Anda di halaman 1dari 2

Metode Soda Api Tingkatkan Pembelajaran Bermakna Bagi Siswa pada Materi

Kisah Sahabat Nabi

Oleh : Saifudin, S.Pd.I


Guru PAI SDN Pakisarum, Bruno, Purworejo

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bermakna memiliki arti yang sangat
penting bagi peserta didik terutama pada jenjang Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan pada
tahap ini merupakan fondasi bagi tumbuh kembangnya jasmani maupun ruhani anak.
Maka, pengalaman pembelajaran yang positif harus sedini mungkin diberikan oleh
seorang guru pada setiap pembelajaran yang dilakukan. Upaya yang perlu dilakukan
dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna, yaitu dengan memberikan peran yang
luas dan partisipatif bagi peserta didik pada semua aspek materi PAI, baik itu Al-Qur’an,
Akidah, Akhlaq, Fikih, maupun Sejarah Peradaban Islam.
Pada pembelajaran PAI aspek sejarah (khususnya materi kisah sahabat nabi), untuk
menciptakan pembelajaran bermakna di SD Negeri Pakisarum dilakukan dengan metode
Soda Api. Soda Api sendiri merupakan akronim dari Sosiodrama Aktif Percaya diri.
Metode ini sering disebut juga bermain peran (role playing), yaitu metode pembelajaran
dimana peserta didik memainkan peran sebagai sahabat nabi atau karakter lain yang ada
dalam kisah sejarah. Sosiodrama menekankan sifat sosial pembelajaran, dan melihat
perilaku kerjasama siswa untuk merangsang baik secara sosial maupun intelektual
(Budiyanto:2016,128).
Pembelajaran dengan metode Soda Api dimulai dengan pembentukan kelompok yang
bertugas memperagakan kisah sahabat nabi. Kelompok 1 memperagakan drama kisah Abu
Bakar As-Shidiq, kelompok 2 kisah Umar bin Khattab, kelompok 3 kisah Usman bin
Affan dan kelompok 4 memperagakan kisah Ali bin Abi Thalib. Masing-masing
kelompok, melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif dengan membuat materi naskah
drama secara mandiri serta memperagakannya di depan kelas dengan penuh percaya diri.
Pada setiap tahapan pembelajaran, para siswa terlihat sangat antusias dan sukses
melakukan sosiodrama dengan sangat baik.
Adapun pembelajaran bermakna yang didapat dari penerapan metode Soda Api ini
antara lain: Pertama, Siswa berlatih kerjasama. Kerjasama merupakan aspek penting
dalam kehidupan seseorang. Dengan kerjasama sebuah permasalahan yang dihadapi akan
dapat terselesaikan secara lebih mudah. Pembelajaran dengan metode Soda Api pada
dasarnya menuntut peserta didik untuk dapat melakukan kerjasama mulai dari mencari
sumber belajar yang tepat terkait dengan materi yang dibahas. Kerjasama juga diperlukan
saat menyiapkan materi drama kisah sahabat Nabi yang diperankan, dan yang tidak kalah
penting adalah terjalinnya kerjasama yang apik saat bermain peran. Tanpa adanya
kerjasama antar anggota kelompok, tentu tidak akan terwujud drama kisah sahabat nabi
secara baik.
Kedua, Siswa berlatih menerima dan membagi tanggung jawab. Metode Soda Api
menitikberatkan pada kerja tim dengan tugas masing-masing. Hal ini mengharuskan setiap
anak memerankan tugas yang diberikan kepadanya. Dengan demikian, setiap anak harus
belajar bagaimana memerankan tokoh spesifik yang hal tersebut berbeda dengan tokoh
yang diperankan temannya. Harmonisasi akan tercipta apabila masing-masing anak fokus
pada tugas dan tanggungjawabnya. Misalkan saja pada tokoh Umar bin Khatab, anak yang
memerankan tokoh Umar harus bisa menjiwai sosok Umar yang tegas berwibawa dan hal
tersebut tentu berbeda dengan tugas sebagai ibu yang mengasuh anak-anaknya, dan
seterusnya.
Ketiga, Siswa berlatih percaya diri. Kepercayaan diri merupakan modal penting di
dalam mengarungi kehidupan apapun bidang yang ditekuni. Pembelajaran di sekolah dapat
menjadi wahana latihan terbaik dalam menumbuhkembangkan percaya diri anak tersebut.
Hal ini harus dilatih dan diberikan setahap demi setahap. Metode Soda Api mendorong
anak untuk bisa menampilkan peran terbaiknya dalam skenario drama yang sudah dibuat.
Dengan guru memberikan kepercayaan penuh bagi peserta didik untuk bisa
mengeksplorasi bakat yang dimilikinya, akan tumbuh kepercayaan diri pada diri peserta
didik meskipun awalnya juga terasa berat.
Keempat, Siswa belajar menjiwai karakter para Sahabat nabi. Karakter para
sahabat nabi terutama Khulafaur Rasyidin merupakan karakter mulia. Belajar tentang
karakter para sahabat tersebut tidaklah cukup hanya disampaikan dengan deskriptif
semata. Metode Soda Api tentu sangat membantu peserta didik di dalam memahami serta
meneladani karakter sahabat tersebut. Abu bakar yang bijaksana dan dermawan, Umar bin
Khattab seorang pemimpin yang bijaksana, peduli, bertanggung jawab tegas dan
sederhana, Usman bin Affan seorang yang dermawan serta cerdik pandai, maupun Ali bin
Abi Thalib yang memiliki karakter utama adil dan obyektif di dalam memandang sebuah
permasalahan. Dengan sosiodrama yang peserta didik perankan, karakter-karakter mulia
tersebut akan lebih mudah dijiwai dengan baik.
Beberapa nilai-nilai pembelajaran bermakna tersebut tentu sangat bermanfaat bagi
siswa, terlebih di era saat ini dimana siswa membutuhkan soft skill dalam menghadapi
perkembangan zaman. Pada akhirnya, pembelajaran dengan metode Soda Api ini dapat
dijadikan contoh bagaimana memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna bagi
siswa. Harapannya tentu, metode ini dapat menginspirasi dan diduplikasi oleh para guru
yang lain agar tercipta pembelajaran yang bermakna di kelas. Wallahu a’lam.

Anda mungkin juga menyukai