Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA BISNIS SYARI’AH

Tentang

SISTEM PRODUKSI DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL

Disusun Oleh Kelompok V :

Sanju Kasla 2113040012

Azwin Zakaria 2113040142

Nobel A.M 2013040122

Dosen Pembimbing:

Rizda Octaviani, S.HI, ME.Sy

Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Fakultas Syariah

Hukum Ekonomi Syari’ah

1444 H/2023 M
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... I

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Pengembangan Iklam Organisasi Yang Etis .................................................3

2.2 Tanggungjawab Sosial Organisasi....................................................................4

2.3 Manajemen Tanggungjawab Sosial .................................................................8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10

3.1 KESIMPULAN ...........................................................................................................11

3.2 SARAN .........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua, sehingga makalah yang kami buat ini dapat disesesaikan
dengan baik, yakni mengenai materi yang telah saya dapatkan dalam tugas saya yang
berjudul SISTEM PRODUKSI DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL Kemudian kami ucapkan
kepada dosen yang telah memberikan bimbingan sehigga kami telah menyelesaikan
penyusunan makalah ini. dan tidak lupa pula kami ucapkan kepada teman-teman sekalian
yang sudah memberikan masukan dan semangat, sehingga makalah ini telah selesai.

Tujuan utama penyusunan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam
mempelajari pokok pembahasan secara efisien dan efektif. Dengan demikian ,diharapkan
agar kita memahami semua materi dengan baik. dalam waktu relatif singkat mmeskipun
masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, namun kami berharab makalah ini
dapat mempermudah proses pembelajaran kita dan mengingatkan kita kembali kepada
pengetahuan yang telah didapat selama proses pembelajaran.

Padang, Maret 2023

Penulis

ii
a

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro, sebuah bisnis yang baik
harus memiliki etika dan tanggungjawab sosial. Nantinya jika sebuah perusahaan memiliki
etika dan tanggung jawab sosial yang baik, bukan hanya lingkungan makro dan mikronya
saja yang akan menikmati keuntungan, tetapi juga perusahaan itu sendiri.

Namun dewasa ini telah kita ketahui banyak sekali gejolak sosial dalamlingkungan
bisnis, yang semua itu menyangkut dengan pelanggaran etika dantanggung jawab bisnis.
Seringkali kita melihat dan membaca berbagai media yangmengupas permasalahan
tanggung jawab sosial dan etika bisnis oleh para pelaku bisnis ( Sunarto SE., MM,Pengantar
Bisnis, 2003 : 38).

Penerapan tanggungjawab sosial, umumnya perusahaan akan melibatkan partisipasi


masyarakat. hal ini dikarenakan masyarakat adalah salah satu pihak yang cukup
berpengaruh dalam menjaga eksistensi suatu perusahaan. masyarakat adalah pihak yang
paling merasakan dampak dari kegiatan produksi suatu perusahaan, baik itu dampak positif
maupun negative. Dampak ini terjadi dalam bidang sosial, politik maupun lingkungan
sekitar.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan dimana perusahaan memutuskan


secara sukarela untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan yang lebih baik
lagi . Corporate Social Responsibility juga merupakan suatu konsep bahwa organisasi,
khususnya perusahaan memiliki suatu tanggungjawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
Corporate Social Responsibility berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”

2
dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
berdasarkan keputusannya, tidak semata hanya berdasarkan faktor keuangan belaka seperti
halnya keuntungan atau dividen melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun jangka panjang.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan iklim yang etis?

2. Bagaimana Tanggungjawab Sosial didalam suatu organisasi?

3. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Tanggungjawab Sosial?

1.3. TUJUAN PENULISAN

1. Agar mengetahui Perkembangan iklim yang etis dalam berbisnis

2. Untuk memahami Tanggungjawab sosial di dalam suatu organisasi

3. Untuk mengetahui maksud Manajemen tanggungjawab sosial

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGENMBANGAN IKLIM ORGANISASI YANG ETIS

Istilah iklim organisasi (organizational climate) pertama kali diperkenalkan oleh Kurt
Lewin pada tahun 1930-an. Beliau menghubungkan perilaku manusia dengan
lingkungannya. Di dalam studi Lewin terkait dengan iklim psikologi (psychological climate).
Kemudian istilah iklim organisasi dipakai oleh Tagiuri dan Litwin (1968) yang
mengemukakan sejumlah istilah untuk melukiskan perilaku dalam hubungan dengan latar
atau tempat (setting) dimana perilaku muncul : lingkungan (environment), lingkungan
pergaulan (milieu), budaya (culture), suasana (atmosphere), situasi (situation), pola
lapangan (field setting), pola perilaku (behavior setting), dan kondisi (conditions) .

Iklim organisasi satu organisasi dengan organisasi yang lain tentunya akan berbeda-
beda. Perbedaan iklim organisasi disebabkan oleh keanekaragaman pekerjaan yang ada di
dalam suatu organisasi atau sifat SDM yang ada. Altman (2000) mengemukakan bahwa studi
yang dilakukan oleh pakar iklim organisasi menunjukkan paling tidak terdapat 460 jenis
lingkungan kerja dengan iklim organisasinya sendiri sendiri.

Etika bisnis dalam kehidupan berorganisasi termasuk di lembaga profit menjadi


kajian yang semakin berkembang. Penelitian tentang etika dalam kehidupan berorgansiasi
menunjukan bahwa organiasi memerlukan orientasi dalam mewujudkan tujuannya.
Organisasi dapat bertindak berdasarkan pengertian-pengertian tentang kedudukannya
termasuk bagaimana mempertimbangkan agar tujua tercapai. Organsiasi memerlukan
sarana orientasi yang dapat mengarahkan lembaga pada tujuannya. Iklim etika menyediakan
sarana orientasi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi. Dimensi dalam iklim ethica
mempengaruhi keghidupan etika dalam organsiasi (Victor dan Cullen, 1997). Kelima
dimensi tersebut adalah: “law and code, caring, instrumentalism, independence, and rules”.
3
Cullen et.al (2003) menegaskan bahwa iklim etika dapat dibedakan berdasarkan
maksimalisasi kepentingan diri, memaksimalkan kepentingan bersama, atau kepatuhan
terhadap prinsip, masing-masing universal. Dimensi dalam etika organsiasi memiliki
persamaan dengan teori moral Kohlberg (1971).

bertindak berdasarkan pengertian-pengertian tentang kedudukannya termasuk


bagaimana mempertimbangkan agar tujua tercapai. Organsiasi memerlukan sarana
orientasi yang dapat mengarahkan lembaga pada tujuannya. Iklim etika menyediakan sarana
orientasi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi. Dimensi dalam iklim ethica
mempengaruhi keghidupan etika dalam organsiasi (Victor dan Cullen, 1997). Kelima
dimensi tersebut adalah: “law and code, caring, instrumentalism, independence, and rules”.
Cullen et.al (2003) menegaskan bahwa iklim etika dapat dibedakan berdasarkan
maksimalisasi kepentingan diri, memaksimalkan kepentingan bersama, atau kepatuhan
terhadap prinsip, masing-masing universal. Dimensi dalam etika organsiasi memiliki
persamaan dengan teori moral Kohlberg (1971).

2.2 TANGGUNGJAWAB SOSIAL ORGANISASI

1. Pengertian Corporate Sosial Responsibility (CSR)

Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang


perekonomian secara terus-menerus, bersifat tetap, dan terang-terangan dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan atau laba yang dibuktikan dengan pembukuan.
Tanggungjawab sosial merupakan suatu pemikiran bahwa bisnis memiliki tanggungjawab
tertentu kepada masyarakat selain mencari keuntungan. Makna Corporate Social
Responsibility (CSR) yang lebih luas adalah menuju Social Responcibility dan Social
Leadership. Tanggungjawab sosial dapat diartikan sebagai kewajiban perusahaan untuk
merumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang
memberikan manfaat kepada masyarakat. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Social
Responcibility atau tanggungjawab sosial merupakan kontribusi menyeluruh dari dunia
usaha terhadap pembnagunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan dampak
ekonomi, sosial, dan lingkungan dari kegiataanya.

4
Terdapat beberapa pendapat dalam memberi makna konsep CSR. Menurut
pandangan Milton Friedman bahwa tanggungjawab sosial perusahaan adalah menjalankan
bisnis sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan owner, biasanya dalam bentuk
menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar yang
digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana diatur oleh hukum dan perundang-
undangan. Dengan demikian, tujuan utama dari suatu perusahaan korporasi adalah
memaksimalkan laba atau nilai pemegang saham (shareholders value). Sedangkan menurut
pandangan Roundtable bahwa keberadaan perusahaan sangat bergantung kepada
dukungan masyarakat luas. Perusahaan juga memperoleh berbagai keistimewaan perlakuan
(privileges) seperti kewajiban terbatas (limited liabilities), umur kegiatan usaha yang tidak
terbatas (indefinitelife), dan perlakuan pajak khusus. Oleh sebab itu, perusahaan memiliki
tanggungjawab terhadap masyarakat secara luas sebagai salah satu bagian dari konstituen,
karena masyarakat dan para konstituen telah memungkinkan perusahaan memperoleh
berbagai perlakuan istimewa tersebut.

Program CSR dikelompokkan menjadi 4 yaitu :

a. Cause Promotions

Pada program ini, perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang
dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu
masalah sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari
masyarakat, atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu.

b. Cause Related Marketing

Pada program ini, perusahaan memiliki komitment untuk menyumbangkan


persentase tertentu dari penghasilan untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan
besarnya penjualan produk. Kegiatan ini biasanya didasarkan kepada penjualan
produk tertentu, untuk jangka waktu tertentu serta untuk aktivitas derma tertentu.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam program ini antara lain: untuk
menarik pelanggan baru, menjangkau relung pasar, meningkatkan penjualan
produk perusahaannya dan membangun identitas merek yang positif.

5
c. Corporate Social Marketing

Pada program ini perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk


mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan
keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pada program ini lebih banyak berfokus untuk
mendorong perubahan perilaku yang berkaitan dengan beberapa isu yakni isu-isu
kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan/ kerugian, lingkungan serta
keterlibatan masyarakat. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam program
ini antara lain: untuk menunjang positioning merek perusahaan, menciptakan
preferensi merek, mendorong peningkatan penjualan, menarik mitra yang dapat
diandalkan serta memiliki kepedulian sangat besar untuk mengubah perilaku
masyarakat, serta memberikan dampak yang nyata terhadap perubahan sosial.

d. Corporate Philanthropy

Pada program ini perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk


derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya
berbentuk pemberian uang secara tunai, paket bantuan, atau pelayanan secara
cuma-cuma. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam program ini antara lain:
untuk meningkatkan reputasi perusahaan, memperkuat masa depan perusahaan
melalui penciptaan citra yang baik di mata publik, perolehan pemasok yang
memiliki produk yang berkualitas tinggi serta memperoleh citra yang baik dari para
pembuat peraturan yang akan berpengaruh terhjadap operasional perusahaan di
masa mendatang. Selain itu untuk memberi dampak bagi penyelesaian masalah
sosial dalam komunitas lokal.

Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggungjawab kemitraan antara


pemerintah, lembaga, sumberdaya komunitas, juga komunitas lokal (setempat). Kemitraan
ini tidaklah bersifat pasif atau statis. Kemitaraan ini merupakan tanggungjawab bersama
secara sosial antara stakeholders. Perkembang penerapan CSR di Indonesia memang sangat
menggembirakan, walaupun pelaksanaannya belum sempurna. Hal ini terjadi karena masih

6
adanya perbedaan pemahaman esensi dari CSR itu sendiri, sehingga banyak di temui praktek
kurang tepat pelaksanaan CSR, antara lain:

a. Menyamakan Community Development (CD) dengan Corporate Social


Responsibility ( CSR)

b. Menyamakan kegiatan amal sama dengan Corporate Social Responsibility (CSR)

c. Pelaksanaan CSR harus menonjolkan aspek sosial.

d. CSR hanya menjadi kewajiban perusahaan besar.

e. Memisahkan CSR dari bisnis inti perusahaan.

f. CSR diperlakukan sebagai beban/ biaya

g. CSR dilakukan untuk mendongkrak citra perusahaan

h. Menganggap bahwa CSR sepenuhnya sukarela

2. Manfaat CSR

Manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggunggjawab sosial perusahaan, baik


bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
Wibisono (2007, hal 99) memaparkan manfaat yang akan diterima dari pelaksanaan CSR,
diantaranya:

a. Bagi Perusahaan. Terdapat empat manfaat yang diperoleh perusahaan dengan


mengimplementasikan CSR. Pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan
berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas.
Kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap modal (capital).
Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human
resources) yang berkualitas. Keempat, perusahaan dapat meningkatkan
pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan
mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk management).

b. Bagi masyarakat, praktik CSR yang baik akan meningkatkan nilai-tambah adanya
perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan

7
kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan
perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika terdapat masyarakat adat atau
masyarakat lokal, praktek CSR akan mengharagai keberadaan tradisi dan budaya
lokal tersebut.

c. Bagi lingkungan, praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber
daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru
perusahaan terlibat mempengaruhi lingkungannnya

d. Bagi negara, praktik CSR yang baik akan mencegah apa yang disebut “corporate
misconduct” atau malpraktik bisnis seperti penyuapan pada aparat negara atau
aparat hukum yang memicu tingginya korupsi. Selain itu, negara akan menikmati
pendapatan dari pajak yang wajar (yang tidak digelapkan) oleh perusahaan.

2.3 MANAJEMEN TANGGUNGJAWAB SOSIAL

Manajemen Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) adalah
suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung
jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan seperti terhadap masalah-masalah yang berdampak
pada lingkungan seperti polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja.

Pengertian CSR dapat dilihat dalam Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT) pasal 1 ayat 3 yang menyatakan sebagai berikut.

“Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.”

Hubungan etika dan tanggung jawab sosial dengan manajemen adalah suatu bentuk rasa
kepedulian perusahaan terhadap suatu lingkungan eksternal perusahaan dengan melalui
berbagai macam kegiatan yang dilakukan dalam hal menjaga lingkungan, norna masyarakat

8
dan serta berbagai bentuk atau upaya tanggungjawab sosial lainnya. Oleh sebab itu,
perusahaan memiliki manajemen dan tanggungjawab sosial terhadap masyarakat secara
luas sebagai salah satu bagian dari konstituen, karena masyarakat dan para konstituen telah
memungkinkan perusahaan memperoleh berbagai perlakuan istimewa tersebut.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Etika bisnis dalam kehidupan berorganisasi termasuk di lembaga profit menjadi


kajian yang semakin berkembang. Penelitian tentang etika dalam kehidupan
berorgansiasi menunjukan bahwa organiasi memerlukan orientasi dalam
mewujudkan tujuannya. Organisasi dapat bertindak berdasarkan pengertian-
pengertian tentang kedudukannya termasuk bagaimana mempertimbangkan agar
tujua tercapai. Organsiasi memerlukan sarana orientasi yang dapat mengarahkan
lembaga pada tujuannya. Iklim etika menyediakan sarana orientasi yang dirasakan
oleh seluruh anggota organisasi. Dimensi dalam iklim ethica mempengaruhi
keghidupan etika dalam organsiasi.

2. Makna Corporate Social Responsibility (CSR) yang lebih luas adalah menuju Social
Responcibility dan Social Leadership. Tanggungjawab sosial dapat diartikan sebagai
kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan
melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat. Namun ada
juga yang berpendapat bahwa Social Responcibility atau tanggungjawab sosial
merupakan kontribusi menyeluruh dari dunia usaha terhadap pembnagunan
berkelanjutan, dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan
lingkungan dari kegiataanya.

3. Hubungan etika dan tanggung jawab sosial dengan manajemen adalah suatu
bentuk rasa kepedulian perusahaan terhadap suatu lingkungan eksternal perusahaan
dengan melalui berbagai macam kegiatan yang dilakukan dalam hal menjaga lingkungan,
norna masyarakat dan serta berbagai bentuk atau upaya tanggungjawab sosial lainnya.

10
3.2 SARAN

Terimakasih atas pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Makalah
ini masih jauh dari sempurna. Untuk mencapai suatu hal sempurna adalah hal yang tidak
mungkin karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. Namun kita hanya dapat membuat
sesuatu yang mendekati sempurna. Untuk itu perlu saran dari pembaca guna memperbaiki
makalah ini guna mencapai suatu makalah yang mendekati sempurna.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ismail Solihin, 2008, Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability, Salemba
Empat, Jakarta, hal 6

Fatmawati Naning, 2017, Tanggungjawab Sosial Perusahaan, Kediri, hal 79

Gul H. 2008. Iklim Organisasi Etis danPersepsi Staf Akademik terhadap IklimFaktor.

Kemanusiaan

12

Anda mungkin juga menyukai