Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDEKATAN SISTEMIK DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Hubungan Industrial)

Dosen Pengampu :
Siti Rohmah, S.E, M.Pd

Disusun oleh:
KELOMPOK
7

Dahlia Amalia

206100063 Endah Oktaviani P

206100066

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA CIANJUR
2023-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt. Karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Pendekatan Sistemik Hubungan
Internasional tepat pada waktunya. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Hubungan Industrial.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk perbaikan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan kita semua.

Cianjur, 08 Oktober 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Identifikasi masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan penelitian.............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
A. Pengertian dan Teori Sistem............................................................................................3
1. Karakteristik Sistem.....................................................................................................3
2. Klasifikasi Sistem........................................................................................................5
B. Sistem Hubungan Industrial............................................................................................6
1. Model Pendekatan Input-Proses-Output;.....................................................................6
2. Model Implementasi Hubungan Industrial;.................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................................10
B. Sumber...........................................................................................................................10

ii
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Pendekatan sistemik dalam hubungan industrial adalah suatu kerangka kerja yang
memandang hubungan antara pekerja, manajemen, dan lingkungan eksternal sebagai
sistem yang saling terkait dan saling memengaruhi. Pendekatan ini memahami bahwa
perubahan atau peristiwa dalam satu bagian dari sistem tersebut dapat memiliki dampak
yang signifikan pada seluruh sistem.
Pendekatan sistemik dalam hubungan industrial berkembang seiring dengan
pertumbuhan ilmu pengetahuan manajemen dan pemahaman yang lebih baik tentang
kompleksitas hubungan antara pekerja, manajemen, dan faktor eksternal. Pemikiran
sistemik pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan seperti Ludwig von Bertalanffy pada
pertengahan abad ke-20.
Pendekatan sistemik mengadopsi perspektif holistik terhadap hubungan industrial.
Ini berarti bahwa sistem tersebut dipandang sebagai suatu keseluruhan yang lebih besar
daripada jumlah dari bagian-bagiannya. Pendekatan ini memahami bahwa perubahan di
satu area dapat memengaruhi seluruh sistem, dan solusi yang efektif harus
mempertimbangkan aspek-aspek tersebut.
Pendekatan sistemik mengakui interdependensi antara berbagai elemen dalam
hubungan industrial. Faktor-faktor seperti budaya organisasi, kebijakan manajemen,
kepentingan pekerja, dan faktor eksternal seperti regulasi pemerintah, ekonomi, dan tren
pasar, semuanya saling terhubung dan berdampak satu sama lain.
Pendekatan sistemik memandang konflik sebagai bagian alami dari hubungan
industrial, dan fokusnya adalah pada penyelesaian konflik yang berkelanjutan dan
harmonis. Ini berarti mencari solusi yang menguntungkan semua pihak, bukan hanya satu
pihak.
Sistemik dalam pendekatan ini juga menekankan pentingnya perubahan dan
adaptasi dalam hubungan industrial. Sistem yang berhasil adalah yang mampu
beradaptasi dengan perubahan internal dan eksternal.
Pendekatan sistemik digunakan dalam praktik manajemen untuk mengembangkan
strategi, kebijakan, dan praktik yang berfokus pada pemahaman hubungan yang kompleks
dan beragam antara pekerja dan manajemen.

1
B. Identifikasi masalah
1. Apa itu Sistem?
2. Apa saja karakteristik sistem?
3. Apa saja klasifikasi sistem?
4. Apa itu hubungan industrial?
5. Apa saja model pendekatan sistemik dalam hubungan industrial?
6. Apa saja jenis-jenis dalam pendekatan industrial?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dan teori sistem
2. Untuk mengetahui karakteristik sistem
3. Untuk mengetahui klasifikasi sistem
4. Untuk mengetahui pengertian hubungan industrial
5. Untuk mengetahui pendekatan sistemik dalam hubungan industrial
6. Untuk mengetahui jenis-jenis dalam pendekatan industrial?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Teori Sistem

Sistem merupakan fenomena, yaitu sesuatu yang terjadi dan menjadi kenyataan.
Sehingga fenomena sistemik yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, seperti:
kehidupan biologis, kehidupan alami dan fisika, serta berbagai kehidupan sosial, seperti:
sosial, ekonomi, politik, budaya, hukum, tatanan kehidupan administrasi (meliputi
manajemen dan pengorganisasian), serta juga termasuk fenomena hubungan industrial.
Sistem merupakan sebuah tatanan yang berbentuk kesatuan (unity), yang
terbentuk dari berbagai unsur, elemen atau komponen, yang masing-masing memiliki
karakter spesifik, yaitu:
1) Adanya unsur/elemen/komponen, dimana satu sama lain saling berinterrelasi,
berinteraksi, saling ketergantungan dan pengaruh mempengaruhi, sehingga jika terjadi
gangguan pada salah satu unsur/elemen/komponen, maka dapat mempengaruhi
unsur/elemnen/komponen yang lain, serta sistem secara keseluruhan.
2) Bersifat fungsional, masing-masing unsur atau elemen memiliki fungsi dan peran
yang spesifik, sehingga menjadi sebuah sub sistem atau sub-sub sistem dari sistem
secara keseluruhan.
3) Bergerak secara mekanis dan berpatron (memiliki pola), bergerak konsisten dan
cenderung otomatis, dimana hubungan satu sama lainnya bersifat kohesif untuk
mengarah kepada satu tujuan.
4) Memiliki batas-batas yang memisahkan antara satu dengan yang lain sistem atau sub
sistem, baik batas yang bersifat tangible maupun intangible.
5) Memiliki hubungan atau keterkaitan dengan lingkungan baik pada tataran input,
proses, maupun output. Oleh karena itu, eksistensi sistem senantiasa dipengaruhi oleh
lingkungan dan mempengaruhi lingkungan.
1. Karakteristik Sistem
Suatu fenomena dapat dikatakan sebagai sistem apabila telah memiliki
karakteristik dan memenuhi persyaratan adanya:
1. Komponen/Elemen (Component)

3
Suatu sistem harus terdiri dari unsur-unsur atau komponen/ elemen, yang
saling berinteraksi, artinya satu sama lain saling bekerja sama membentuk satu
kesatuan.
2. Batas Sistem (System Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang satu
dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Dengan adanya batas
sistem ini maka sistem dapat membentuk suatu kesatuan. Karena dengan batas
sistem, tugas dari sub-sistem satu dengan yang lainnya berbeda meski tetap
saling berinteraksi.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Segala sesuatu yang berada di luar dari batas sistem yang mempengaruhi
operasi dari suatu sistem, disebut lingkungan luar sistem (environment).
Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan atau merugikan.
Lingkungan luar yang bersifat menguntungkan harus dipelihara dan dijaga
agar tidak hilang pengaruhnya, sedangkan lingkungan yang bersifat merugikan
harus dimusnahkan dan dikendalikan agar tidak menganggu operasi dan
sistem.
4. Penghubung (Interface)
Penghubung sistem merupakan suatu media penghubung antara satu sub-
sistem dengan sub-sistem lainnya, untuk membentuk satu kesatuan.
Sehingga sumber-sumber daya mengalir dari subsistem satu dengan sub-
sistem lainnya. Dengan kata lain, melalui penghubung ini output dari suatu
subsistem akan menjadi input sari sub-sistem lainnya.
5. Masukan (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam suatu sistem disebut INPUT.
6. Pengolah (Process)
Suatu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah input
menjadi output. Contoh: CPU. pada komputer, bagian produksi yang
mengubah bahan baku menjadi barang jadi, bagian akuntansi yang
mengolah data transaksi menjadi laporan, laporan keuangan, dan
sebagainya.
7. Keluaran (Output)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah. Keluaran ini dapat
diklasifikasikan sebagai. Keluaran yang berguna, Contoh: informasi yang

4
dikeluarkan oleh komputer. Keluaran yang tidak berguna dikenal sebagai
sisa pembuangan, Contoh: panas yang dikeluarkan oleh komputer.
8. Sasaran (Objective) atau Tujuan (Goal)
Setiap sistem mempunyai tujuan atau sasaran yang mempengaruhi input
yang dibutuhkan dan output yang akan dihasilkan. Dengan kata lain, suatu
sistem akan dikatakan berhasil kalau pengoperasian sistem itu mengenai
sasaran atau tujuannya.
2. Klasifikasi Sistem
Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai:
1. Sistem Abstrak (Abstract System)
Sistem abstrak adalah suatu susunan teratur gagasan atau konsepsi yang saling
tergantung.
Contoh: sistem teologi yaitu sebuah susunan gagasan mengenai Tuhan,
manusia, dan sebagainya.
2. Sistem Fisik (Physical System)
Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat.
Contoh: sistem komputer yaitu peralatan yang berfungsi bersama untuk
menjalankan pengolahan komputer.
3. Sistem Alamiah (Natural System)
Sistem Alamiah adalah sistem yang terjadi secara alamiah tanpa campur
tangan manusia.
Contoh: Sistem Tata Surya
4. Sistem Buatan Manusia (Human Made Systemn)
Sistem Buatan Manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia.
Contoh: Sistem Komputer, Sistem Mobil, Sistem Telekomunikasi
5. Sistem Deterministik (Deterministic Systen)
Sebuah sistem deterministik beroperasi dalam cara yang dapat diramalkan
secara tepat.
Contoh: program komputer yang melaksanakan secara tepat sesuai dengan
rangkaian instruksinya (menginstal).
6. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
Sistem probalistik dapat diuraikan dalam istilah perilaku yang mungkin, tetapi
selalu ada sedikit kesalahan atas ramalan (hipotesa) terhadap jalannya sistem.
Contoh: SPSS.

5
7. Sistem Tertutup (Closed System)
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan dan
tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
Contoh: sebuah reaksi kimia di dalam sebuah tabung yang terisolasi.
8. Sistem Terbuka (Open System)
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan
dipengaruhi oleh lingkungan.
Contoh: sistem pemanas, ia mendapatkan input-nya dari perusahaan listrik,
dan menyediakan panasnya bagi gedung atau ruangan yang dipanasinya.
9. Sistem Sosial
Sistem sosial adalah semua unsur sosial yang saling berhubungan antara satu
sama lain dan dimana hubungan tersebut saling mempengaruhi dalam kesatuan
sosial.
Contoh : Organisasi, RT, dsb.
B. Sistem Hubungan Industrial
Hubungan industrial merupakan salah satu bentuk sistem sosial, yaitu sebuah
tatanan yang terbentuk melalui proses sosial yang disengaja, yang merupakan hubungan
yang terpola dari para aktor produksi, dengan maksud untuk mencapai tujuan
sebagaimana yang diharapkan oleh para anggota sistem tersebut. Pada tataran mikro,
sistem hubungan industrial berada dan merupakan bagian dari sebuah sub-sistem
manajemen sumber daya pada suatu organisasi unit produksi (perusahaan). Sedangkan
pada tatanan makro, sistem hubungan industrial merupakan bagian integral atau sub-
sistem dari sistem ketenagakerjaan, serta sistem pembangunan secara menyeluruh.
Pendekatan sistem dalam memahami hubungan industrial dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa model pendekatan, yaitu:
1. Model Pendekatan Input-Proses-Output;
Model ini menganggap bahwa hubungan industrial bukan merupakan
tujuan, tetapi proses terselenggaranya hubungan di antara para pelaku produksi,
yang berlangsung secara mekanis, pada satu organisasi mikro maupun pada kondisi
makro.

6
2. Model Implementasi Hubungan Industrial;
Model ini menggambarkan bahwa hubungan industrial merupakan pola
hubungan sosial antara perusahaan sebagai institusi, dengan sekelompok pekerja
sebagai pelaksana pekerjaan secara kolektif. Hubungan industrial bukan
merupakan hubungan individual, tetapi hubungan kolektivitas, dimana hubungan
ini hanya akan terjadi setelah didahului oleh suatu peristiwa hukum antara
perusahaan dengan seorang pekerja secara individual, dimana masing-masing
mengikatkan diri untuk melakukan dan atau menyelesaikan pekerjaan tertentu
dalam suatu hubungan kerja yang diikat melalui perjanjian kerja. Oleh karena itu,
hubungan industrial 51 hanya akan terwujud dalam suatu hubungan kerja setelah
didahului oleh perjanjian kerja sebagai suatu peristiwa hukum. Dengan kata lain,
sebuah proses pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi syarat suatu hubungan
kerja maka bukan merupakan fenomena hubungan industrial.
Ada enam unsur/komponen yang harus dipenuhi secara mutlak untuk dapat
dikatakan sebuah hubungan kerja, dimana apabila salah satu diantaranya tidak
dipenuhi maka bukan hubungan kerja. Keenam unsur/komponen tersebut adalah
adanya: 1) pengusaha sebagai pemberi kerja; 2) pekerja yang melaksanakan
pekerjaan; 3) perjanjian kerja; 4) pekerjaan yang harus dikerjakan; 5) perintah
sebagai hak dari pemberi kerja; 6) upah sebagai imbalan jasa bagi pekerja.

7
Salah satu studi kasus implementasi model hubungan industrial yang
berhasil adalah pendekatan yang diterapkan oleh perusahaan otomotif Toyota.
Model ini dikenal dengan nama Toyota Production System (TPS) atau Lean
Manufacturing.
Model implementasi hubungan industrial dalam TPS melibatkan berbagai
elemen:
1. Keterlibatan karyawan : Toyota memberikan penekanan besar pada
keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan perbaikan
berkelanjutan. Karyawan didorong untuk memberikan masukan,
mengidentifikasi masalah, dan berpartisipasi dalam mencari solusi.
2. Sistem Produksi Just In Time (JIT): TPS menggabungkan JIT, yang berarti
produksi berdasarkan permintaan pelanggan tanpa penyimpanan berlebihan.
Ini mengurangi pemborosan dan memungkinkan perusahaan untuk lebih
responsif terhadap perubahan pasar.
3. Kaizen (Perbaikan Berkelanjutan): Kaizen adalah konsep inti dalam TPS.
Perusahaan secara terus-menerus berupaya meningkatkan proses produksi dan
menghilangkan pemborosan. Karyawan diajak untuk terus-menerus mencari
cara untuk membuat proses lebih efisien.

8
4. Tim dan Kolaborasi: Pekerja sering bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan
produksi. Kolaborasi di antara anggota tim adalah kunci dalam
mengoptimalkan produksi.
5. Peningkatan Kualitas: TPS menempatkan penekanan besar pada kualitas
produk. Ini mencakup penerapan alat-alat seperti Poka-Yoke (mekanisme
pencegahan kesalahan) dan metode pengendalian kualitas statistik.
Hasil dari model implementasi hubungan industrial ini adalah peningkatan
efisiensi produksi, kualitas produk yang lebih tinggi, dan pengurangan
pemborosan. Toyota telah berhasil menerapkan pendekatan ini untuk mencapai
reputasi sebagai produsen mobil dengan kualitas terbaik di dunia dan menjadi
contoh bagi perusahaan lain dalam hal manajemen hubungan industrial yang
efektif. Pendekatan ini juga menciptakan budaya kerja yang mendorong partisipasi,
komunikasi, dan perbaikan berkelanjutan di seluruh organisasi.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sistem merupakan fenomena, yaitu sesuatu yang terjadi dan menjadi


kenyataan. Sehingga fenomena sistemik yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan,
seperti: kehidupan biologis, kehidupan alami dan fisika, serta berbagai kehidupan
sosial, seperti: sosial, ekonomi, politik, budaya, hukum, tatanan kehidupan
administrasi (meliputi manajemen dan pengorganisasian), serta juga termasuk
fenomena hubungan industrial.
Hubungan industrial merupakan salah satu bentuk sistem sosial, yaitu sebuah
tatanan yang terbentuk melalui proses sosial yang disengaja, yang merupakan
hubungan yang terpola dari para aktor produksi, dengan maksud untuk mencapai
tujuan sebagaimana yang diharapkan oleh para anggota sistem tersebut.
Pendekatan sistem dalam memahami hubungan industrial dapat dilakukan
dengan menggunakan 2 model yaitu Model Pendekatan Input-Proses-Output dan
Model Implementasi Hubungan Industrial.
B. Sumber
https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/hubungan-
industrial/pendekatan-sistem-dalam-hubungan-industrial/42195283
http://repository.ut.ac.id/4813/1/EKMA4367-M1.pdf
https://valueconsulttraining.com/artikel/pendekatan-terhadap-hubungan-industrial/
https://www.toyota.co.id/industrial/tps
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/Revolusi-Sistem-Informasi.pdf
https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/93445/mod_resource/content/1
/Modul+Online+ke-10+_Sistem+Sosial+(Sosiologi+Hukum).pdf

10

Anda mungkin juga menyukai