkan kata “sosial” merupakan unsur atribut.

o Kalimat Kedua
Terdapat frasa endosentris atributif pada kalimat “sisi kehidupan”.
Hal ini disebut frasa endosentris atributif karena kata “kehidupan” merupakan unsur
penting, sedangkan kata “sisi” merupakan unsur atribut.

o Kalimat Ketiga

Terdapat frasa verbal pada kalimat “telah diambil”.

Hal ini disebut frasa verbal karena kata “diambil” merupakan kata kerja. Kata “diambil”
merupakan kata kerja pasif yang berasal dari kata ‘ambil’ yang mendapatkan prefiks
‘di-’.

o Kalimat Keempat
Terdapat frasa verbal pada kalimat “sudah ditemukan”.

Hal ini disebut frasa verbal karena kata “ditemukan” merupakan kata kerja. Kata
“ditemukan” merupakan kata kerja pasif yang berasal dari kata ‘temu’ yang
mendapatkan konfiks ‘di-kan’.

o Kalimat Kelima

Terdapat frasa verbal pada kata “telah menjadikan”

Hal ini disebut frasa verbal karena kalimat “menjadikan” merupakan kata kerja. Kata
“menjadikan”merupakan kata kerja pasif yang berasal dari kata ‘jadi’ yang
mendapatkan konfiks ‘me-kan’.

o Kalimat Keenam

Terdapat frasa verbal pada kalimat “tak bekerja”, “mencari pekerjaan”, “tidak
mempunyai pekerjaan” dan “tidak memperoleh penghasilan”.

Hal ini disebut frasa verbal karena pada kata-kata tersebut mengandung kata kerja.

o Kalimat Ketujuh

Terdapat frasa verbal pada kalimat “telah memberikan definisi” dan “telah bekerja”.

Hal ini disebut frasa verbal karena pada kata-kata tersebut mengandung kata kerja.

 Paragraf 2

o Kalimat Pertama

Terdapat frasa depan pada kalimat “penyebab munculnya pengangguran”.

Hal ini disebut frasa depan karena kata depan “penyebab” sebagai penanda dan diikuti
frasa “munculnya pengangguran” sebagai aksisnya.

o Kalimat Kedua

Terdapat frasa depan pada kalimat “disebabkan adanya kesenjangan”.

Hal ini disebut frasa depan karena kata depan “disebabkan” sebagai penanda dan
diikuti frasa “adanya kesenjangan” sebagai aksisnya.
Juga terdapat frasa endosentris atributif pada kata “kesempatan kerja” dan “pencari
kerja”.

o Kalimat Ketiga

Terdapat frasa depan pada kalimat “disebabkan adanya suatu perubahan struktural”.

Hal ini disebut frasa depan karena kata depan “disebabkan” sebagai penanda dan
diikuti frasa “adanya suatu perubahan struktural” sebagai aksisnya.

o Kalimat Keempat

Terdapat frasa jenis endosentris koordinatif pada kalimat "Tenaga kerja"

Hal ini disebut frasa endosentris koordinatif karena kata “tenaga” dan “kerja”
mengandung unsur setara dan dapat dihubungkan dengan kata penghubung.

o Kalimat Kelima

Terdapat frasa jenis endosentris atributif pada kalimat “pencari kerja”.

Hal ini disebut frasa endosentris atributif karena kata “kerja” merupakan unsur
penting, sedangkan “pencari” adalah unsur atribut.

o Kalimat Keenam

Terdapat frasa depan pada kalimat “seringkali terjadi adanya pengangguran”.

Hal ini disebut frasa depan karena kata depan “seringkali” sebagai penanda dan diikuti
frasa “terjadi adanya pengangguran” sebagai aksisnya.

 Paragraf 3

o Kalimat Pertama

Terdapat frasa endosentris koordinatif pada kalimat “Persoalan sosial dan ekonomi”.

Hal ini disebut frasa endosentris koordinatif karena kata “sosial” dan “ekonomi”
mengandung unsur setara dan dapat dihubungkan dengan kata penghubung.

o Kalimat Kedua

Terdapat frasa verbal pada kalimat “membelanjakan uang” dan “membeli barang”.
Hal ini disebut frasa verbal karena kata “membelanjakan” dan “membeli” merupakan
kata kerja. Kata “membelanjakan” merupakan kata kerja pasif yang berasal dari kata
‘belanja’ yang mendapatkan konfiks ‘me-kan’. Dan kata “membeli” merupakan kata
kerja pasif yang berasal dari kata ‘beli’ yang mendapatkan prefiks ‘me-‘.

o Kalimat Ketiga

Terdapat frasa endosentris atributif pada kalimat “kekacauan sosial”.

Hal ini disebut frasa endosentris atributif karena kata “kekacauan” merupakan unsur
penting, sedangkan “sosial” adalah unsur atribut.

 Paragraf 4

o Kalimat Pertama

Terdapat frasa depan pada kalimat “segera diselesaikan”.

Hal ini disebut frasa depan karena kata depan “segera” sebagai penanda dan diikuti
frasa “diselesaikan” sebagai aksisnya.

o Kalimat Kedua

Terdapat frasa verbal pada kalimat “bisa ditempuh” dan “memperbaiki lapangan
kerja”.

Hal ini disebut frasa verbal karena kata “ditempuh” dan “memperbaiki” merupakan
kata kerja. Kata “ditempuh” merupakan kata kerja pasif yang berasal dari kata
‘tempuh’ yang mendapatkan prefiks ‘di-‘. Dan kata “memperbaiki” merupakan kata
kerja pasif yang berasal dari kata ‘baik’ yang mendapatkan konfiks ‘mem-per-i‘.

o Kalimat Ketiga

Terdapat frasa endosentris atributif pada kalimat “kekerasan sosial”.

Hal ini disebut frasa endosentris atributif karena kata “kekerasan” merupakan unsur
penting, sedangkan “sosial” adalah unsur atribut.

Juga terdapat frasa verbal pada kata “pengangguran dapat diatasi atau dikurangi”.

Hal ini disebut frasa verbal karena kata “diatasi” dan “dikurangi” merupakan kata kerja.
Kata “diatasi” merupakan kata kerja pasif yang berasal dari kata ‘atas’ yang
mendapatkan konfiks ‘di-i’ dan kata “dikurangi” yang berasal dari kata “kurang”
mendapatkan konfiks “di-i”.
o Kalimat Keempat

Terdapat frasa verbal pada kalimat “memperbaiki komposisi lulusan sarjana”.

Hal ini disebut frasa verbal karena kata “menjadikan” merupakan kata kerja. Kata
“memperbaiki” merupakan kata kerja pasif yang berasal dari kata ‘baik’ yang
mendapatkan konfiks ‘mem-per-i‘.

Juga terdapat frasa endosentris atributif pada kata “kebutuhan pasar tenaga kerja”.

o Kalimat Kelima

Terdapat frasa verbal pada kalimat “kita dapat memberikan keterampilan” dan
“menciptakan lapangan kerja sendiri”.

Hal ini disebut frasa verbal karena kata “memberikan” dan “menciptakan” merupakan
kata kerja. Kata “memberikan” merupakan kata kerja pasif yang berasal dari kata ‘beri’
yang mendapatkan konfiks ‘me-kan’. Dan kata “menciptakan” merupakan kata kerja
pasif yang berasal dari kata ‘cipta’ yang mendapatkan konfiks ‘me-kan‘.

o Kalimat Keenam

Terdapat frasa depan pada kalimat“segera kita laksanakan”.

Hal ini disebut frasa depan karena kata depan “segera” sebagai penanda dan diikuti
frasa “kita laksanakan” sebagai aksisnya.

Terdapat frasa verbal pada kalimat “memecahkan permasalah pengangguran”

Hal ini disebut frasa verbal karena kata “memecahkan” merupakan kata kerja. Kata
“memecahkan”merupakan kata kerja pasif yang berasal dari kata ‘pecah’ yang
mendapatkan konfiks ‘me-kan’.

2. Klausa

Klausa merupakan tataran di dalam sintaksis yang berada di atas tataran frasa dan dibawah tataran
kalimat.

Jadi, Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif

 Paragraf 1
o Kalimat Pertama

Terdapat klausa terikat pada kalimat “berhubungan dengan aspek ketenagakerjaan”.

Hal ini disebut klausa terikat karena tidak mempunyai unsur subjek, hanya mempunyai
unsur predikat.

o Kalimat Kedua

Terdapat klausa ajektifal pada kalimat “bagaikan sebuah penyakit kronik yang akan
menyerang sisi kehidupan dalam bermasyarakat”.

Hal ini disebut klausa ajektifal karena mengandung kata sifat, yaitu kronik.

o Kalimat Ketiga

Terdapat klausa nomina pada kalimat “namun dalam permasalahan ini tidak juga
tuntas”.

o Kalimat Keempat

Terdapat klausa preposisional pada kalimat “tidak hanya di Indonesia”.

o Kalimat Kelima

Terdapat klausa preposisional pada kalimat “setiap pemerintahan di dunia telah


menjadikan masalah pengangguran sebagai agenda utama”.

o Kalimat Keenam

Terdapat klausa verbal pada kalimat “Selain itu, pada Badan Pusat Statistik (BPS) secara
spesifik telah memberikan definisi mengenai pengangguran”.

 Paragraf Kedua

o Kalimat Pertama

Terdapat jenis klausa nominal pada kalimat “Terdapat beberapa faktor yang paling
mendasar dan menjadi penyebab munculnya pengangguran

o Kalimat Kedua
Terdapat jenis klausa preposisional pada kalimat “Pengangguran umumnya disebabkan
adanya kesenjangan antara kesempatan kerja dan pencari kerja”

 Paragraf Ketiga

o Kalimat Pertama

Terdapat jenis klausa terikat pada kalimat “akibat munculnya pengangguran”

Karena kata ‘akibat’ merupakan konjungsi dan kata ‘munculnya pengangguran’ klausa
terikat).

Terdapat jenis frasa preposisional pada kata “yang mengalaminya” karena pada
kalimat ini memiliki kata depan atau unsur penjelas yang diikuti oleh kata atau
kelompok kata, yang bukan merupakan klausa,yang berdiri sebagai penanda

o Kalimat Kedua

Terdapat jenis klausa adverbia pada kalimat “orang yang tak mempunyai mata
pencaharian”.

Karena dalam kalimat itu menunjukkan kata-kata yang menjelaskan keterangan.

o Kalimat Ketiga

Terdapat jenis klausa preposisional pada kalimat “Jika jumlah penganggur sangat
banyak akan timbul kekacauan sosial”.

Dan terdapat jenis klausa verbal “jika jumlah gelandangan semakin meningkat pesat
akan terjadi kriminalitasi yang terlalu tinggi”.

 Paragraf 4

o Kalimat Pertama

Terdapat jenis klausa terikat pada kalimat “berdasarkan uraian diatas”.

Karena kata ‘berdasarkan’ merupakan konjungsi dan ‘uraian diatas’ merupakan klausa
terikat.

o Kalimat Kedua
Terdapat jenis klausa adverbia pada kalimat “langkah yang nyata untuk bisa
ditempuh”.

Karena dalam kata itu mengandung unsur keterangan.

o Kalimat Ketiga

Terdapat klausa terikat pada kalimat”kekerasan sosial yang disebabkan oleh


pengangguran dapat diatasi dan dikurangi”.

o Kalimat Keempat

Terdapat klausa verbal pada kalimat “Disamping itu, dapat memperbaiki komposisi
lulusan sarjana”

o Kalimat Kelima

Terdapat klausa terikat pada kalimat “Langkah yang baik lagi jika kita dapat
memberikan keterampilan yang memadai untuk mereka yang masih bekerja” dan pada
kalimat “sehingga mampu menciptakan lapangan kerja sendiri” .

o Kalimat Keenam

Terdapat klausa verbal pada kalimat “Semua angkah tersebut mesti segera kita
laksanakan” dan “agar memecahkan permasalah pengangguran yang tak kunjung
selesai”.

3. Kalimat

Kalimat adalah satuan gramatikal terbesar yang mengandung predikat dan mengungkapkan sebuah
pikiran dalam wujud lisan atau tulisan.

 Paragraf 1

o Pengangguran adalah salah satu fenomena sosial yang berhubungan dengan aspek
ketenagakerjaan dan menjadi permasalahan umum di masyarakat. (Kalimat
Preposisional)

o Pengangguran bagaikan sebuah penyakit kronik yang akan menyerang sisi kehidupan
dalam bermasyarakat. (Kalimat Nomina)
o Telah banyak formula dalam penanganan yang telah diambil, namun dalam
permasalahan ini tidak juga tuntas. (Kalimat Preposisional)

o Tidak hanya di Indonesia, masalah pengangguran ini sudah ditemukan hamper di


semua negara. (Kalimat Preposisional)

o Setiap pemerintahan di dunia telah menjadikan masalah pengangguran sebagai agenda


utama. (Kalimat Preposisional)

o Secara umum, banyak yang sudah mengartikan bahwa pengangguran orang dewasa
yang tak bekerja, masih mencari pekerjaan, atau tidak mempunyai pekerjaan secara
formal dan tidak memperoleh penghasilan. (Kalimat Preposisional)

o Selain itu, Pada Badan Pusat Statistik (BPS) secara spesifik telah memberikan definisi
mengenai pengangguran yakni setiap orang yang telah bekerja sekitar kurang dari 1
jam pada setiap minggu. (Kalimat Verba)

 Paragraf Kedua

o Terdapat beberapa faktor yang paling mendasar dan menjadi penyebab munculnya
pengangguran. (Kalimat Preposisional)

o Pengangguran umumnya disebabkan adanya kesenjangan antara kesempatan kerja dan


pencari kerja. (Kalimat Preposisional)

o Pengangguran juga bisa disebabkan adanya suatu perubahan struktural di dalam


perekonomian. (Kalimat Preposisional)

o Perubahan tersebut menimbulkan adanya kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan segala
jenis atau tingkat keterampilan yang berbeda-beda. (Kalimat Preposisional)
o Selain itu, Kualifikasi yang dipunyai oleh para pencari kerja tak sesuai dengan tuntutan yang
hadir. (Kalimat Preposisional)

o Seringkali terjadi adanya pengangguran yang disebabkan oleh yang pemutusan hubungan
kerja terhadap buruh atau karyawan yang biasa disebut PHK. (Kalimat Preposisional)

 Paragraf Ketiga

o Akibat munculnya pengangguran tersebut dapat menimbulkan segala macam persoalan


sosial dan ekonomi bagi yang mengalaminya. (Kalimat Preposisional)

o Orang yang tak mempunyai mata pencaharian juga tidak bisa mendapat penghasilan dan
yang tak berpenghasilan tak dapat membelanjakan uang dalam membeli barang untuk
memenuhi kebutuhan hidup. (Kalimat Preposisional)

o Jika jumlah penganggur sangat banyak akan timbul kekacauan sosial, jika jumlah
gelandangan semakin meningkat pesat akan terjadi kriminalitasi yang terlalu tinggi. (Kalimat
Preposisional)

 Paragraf Keempat

o Berdasarkan uraian di atas sudah merupakan permasalahan besar yang mesti segera
diselesaikan dan diberikan sangat jelas bahwa pengangguran solusi. (Kalimat Preposisional)

o Langkah yang nyata untuk bisa ditempuh yaitu dengan memperbaiki keadaan lapangan
kerja. (Kalimat Preposisional)

o Dengan semakin baiknya keadaan lapangan kerja kekerasan sosial yang disebabkan oleh
pengangguran dapat diatasi atau dikurangi. (Kalimat Preposisional)

o Disamping itu, dapat memperbaiki komposisi lulusan sarjana yang dihasilkan dan mesti
disesuaikan dengan adanya kebutuhan pasar tenaga kerja. (Kalimat Preposisional)
o Langkah yang baik lagi jika kita dapat memberikan keterampilan yang memadai untuk
mereka yang masih bekerja sehingga mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. (Kalimat
Preposisional)

o Semua angkah tersebut mesti segera kita laksanakan agar memecahkan permasalah
pengangguran yang tak kunjung selesai. (Kalimat Preposisional)

Anda mungkin juga menyukai