Anda di halaman 1dari 3

Bismillahirohmanirohim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Salam sejahtera untuk kita semua
Om Swastiastu
Namo buddhaya
salam kebajikan
Rahayu
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, hari ini kita merayakan Hari Kesaktian
Pancasila. Saat ini, sebagai sebuah bangsa, kita mempunyai kesempatan untuk
merefleksikan diri kita sendiri.
Kita tahu Pancasila adalah falsafah negara kita. Ideologi bangsa kita.
Kita mengenal Pancasila sebagai akar yang menyambung masa lalu dan masa depan
kita bersama.
Tapi apa arti Pancasila bagi kita dalam kehidupan sehari-hari?
Apa makna dari sila-sila Pancasila bagi seorang pemimpin, seorang pekerja, seorang
guru, seorang ibu dan seorang anak?
Di masa pandemi seperti sekarang mungkin terasa sulit membayangkan sisi positif
dari bencana yang melanda.
Akibat pandemi ini, kita secara bersamaan mengalami krisis kesehatan, krisis
ekonomi, dan krisis pembelajaran.
Namun di masa sulit seperti ini, prinsip Pancasila jelas sudah mendarah daging di
masyarakat kita.
Jika kita melihat lebih peka, kita bisa melihat banyak pahlawan Pancasila yang
menyalakan lilin kemanusiaan di lingkungannya masing-masing.
Lilin Pancasila menyala sebagai simbol pengorbanan para tenaga medis yang setiap
hari mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan nyawa pasien Covid-19.
Kami melihat ribuan siswa berjuang menghadapi tantangan pembelajaran online
dengan menjadi sukarelawan untuk membantu menangani Covid.
Lilin Pancasila terlihat menyala di kalangan pemimpin pada saat krisis.
agamanya berbeda dengan mereka.
Kita menyaksikan lilin Pancasila menyala ketika para seniman di seluruh nusantara,
di tengah kelesuan ekonomi, mengadakan pertunjukan seni online untuk
mengingatkan masyarakat akan keindahan Indonesia yang beragam.
Kami melihat lilin Pancasila dinyalakan oleh para guru yang mengunjungi rumah
siswa di daerah terpencil agar mereka dapat terus belajar.
Kita melihat lilin Pancasila menyala ketika orang tua, setelah seharian mencari
nafkah, masih punya waktu untuk membaca dan bermain bersama anak sendirian di
rumah.
Pada hari ini, kita mengingat sejarah kita dan semua pengorbanan nenek moyang kita
untuk negara ini.
Kami melihat para pemimpin pemerintah dan sektor swasta mengambil risiko dan
bertindak cepat untuk meringankan penderitaan masyarakat.
Kami melihat ribuan pemilik usaha kecil mengorbankan keuntungan agar karyawan
mereka tidak di-PHK bahkan ketika pelanggan menghilang.
Kami melihat tokoh masyarakat di tempat ibadah menggalang dana untuk membantu
orang-orang yang agamanya berbeda dengan mereka.
Kita menyaksikan lilin Pancasila menyala ketika para seniman di seluruh nusantara,
di tengah kelesuan ekonomi, mengadakan pertunjukan seni online untuk
mengingatkan masyarakat akan keindahan Indonesia yang beragam.
Kami melihat lilin Pancasila dinyalakan oleh para guru yang mengunjungi rumah
siswa di daerah terpencil agar mereka dapat terus belajar.
Kita melihat lilin Pancasila menyala ketika orang tua, setelah seharian mencari
nafkah, masih punya waktu untuk membaca dan bermain bersama anak sendirian di
rumah.
Pada hari ini, kita mengingat sejarah kita dan semua pengorbanan nenek moyang kita
untuk negara ini.
Dan jika dicermati, kita dapat menyadari bahwa kesucian Pancasila terus mengakar di
generasi kita.
Di masa krisis seperti ini, lilin Pancasila menerangi kegelapan dimana-mana.
Pandemi ini memberikan tantangan bagi negara kita dan menguji ketahanan kita
sebagai masyarakat Indonesia.
Pancasila, warisan nasional Indonesia, harus berkobar di hati kita masing-masing.
Dalam setiap tindakan kecil dan besar yang bisa kita lakukan untuk orang lain.
Selamat Hari Kesaktian Pancasila.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Om Shanti Shanti Shanti Om
Namo buddhaya

Anda mungkin juga menyukai