Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ETIKA BISNIS, TANGGUNG JAWAB SOSIAL & KEBERLANGSUNGAN


LINGKUNGAN

Ditujukan untuk memenuhi nilai tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Strategis

Dosen Pembimbing :
Dr. ENNI SAVITRI, SE., MM., Ak.

Disusun Oleh Kelompok 4 :


AYI PUJI ASTUTI (1902110027)
DWI AISYAH AMALIA (1902110097)
NIKEN AYU ERSANTI (1902110001)
SONYA SUNDARI (1902124406)
SHAKILA PRAMESWARI (1902124969)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul  “ETIKA BISNIS, TANGGUNG
JAWAB SOSIAL & KEBERLANGSUNGAN LINGKUNGAN” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah ditujukan untuk memenuhi nilai tugas
kelompok pada mata kuliah Manajemen Strategis.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “ETIKA BISNIS,
TANGGUNG JAWAB SOSIAL & KEBERLANGSUNGAN LINGKUNGAN” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. ENNI SAVITRI, SE., MM., Ak., selaku
Dosen Akuntansi pada mata kuliah Manajemen Strategis, Universitas Riau Fakultas Ekonomi
dan Bisnis. Yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu
dalam penyelesaian makalah ini dan kepada seluruh anggota kelompok 4 Manajemen Strategis
yang luar biasa.

Penulis juga menyadari bahwa, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca, untuk
menjadi bahan pelajaran bagi penulis selanjutnya dalam pembuatan makalah yang lebih baik.

Pekanbaru, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................2
1.3 TUJUAN ……………………………………………………………………………………2

BAB II.............................................................................................................................................3
2.1 ETIKA BISNIS......................................................................................................................3
1. Kode Etika Bisnis...................................................................................................................3
2. Budaya Etika..........................................................................................................................3
3. Whistle Blowing.....................................................................................................................4
4. Penyuapan..............................................................................................................................4
5. Romansa di Tempat Kerja......................................................................................................5
2.2 TANGGUNG JAWAB SOSIAL...........................................................................................7
1. Kebijakan Sosial.....................................................................................................................8
2. Kebijakan Sosial pada Masa Pensiun.....................................................................................8
2.3 KEBERLANGSUNGAN LINGKUNGAN...........................................................................9
1. Laporan keberlangsungan....................................................................................................10
2. Kurangnya Perubahan Standar.............................................................................................10
3. Mengelola Urusan Lingkungan dalam Perusahaan..............................................................10
4. Sertifikasi ISO 14000/14001................................................................................................11
BAB III.........................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembang industri di era global ini memunculkan banyak dampak baik itu positif
ataupun negatif. Dampak positif dari adanya program pembangunan industri dalam suatu
wilayah adalah terserapnya para sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut. Sedangkan
dampak negatifnya adalah terjadi eksternalitas yang dihasilkan oleh perusahaan terhadap
lingkungan masyarakat sekitar. Diantaranya adalah terciptanya dampak negatif yang dapat
membuat masyarakat sengsara akibat dari program pembangunan yang dilakukan perusahaan.
Menyikapi permasalah ini maka dirasa perlu adanya tanggung jawab sosial perusahan
terhadap masyarakat yang perlu diberikan oleh perusahaan sebagai hasil dari imbal jasa yang
perusahaan dapatkan atas eksplorasi dari wilayah tersebut. Namun, dalam realisasinya tidak
semudah yang dibayangkan, di mana, dalam persaingan industri global, perusahaan berupaya
untuk mengalokasikan biaya serendah mungkin guna mendapatkan keuntungan semaksimalkan
mungkin agar mampu bertahan dalam ketatnya persaingan global. Oleh karenanya, pemberian
tanggung jawab sosial dirasa kurang cocok bagi perusahaan karena dapat menambah biaya
produksi yang berdampak pada sedikitnya keuntungan yang perusahaan dapatkan.
Karyawan, konsumen, pemerintahan, dan masyarakat, khususnya membenci perusahaan
yang mengancam dibandingkan melindugi lingkungan tersebut. Sebaliknya, masyarakat saat ini
menghargai perusahaan yang melaksanakan operasi dalam sebuah cara yang memperbaiki,
melestarikan dan memelihara lingkungan alami. Terdapat berbagai desakan dari para organisasi
dan serikat yang menuntut adanya tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bentuk hasil dari
kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat. Tuntutan ini bukanlah sebuah tututan
sederhana begitu saja, sebab perusahaan atau organisasi memiliki tanggung jawab atas apa yang
mereka lakukan yang dampaknya dirasakan oleh masyarakat. Selanjutnya, tanggung jawab sosial
perusahaan yang diterapkan dapat berdampak pada keberlanjutan perusahaan. Artinya, terdapat
inovasi yang dilakukan oleh perusahaan guna menciptakan produk yang sekaligus memiliki
aspek tanggung jawab sosial perusahaan seperti penggunaan teknologi dan bahan yang ramah
lingkungan dan lain sebagainya.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian etika bisnis?

2. Apa saja kode etika bisnis?

3. Bagaimana budaya etika?

4. Siapa yang dapat mengajukan wistle bowling?

5. Apa pengertian tanggung jawab sosial?

6. Kenapa penting adanya tanggung jawab social?

7. Apa pengertian keberlangsungan lingkungan?

1.3 TUJUAN

1. Makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai etika bisnis, tanggung jawab sosial &
keberlangsungan lingkungan.
2. Menjadi bahan bacaan bagi para pembaca.
3. Memenuhi nilai tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Strategis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ETIKA BISNIS

Etika bisnis (business ethics) dapat didefinisikan sebagai prinsip-prinsip pelaksanaan


dalam organisasi yang memandu pengambilan keputusan dan perilaku.Etika bisnis yang baik
adalah prasyarat bagi manajemen strategik,etika yang baik adalah bisnis yang baik. Etika bisnis
adalah aturan yang tidak tertulis soal cara menjalankannya dengan adil dan sudah sesuai dengan
hukum yang diperlakukan negara,serta tidak tergantung pada kedudukan invidiu atau
perusahaannya di dalam masyarakat. Etika bisnis bisa menjadi standar serta pedoman bagi setiap
karyawan termasuk manajemen dan dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan landasan kejujuran,moral,luhut,transparansi,serta sikap profesional.

1. Kode Etika Bisnis

Gelombang baru isu-isu terkait dengan keselamatan produk,kesehatan karyawan,pelecehan


seksual, AIDS ditempat kerja,merokok,hujan asam,tindakan tegas,pembuangan
limbah,praktik bisnis luar negeri,pemalsuan,taktik pengambilalihan,konflik
kepentingan,privasi karyawan,hafiah yang tidak pantas dan keamanan catatan
perusahaan,membuat para penyusun strategi perlu mengembangkan kode etik bisnis (code of
business ethics). Hanya memiliki kode etik tidak cukup untuk menjamin perilaku bisnis
yang beretika. Kode etik dapat dilihat sebagai tipuan hubungan masyarakat,sekumpulan hal
klise,atau kedok belaka. Untuk memastikan bahwa kode tersebut
dibaca,dipahami,diyakini,dan diingat,pelatihan secara periodik diperlukan untuk
menumbuhkan sensitivitas terhadap isu-isu etika di lingkungan pekerjaan.

2. Budaya Etika

Salah satu alasan pemberian imbalan tinggi kepada penyusun strategi adalah bahwa mereka
harus menanggung resiko moral perusahaan. Penyusun strategi harus bertanggung jawab
untuk mengembangkan,mengomunikasikan,dan mendorong kode etik bisnis terhadap
organisasi mereka. Meskipun tanggung jawab utama untuk memastikan perilaku beretika
terletak pada strategi perusahaan,suatu bagian integral dari tanggung jawab seluruh manajer

3
adalah untuk memberikan kepemimpinan beretika melalui contoh dan tindakan secara terus
menerus. Manajer mempunyai posisi yang memudahkan mereka untuk memengaruhi dan
mengedukasi banyak orang. Ini yang membuat manajer bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan pengambilan keputusan beretika.

3. Whistle Blowing

Whistle blowing merupakan sebuah peristiwa atau tindakan pelaporan kecurangan atau
pelanggaran yang dilakukan seseorang dalam dunia kerja. Pelaporan ini sendiri bisa
dilakukan oleh seseorang yang berada dalam satu lingkup kerja atau bahkan klien atau relasi
kerja yang mengetahui tindak kecurangan tersebut. Dimana pelaporan tindak kecurangan
yang dilakukan oleh rekan kerja atau atasan ini sendiri dibocorkan pada pihak lain. Jadi
singkatnya pelaporan pelanggaran ini sendiri merupakan sebuah tindakan atas sikap
kecurangan yang bisa jadi ditemui dalam lingkup kerja. Tindakan pelaporan ini sendiri
sebenarnya seperti dua buah mata pisau yang diayunkan,bisa membawa hal positif namun
bisa juga membawa hal negatif. Menjadi positif jika memang pelaporan ini sendiri
mendapatkan buntut penyelesaian yang jelas dan akar masalah bisa dipecahkan. Namun bisa
menjadi negatif jika kemudian persoalan ini merembet hingga pihak-pihak atau oknum
diluar perusahaan yang tidak berkepentingan. Tindakan pelaporan kecurangan ini sendiri
sebenarnya menjadi tidak mungkin menimbulkan nilai negatif jika ada keterbukaan. Selain
itu adanya juga sikap bijaksana dari pemimpin dalam memberikan pengayoman bagi seluruh
pekerjanya untuk senantiasa bekerja jujur dan bersih. Jika mungkin saja menemui kondisi
pelaporan semacam ini sebagai pemimpin atau rekan harus cepat tanggap untuk memberi
respon agar tidak berkepanjangan.

4. Penyuapan

Penyuapan (bribery) didefinisikan oleh Blacks Law Dictionary sebagai


penawaran,pemberian,penerimaan, atau meminta barang apapun yang bernilai untuk
mempengaruhi perilaku sebuah badan atau orang lain untuk membebaskannya dari tangung
jawab publik atau hukum. Penyuapan merupakan istilah yang dituangkan dalam undang-

4
undang sebagai suatu hadiah atau janji yang diberikan atau diterima meliputi penyuapan
aktif dan penyuapan pasif. Definisi suap menerima gratifikasi dirumuskan pada penjelasan
Pasal 12B Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 dan dari penjelasan Pasal 12B ayat (1)
dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti pengerian suap aktif,artinya tidak bisa untuk
mempersalahkan dan mempertanggungjawabkan dengan menjatuhkan pidana pada pemberi
suap gratifikasi menurut pasal ini. Luasnya pengertian suap gratifikasi ini,maka tidak bisa
tidak akan menjadi tumpang tindih dengan pengertian suap pasif pada Pasal 5 ayat (2),Pasal
6 ayat (2) dan Pasal 12 huruf a,b dan c Undang-Undang nomor 20 tahun 2001,yang masih
dapat diatasi melalui ketentuan hukum pidana pada Pasal 63 ayat (1) kitab Undang-Undang
Hukum Pidana mengenai perbarengan perbuatan (concursus idealis).

5. Romansa di Tempat Kerja

Romansa di tempat kerja (workplace romance) adalah hubungan akrab antara dua orang
karyawan yang saling menyetujui,berlawanan dengan pelecehan seksual (sexual
harassment),di mana Equal Employment Opportunity (EEOC) mendefinisikan perbuatan ini
secara meluas sebagai kelanjutan hubugan seksual yang tidak diinginkan,permintaan
dukungan seksual,dan tindakan verbal atau fisik bersifat seksual. Pelecehan seksual adalah
melawan hukum,tak beretika,dan merusak bagi organisasi apa pun dan dapat berakhir dalam
tuntutan hukum yang mahal,merendahkan moral,dan mengurangi produktivitas. Romansa di
tempat kerja antara dua orang karyawan yang saling sudah terjadi,sehingga pertanyaannya
adalah umumnya tidak apakah memungkinkan praktik tersebut,atau bahkan bagaimana
untuk mencegahnya,tetapi lebih bagaimana yang terbaik untuk mengelola fenomena
tersebut. Organisasi mungkin tidak seharusnya melarang dengan ketat romansa ditempat
kerja karena kebijakan seperti ini dapat ditafsirkan sebagai sebuah inovasi pribadi, suka
menguasai,atau tidak diperlukan. Beberapa romansa sesungguhnya meningkatkan kinerja
pekerjaan,menambah dinamisme dan energi yang diterjemahkan ke dalam perbaikan
moral,komunikasi,kreativitas,dan produktivitas. Bagaimana pun ini penting untuk di catat
bahwa romansa ditempat kerja dapat merusak moral dan produktivitas di tempat kerja untuk
sejumlah alasan yang meliputi :
1. Keluhan akan sikap pilih kasih dapat naik

5
2. Kerahasiaan catatan tertentu dapat dilanggar
3. Mengurangi kualitas dan kuantitas kerja yang dapat menimbulka masalah
4. Pendapat pribadi dapat berujung pada pendapat kerja
5. Membisikkan rahasia dapat membawa kepada tekanan dan permusuhan diantara
rekan kerja
6. Tuduhan pelecehan seksual (diskriminasi) dapat terjadi kemudian,baik oleh
keterlibatan wanita atau pihak ketiga
7. Konflik kepentingan meningkat,khususnya ketika kesejahteraan mengalahkan
mitranya menjadi kesejahteraan perusahaan.
Pedoman romansa ditempat kerja sebaiknya diterapkan kepada seluruh karyawan di
seluruh tingkatan perusahaan dan harus menspesifikasi situasi tertentu di mana
skandal pada khususnya tidak dianjurkan,seperti penyedia dan bawahan. Pedoman
atau kebijakan perusahaan pada umumnya tidak menganjurkan romansa ditempat
kerja karena resiko sisi negatifnya umumnya melebihi manfaat sisi positifnya untuk
perusahaan tersebut. Menggoda merupakan langkah selanjutnya dari romansa di
tempat kerja,menggoda didefinisikan oleh peneliti sebagai perilaku romantis yang
ambigu dan beriorentasi tujuan.atau dikatakan secara berbeda,perilaku ambigu
dengan berpotensi seksual yang beriorentasi tujuan. Beberapa peraturan menggoda
adalah sebagai berikut:
1. Jangan menggoda seseorang yang anda tau sedang ingin memulai suatu hubungan
jika anda tidak tertarik dengan hubungan baru
2. Anda boleh menggoda ketika berada di dalam sebuah hubungan yang ingin anda
perkuat kemudian
3. Jangan menggoda untuk membuat mitra anda cemburu karena ini adalah perilaku
manipulatif
4. Menggoda antara kekuasaan yang berbeda,seperti atasan dan karyawan atau
profesor dan mahasiswanya,biasanya menjadi masalah,seperti terdakwa dalam
kasus pelecehan seksual
5. Tidak melakukan kontak fisik dengan seseorang yang anda goda,kecuali ini dalam
sebuah hubungan yang diarapkan

6
2.2 TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Tanggung jawab sosial (social responsibility) adalah tindakan yang diambil oleh suatu
perusahaan melebihi dari yang diwajibkan secara hokum untuk melindungi atau memperbaiki
keberlangsungan dari makhluk hidup.Setiap perusahaan diseluruh dunia harus memiliki
tanggung jawab social atau yang lebih sering disebut sebagai Corporate Social Responsibility
(CSR).Perusahaan yang harus melakukan tanggung jawab social ini haruslah memiliki
keuntungan yang cukup dari bisnis yang dijalankan untuk menutupi biaya dimasa depan karena
jika tidak mencapai hal tersebut tidak ada tanggung jawab social yang dapat dipenuhi.Sehingga
dengan kata lain yang berkewajiban melakukan CSR adalah perusahaan-perusahaan yang
memiliki keuntungan atau bias dikatakan tidak dalam kondisi rugi.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah


konsep manajemen di mana perusahaan mengintegrasikan masalah sosial dan lingkungan dalam
operasi bisnis mereka dan interaksi dengan pemangku kepentingan mereka. CSR umumnya
dipahami sebagai cara di mana perusahaan mencapai keseimbangan antara kepentingan ekonomi,
lingkungan dan sosial, sementara pada saat yang sama memenuhi harapan pemegang saham dan
pemangku kepentingan. Dalam pengertian ini, penting untuk membedakan antara CSR, yang
dapat berupa konsep manajemen bisnis strategis, dan amal, sponsorship, atau filantropi.
Meskipun yang terakhir juga dapat memberikan kontribusi yang berharga untuk pengentasan
kemiskinan, secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan dan memperkuat kesadaran
merek dalam suatu bisnis, konsep CSR jelas lebih dari itu.

Mempromosikan penggunaan CSR di kalangan UKM membutuhkan pendekatan yang


sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas masing-masing bisnis ini, dan tidak mempengaruhi
kelangsungan ekonomi mereka. Fortune setiap tahunnya mendaftarkan perusahaan yang paling
dikagumi dan tidak dikagumi secara global berdasarkan tanggung jawab social. Tiga perusahaan
yang paling dikagumi dalam hal tanggung jaewab social di fortune 2012 adalah GDF Suez,
Marquard dan Bahls, dan RWE. Tiga Perusahaan yang paling tidak dikagumi adalah china

7
railway group, constructions, dan china sale constructions engineerging. Perusahaan tiongkok
mendominasi daftar yang paling tidak dikagumi.

1. Kebijakan Sosial

Istilah kebijakan social (social policy) menganut filosofi dan pemikiran manajerial ditingkat
tertinggi perusahaan . kebijaka social memperhatikan tanggung jawab apa yang dimiliki
perusahan kepada karyawannnya, pelanggan, minoritas, lingkungan, komunitas, pemegang
saham, dank kelompok lain. Setelah bedebat selama beberapa dekate, banyak perusahaan
masih berjuang untuk menentukan kebijakan social yang sesuai.

Dampak masyarakata kepada bisnis dan sebaliknya menjadi lebih nyata setiap tahun.
Tanggung jawab social korporat sebaiknya didesain dan diartikuasikan selama formulasi
strategi ditentukan dan dikelolah selama implementasi staetegi, dan ditegaskan kembali atau
diubah selama evaluasi strategi.

Perusahaan harus berusaha terlibat dalam aktifitas social yang memiliki manfaat ekonomi.
Merk dan co. pernah mengembagkan obat ivernectin untuk emngobati river blindness,
penyakit yang disebabkan oleh parasite cacing endemic langkah di area tropis yang miskin
di afrika, timur tengan dan amerika latin. Dalam gerakan yang tidak pernah terjadi
sebelumnya yang merefleksikan komitment korporat ya kepada tanggung jawab social,
merck kemudian membuat ivermectin tersedia tampa biaya kepersonil media di seluruh
dunia. Aksi merck menyoroti dilema kekurangan obat, yang menawrkan perusahaan farmasi
tampa insensif ekonomis untuk pengembangan dan distribusi yang menuntungkan. Apa yang
merck lakukan bagaimanapun mengumpulkan goodwill substansial di antara pemegang
kepentingannya untuk aksinya.

Tanggung jawab social korporat sebaiknya didesain dan diartikulasikan selama formulasi
strategi ,ditentukan dan dikelola selama implementasi strategi, dan ditegaskan kembali atau
diubah selama evaluasi strategi.

2. Kebijakan Sosial pada Masa Pensiun

8
Penanganan masalah terkait dengan masyarakat yang menua ini sebaiknya diperhatikan oleh
perusahaan-perusahaan diseluruh dunia sehingga perusahaan mempertimbangkan untuk
mengalokasikan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat-masyarakat yang lanjut usia.

Beberapa Negara diseluruh dunia menghadapi kekurangan tenaga kerja yang parah terkait
dengan penuaan populasi mereka. [ersentase dari orang berusia 65 tahun atau lebih
melampaui 20 % di jepang, itali, jerman- dan akan mencapai 20% di prancis. Pada tahun
2036 presentase orang berusia 25 tahun Atau lebih akan mencapai 20 % di amerika dan
tiongkok. Tidak seperti di amerika serikat, jepang enggan bergantung pada imigrasi berskala
besar untuk mendukung tenaga kerjanya. Bahkan jepang memberikan insensif untuk orang
yang lebih tua untuk bekerja sampai usia 65 tahun sampai 75 tahun. Negara Negara di eropa
barat melakukan hal sebaliknya, memberikan insensif untuk orang yang lebih tua untuk
pension pad ausia 55 tahun sampai 60 tahun. Organisasi buruh internasional berkata 71%
dari lelaki jepang berusia 60 tahun samoai 64 tahun masih bekerja, dibandingka 57% lelaki
amerika dan hanya 17% dari lelaki prancis dikelompok usia yang sama.

Produktivitas pekerja ang meningkat dijepang tidak mampu untuk mengimbangi penurunan
jumlah pekerja, sehingga menghasilkan penurunan dalam keseluruhan produksi ekonomi
seperti banyak Negara, jepang tidak melihat imigrasi sebagai cara yang baik untuk
,emyelesaikan masalah ini. Tenaga kerja yang menuysut telah mejadi kepedulian dimana
pemerintah baru baru ini mengizinkan sejumblah perawat dan pengasuh dari Indonesia dan
filiphina untuk bekerja dijepang selama dua tahun, jumlah usia kerja orang jepang – mereka
yang berusia antara 15 tahun sampai 64 tahun-diproyeksikan menyusut ke 70 juta pada
tahun 2030. Menggunakan tenaga kerja asing dalam bahasa jepang dikenal sebgai
gaikokujin roudhausa. Banyak orang filiphina yang baru baru ini dipekerjakan sekarang
bekerja dalam bidang pertanian dan pabrik di seluruh wilayah jepang.

2.3 KEBERLANGSUNGAN LINGKUNGAN

Menurut international standars organization (ISO), lingkungan didefinisikan sebagai


lingkungan sekeliling dimana organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya
alami, flora, fauna, manusia, dan interelasinya. Karyawan, konsumen, pemerintahan, dan
masyarakat, khususnya membenci perusahaan yang mengancam dibandingkan melindugi

9
lingkungan tersebut. Sebaliknya, masyarakat saat ini menghargai perusahaan yang melaksanakan
operasi dalam sebuah cara yang memperbaiki, melestarikan dan memelihara lingkungan alami.

1. Laporan keberlangsungan

Laporan pelestarian mengungkapkan operasi perusahaan yang berdampak pada lingkungan


alam. Dokumen ini membuka kepada pemegang saham mengenai praktik buruh perusahaan,
pembelian produk, efisiensi energy, dampak lingkungn, dan praktik etika bisnis.

Global reporting intiative baru baru ini mengeluarkan susunan panduan pelaporan terperinci
yang menspesifikasi informasi apa saja yang seharusnya dimasukkan kelaporan pelestarian.
Penasihat perusahaan diberi kuasa, melaporkan bahwa semakin banyak kelompok pemegsng
saham yang mendorong perusahaan untuk membuat informasi pelestarian tahunan.

Merusak lingkungan alam dianggap tidak beretika, melawan hukum dan mahal. Ketika
organisasi saat ini menghadapi tuntutan criminal karena mencemari lingungan mereka terus
berpaling kepada manajer dan karyawan untuk memenangkan keringanan hukuman.
Pemecatan dan demosi karyawan menjadi biasa dalam tuntutan hukum terkait polusi.

2. Kurangnya Perubahan Standar

Beberapa perusahaan tidak dapat lolos dengan menempatkan terminology “hijau” dalam
produk mereka dan pelebelan yang menggunakan istilah organik, hijau, atau alami karena
tidak ada definisi yang diterima secara umum. Standar yang seragam mendefinisikan
tindakan perusahaan yang bertanggung jawab atau lingkungan dengan cepat sedang
dimasukkan kedalam ranah hukum. Kurangnya standar pernah membuat pelanggan sinis
mengenai klaim lingkungan corporal, tetapi klaim ini sekarang seakin ditantang di
pengadilan.

3. Mengelola Urusan Lingkungan dalam Perusahaan

Mengelola urusan “kesehatan planet bumi” membutuhkan pemahaman tentang bagaimana


perdagangan internasional, daya saing, dan sumber daya global terhubung. Mengelola
urusan lingkungan tidak dapat lagi hanya menjadi fungsi teknis yang dilakukan oleh

10
spesialis dalam perusahaan, penekanan lebih diberikan dalam mengembangkan perspektif
lingkungan antara karyawan dan manajer perusahaan. Perusahaan yang mengelola urusan
lingkungan akan meningkatkan hubungan dengan pelanggan, regulator, penjual, dan pemain
industry lainnya, yang secara substansial memperbaiki proses keberhasilan mereka.

Strategi lingkungan dapat meliputi kegiatan mengembangkan atau memperoleh bisnis hijau,
melepaskan atau mengubah bisnis kerusakan lingkungan, berusaha untuk menjadi produsen
berbiaya rendah melalui minimalisasi sampah dan konservasi energy serta mengejar strategi
diferensiasi melalui fitur produk hijau.

Memelihara lingkungn harus menjadi bagian permanen dalam melakukan bisnis untuk
alasan-alasan berikut :

1. Konsumen menginginkan produk aman lingkungan yang jumlahnya banyak.


2. Opini public yang menginginkan perusahaan melaksanakan bisnis dengan cara
yang memelihara lingkungan alam sangat kuat.
3. Kelompok menganjur lingkungan sekarang memiliki lebih dari 20 juta orang
amerika sebagai anggotanya.
4. Regulasi federal dan lingkungan Negara bagian berubah dengan cepat dan
menjadi lebih kompleks.
5. Semakin banyak pemberi pinjaman yang memeriksakan kewajiban lingkungan
dari bisnis yang mencari pijaman,
6. Banyak pelanggan, pemasok, penyalur, dan investor yang menghindari untuk
melakukan bisnis dengan perusahaan yag lemah secara lingkungan.
7. Tuntutan kewajiban dan denda terhadap perusahaan yang memliki masalah
lingkungan semakin naik.

4. Sertifikasi ISO 14000/14001

ISO 14000 merujuk kepada serangkaian standar secara sukarela dalam bidang lingkungan.
Hal yang termasuk dalam rangkaian bidang standar ISO 14000 adalah bidang standar ISO
14001, seperti audit lingkungan, evaluasi kinerj lingkungan, pelabelan lingkungan, dan
penilaian daur hidup.

11
ISO 14001 adalah serangkaian standar yang diadopsi oleh ribuan perusahaan seleruh dunia
untuk sertifikat konsituensi mereka saat mereka melaksanakan bisnis dengan cara yang
ramah lingkungan.

Standar ISO 14001 meminta agar komunitas atau organisasi berada ditempatnya dan
mengimplementasikan serangkaian praktik dan prosedur yang ketika dilakukan bersama-
sama menghasilkan sistem manajemen lingkungan (environmental management system –
EMS). Ia juga tidak menentukan standar kenerja untuk organisasi yang ditentukan.
Persyaratan utama dari EMS yang berada dibawah ISO 14001 meliputi hal-hal sebagi
berikut :

 Menunjukan komitmen untuk mencegah polusi, perbaikan terus-menerus dalam


kinerja lingkungan secara keseluruhan dan kepatuhan dengan seluruh berlaku
perundang-undangan, serta persyaratan peraturan.
 Mengidentifikasi seluruh aspek dari aktivitas organisasi produk, dan layanan yang
dapat memberikan dampak signifikan pada lingkungan, termasuk yang belum
diregulasi.
 Menentukan sasaran kinerja dan target untuk sistem manajemen yang dikaitkan
kembali ke tiga kebijakan : (1) pencegahan polusi, (2) perbaikan
berkesinambungan, dan (3) kepatuhan.
 Memenuhi sasaran lingkungan yang menyertakan pelatihan karyawan, menetukan
instruksi dan praktik kerja, dan menetukan matriks actual dimana sasaran dan
target akan diukur.
 Melaksanakan audit operasi EMS.
 Mengambil tindakan korektif ketika penyimpangan dari EMS terjadi.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika adalah disiplin yang berhubungan dengan apa yang baik dan buruk, benar dan
salah, atau dengan dan kewajiban tanggung jawab moral. Sementara tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) adalah sesuatu yang tersirat, ditegakkan, atau merasa kewajiban manajer,
bertindak dalam kapasitas resmi mereka, untuk melayani atau melindungi kepentingan kelompok
lain dari diri mereka sendiri

Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) merupakan kunci keberlanjutan
perusahaan dalam jangka panjang. Keduanya merupakan dua hal yang sama pentingnya
dilakukan oleh perusahaan apapun bisnisnya. Program CSR yang dijalankan perusahaan harus
dijalankan bersamaan dengan dijalankannya Etika Bisnis oleh perusahaan.
Standar etika berasal dari sejarah dan warisan budaya. Pendahulu kita telah mewariskan
kita dengan dasar etika untuk dikembangkan. Bahkan, pelatih legendaris sepakbola Vince
Lombardi mengetahui bahwa beberapa hal bernilai lebih daripada kemenangan, dan ia meminta
pemainnya untuk memiliki tiga jenis loyalitas: kepada Tuhan, kepada keluarga mereka, dan
kepada Green Bay Packers, “dalam urutan tersebut” Karvawan, pelanggan, dan pernegang
saham, telah menjadi semakin kurang toleran dalam pelanggaran etika bisnis di perusahaan, dan
semakin menghargai model perusahaan beretika. Pembagian informasi di seluruh Internet
menambah pengungkapan model perusahaan seperti ini melawan perusahaan yang tidak
bertanggung jawab.
Pelanggan di seluruh negara dan di seluruh dunia menghargai perusahaan yang melakukan
usaha lebih secara hukum dibutuhkan untuk bertanggung jawab secara sosial. Tetapi, bertahan
dalam bisnis sambil mengikuti seluruh hukum dan regulasi harus menjadi sasaran utama dari
bisnis apa pun. Salah satu cara terbaik untuk bertanggung jawah secara sosial adalah perusahaan

13
secara proaktif melestarikan dan memelihara lingkungan alam. Contohnya, untuk
mengembangkan laporan pelestarian korporat, berdasarkan tindakan konkret, berjaian seiringan
dalam meyakinkan pemegang kepentingan bahwa perusahaan bernilai dengan dukungan mereka.
Etika bisnis. tanggung jawab sosial, dan pelestarian lingkungan saling berkaitan dan
permasalahan strategis yang penting - berhadapan dengan seluruh organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

David, R. Fred dan Forest R. David. 2016. Manajemen Strategis Edisi 15. Jakarta: Salemba
Empat.

https://rumahsalmon.blogspot.com/2018/11/makalah-etika-bisnis-dan-tanggung-jawab.html

14

Anda mungkin juga menyukai