Anda di halaman 1dari 2

Renungan Katolik

Bapa/ibu /Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus,


Renungan dari bacaan Inji kita pada hari ini mengisahkan tentang
"Orang-orang mengatakan Yesus tidak waras lagi."
Apakah ukuran kewarasan bagi seseorang? Apa karena bersikap yang
biasa dan normal-normal saja? Apa karena mengenakan baju dengan
benar? Atau karena bisa berpikir dengan logika yang benar?
Adakah ukuran yang pasti? Mungkin kalau kita bertanya-tanya terus-
menerus tidak akan pernah sampai pada kesimpulan batas kewarasan
dan ketidakwarasan seseorang.
Bacaan Injil hari ini sangat singkat, namun menimbulkan banyak
pertanyaan. Bagaimana tidak, keluarga Yesus menganggap Yesus sudah
tidak waras lagi. Bukankah ini sebuah pernyataan yang keras
Kaum keluarga Yesus hanya mendengar bahwa kedatangan Yesus ke
sebuah rumah telah membuat rumah tersebut penuh sesak dengan orang-
orang. Bahkan, untuk makan saja tidak dapat dilakukan.
Tanpa alasan yang jelas, kaum keluarga Yesus menganggap kedatangan
kerumunan orang ini sebagai akibat dari “ketidakwarasan” Yesus, maka
keluarga Yesus berniat mengambil-Nya.
Beruntung bahwa Yesus tidak digambarkan marah ketika dikatakan
tidak waras oleh kaum keluarga-Nya.
Kalau boleh menarik sebuah analisis sederhana tentang apa yang telah
terjadi di rumah tempat Yesus hadir, yang Yesus lakukan mungkin
sedang mengajar.
Kerumunan orang yang datang rupa-rupanya karena magnet
“ketidakwarasan” Yesus dalam ajaran-Nya. Yesus memang selalu
membawa atmosfer yang mampu menarik banyak orang untuk
mendengarkan Dia mengajar.
Apa yang diajarkan Yesus kebanyakan memang sering bertentangan
dengan hukum Taurat, tetapi maksud sebenarnya adalah untuk
menggenapi hukum Taurat. Bagaimana dengan kita, apakah kita sudah
berani bersikap seperti Yesus?
Meski dikatakan tidak waras, tetapi tetap mewartakan Sabda Tuhan
melalui sikap hidup kita di tengah masyarakat. Semoga
“ketidakwarasan” yang kita lakukan menginsipirasi lebih banyak orang
untuk berbuat baik. Untuk berbagi dan berbuah bagi semua.

Doa Penutup
Allah Bapa sumber kehidupan, bagaimana kami mau menyebut nama-
Mu, seandainya Yesus Mesias tidak berbicara tentang Dikau?
Kami mohon, semoga Ia berkenan mendahului dan membimbing kami
menuju Engkau, sumber kehidupan semua orang.
Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala
masa. Amin.

Anda mungkin juga menyukai