Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PELAKSANAAN DEBAT

A. SISTEM KOMPETISI DEBAT


1. Sistem debat yang digunakan adalah Asian Modified Parliamentary
System.
2. Dalam setiap pertandingan terdapat 2 (dua) tim, yang akan terbagi menjadi
tim pro dan tim kontra. Tim pro adalah tim yang setuju terhadap setiap
mosi, sedangkan tim kontra adalah tim yang tidak setuju terhadap mosi.
3. Penentuan tim pro dan tim kontra akan dilakukan sebelum penyusunan
argumen.
4. Tim pro dan tim kontra masing-masing memiliki tiga pembicara.
5. Ketiga pembicara terdiri dari pembicara pertama, pembicara kedua, dan
pembicara ketiga.
6. Salah satu dari pembicara bertindak sebagai pembicara penutup (kecuali
pembicara 3), dan dimulai dari tim kontra.
7. Seluruh anggota tim pro dan tim kontra dapat melakukan interupsi sesuai dengan
ketentuan.

B. SISTEMATIKA DEBAT
Masing-masing babak terdiri atas:
1. Menetukan Mosi
Moderator akan mengundi mosi yang akan diperdebatkan
2. Menentukan Tim Pro dan Tim Kontra
Moderator akan mengundi kedua tim yang akan bertanding untuk menjadi
tim pro dan tim kontra
3. Case Buliding
Setiap tim diberi waktu 5 menit untuk melakukan penyusunan argumen (case
building) setelah penentuan tim pro-kontra.
a. Selama penyusunan argumen peserta diperbolehkan mengakses internet
dalam bentuk apapun dan mencari sumber lain.
b. Sumber argumen boleh berasal dari media cetak dan media elektronik.
Namun pada saat penyampaian argumen, peserta dilarang membawa
materi print out (hasil cetakan) dalam bentuk apapun.
4. Opening Argument
Pembicara pertama diberi waktu 3 menit untuk menyampaikan argumennya,
Pembicara pertama akan menyampaikan argumentasi pembuka, yang
diawali oleh tim pro dilanjutkan dengan tim kontra (maksimal 3 menit).
5. Debate
a. Pembicara kedua dari masing-masing tim akan menyampaikan argumen
tambahan. Baik untuk menguatkan maupun membantah argumen lawan
(maksimal 5 menit).
b. Pembicara ketiga dari masing-masing tim akan menyampaikan argumen
tambahan. Baik untuk menguatkan maupun membantah argumen lawan
(maksimal 5 menit).
6. Closing Argument
a. Apabila seluruh pembicara dari kedua tim telah menyampaikan argumen,
maka tiap tim harus menyampaikan closing statement (tidak
diperbolehkan dilakukan oleh pembicara 3) dimulai dari tim kontra
b. Pembicara penutup diberikan waktu 2 menit
c. Pada saat pembicara menyampaikan closing statement, pihak lawan
tidak diperbolehkan menyampaikan interupsi.
d. Jika pembicara masih memaparkan argumennya sementara waktu yang
diberikan habis, maka argumen tersebut tidak dinilai oleh Dewan Juri.

C. KETENTUAN INTERUPSI
1. Interupsi dapat dilakukan diantara menit kedua hingga menit keempat (saat
pembicara 2 atau 3 menyampaikan argumen)
2. Interupsi sebagaimana dimaksud dalam nomor 1 dilarang dilakukan saat
pembicara pertama dan pembicara penutup sedang melakukan pemaparan.
3. Waktu maksimal untuk menyampaikan interupsi adalah 10 (sepuluh) detik.
4. Interupsi yang melewati batas waktu 10 detik akan dihentikan oleh moderator.
5. Permohonan untuk interupsi wajib dilakukan dengan cara mengucapkan
kata “INTERUPSI”.
6. Interupsi dilakukan atas izin pembicara.
7. Pembicara berhak menolak atau menerima interupsi maksimal 2 (dua) kali
di tiap babak.
8. Interupsi maksimal diajukan sebanyak 3 (tiga) kali di tiap babak.
9. Pengatur waktu memberikan tanda 1 (satu) ketukan menandakan 1 menit pertama
telah berlangsung dan pengajuan interupsi diperbolehkan. Selanjutnya, 1 (satu)
ketukan menandakan 1 menit sebelum waktu bicara habis dan tim lawan tidak boleh
memberikan interupsi. Kemudian, 2 (dua) ketukan diberikan untuk menandakan
waktu habis, dan lebih dari 3 (tiga) ketukan diberikan untuk menandakan waktu
toleransi selama 20 detik telah habis.

D. KRITERIA PENILAIAN
1. Matter
Matter adalah logika argumentasi yang disampaikan oleh para pembicara,
terlepas dari gaya bicaranya. Matter dinilai dari kekuatan logika, relevansi
argumen, dan penggunaan data-data yang terkait dengan topik debat.
2. Manner
Manner adalah cara pembicara menyampaikan argumentasinya, menyangkut
bagaimana pembicara mengontrol sikap tubuh, volume suara, kontak mata,
dan variasi ekspresi untuk membuat pidatonya menarik dan enak
didengarkan.
3. Method
Method menyangkut bagaimana pembicara memanfaatkan waktu yang
diberikan dengan baik dan menggunakan strategi tim secara konsisten
sehingga menghasilkan argumentasi yang komprehensif. Selain itu,
kolaborasi keterkaitan argumentasi antar masing-masing pembicara juga
menjadi konsiderasi pada penilaian ini.
E. TATA TERTIB SELAMA PERTANDINGAN
1. Setiap peserta dilarang melakukan serangan secara pribadi terhadap peserta
lainnya selama pertandingan.
2. Setiap peserta dilarang menggunakan bahasa kasar, tidak senonoh, dan/atau
mengandung sara.
3. Setiap peserta dilarang melakukan tindakan yang dapat mengganggu konsentrasi
peserta lain selama pertandingan.
4. Penyampaian argumen harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
5. Anggota tim pembicara dapat memberikan sinyal atau kode kepada pembicara
yang sedang memaparkan argumen sepanjang sinyal tersebut tidak mengganggu
jalannya perdebatan.
6. Pembicara dilarang berkomunikasi verbal dengan rekan timnya selama
memaparkan argumennya.
7. Selama pertandingan berlangsung, peserta yang tidak menjadi pembicara
diperbolehkan untuk melakukan diskusi sepanjang tidak mengganggu jalannya
perdebatan.
8. Pelanggaran terhadap ketentuan diatas mengakibatkan pengurangan skor.
9. Tata tertib berlaku dan mengikat seluruh peserta sejak ditetapkan.

F. MOSI DEBAT
1. Pengaruh buruk tayangan sinetron pada remaja
2. Penyebab utama banjir adalah kurangnya lahan hijau
3. Smartphone sering disalahgunakan (main game online, scroll sosial media, dll) siswa saat
belajar
4. Fenomena banyaknya public figure (artis) yang menjadi calon legislatif
5. Penutupan aplikasi belanja online untuk membantu pedagang pasar konvensional
6. Penyediaan salah satu pulau di Indonesia untuk pengungsi Rohingya
7. Kegandrungan sebagian besar remaja pada K-Pop
8. Menjelang pemilu di jalan raya ibukota terpasang banyak alat kampanye partai (bendera,
baliho, dll).
9. Pengadaan woosh sebagai alternatif transportasi modern
10. Maraknya podcast sebagai salah satu sarana hiburan dan sumber informasi

Anda mungkin juga menyukai