Anda di halaman 1dari 12

PETUNJUK TEKNIS

TUGAS PENILAIAN DEBAT SOSIOLOGI


KELAS XII IPS 1-5
TAHUN AJARAN 2021

I. KEGIATAN
Petunjuk teknis ini merupakan pedoman dalam pemenuhan tugas kelompok untuk penilaian
keterampilan mata pelajaran Sosiologi kelas XII IPS 1 sampai dengan 5 tahun 2021.

II. Peserta
Peserta dari tugas debat ini adalah siswa dari tiap kelas yang terdiri dari lima orang untuk
setiap kelompoknya, yaitu sebagai berikut:

Kelas Nama anggota Tugasnya dalam Tema Debat Pro/Kontra


kelompok kegiatan debat
X IPS 1
Kelas Nama anggota Tugasnya dalam Tema Debat Pro/Kontra
kelompok kegiatan debat
X IPS 2
Kelas Nama anggota Tugasnya dalam Tema Debat Pro/Kontra
kelompok kegiatan debat
X IPS 3
Kelas Nama anggota Tugasnya dalam Tema Debat Pro/Kontra
kelompok kegiatan debat
X IPS 4
Kelas Nama anggota Tugasnya dalam Tema Debat Pro/Kontra
kelompok kegiatan debat
X IPS 5
III. Ketentuan debat:
a. Mosi debat dan ketentuan pro dan kontra dilakukan dengan system kocok oleh peserta.
b. Setiap tim dapat mempersiapkan materi yang akan dibahas dalam debat.
c. Open statement:
 Setiap tim secara bergantian menyampaikan argumentasi terbuka (pemahaman topik,
permasalahan, analisis, dan solusi) secara umum yang menunjukkan posisi masing-masing
Tim (Pro/Kontra) terhadap mosi debat. Argumentasi pembuka dimulai oleh Pembicara I
Tim Pro dan dilanjutkan dengan Pembicara I Tim Kontra.
 Waktu yang diberikan bagi Pembicara I setiap tim adalah maksimal 5 (lima) menit.

d. Argumentasi 1
 Pembicara II Tim Pro memberikan bidasan (sanggahan) atas argumentasi pembuka
Pembicara I tim Kontra serta memperdalam argumentasi Tim Pro yang sebelumnya
disampaikan Pembicara I.
 Pembicara II Tim Kontra memberikan bidasan atas argumentasi pembuka Pembicara II
Tim Pro serta memperdalam argumentasi Tim Kontra yang sebelumnya dibidas oleh
Pembicara II Tim Pro.
 Waktu yang diberikan bagi setiap pembicara adalah maksimal 7 (tujuh) menit.

e. Argumentasi 2
 Pembiara III Tim Pro memberikan bidasan atas argumentasi pembuka Pembicara II Tim
Kontra serta memperdalam argumentasi tim Pro yang sebelumnya disamaikan Pembicara
II.
 Pembicara III Tim Kontra memberikan bidasan atas argumentasi pembuka Pembicara III
Tim Pro serta memperdalam argumentasi tim Kontra yang sebelumnya dibidas oleh
Pembicara III Tim Pro
 Selama pembicara pertama, kedua, dan ketiga memaparkan argument, antar tim dapat
melakukan interupsi sesuai ketentuan petunjuk teknis.
 Waktu yang diberikan bagi setiap pembicara adalah maksimal 7 (tujuh) menit.

f. Closing statement
 Setiap tim yang diwakili oleh 1 pembicara untuk mempertegas/mempertajam solusi dan
rekomendasi sesuai dengan posisi masing-masing tim.
 Waktu yang diberikan kepada setiap tim maksiman 4 (empat) menit

IV. Tata Cara Penyelenggaraan Debat


a. Tata Tertib
 Setiap tim beranggotakan 3 (tiga) orang
 Setiap peserta dilarang melakukan tindakan yang dapat mengganggu konsentrasi peserta
lain selama berlangsungnya debat
 Pembicara dilarang berkomunikasi dengan rekan timnya selama memaparkan argumennya
 Selama debat berlangsung, peserta yang tidak menjadi pembicara diperbolehkan untuk
melakukan diskusi sepanjang tidak mengganggu jalannya perdebatan
 Seluruh peserta wajib hadir di zoom mengaktifkan kamera selama perdebatan berlangsung
 Peserta yang tidak menjadi pembicara wajib me-non-aktifkan audio
 Pelanggaran atas ketentuan di atas mengakibatkan pengurangan skor oleh dewan juri
b. Cara dan Bahasa penyampaian
 Etika berdebat dan pengguasaan panggung
 Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
 Ketepatan dan kecermatan menggunakan Bahasa asing
 Sistematika alur piker dalam membangun argumentasi debat
 Dilarang menggangu pembicara Ketika sedang mengemukakan argumentasi
 Peserta dilarang menggunakan Bahasa kasar, tidak senonoh dan atau menyinggung SARA

c. Interupsi
 Interupsi dapat dilakukan oleh setiap anggota tim lawan yang ditujukan kepada
pembicara yang sedang berbicara dalam sesi I dan II, Babak II dan III di setiap perdebatan
 Interupsi dilakukan dengan singkat selama maksimal 20 menit setelah dipersilahkan oleh
pembicara. Interupsi yang diberikan lebih dari 20 detik akan dihentikan oleh moderator
 Setiap tim berhak mengajukan dan menerima interupsi kepada satu sama lainsejumlah
minimal 2 kali interupsi.
 Pmbicara yang sedang berbicara berhak untuk menerima dan mempersilahkan tim lawan
untuk interupsi atau menolak interupsi
 Interupsi dimulai setelah menit ke 1 hingga menit ke 5. Selama sesi 1 dan II berlangsung,
antar tim dapat melakukan interupsi kepada pembicara III saat sedang menyampaikan
argumentasinya.

d. Moderator dan Time Keeper


 Debat dibantu oleh seorang moderator
 Untuk mengatur waktu dalam debat dibantu oleh Time Keeper
 Moderator menjaga kondusifitas ruangan debat dan jalannya perdebatan
 Moderator berhak menghentikan interupsi yang disampaikan lebih dari 20 detik
 Time Keeper akan membunyikan bel penanda waktu pada menit ke-1, ke-5, dan saat
waktu habis

V. Mekanisme Debat

Mekanisme dalam debat sangat banyak, termasuk istilah-istilah soal debat itu
sendiri. Saat ini hanya menyampaikan tugas pembicara pertama (pro atau kontra) disertai
dengan contoh.

Tugas pembicara pertama, baik pro maupun kontra meliputi lima hal:

 Pembukaan
 Menyampaikan pembembagian tugas masing-masing pembicara dan garis besar bahan
yang akan disampaikan.
 Mendefinisikan topik debat beserta batasan argumentasi.
 Menyampaikan argument berdasarkan tugas pembicara pertama sekaligus meringkas
point-point pembicaraan yang telah disampaikan.
 

 Pembukaan

Dalam pembukaan lomba debat, tugas seorang pembicara pertama adalah menyampaikan
ucapan terima kasih kepada moderator, memberi salam kepada dewan juri dan menyapa
seluruh hadirin (termasuk tim lawan).

Contoh:

Terima kasih kepada moderator atas kesempatan yang diberikan;

Dewan juri yang terhormat, tim lawan, dan hadirin yang kami muliakan.

Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

 Menyampaikan pembembagian tugas masing-masing pembicara dan garis besar


bahan yang akan disampaikan.

Bagian ini seorang pembicara pertama bertugas untuk menjelaskan peran dan tugas dari
masing-masing pembicara (P 1, P 2, dan P 3).

Contoh:

Dewan juri dan hadirin sekalian,

Sebelum kita mendebatkan mosi kita pada siang hari ini, izinkanlah kami dari SMA Kristen
Kanaan Jakarta untuk memperkenalkan diri. Saya Clarista sebagai pembicara pertama. Tugas
saya ialah memberi batasan pada mosi, menjelaskan kata kunci, dan mengutarakan dasar
argumentasi tim kami.

Di sebelah kiri saya ada Vania sebagai pembicara kedua, tugasnya adalah menanggapi
argumentasi tim lawan, menguatkan argumentasi tim kami dengan contoh dan fakta-fakta
berdasarkan kontruksi berpikir tim pro. Selanjutnya yang paling ujung Evan sebagai
pembicara ketiga akan menanggpi kembali pernyataan dari tim kontra. Kemudian
menguatkan argumentasi tim kami, dan merangkum pernayataan dari pembicara pertama dan
kedua.

Bagian akhir dari sistematika debat ini akan ditegaskan kembali oleh saya sendiri sebagai
pembicara pertama tim pro dalam pidato penutup.
 Mendefinisikan topik debat beserta batasan argumentasi.

Bagian ini pembicara pertama menjelaskan dasar argumentasi yang diambil dari kata kunci
pada mosi yang diperdebatkan oleh kedua tim. Disini perlu diingat bahwa setiap argument
harus mendukung tim tersebut. Misalnya tim A berada pada posisi yang mendukung atau pro.
Mosinya adalah MENDENGARKAN MUSIK SAAT BERKENDARA TIDAK
BERBAHAYA. Jadi argumentasinya harus mendukung bahwa mendengarkan musik saat
berkendara tidak berbahaya.

Contoh argumentasi:

Hadirin sekalian, mosi yang diperdebatkan pada siang hari ini adalah MENDENGARKAN
MUSIK SAAT BERKENDARA TIDAK BERBAHAYA. Agar pembicaraan ini terarah maka
kami tim pemerintah membatasi latar dari kata kunci berkendara di wilayah Jakarta.
Selanjutnya ada tiga kata kunci yang menjadi dasar argument tim
pro. Pertama  mendengarkan musik, kedua berkendara, dan terakhiradalah berbahaya.

Mendengarkan berasal dari kata dasar dengar, yakni suatu aktifitas menangkap suatu bunyi
melalui indra pendengaran tanpa harus berusaha memahami maksud dibalik bunyi tersebut
(Keraf, 12:1992). Hal ini tentu berbeda dengan kata menyimak yakni berusaha secara
sunggu-sunggu untuk memahami bunyi yang ditangkap melalui indra pendengaran atau
telinga. Sedangkan musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung
irama tertentu, seperti regge, pop, dandut, dan lain sebagainya.

Jadi mendengarkan musik yang kami maksudkan adalah upaya mendengarkan instrument
musik tertentu tanpa berusaha memahami bunyi-bunyi tersebut.

Kata kunci kedua adalah berkendara, yakni duduk di atas sesuatu yang dinaiki atau
ditunggangi. Sesuai mosi ini maka yang dimaksudkan dengan
kata dinaiki atau ditunggangi ialah kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat.
Jadi bukan kuda atau unta yang kami maksudkan pada kata kunci yang kedua ini.

Terakhir adalah berbahaya. Kata kunci tersebut kami maknai sebagai suatu keadaan yang
tidak normal.

Jadi berkendara sambil mendengarkan musik sama sekali tidak berbahaya karena tidak ada
upaya untuk memahami bunyi musik tersebut sehingga kosentrasi saat berkendara tetap ada.
Oleh karena itu kami tim pro sangat mendukung mosi ini dengan dua dasar argumentasi.

Pertamakarena mendengarkan musik dan berkendara adalah dua aktifitas yang berbeda dan
melibatkan dua indra yang berbeda pula sehingga tidak menimbulkan bahaya; sekali lagi
kami tegaskan bahwa mendengar disini adalah upaya sambil lalu tanpa ada usaha
memahami arti atau makna dari bunyi-bunyi tersebut.
Kedua berangkat dari kata kunci ketiga tentang bahaya yang kami makna sebagai suatu
keadaan; kata tersebut bukan kata benda melainkan kata sifat. Yakni keadaan tersebut bisa
terjadi jika orang atau oknum dengan sengaja menimbulkan hal itu terjadi. Artinya selama
yang bersangkutan tidak mengijinkan hal itu terjadi maka bahayapun tidak akan terjadi.
Dasar argumentasi ini terlepas dari konteks teologi tentang Tuhan.

 Menyampaikan argument berdasarkan tugas pembicara pertama sekaligus


meringkas point-point pembicaraan yang telah disampaikan

Bagian ini berisi rangkuman dari dasar argument yang dijelaskan oleh pembicara pertama. 

Contoh

Jadi sekali lagi kami tegaskan bahwa bahaya tidak akan terjadi hanya karena orang
mendengarkan musik saat berkendara. Selama yang bersangkutan tidak mengijinkan keadaan
tersebut terjadi. Apalagi hanya karena mendengarkan musik tanpa ada upaya memahami
musik tersebut. Kata lainnya adalah sang pengendara masih bisa berkosentrasi dengan
kendaraan yang dikendarai. Poinya ialah suatu keadaan bisa terjadi hanya jika seseorang
mengijinkan keadaan tersebut terjadi.

Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan kepada moderator.        

Format lengkap dari pembicara pertama tim pro adalah sebagai berikut:

Terima kasih kepada moderator atas kesempatan yang diberikan;

Dewan juri yang terhormat,

tim lawan, dan hadirin yang kami muliakan.

Selamat siang dan salam sejatera bagi kita semua.

Sebelum kita mendebatkan mosi kita pada siang hari ini, izinkanlah kami dari SMA Kristen
Kanaan Jakarta untuk memperkenalkan diri. Saya Clarista sebagai pembicara pertama. Tugas
saya ialah memberi batasan limitasi pada mosi, menjelaskan kata kunci, dan mengutarakan
dasar argumentasi tim kami.

Di sebelah kiri saya ada Vania sebagai pembicara kedua, tugasnya adalah menanggapi
argumentasi tim lawan, menguatkan argumentasi tim kami dengan contoh dan fakta-fakta
berdasarkan kontruksi berpikir tim pro. Selanjutnya yang paling ujung Evan sebagai
pembicara ketiga akan menanggpi kembali pernyataan dari tim kontra. Kemudian
menguatkan argumentasi tim kami, dan merangkum pernayataan dari pembicara pertama dan
kedua.
Bagian akhir dari sistematika debat ini akan ditegaskan kembali oleh saya sendiri sebagai
pembicara pertama tim pro dalam pidato penutup.

Hadirin sekalian, mosi yang diperdebatkan pada siang hari ini adalah MENDENGARKAN
MUSIK SAAT BERKENDARA TIDAK BERBAHAYA. Agar pembicaraan ini terarah maka
kami tim pemerintah membatasi latar dari kata kunci berkendara di wilayah Jakarta.
Selanjutnya ada tiga kata kunci yang menjadi dasar argument tim
pro. Pertama  mendengarkan musik, kedua berkendara, dan terakhiradalah berbahaya.

Mendengarkan berasal dari kata dasar dengar, yakni suatu aktifitas menangkap suatu bunyi
melalui indra pendengaran tanpa harus berusaha memahami maksud dibalik bunyi tersebut
(Keraf, 12:1992). Hal ini tentu berbeda dengan kata menyimak yakni berusaha secara
sunggu-sunggu untuk memahami bunyi yang ditangkap melalui indra pendengaran atau
telinga. Sedangkan musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung
irama tertentu, seperti regge, pop, dandut, dan lain sebagainya.

Jadi mendengarkan musik yang kami maksudkan adalah upaya mendengarkan instrument
musik tertentu tanpa berusaha memahami bunyi-bunyi tersebut.

Kata kunci kedua adalah berkendara, yakni duduk di atas sesuatu yang dinaiki atau
ditunggangi. Sesuai mosi ini maka yang dimaksudkan dengan
kata dinaiki atau ditunggangi ialah kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat.
Jadi bukan kuda atau unta yang kami maksudkan pada kata kunci yang kedua ini.

Terakhir adalah berbahaya. Kata kunci tersebut kami maknai sebagai suatu keadaan yang
tidak normal.

Jadi berkendara sambil mendengarkan musik sama sekali tidak berbahaya karena tidak ada
upaya untuk memahami bunyi musik tersebut sehingga kosentrasi saat berkendara tetap ada.
Oleh karena itu kami tim pro sangat mendukung mosi ini dengan dua dasar argumentasi.

Pertamakarena mendengarkan musik dan berkendara adalah dua aktifitas yang berbeda dan
melibatkan dua indra yang berbeda pula sehingga tidak menimbulkan bahaya; sekali lagi
kami tegaskan bahwa mendengar disini adalah upaya sambil lalu tanpa ada usaha
memahami arti atau makna dari bunyi-bunyi tersebut.

Kedua berangkat dari kata kunci ketiga tentang bahaya yang kami makna sebagai suatu
keadaan; kata tersebut bukan kata benda melainkan kata sifat. Yakni keadaan tersebut bisa
terjadi jika orang atau oknum dengan sengaja menimbulkan hal itu terjadi. Artinya selama
yang bersangkutan tidak mengijinkan hal itu terjadi maka bahayapun tidak akan terjadi.
Dasar argumentasi ini terlepas dari konteks teologi tentang Tuhan.

Jadi sekali lagi kami tegaskan ulang; bahwa bahaya tidak akan terjadi hanya karena orang
mendengarkan musik saat berkendara. Selama yang bersangkutan tidak mengijinkan keadaan
tersebut terjadi. Apalagi hanya karena mendengarkan musik tanpa ada upaya memahami
musik tersebut. Kata lainnya adalah sang pengendara masih bisa berkosentrasi dengan
kendaraan yang dikendarai. Poinya ialah suatu keadaan bisa terjadi hanya jika seseorang
mengijinkan keadaan tersebut terjadi.

Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan kepada moderator.        

Anda mungkin juga menyukai