Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Farmakoterapi Penyakit Kulit, Tulang, Sendi, Mata, dan THT

“Anatomi dan Fisiologi Sistem Lokomotorius”

Disusun oleh :
Aldo Togar Pohan (221FF03155)

PRODI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


TAHUN AJARAN 2023/2024
I. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan
mempraktekan fisiologi sistem lokomotorius
1.2 Tujuan Praktikum :
a. Menentukan komponen matriks tulang
beserta karakteristik dan fungsinya
b. Menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi kekuatan tulang
c. Menentukan karakteristik otot skelet
d. Menentukan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kerja otot skelet
e. Menjelaskan mekanisme kontraksi otot
skelet
II. Prinsip
Berdasarkan mekanisme fisiologis tulang dan otot

III. Pendahuluan
Otot adalah salah satu dari empat jaringan
tubuh dasar. Terdapat tiga jenis otot, yaitu terdiri
dari sel-sel kontraktil khusus. Suatu otot rangka
mengandung sejumlah besar serat otot. Setiap
serat dibungkus oleh suatu jaringan ikat halus yang
disebut endomisium. Seberkas kecil serat
dibungkus dalam permisium, dan otot keseluruhan
dalam epimisium.
Otot adalah jaringan yang paling banyak
terdapat pada Sebagian besar tubuh, dan kontraksi
otot merupakan bagian besar dari kerja seluler
yang memerlukan energi dalam tubuh yang aktif.
Didalam tubuh terdapat tiga jenis jaringan otot,
yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Otot
merupakan alat gerak aktif sedangkan rangka
tubuh merupakan alat gerak pasif. Secara anatomis,
otot terdiri dari dua flamen (benang) dasar, yaitu
aktin dan myosin. Myosin bestruktur tebal,
sedangkan aktin berstektur tipis.
Tulang adalah suatu jaringan ikat vascular terdiri
atas sel-sel dan zat antar sel yang mengalami
kalsifikasi, seperti tulang padat (tulang kompakta)

2
dan seperti spons (tulang spongiosa). Tulang juga
mempunyai banyak fungsi sebagai penyokong,
pelindung, penyimpan mineral pada ujung-ujung
persendian dimana tulang rawann sebagai pelapis
yang khusus untuk mempermudah pergerakan.
Jaringan tulang Menyusun struktur berdaging,
melindungi organ – organ vital yang terdapat
didalam tengkorak, rongga dada, dan juga
menampung sumsum tulang sebagai tempat sel-sel
darah dibentuk. Tulang berfungsi sebagai cadangan
kalsium, fosfat, dan ion lain yang dapat dilepaskan
atau disimpan dengan cara terkendali untuk
mempertahankan konsentrasi ion-ion didalam
cairan tubuh.
Sendi, yaitu penghubung dua tulang agar bisa
digerakkan. Suatu artikulasi atau persendian,
terjadi saat permukaan dari suatu tulang bertemu,
adanya pergerakan atau tidak bergantung pada
sambungannya. Persendian dapat diklasifikasi
menurut struktur atau berdasarkan ada tidaknya
rongga persendian diantara tulang-tulang yang
berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang
berhubungan dengan persendian, dan menurut
fungsi persendian. Klasifikasi structural persendian
synovial. Klasifikasi fungsional persendian dapat
dibagi menjadi sendi sinartosis, sendi amfiartosis
dan sendi diartosis.
Kerangka merupakan organ penyangga tubuh
kita sehingga tubuh dapat berdiri tegak. Ada sekitar
206 jumlah tulang manusia dewasa yang
membentuk bangun tubuh manusia, sedangkan
pada anak-anak jumlah tersebut sebenernya lebih
dari 300 tulang. Proses pertumbuhan anak-anak
menjadi dewasa menyebabkan terjadinya
penyatuan beberapa tulang sehingga Ketika
dewasa jumlahnya menjadi lebih sedikit. Tempat
dimana tulang atau lebih saling berhubungan
dinamakan sendi. Beberapa sendi tidak mempunyai
pergerakan, namun beberapa sendi lainnya ada
yang memiliki pergerakan sedikit dan banyak.

3
.

Epifisis merupakan bagian tulang panjang pada


tubuh , meliputi tulang paha, humerus , dan tibia .
Ini hanya satu dari lima jenis tulang :

 Tulang panjang berbentuk panjang dan


sempit; mereka menopang beban dan
memfasilitasi gerakan.
 Tulang pendek berbentuk kubus; ini
memberikan stabilitas dan memungkinkan
pergerakan di pergelangan kaki dan
pergelangan tangan.
 Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar;
mereka melindungi organ dalam dan
menyediakan titik perlekatan otot.
 Tulang tidak beraturan bervariasi dalam
bentuk dan struktur; tulang-tulang ini
melindungi organ-organ tubuh seperti
sumsum tulang belakang.
 Tulang sesamoid tertanam di tendon;
mereka melindungi tendon dari keausan.
Rongga medula adalah ruang di dalam tulang
panjang yang berisi sumsum tulang (sumsum
hematopoietik) dan jaringan ikat. Rongga medula

4
terletak di bagian tengah tulang panjang, seperti
tulang paha atau tulang lengan. Sumsum tulang ini
terdiri dari dua jenis utama:

 Sumsum Merah (Red marrow): Merupakan


bagian dari rongga medula yang
menghasilkan sel-sel darah. Di sini, sel-sel
darah merah, sel-sel darah putih, dan
trombosit diproduksi. Pada bayi dan anak-
anak, sebagian besar rongga medula diisi
dengan sumsum merah.
 Sumsum Kuning (Yellow marrow): Saat
seseorang bertambah usia, sebagian besar
sumsum merah dapat berubah menjadi
sumsum kuning. Sumsum kuning terdiri dari
lemak dan tidak lagi menghasilkan sebanyak
sumsum merah. Fungsinya lebih sebagai
penyimpanan lemak daripada produksi sel-
sel darah.
Tulang kompak, juga dikenal sebagai tulang
kortikal, adalah jenis tulang yang memiliki struktur
padat dan keras. Struktur tulang ini terdiri dari
lapisan luar yang padat yang memberikan kekuatan
dan perlindungan terhadap tulang di dalamnya.
Tulang kompak biasanya terdapat di bagian luar
tulang panjang dan di permukaan luar tulang-
tulang lainnya. Fungsinya adalah memberikan
kekuatan dan dukungan struktural bagi tubuh, serta
melindungi sumsum tulang di dalamnya.

IV. Alat dan Bahan


Alat :

Pisau

5
Gunting

Benang Kasur

Beaker glass

Alas

Sarung tangan

Bahan :

NaCl 0,09%

6
Asam Asetat 5%

Asam Asetat 10%

Asam Asetat 25%

V. Prosedur

5.1 Sistem Skelet


5.1.1 Anatomi tulang

Carilah dari literatur, amati dan gambarkan dalam laporan saudara

mengenai bagian-bagian tulang yang meliputi epifisis, rongga medula,

tulang batu karang, tulang pejal (kompak).

5.1.2 Fisiologi Tulang

Tulang paha ayam dibersihkan

Siapkan 4 buah gelas kimia yang masing-masing berisi: NaCl 0.9%,

asam asetat 5%, 10% dan 25%

7
Masukan tulang paha ayam kedalam amsing-maisng larutan tersebut
(1 jenis larutan untuk 1 paha ayam)

Gelas kimia ditutup dengan plastik dan disimpan di lemari asam

Perendaman tulang paha ayam dalam masing-masing larutan


dilakukan selama 6 hari

Lakukan pengamatan terhadap tulang tersebut (terjadi perubahan


atau tidak?)

Bahas fenomena tersebut

VI. Hasil pengamatan


Hasil pengamatan tulang 5 hari
NaCl As. Asetat 5% As. Asetat As. Asetat 25%
10%
Tulang keras - + ++ +++
Kerapuhan - + ++ ++

8
Warna Pucat Coklat Coklat Coklat
kemerahan kehitaman

Keterangan
(-) = tidak ada perubahan
(+) = perubahan lemah
(++) = perubahan sedang

(+++) = perubahan kuat

VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan
system lokomotorius yang bertujuan untuk
mengetahui letak dan fungsi dari komponen system
lokomotorius. System lokomotorius merupakan
system yang dapat menggerakan tubuh yang terdiri
dari tulang otot dan sendi yang merupakan
komponen utama system lokomotorius. Ketiga
komponen tersebut berkoordinasi untuk
memelihara postur dan posisi tubuh agar
menghasilkan Gerakan yang tepat dan terkendali.
Percobaan yang dilakukan yaitu anatomi tulang.
Tulang berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kaku,
dan memberikan tempat perlekatan pada otot dan
organ yang terdapat pada tubuh seseorang. Selain
itu tulang juga berfungsi dalam hemopoiesis
(pembentukan sel darah), dan sebagai reservoir
(tempat penyimpanan) kalsium, fofat, dan banyak
mineral lainnya.
Pertama dibersihkan dahulu tulang ayam dari
dagingnya dan setelah bersih diberi label pada
tulang. Tulang direndam pada larutan NaCl 0,09%,
Asam asetat 25%, Asam asetat 10%, dan Asam
asetat 5% selama 5 hari dan amati setelah 5 hari.
Pada tulang yang direndam pada NaCl tulang
tidak adanya perubahan. pada pengamatan keras

9
dan kerapuhan terdapat hasil tidak berubah,
sedangkan warna pada tulang terdapat pucat
kemerahan. Ini dikarenakan NaCl tidak memberikan
efek/reaksi yang sangat besar pada penghilangan
kalsium tulang dan mineral pada tulang tidak
terlarut dalam NaCl.
Pada tulang yang direndam pada larutan asam
asetat 25% menunjukan reaksi kuat (+++) pada
warna menjadi lebih gelap yang disebab kan oleh
konsentrasi asam yang berpengaruh mampu
melarutkan warna dari tulang, sedangkan
konsentrasi 10% dan 5% menunjukan perubahan
warna lemah (+). Lalu pada kekerasan tulang
konsentrasi 10% dan 25% mendapatkan hasil
perubahan sedang (++). Karena adanya fungsi dari
asam adalah untuk melarutkan kalsium fosfat dan
mineral lainnya, sehingga yang tersisa hanya
kolaget zat organic. Sehingga tulang tidak keras,
sedangkan pada konsentrasi 5% terdapat
perubahan lemah (+). Dan pada kerapuhan yang di
rendam pada asam asetat konsentrasi 10% dan 25%
terdapat perubahan pada kerapuhan yaitu,
perubahan sedang. Hal ini reaksi kuat men8unjukan
bahwa benar asam mampu melarutkan kalsium
dalam tulang dan komposisi kalsium di tulang
menurun. Sedangkan pada konsentrasi 5%
mendapatkan hasil perubahan lemah.

VIII. Kesimpulan
pada praktikum ini dihasilkan perubahan pada
tulang berada di asam asetat sedangkan NaCl tidak
adanya perubahan.

IX. Daftar Pustaka


1. Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi Dan
Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta :
Gramedia

10
2. Arafah Fajar Candra, 2020. System
Lokomotorius. Universitas Muhammadyah,
Bandung
3. Iswari, Parama. 2006. Anatomi dan Fisiologi
Manusia. Surabaya : UNAIR Press

X. Lampiran
Saat sedang pembersihan tulang ayam
pada dagingnya

Hasil tulang setelah direndam 5 hari

Saat tulang belum dibersihkan dan


dimasukkan ke dalam larutan

11
Tulang dicuci bersih

12

Anda mungkin juga menyukai