Anda di halaman 1dari 107

RANCANG BANGUN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS)

BERKAPASITAS DAYA 1500 WATT DENGAN SISTEM SOFT START

Tugas Akhir

DISUSUN OLEH :
MUH. LUTFIL HAKIM
TE.16.00063

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2020
RANCANG BANGUN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS)
BERKAPASITAS DAYA 1500 WATT DENGAN SISTEM SOFT START

TUGAS AKHIR

Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya
pada Program Studi Teknik Elektronika

DISUSUN OLEH :

MUH. LUTFIL HAKIM

TE.16.00063

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2020
i
ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : MUH. LUTFIL HAKIM
Tempat/Tgl Lahir : Pekalongan, 23 April 1998
Nim : TE.160063
Jurusan : Teknik Elektronika

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir kami dengan judul “RANCANG
BANGUN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) BERKAPASITAS
DAYA 1500 WATT DENGAN SISTEM SOFT START” seluru isinya adalah karya
saya sendiri bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali
dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila kemudian di
temukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini maka saya siap menanggung
segala bentuk resiko/sanksi yang berlaku.

Pekalongan. 20 Januari 2020


Yang Membuat Pernyataan

MUH. LUTFIL HAKIM

iii
ABSTRAKSI

Biasanya masyarakat indonesia menggunakan UPS untuk membackup listrik


saat pemadaman, namun UPS yang beredar hanya cukup untuk membackup satu
komputer saja atau sekitar 600 watt dan bertahan hanya beberapa menit saja. Dengan
adanya UPS dengan daya 1500 watt ini dapat membackup lebih lama.
UPS berkapasitas daya 1500 watt dengan sistem soft start, menggunakan
inverter 1500 watt juga menggunakan, akumulator atau aki sebagai baterainya, charger
aki, relay, dan charger controller sebagai penunjang bekerjanya UPS ini. UPS ini tidak
akan bekerja ketika sumber dari PLN menyala namun akan diterus kan ke relay 1
dengan sumber alamat 2,7 alamat NO nomor 1,3dan 8,6 dan diteruskan ke beban,
namun disaat bersamaan sumber PLN akan mengisi baterai dengan cara sumber
melewati timer dengan alamat NC disetting waktu 2 jam setelah timer berhenti
menghitung maka akan diteruskan ke charger aki fungsi dari charger aki ini untuk
mengisi baterai namun sebelum masuk ke baterai charger aki ini harus melewati charger
control fungsi dari charger control ini untuk mengatur arus masuk ke aki dari arus
keluar dari aki, ketika sumber dari PLN terputus maka UPS akan membackup listrik
secara langsung dengan bersumber pada baterai. Dengan cara dari baterai atau aki akan
menuju ke charger control untuk mengatur arus pengeluaran lalu akan menjalankan
inverter dan kipas fungsi inverter ini untuk merubah arus AC ke DC dan fungsi kipas
untuk membuang hawa panas pada kotak UPS. Setelah inverter bekerja maka akan
menuju ke relay 1 sumber dari PLN 2,7 dengan alamat 1,4 dan 8,5 NC namun ketika
sumber PLN mati akan berubah menjadi NO dan akan diteruskan ke beban.
Setelah dilakukan pengujian ketahanan alat selama satu jam dengan beban kipas
angin maka Uninterruptible Power Supply (UPS) kapasitas daya 1500 Watt ini dapat
disimpulkan alat telah bekerja dengan baik.

Kata kunci : Inverter, Charger Aki, Charger Control, Relay

iv
ABSTRACT

Usually indonesians use UPS to backup electricity when the, but UPS
outstanding only enough to back up just one computer or about 600 watts and survives
only minutes. With the UPS with a 1500 watts is backing up longer.
UPS 1500 watt of capacity in the soft start, using inverter 1500 watts also use,
and aki as their energy accumulator, aki charger, relay, and a supporting controller
charger this ups operation. UPS it is not gonna work when the source is the state
energy company on but will passed on will go into the relay 1 at source address 2,7
address number 1,3 and 8,6 and passed on to the burden, but at the same time a source
of PLN will fill a batterry by means of a source of passing through timer with an
address NC setup just 2 hours after timer stop counting then gets routed straight to
charger aki a function of this to fill a battery charger aki but before emptying into the
battery charger aki this hawe to pass through the charger control a function of charger
charger control this to put the entered aki of a current out of aki, the state energy
company when the source is have cut UPS will backup electricity directly with its full
implementation is a battery. By means of a battery or aki going to charger control to
manage the expenditure will run inverter and fan, inverter function is to change the ac
to dc and function fan to throw their heat in box UPS. After inverter work and going to
relay 1 source of electricity to the address 2,7 and 1,4 8,5 NC but when the state death
will be turned into NO and will go to.
The is was done testing the instrument for one hour and uninterruptible power
supply (UPS) power capacity 1500 watts can be inferred instrument has been working
with both.

Keywords : inverter,charger aki, charger control, relay

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur Kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis Menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua Orang Tua saya, yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun

materil.

2. Bapak Ghoni Musyahar, ST, MT selaku Kepala jurusan Teknik Elektronika

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

3. Ibu Nur Indrihastuti, ST., M.Eng. selaku pembimbing Tugas Akhir saya.

4. Teman-teman Teknik Elektronika yang memberikan masukan dalam

penyusunan Tugas Akhir (TA) ini.

vi
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat , anugerah, hidayah, dan inayah-nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “RANCANG BANGUN
UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) BERKAPASITAS DAYA 1500
WATT DENGAN SISTEM STABILLIZER SOFT START ”

Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi pembahas


tentang dasar-dasar pengetahuan tentang komponen-komponen UPS (Uninterruptible
Power Supply), pengertian UPS (Uninterruptible Power Supply meliputi, kelebihan dari
UPS, komponen yang digunakan dalam UPS 1500 Watt meliput Baterai, Charger
Controller, Relay, Inverter, Charger Baterai, Amperemeter, Voltmeter, Soft Start dan
MCB (Miniature Circuit Breaker).

Pada Bab III di bahas tentang perancangan UPS 1500 Watt. Yang meliputi
Perancangan Alat, Pembuatan Rangka UPS, Perancangan Sistem, Perancangan
Komponen dan Instalasi Pegawatan Komponen.

Pada Bab IV di bahas tentang Pengujian perangkat keras elektronika, Pengujian


cara kerja alat secara keseluruhan dan Pengujian ketahanan alat.

Pada Bab V ini membahas tentang kesimpulan dari apa yang di dapat dalam
pembuatan UPS berkapasitas daya 1500 watt dengan sistem soft start ini dan saran
terhadap lanjutan dari alat UPS tersebut.

Peneliti menyadari sepenunya bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan. Oleh karna itu peneliti mengharapkan saran yang
membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedepan.

Pekalongan, 20 Januari 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii

LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................ iii

LEMBAR PERYATAAN .............................................................................. iv

ABSTRAKSI ................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 3
1.4 Tujuan ..................................................................................................... 4
1.5 Manfaat ................................................................................................... 4
1.6 Metode Penulisan .................................................................................... 4
1.7 Sistematik Penulisan ............................................................................... 5

viii
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 7

2.1 Landasan Teori ........................................................................................... 7

2.1.1 Sistem Kerja Uninterruptible Power Suppy (UPS) ................................ 7

2.2 Komponen Dalam UPS 1500 Watt............................................................. 11

2.2.1 Baterai ...................................................................................................... 11

2.2.2 Akumulator atau Aki (Accumulator atau Accu) ...................................... 12

2.2.3 Jenis-jenis Akumulator atau Aki ............................................................. 12

2.2.3.1 Akumulator atau Aki Basah ................................................................. 13

2.2.3.2 Akumulator atau Aki Kering ................................................................ 13

2.2.3.3 Akumulator atau Aki Kalsium.............................................................. 14

2.2.3.4 Akumulator atau Aki Hybrid ................................................................ 15

2.2.4 Kontruksi Akumulator atau Aki .............................................................. 16

2.2.5 Prinsip Kerja Akumulator atau Aki ......................................................... 16

2.2.6 Proses Pengosongan Akumulator atau Aki ............................................. 17

2.2.7 Proses Pengisian Akumulator .................................................................. 18

2.2.8 Pemakaian Akumulator ........................................................................... 19

2.2.9 Perawatan Akumulator ............................................................................ 20

2.2.10 Keawetan Akumulator ........................................................................... 21

2.3 Control Charging ....................................................................................... 23

2.3.1 Jenis-jenis Charge Controlles ................................................................. 24

2.4 Relay ........................................................................................................... 26

2.4.1 Perbedaan Relay Elektromekanikal dan Relay Solid State ..................... 27

2.4.2 Relay Elektromekanikal .......................................................................... 28

2.4.2.1Jenis Relay Elektromekanikal ............................................................... 29

ix
2.4.3 Relay Solid State ..................................................................................... 31

2.5 Inverter........................................................................................................ 31

2.5.1 Inverter Satu Fasa .................................................................................... 32

2.5.1.1Inverter Setengah Jembatan Satu Fasa .................................................. 32

2.5.1.2Inverter Jembatan Satu Fasa .................................................................. 34

2.5.1.3Inverter Jembatan Tiga Fasa .................................................................. 36

2.6 Charger Akumulator atau Aki .................................................................... 38

2.6.1 Jenis Charger atau Rectifier..................................................................... 43

2.6.2 Prinsip Kerja ......................................................................................... 44

2.7 Amperemeter ......................................................................................... 44

2.7.1 Cara Pengukuran ..................................................................................... 44

2.8 Voltmeter .................................................................................................... 47

2.9 MCB (Miniature Circuit Breaker) ............................................................. 48

2.9.1 Prinsip kerja MCB (Miniature Circuit Breaker) ..................................... 49

2.9.2 Jenis-jenis MCB (Miniature Circuit Breaker) ........................................ 51

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN ALAT ......... 53

3.1 Perancangan Alat UPS 1500 Watt .............................................................. 53


3.2 Pembuatan Rangka UPS ............................................................................. 55
3.3 Perancangan Sistem ................................................................................... 59
3.4 Perancangan Komponen ............................................................................ 62
3.5 Instalasi Pengawatan Komponen ................................................................ 64

BAB IV PEMBAHASAN ALAT ................................................................... 65

4.1 Pengujian Perangkat Keras Elektronika .................................................... 65

x
4.2 Pengujian Charger Akumulator atau Aki .................................................. 66

4.3 Pengujian Charger Controller .................................................................... 66

4.4 Pengujian Akumulator atau Aki ................................................................ 67

4.5 Pengujian Inverter ...................................................................................... 68

4.6 Pengujian Relay........................................................................................... 69

4.7 Pengujian Soft Start .................................................................................... 69

4.8 Pengujian Ketahanan Alat .......................................................................... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 73

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 73


5.2 Saran ........................................................................................................... 74
Daftar Pustaka .................................................................................................. 75

LAMPIRAN ..................................................................................................... 76

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Uninterruptible Power Supply (UPS) .......................................... 10

Gambar 2.2 Blok diagram pemasangan UPS ................................................... 10

Gambar 2.3 Susunan Baterai Kering ................................................................ 11

Gambar 2.4 Cara Penyambungan Baterai......................................................... 12

Gambar 2.5 Akumulator atau Aki Basah.......................................................... 13

Gambar 2.6 Akumulator atau Aki Basah.......................................................... 14

Gambar 2.7 Akumulator atau Aki Kalsium ...................................................... 15

Gambar 2.8 Akumulator atau Aki Hybrid ........................................................ 15

Gambar 2.9 Kontruksi Akumulator atau Aki ................................................... 16

Gambar 2.10 Diagram Konektivitas Sistem Panel Surya ................................. 23

Gambar 2.11 Relay ........................................................................................... 26

Gambar 2.12 Relay Elektromekanikal.............................................................. 28

Gambar 2.13 Relay Machine Control ............................................................... 30

Gambar 2.14 Rangkaian Inverter Setengah-jembatan Satu Fasa ..................... 33

Gambar 2.15 Gelombang Inverter Setengah-jembatan Satu Fasa .................... 33

Gambar 2.16 Rangkaian dan Gelombang Inverter Jembatan Satu Fasa............ 36

Gambar 2.17 Rangkaian Inverter Jembatan Tiga Fasa ..................................... 37

Gambar 2.18 Prinsip converter atau charger .................................................... 39

Gambar 2.19 Dimensi Charger Accu Digital ................................................... 40

Gambar 2.20 Dimensi ChargerAccu Digital .................................................... 40

Gambar 2.21 Grafik Constant Potential Chargers ........................................... 41

Gambar 2.22 Cara Mengukur Arus Listrik ....................................................... 45

xii
Gambar 2.23 Cara Mengukur Arus Listrik Digital Clamp Ampere ................. 46

Gambar 2.24 Voltmeter .................................................................................... 48

Gambar2.25 Voltmeter dirangkai Paralel ......................................................... 48

Gambar 2.26 MCB (Miniature CircuitBreaker) .............................................. 49

Gambar 2.27 ThermalTripping ......................................................................... 50

Gambar 2.28 Magnetic Tripping ...................................................................... 51

Gambar 3.1 Desain Rangka .............................................................................. 55

Gambar 3.2 Travo Las Listrik 120A ................................................................ 55

Gambar 3.3 Gerenda Listrik ............................................................................. 56

Gambar 3.4 Besi Berukuran 35cm ................................................................... 56

Gambar 3.5 Besi Berukuran 60cm ................................................................... 57

Gambar 3.6 Rangka kotak (box) ....................................................................... 57

Gambar 3.7 Rangka kotak (box) yang sudah dicat ........................................... 58

Gambar 3.8 Rangka kotak (box) yang sudah dipasang triplek ......................... 58

Gambar 3.9 Diagram Blok Perancangan Sistem .............................................. 59

Gambar 3.10 Diagram Blok Perancangan Sistem ............................................ 60

Gambar 3.11 Flowchart Perancangan Sistem ................................................... 61

Gambar 3.12 Rangkaian Soft Start ................................................................... 63

Gambar 3.13 Gambar kerja peletakan komponen luar ..................................... 64

Gambar 3.14 Gambar kerja peletakan komponen dalam kotak ....................... 64

Gambar 3.15 Instalasi Komponen UPS ............................................................ 65

Gambar 4.1 Gambar pengujian Charger Controller ......................................... 67

Gambar 4.2 Gambar pengujian Aki .................................................................. 68

Gambar 4.3 Dokumentasi pada saat dinyalakan dengan supplay PLN ............ 71

xiii
Gambar 4.4 Dokumentasi pada saat dinyalakan dengan supplay UPS ............ 71

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Inverter Setengah Jembatan Satu Fasa Jika Dioperasikan ............... 34

Tabel 2.2 Inverter JembatanSatu Fasa Jika Dioperasikan ................................ 35

Tabel 2.3 Inverter JembatanTiga Fasa Jika Dioperasikan ................................ 38

Tabel 4.1 Hasil pengujian Charger Akuumlator atau Aki ................................ 66

Tabel 4.2 Hasil pengujian Charger Controller ................................................. 67

Tabel 4.3 Hasil pengujian Akumulator atau Aki .............................................. 68

Tabel 4.4 Hasil pengujian Inverter ................................................................... 69

Tabel 4.5 Hasil pengujian Relay....................................................................... 69

Tabel 4.6 Hasil pengujian Soft Start ................................................................. 70

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Ketahanan Alat ....................................................... 72

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blangko Pendaftaran Seminar Hasil Tugas Akhir

Lampiran 2 Buku Bimbingan Tugas Akhir

Lampiran 3 Buku Spesifikasi dan Cara Penggunaan Inverter

Lampiran 4 Foto Saat Pembuatan UPS

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan kebutuhan penting bagi manusia, tanpa listrik kehidupan
manusia akan gelap dan tidak ada kegiatan produksi. Dengan adanya listrik kehidupan
manusia mulai menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Semakin meningkatnya
tekhnologi dan ilmu pengetahuan juga meningkat, kini PLN tak pernah berhenti
memberikan yang terbaik untuk rakyat indonesia. Sebagai mahasiswa tentunya sangat
memberikan apresiasi dan dukungan yang sangat besar kepada PLN yang mana telah
menunjukan kesuksesannya yang sangat besar buat kehidupan rakyat indonesia. Mereka
yang ingin menggunakan teknologi kini tak perlu ragu lagi. Seperti menanak nasi,
mencuci pakaian, memasang AC, air panas dan dingin selalu tersedia dispenser, setrika
pakaian, dan mengecas hp. Penggunaan listrik yang besar ini tentu tidak akan selamanya
bekerja dengan konstan tanpa adanya masalah dan gangguan pada jalur supply tenaga
listrik.
Jika tegangan listrik naik turun namun hanya beberapa kali saja tentu tidak masalah.
Namun jika tegangan tidak stabil atau sering naik turun dalam jangka waktu panjang
dan sering terjadi maka akan fatal akibatnya. Di negara kita yang tercinta ini, listrik
masih menjadi masalah dimana sering kali terjadinya pemadaman, ketidak seimbangan
antara persediaan listrik dan permintaan tidak seimbang, serta jauhnya pendistribusian
yang menyebabkan masalah ketidak stabilan listrik. Dengan permasalahan tersebut
maka diperlukan suatu alat yang dapat menyimpan energi listrik sekaligus sebagai
penstabil arus tegangan alat tersebut adalah UPS (Uninterrupible Power Supply).
Uninterrupible Power Supply atau yang biasa disebut UPS merupakan alat yang
digunakan untuk memback up aliran listrik ketika terjadi pemadaman listrik. UPS
berfungsi agar peralatan elektronika tidak mati ketika terjadi pemadaman listrik secara
tiba-tiba.Di dalam UPS terdapat baterai , ketika listrik mengalir ke UPS, maka secara
2

otomatis akan mengisi baterai. Baterai inilah yang akan menjadi sumber listrik ketika
listrik dari PLN padam. Di dalam UPS juga terdapat inverter yang mengubah arus
searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC) sehingga aliran listrik yang dihasilkan dari
baterai dapat digunakan untuk menghidupkan peralatan elektronika.
UPS sendiri memiliki tiga fungsi utama, yaitu yang pertama sebagai alat
menstabilkan tegangan arus listrik. Listrik yang mengalir ke komputertidak selalu dalam
keadaan konstan. Seringkali arus listrik yang mengalir itu terkena hambatan sehingga
tegangan listrik menurun. Tegangan yang menurun ini akan membahayakan alat
elektronika.
Fungsi UPS yang kedua memberikan cadangan listrik sementara. Karena
masalah yang sering terjadi tersebut, terkadang kita sedang mengerjakan tugas
dikomputer, tiba-tiba listrik mati. Padahal kita belum menyimpan tugas itu. Meskipun
software pada komputer sudah dilengkapi dengan fitur autosave, namun tidak semua
bagian pada tugas kita sempat tersimpan secara otomatis.
Disini UPS bisa kita andalkan. UPS ini bersifat seperti baterai yang mampu
memberikan energi sementarasehingga kita dapat sempat menyimpan file pekerjaan kita
dan mematikan komputer kita. Dengan begitu kita menyelamatkan tugas yang ada
dikomputer serta menyelamatkan komputer kita dari kerusakan akibat pemutusan secara
mendadak.
Cadangan listrik yang diberikan UPS bersifat sementara. Berbagai jenis UPS
memiliki kapasitasnya masing-masing dalam menyediakan cadangan listrik sementara
untuk komputer ketika terjadi listrik mati secara mendadak.
Fungsi UPS yang ketiga yaitu sebagai alat bantu backup data, sekilas memang
mirip fungsi yang kedua namun fungsi ini lebih didedikasikan bagi kokmputer yang
terhubung dengan server atau jaringan.
Tidak jarang disebuah perkantoran komputer-komputer dihubungkan
terintegritas secara menyeluruh ke dalam server kantor meumudahkan transaksi data
internal komputer. Untuk memastikan bahwa data tidak hilang ketika terjadi
pemadaman listrik secara tiba-tiba sementara data sedang disinkronisasi, maka UPS
sangat membantu.
3

Umumnya setiap perkantoran juga menyediakan listrik cadangan seperti genset.


Namun listrik yang dihasilkan genset seringkali tidak stabil. Oleh karena itu, sangat
membutuhkan UPS karena untuk menyetabilkan listrik dan menjamin keamanan
perangkat komputer.Namun UPS yang beredar sekarang hanya memiliki daya sekitar
600 watt.
Dari masalah diatas maka penulis berinisiatif ingin membuat alat yang dapat
menggantikan suplai tenaga listrik pada saat terjadi pemadaman listrik untuk sementara
waktu. Maka penulis mengambil judul “ Rancang Bangun Uninterruptible Power
Supply (UPS) Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan Sistem Soft Start“.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam pembuatan tugas akhir yang berjudul “Rancang BangunUninterruptible
Power Supply (UPS) Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan Sistem Soft Start” ini.
Penulis menentukan 3 rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem kerja dari UPS ?
2. Bagaimana cara pembuatanUPS Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan Sistem
Soft Start ini ?
3. Bagaimana UPS Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan Sistem Soft Startini
dapat bekerja setelah terjadi pemadaman listrik ?

1.3 Batasan Masalah


Karena luasnya permasalahan yang dipaparkan diatas, maka perancangan Rancang
BangunUninterruptible Power Supply (UPS) Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan
Sistem Soft Start ini ruang lingkup pembahasan dibatasi pada :
1. UPS (Uninterruptible Power Supply) Berkapasitas Daya 1500 Watt.
2. Baterai yang digunakan berkapasitas 45Ah.
3. UPS (Uninterruptible Power Supply) Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan
Sistem Soft Start saat terjadi pemadaman listrik.
4

1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam perancangan tugas akhir yang
berjuadul “Rancang BangunUninterruptible Power Supply (UPS) Berkapasitas Daya
1500 Watt Dengan Sistem Soft Start” adalah sebagai berikut :
1. Penulis dapat mengerti sistem kerja UPS.
2. Penulis dapat merancang dan menganalisa sistem kerja dari Rancang
BangunUPS Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan Sistem Soft Start.
3. Penulis dapat menjelaskan cara kerja UPS Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan
Sistem Soft Start pada saat pemadaman listrik.

1.5 Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Rancang
Bangun Uninterruptible Power Supply (UPS) Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan
Sistem Soft Start” ini, diantaranya sebagai berikut :
1. Penulis dapat menjelaskan secara teknis sistem kerja Uninterruptible Power
Supply (UPS).
2. Penulis menjelaskan tentang sistemUPS, berharap pembaca lebih memahami dan
mengerti cara menggunakanUPS.
3. Semoga Rancang Bangun UPS Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan Sistem
Soft Start dapat memberi masukan dalam peningkatan sistem kerja dari UPS.

1.6 Metode Penulisan


Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini digunakan beberapa metode, antara lain:
1. Metode studi liteatur dan observasi
Metode ini penulis mengambil dan mengumpulkan dat-data yang dapat digunakan
sebagai rujukan dari buku-buku referensi, media cetak dan pemanfaatan teknologi
informasi yang ada.
5

2. Metode konsultasi
Metode ini penulis melakukan konsultasi dan bimbingan dengan dosen
pembimbing dan dosen-dosen lain yang kompetensi dengan materi yang diteliti.

3. Metode riset
Metode ini penulis mengambil dan mengumpulkan data-data dengan melakukan
pengujian terhadap objek yang diteliti sehingga dapat dilakukan pengembangan.

1.7 Sistematik Penulisan Tugas Akhir


Laporan yang disampaikan dalam penulisan tugas akhir ini disajikan dalam bentuk
sebagai berikut:

BAB I Latar belakang

Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, rumusan masalah, batasan
masalah, dan sistematik penulisan tugas akhir

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori yang mendukung penulisan laporan tugas
akhir.

BAB III Metode Penelitian dan Perancangan Alat

Bab ini menjelaskan alat dan bahan, perancangan alat dan pembuatan Rancang
BangunUninterruptible Power Supply (UPS) Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan
Sistem Soft Start.

BAB IV Pengujian Alat

Bab ini menjelaskan tentang hasil dari pengujian yang telah dilakukan.
6

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini menjelaskan kesimpulan dari laporan tugas akhir dan memberikan saran
untuk pengembangan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk


menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi
jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan
penyusunan instrument penelitian[1]. Berikut ini merupakan landasan teori yang telah
disusun oleh penulis.

2.1.1 Sistem Kerja Uninterruptible Power Supply (UPS)

Uninterruptible Power Supply (UPS) atau biasa disebut dengan catu daya tak
terputus (continuous power sources) adalah suatu sistem catu daya listrik yang bisa
memberikan tenaga listrik secara independen dalam jangka waktu tertentu tanpa harus
adanya sumber catu daya primer atau sekunder atau sumber catu daya tersebut sedang
dalam gangguan.

Yang dimaksud sumber catu daya primer adalah suatu sumber catu daya listrik
yang disupply dari public main supply biasa disebut PLN atau pada keadaan tertentu
untuk menjaga kontinuitas operasi adakalanya didukung dengan lokal generating set
(catu daya yang diusahakan sendiri). Sedangkan catu daya sekunder adalah suatu catu
daya listrik yang didapat dari sumber catu daya cadangan.

UPS merupakan sumber tenaga alternatif sementara yang menggantikan supply


tenaga listrik yang utama, dalam hal ini sumber listrik PLN. UPS sendiri merupakan
suatu sistem yang berdiri sendiri tanpa sistem supply tenaga listrik PLN [2].

7
8

Beberapa fungsi dari UPS adalah sebagai berikut :

1. Melindungi komputer atau peralatan elektronika dari kondisi arus yang tidak stabil,
mati tiba-tiba, dan lain sebagainya. Didaerah yang sering mengalami pemadaman
listrik secara tiba-tiba sebaiknya menggunakan UPS supaya peralatan elektronika
lebih tahan lama usia penggunaannya.

2. Bagi mereka yang masih menggunakan sumber arus kurang stabil seperti mesin
diesel dan genset, sebaiknya menggunakan UPS untuk melindungi peralatan
elektronika karena akan berbahaya apabila arus tiba-tiba naik atau tiba-tiba turun
tidak terkontrol.

3. UPS mampu memberikan arus cadangan apabila terjadi pemadaman listrik. Maka
peralatan elektronika bisa dimatikan dan tidak mati secara tiba-tiba yang bisa
membahayakan kondisi peralatan elektronika.

Ada dua jemis UPS, yaitu UPS non kontinyu dan UPS kontinyu. Pada Ups non
kontinyu inverter hanya akan bekerja bila tidak ada AC input, sedangkan bila ada AC
input, output UPS akan dihubungkan secara langsung dengan AC input tersebut.
Pemindahan output dari AC input ke inverter, menggunakan saklar elektronik dengan
waktu transfer kurang lebih sekitar 4 ms. Sedangkan pada UPS kontinyu, inverter akan
bekerja terus menerus baik ada maupun tidak ada inputan AC, jadi pada output Ups
tidak ada pensaklaran atau waktu transfer 0 ms.

UPS terdiri dari tiga komponen utama, yaitu [3]:

1. Rectifier – charger
Bagian ini merupakan rangkaian yang dipakai untuk penyearah dan pengisian
baterai. Rangkaian ini akan mensuplai daya yang dibutuhkan pleh inverter dan
kondisi beban penuh dan pada saat itu juga dapat mempertahankan muatan di dalam
baterai.
9

Karateristik baterai juga perlu diperhatikan dalam desain rangkaian chargernya


karena jika sebuah baterai diisi ulang dengan arus yang melebihi batas kemampuan
maka dapat dipastikan umur baterai akan pendek. Biasanya untuk arus pengisian
baterai pada UPS ini sebesar 80% dari kondisi arus yang dikeluarkan oleh baterai
pada saat beban penuh.
Batasan sebuah sistem UPS yang baik menurut standar National Electical
Manufacturer Association (NEMA) adalah dapat memberikan daya 100% terus
menerus dan 2 jam pada beban 125% tanpa terjadi penurunan kinerja. Baterai masih
dapat dianggap bagus apabila masih mampu memberikan daya 100% selama 1 jam
jika lama pengisian 8 jam (ditentukan oleh manufaktur baterai).

2. Inverter

Kualitas inverter merupakan sebuah penentu dari kualitas daya yang akan dihasilkan
oleh suatu sistem UPS. Inverter berfungsi sebagai pengubah tegangan Dcdari
rangkaian rectifier-charger menjadi tegangan AC yang berupa sinyal sinus setelah
melewati pembentukan gelombang dan rangkaian filter. Tegangan output yang
dihasilkan harus stabil baik amplitudo tegangan maupun frekuensinya, distoris yang
rendah, tidak terdapat tegangan transien.

Selain hal itu, sistem inverter perlu adanya rangkaian umpan-balik (feedback) dan
rangkaian regulator untuk menjaga agar dapat menghasilkan tegangan yang konstan
dan stabil.

3. Sakelar pemindah

Sakelar pemindah sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sakelar


elektromekanikal dan sakelar statik. Sakelar elektromekanikal menggunakan relay-
relay yang salah satu terminal mendapatkan suplai tengangan dan yang lain dari
10

sistem UPS. Sakelar statis menggunakan komponen semikonduktor, seperti SCR


(Silicon Control Rectifier).

Penggunaan SCR akan sangat lebih baik dibandingkan dengan dengan menggunakan
sakelar elektromekanikal karena operasi pemindahan yang dilakukan SCR hanya
membutuhkan waktu kurang lebih 3 ms sampai 4 ms, sedangkan sakelar
elektromekanikal sekitar 50 ms sampai 100 ms.

Penggunaan UPS dilakukan dengan cara menghubungkan inputan AC UPS ke


sumber PLN dan output UPS ke beban. Dan kebanyakan UPS digunakan untuk
menyuplai komputer, karena apabila sumber PLN mati secara tiba-tiba, maka data yang
diproses dikomputer dapat diback-up oleh UPS sehingga masih ada waktu untuk
menyimpan datanya dan dapat menyelamatkan komponen komputer tersebut.

Gambar2.1Uninterruptible Power Supply (UPS) [2].

Gambar2.2 Blok diagram pemasangan Unintrruptible Power Supply (UPS)


11

2.2 Komponen Dalam UPS 1500 Watt

2.2.1 Baterai

Batere berfungsi untuk penyimpandaya listrik sementara. Bateremengalirkan


arus searah (DC) danmemiliki banyak tipe. Batere dapatdibedakan menjadi dua jenis,
yaitubatere basah dan batere keringatau dapat diisi ulang dan takdapat diisi ulang.
Batere disebut juga elemen kering.Pada elemen kering, elektrodapositif (kutub
positif) berupabatang karbon dan pembungkusterbuat dari seng yang
merupakanelektroda negatif (kutub negatif).Adapun susunan sebuah batere
kering ditunjukkan Gambar 2.3[3].

Gambar 2.3 Susunan Baterai Kering[3].

Elektrolit larutan yang menghantarkan arus listrik berupa larutan amonium


klorida (NH4CL) dan depolarisasinya zat kimia yang terbuat dari mangan dioksida
(MnO2) bercampur serbuk karbon.Elemen kering atau batere disebutjuga elemen primer
karena elemenini tidak dapat dimuati (diisi ulang)kembali jika muatannya habis.Selama
bekerja, seng berubah menjadi seng klorida, hidrogen dibebaskan dan seng serta
amoniumklorida berkurang.Cara penggunaan batere kering yaitudengan
menghubungkan kutubpositif dan kutub negatif ke beban
seperti pada Gambar2.4.
12

Gambar2.4 Cara Penyambungan Baterai [3].

2.2.2 Akumulator atau Aki (Accumulator atau Accu)

Akumulator atau Aki adalah sumber arus listrik searah yang dapat mengubah
energi kimia menjadi energi listrik. Aki termasuk elemen elektrokimia yang dapat
mempengaruhi zat pereaksinya, sehingga disebut elemen sekunder. Aki pertama kali
ditemukanoleh ahli fisika perancis, bernama Gaston Plate pada tahun 1859 [4].

2.2.3 Jenis-jenis Akumulator atau Aki

Akumulator atau Aki merupakan satu sumber tegangan DC yang sangat amat
penting. Selain digunakan pada kendaraan roda dua maupun roda empat, generator
listrik yang dilengkapi dengan dinamo starterjuga dapat digunkan untuk sumber
penerang lampu jalan pada malam hari, aki juga penyimpan listrik dan penstabil
tegangan serta arus listrik. Secara umum akumulator atau aki dibagi menjadi beberapa
jenis aki, akumulator atau aki basah, akumulator atau aki kering, akumulator atau aki
kalsium dan akumulator atau aki hybrid yaitu [4] :
13

2.2.3.1 Akumulator atau Aki Basah


Aki basah ini paling banyak digunakan pada kendaraan bermotor, yang berisi
cairan asam beleraang yang dapat ditambhakan pada lubang-lubang kotak atau box aki,
sehingga apabila cairan asam belerang akan ditambahkan. Cairan tersebut bisa
berkurang, sebab selama akumulator atau aki digunakan akan terjadi reaksi kimia
didalamnya dengan sel aki, menyebabkan cairan menjadi berkurang.
Keuntungan :
a. Dapat ditambahkan cairan sulfat, bila cairan pada akumulator atau aki berkurang.
b. Mudah dalam perawatannya.
c. Harga relatif lebih terjangkau.

Kekurangan :

a. Memiliki tingkat pengosongan paling besar antara 0.8 s/d 1,0 per hari.
b. Harus sering menghidupkan mesin, agar akumulator atau aki dapat terisi kembali.

Gambar 2.5 Akumulator atau Aki Basah[4].

2.2.3.2 Akumulator atau Aki Kering

Aki kering menggunakan kalsium pada anode dan katode, dengan penyekat
berupa jaring (net) yang dapat menyerap cairan elektrolit. Cairan elektrolit berupa gel,
dengan kemasan yang tertutup rapat. Ketika terjadi penguapan, gas alam diserap oleh
14

jaring tersebut, sehingga akumulator atau aki tersebut tidak terjadi pengurangan jumlah
elektrolit.

Keuntungan :

a. Bebas perawatan.
b. Kinerja lebih baik.

Kekurangan

a. Harga yang sangat mahal.


b. Tidak tahan terhadap suhu panas.

Gambar 2.6 Akumulator atau Aki Kering[4].

2.2.3.3 Akumulator atau Aki kalsium


Aki kalsium menggunakan bahan kalsium, baik anode maupun katode.
Keuntungan :
a. Perfomance yang sangat baik, dibandingkan dengan aki hybrid
b. Mempunyai usia pakai atau daya tahan yang sangat lama.
c. Tingkat pengosaongan yang paling kecil (0,1 s/d 0,2%) per hari.

Kekurangan :

a. Harga yang relatif sangat mahal


15

Gambar 2.7 Akumulator atau Aki Kalsium[4].

2.2.3.4 Akumulator atau Aki Hybrid


Kontruksinya sama seperti aki basah, hanya ada sedikit perbedaan pada material
komponen selnya. Aki Hybrid menggunakan bahan Low-antimonialpada elektrode
positifnya dan Calsium pada elektrode negative.
Keuntungan :
a. Relatif lebih ringan dibandingkan dengan akumulator atau aki basah.

Kekurangan :

b. Memiliki tingkat pengosongan paling besar yaitu sekitar (0,5 s/d 0,6) per hari

Gambar2.8 Akumulator atau Aki Hybrid[4].


16

2.2.4 Konstruksi Akumulator atau Aki

Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan dan
membentuk satu pasang sel akumulator atau aki yang saling berdekatan dan dipisahkan
oleh bahan penyekat berupa isolator dan dimasukan ke kotak atau box dari bahan
isolator. Beda potensial pada setiap sek akumulator atau aki adalah 2 volt. Kemampuan
aki dalam mengalirkan sebuah arus listrik disebut : kapasitas aki yang dinyatakan
dengan satuan amper jam (ampere hour = Ah) [4].

Gambar 2.9 Kontruksi Akumulator atau Aki[4].

2.2.5 Prinsip Kerja Akumulator atau Aki

Perinsip kerja akumulator atau aki tersebut bekerja atas dasar pengisian dan
pengosongan energi listrik yang terdapat di dalamnya. Pada saat aki digunakan, maka
terjadi pengosongan pada aki tersebut, dimana kedua elektrodenya akan menjadi timbal
sulfat. Hal ini terjadi karena disebabkan kedua elektrode ber reaksi terhadap larutan
asam sulfat. Pada reaksi tersebut elektrode timbal banyak melepaskan banyak elektron,
akibatnya terjadi aliran listrik dari timbal dioksidanya. Dalam akumulator atau aki
terdapat sel yang berfungsi untuk menyimpan arus yang mengandung asam sulfat. Tiap
17

sel berisikan pelat positif yang mengandung oksid timah coklat (PbO2), sedangkan pelat
negatifnya mengandung timah (Pb). Pelat-pelat di tempatkan pada batang
penghubung.pemisah atau separator menjadi isolasi diantara pelat itu, dibuat agar
baterai acid mudah beredar disekeliling pelat [4].

2.2.6 Proses Pengosongan Akumulator atau Aki

Pada saat akumulator digunakan, terjadi perubahan energi kimia menjadi energi
listrik dan terjadi perubahan anode, katode dan elektrolitnya. Pada anode terjadi
perubahan yaitu timbal dioksida (PbO2) menjadi timbal sulfat (PbSO4).Perubahan yang
terjadi pada katode adalah timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Adapun
pada larutan elektrolit terjadi perubahan, yaitu asam sulfat pekat menjadi encer, karena
pada pengosongan akumulator terbentuk air (H2O). Susunan akumulator adalah sebagai
berikut [4]:

a. Kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2).


b. Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb).
c. Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%. Ketika
akumulator digunakan, terjadi reaksi antara larutan elektrolit dengan timbal dioksida
dan timbal murni sehingga menghasilkan elektron dan air.

Reaksi kimia pada akumulator yang dikosongkan adalah sebagai berikut. Pada
elektrolit : H2SO4→2H+ + SO42–

Pada anode: PbO2 + 2H+ + 2e- + H2SO4 →PbSO4+2H2O

Pada katode : Pb + SO42–→ PbSO4

Pada saat akumulator digunakan, baik anode maupun katode perlahan-lahan


akan berubah menjadi timbal sulfat (PbSO4). Jika hal itu terjadi, maka kedua kutubnya
memiliki potensial sama dan arus listrik berhenti mengalir. Terbentuknya air pada reaksi
kimia menyebabkan kepekatan asam sulfat berkurang, sehingga mengurangi massa
jenisnya. Keadaan ini dikatakan akumulator atau aki kosong (habis).
18

2.2.7 Proses Pengisian Akumulator

Akumulator atau aki termasuk elemen sekunder, sehingga setelah habis dapat
diisi kembali.Pada saat pengisian akumulator terjadi perubahan energi listrik menjadi
energi kimia.Perubahan yang terjadi pada anode, yaitu timbal sulfat (PbSO4) berubah
menjadi timbal dioksida (PbO2).Perubahanpada anode, yaitu timbal sulfat (PbSO4)
berubah menjadi timbal murni (Pb). Kepekatan asam sulfat akan berubah dari encer
menjadi pekat, karena ketika akumulator disetrum terjadi penguapan air.

Untuk pengisian akumulator diperlukan sumber tegangan DC lain yang memiliki


beda potensial yang lebih besar. Misalnya akumulator 6 volt kosong harus diisi dengan
sumber arus yang tegangannya lebih dari 6 volt.Kutub-kutub akumulator dihubungkan
dengan kutub sumber tegangan.Kutub positif sumber tegangan dihubungkan dengan
kutub positif akumulator atau aki.Adapun, kutub negatif sumber tegangan dihubungkan
dengan kutub negatif akumulator atau aki.Rangkaian ini menyebabkan aliran elektron
sumber tegangan DC berlawanan dengan arah aliran elektron akumulator.

Elektron-elektron pada akumulator dipaksa kembali ke elektrode akumulator


semula, sehingga dapat membalik reaksi kimia pada kedua elektrodenya. Agar hasil
pengisian akumulator atau aki lebih baik, maka arus yang digunakan untuk mengisi
kecil dan waktu pengisian lama. Besarnya arus listrik diatur dengan reostat.Pada saat
pengisian terjadi penguapan asam sulfat, sehingga menambah kepekatan asam sulfat
dan permukaan asam sulfat turun.Oleh sebab itu, perlu ditambah air akumulator
kembali. Susunan akumulator yang akan diisi dalam keadaan masih kosong, yaitu [4]:

a. Kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbSO4),


b. Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (PbSO4),
c. Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) encer.

Reaksi kimia saat akumulator diisi, yaitu pada elektrolit : H2SO4 →2H+ + SO42–
pada anode : PbSO4 + SO42– + 2H2O→ PbO2 + 2H2SO4 pada katode:
19

PbSO4 + 2H+ → Pb + H2SO4 Jadi, saat pengisian kembali akumulator atau aki pada
prinsipnya mengubah anode dan katode yang berupa timbal sulfat (PbSO4) menjadi
timbal dioksida (PbO2) dan timbal murni (Pb)O.

2.2.8 Pemakaian Akumulator

Akumulator, banyak dipergunakan untuk memberikan daya listrik bagi peralatan


yang menggunakan tenaga listrik sebagai sumber energi pokoknya. Beberapa peralatan
yang menggunakan akumulator , diantaranya adalah [4]:

1. Lampu emergency

Lampu emergency ini banyak digunakan di perumahan, dalamskala kecil dan


menengah, sementara untuk perumahan dalam skala besar lebih memilih
menggunakan genset. Beberapa pertimbanganyang memilih menggunakan lampu
emergency ini adalah :

a. Praktis, karena dapat menyala seketika secara otomatis, ketika listrik dari PLN
padam.
b. Tidak perlu perawatan khusus.
c. Harga relatif terjangkau

2. Sentral telepon

Sentral telepon otomatis (STO) menggunakan akumulator atau aki,


untukmemberikan supply tegangan arus searahbagi pesawat telepon yang ada di
rumah-rumah. Tegangan searah ini diperlukan penggunaan akumulator atau aki di
STO ini menjadi pilihan karena dibandingkan dengan sumber arus searah yang
lainnya, misalnya dinamo atau rectifier, tingkat stabilitas tegangan akumulator atau
aki lebih baik dan lebih terukur kapasitasnya.Stabilitas tegangan ini sangat penting
agar kontinuitas pembicaraan dapat berjalan lancar.
20

3. Pusat pembangkit tenaga listrik

Di pusat pembangkitan tenaga listrik akumulator atau aki juga dipakai sebagai
penguatan medan magnet dari generator. Dengan adanya penguatan dari
akumulator ini, maka akan terbangkit gagal induksi.

4. Sepeda motor dan mobil

Pemakaian akumulator atau aki pada sepeda motor dan mobil sebagai penggerak
starter elektrik otomatis. Dengan starter elektrik ini mempermudah untuk
menjalankan kendaraan tersebut, disamping sebagai starter, juga untuk keperluan
menjalankan sistem control, lampu dan alarm pada kendaraan. Keberadaan
akumulator atau aki sangat vital, karena apabila kondisi akumulator tidak sehat,
maka akan mengganggu kinerja kendaraan tersebut. Disamping pemakaian untuk
ke empat jenis peralatan tersebut, sebenarnya masih banyak lagi pemakaian
akumulator untuk peralatan lainnya mengingat keterbatasan halaman. Dari
pemakaian akumulator ini ada yang terpenting yaitu bagaimana agar akumulator
atau aki dapat awet dipergunakan. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah dalam
hal perawatan aki.

2.2.9 Perawatan Akumulator

Perawatan aki merupakan bagian yang penting dari pemakaian aki. Khususnya
di dalam pamakaian kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil, sebab
”kesehatan” aki pada kendaraan tersebut sangat vital, untuk berjalannya kendaraan
bermotor. Beberapa penyebab aki tidak dapat digunakan, karena terjadi penurunan
tegangan, diantaranya adalah [4]:

1. Pemakaian aki secara berlebihan

Pemakaian aki secara dapat menyebabkan aki menjadi cepat rusak. Aki dengan
kapasitas kecil, sebaiknya jangan diberi beban yang berlebihan, sebagai contoh
21

misalnya pada mobil yamh diberi peralatan pengeras suara yang berdaya besar, tentu
akan menyebabkan aki menjadi cepat habis arusnya. Apabila kondisi ini berlangsung
secara berulang-ulang, maka aki akan menjadi cepat rusak. Sesuaikanlah kemampuan
kapasi-tas aki dengan beban yang harus di aliri arus dari aki tersebut.

2. Ada bagian dari instalasi aki yang hubung singkat

Hubung singkat disini diartikan sebagai kebocoran arus yang seharusnya tidak boleh
terjadi. Hubung singkat ini dapat terjadi antara lain disebabkan oleh kurang baiknya
kualitas komponen yang digunakan juga karena sudah usang, karena lama di dalam
pemakaian.

3. Alat pengisian tidak berfungsi

Alat pengisi arus ke dalam aki, (Accu charger / Cuprox ) tidak dapat berfungsi karena
rusak, sehingga aki tetap kdalam keadaamn kosong , walaupun tersambung dengan alat
pengisi aki.

2.2.10 Keawetan Akumulator

Agar pemakaian aki dapat bertahan lama, ada beberapa cara untuk
memperlakukan aki.Beberapa cara tersebut adalah [4]:

1. Memeriksa batas air akumulator atau aki (larutan H2SO4)

Pemeriksaan air aki ini dilakukan paling tidak sebulan sekali. Batas atas dan batas
bawah yang tertera di kotak aki harus di ikuti, hal ini untuk menjaga agar cairan
eleektrolit sebagai penyimpan arus listrik dapat menyimpan sesuai dengankapa-
sitasnya. Apabila cairan ini kurang dari batas bawah, maka akan mengurangi kapasitas
aki. Sebaliknya bila melebihi batas atas akan menyebabkan air aki tumpah dan
mengenai bagian diluar aki. Air aki bersifat korosif, sehingga dapat merusak bagian
yang kena tumpahan air aki tersebut.
22

2. Memeriksa kotak aki

Pemeriksaan badan akumulator atau aki untuk memastikan apakah ada kebocoran apa
tidak. Apabila kebocoran berasal dari tutup sel yang kurang rapat , maka segera tutup
dengan rapat, tetapi apabila kebocoran berasaldari kotak atau box aki (badan aki) karena
retak atau pecah, maka segera ganti dengan aki yang baru.

3. Memeriksa terminal aki

Agar aki dapat mengalirkan arus dengan sempurna, maka tempat sambungan kabel aki
(terminal) aki harus dalam kondisi bersih dari kotoran dan tidak kendor. Akibat dari
terminal yang kendor dapat menimbulkan bunga api yang sangat berbahaya. Bila
kondisi terminal kendor dapat dikencangkan kembali, sedangkan yang kotor dapat
dibersihkan dengan sikat kawat.

4. Memeriksa pengikat aki

Aki biasanya ditempatkan pada tempat tertentu, terutama bila digunakan untuk
kendaraan bermotor. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa aki harus diikat dengan
baik dan kencang, sehingga ketika mengalami goncangan karena kendaraan bergerak /
berjalan, aki akan tetap dalam kondisi stabil. Apabila aki sering tergoncang, maka akan
mempengaruhi keawetan aki, serta dapat retak badan aki. Sedangkan bila aki digunakan
pada kondisi yang diam, maka pengikat aki tidak terlalu berpengaruh.

5. Pelepas dan pemasangan akumulator atau aki harus kondisi mati

Pada saat melepas dan memasang akumulator atau aki, pastikan semua peralatan sudah
dalam kondisi mati (saklar nya dalam posisi off), jangan ada peralatan yang masih
terhubung. Pada posisi semua peralatan mati, maka aki akan tidak langsung bekerja
menyalurkan arus, dan kabel bisa dilepas dan tidak timbul bunga api.
23

6. Memeriksa berat jenis elektrolit

Bila aki diisi dengan aquades, berarti terjadi mengenceran elektrolit, maka periksalah
dengan hydrometer untuk mengetahui berat jenis air aki tersebut, sesuai dengan ukuran
pada hydrometer tersebut. Bila berat jenis kurang dari yang seharusnya, maka gantilah
dengan aki yang baru.

7. Bila aki lama akan tidak digunakan

Bersihkan aki dari elektrolit dan dicuci dan dibilas sampai bersih, kemudian keringkan
dan simpan. Bila suatu saat akan dipakai lagi, maka aki dapat diperlakukan seperti aki
yang baru, yaitu diisi accu zuur, kemudian di charge (diisi) arus.

2.3 Control Charging


Solar charger controller merupakan sebuah peralatan listrik yang digunakan
untuk mengatur arus pengisian pada baterai chargerdapat mengatur kelebihan pengisian
karena apabila kelebihan dalam pengisian baterai yang terlalu lama dapat
memperpendek usia baterai [5].

Gambar 2.10 Diagram Konektivitas Sistem Panel Surya [5].


24

2.3.1 Jenis-jenis Charge Controllers

1. PWM (Pulse-Width Modulation) Charge Controllers

PWM adalah singkatan dari Pulse-Width Modulation . Ini ikut bermain saat bank
baterai penuh. Karena pengisian daya, pengendali biaya matahari memungkinkan
arus sebanyak yang dapat dihasilkan panel PV untuk mencapai voltase target untuk
tahap pengisian pengontrol. Saat baterai mencapai voltase targetnya, pengontrol
kemudian akan beralih di antara bank baterai ke panel array. Bank baterai akan
terputus, yang mengatur voltase baterai dan membuatnya konstan. Metode quick
switch ini disebut PWM, dan apa yang dilakukannya adalah memastikan bahwa
bank baterai Anda terisi sambil mencegah proses pengisian yang
berlebihan.Pengontrol PWM biasanya akan beroperasi sedikit di atas titik daya
maksimum.

2. MPPT (Maximum Power Point Tracking)Charge Controllers

MPPT (Maximum Power Point Tracking) atau Pelacakan Titik Daya Maksimum
memberikan koneksi tidak langsung antara bank baterai dan panel PV. Sambungan
tidak langsung ini termasuk konverter tegangan DC / DC yang mengambil tegangan
PV ekstra dan mengubahnya menjadi arus tambahan pada tegangan rendah tanpa
harus kehilangan daya.Controller MPPT dapat melakukan ini karena adanya
algoritma adaptif yang mengikuti MPPT dari array PV, yang kemudian
menyesuaikan voltase masuk untuk mempertahankan tingkat daya yang paling
efisien untuk sistem yang ada.

Perbedaan dari PWM (Pulse-Width Modulation) Charge Controller dan MPPT


(Maximum Power Point Tracking)Charge Controllers

1. Kondisi Suhu

Untuk kondisi lebih dingin, pengendali MPPT akan menjadi pilihan cerdas untuk
Anda. Ini karena saat suhu operasi modul surya turun, Vmp (Voltage Maximum
25

Power) meningkat. Dengan kontroler MPPT, Anda bisa menangkap kelebihan


voltase modul surya untuk mengisi baterai. Hal ini membuat pengendali MPPT 20-
25% lebih efektif daripada pengendali PWM dalam kondisi pendingin. Kontroler
PWM, di sisi lain, tidak dapat menangkap kelebihan voltase karena muatan baterai
pada voltase yang sama dengan teknologi modulasi lebar pulsa. Namun, saat panel
ini diletakkan di tempat dengan suhu yang lebih hangat, Vmp mereka akan
menurun, dan titik daya puncak akan beroperasi pada voltase yang mendekati
baterai 12Volt. Karena tidak ada kelebihan voltase yang akan ditransfer dalam
kasus ini, kegunaan MPPT akan menjadi tidak perlu. Ini meniadakan keuntungan
bahwa MPPT memiliki lebih dari PWM.

2. Array to Load Ratio

Jika array surya lebih besar dibandingkan dengan daya yang ditarik dari baterai
oleh beban, baterai akan cenderung tinggal mendekati tahap penuh. Dalam kasus
ini, pengendali PWM akan dapat secara efisien menjaga sistem tanpa biaya
tambahan dari pengontrol MPPT.

3. Ukuran Sistem

Pengontrol PWM lebih cocok dengan sistem tenaga rendah karena tiga alasan.
Pertama, pengendali PWM beroperasi pada efisiensi panen konstan tidak peduli
ukuran array. Kedua, pengendali MPPT kurang efisien dalam aplikasi berdaya
rendah. Terakhir, PWM lebih murah daripada pengendali MPPT, menjadikannya
pilihan yang lebih ekonomis bagi pelanggan.

4. Jenis Modul Surya

Modul surya off-grid independen biasanya 36 modul sel yang kompatibel dengan
teknologi PWM dan MPPT. Modul surya dasi grid lainnya yang ada saat ini tidak
memiliki modul sel 36, sehingga tidak sesuai dengan sistem tenaga off-grid. Contoh
dari ini adalah panel sel 250W. Ini terlalu rendah untuk pengisian daya 24Volt, dan
terlalu tinggi untuk pengisian baterai 12Volt. Dengan teknologi MPPT, Anda bisa
26

melacak MPPT dari modul dasi grid yang lebih murah ini saat mengisi baterai.
Pengontrol PWM tidak memiliki fungsi ini.

5. Biaya

Kontroler MPPT lebih mahal daripada pengendali PWM. Namun, keuntungan


menggunakan MPPT adalah kenyataan bahwa hal itu lebih efisien dalam kondisi
tertentu . Jika Anda ingin membeli MPPT, akan lebih baik untuk memeriksa
terlebih dahulu apakah fungsi khusus MPPT dapat diterapkan pada kondisi situs
yang diberikan. Jika Anda mengetahui bahwa di sana fungsi MPPT tidak berlaku di
situs pilihan Anda, maka akan lebih ekonomis jika Anda memilih pengendali
PWM.

2.4 Relay

Relay adalah sebuah komponen yang berfungsi sebagai penghubung atau


pemutus aliran arus listrik yang dikontrol dengan memberikan tegangan dan aru tertentu
pada koilnya. Dalam menghubungkan atau memutus kontak digerak oleh fluksi yang
ditimbulkan medan magnet listrik yang dihasilkan oleh kumparan yang melilit pada besi
lunak[6].

Gambar 2.11 Relay [6].

Relay sendiri memiliki 2 saklar default, yaitu Normaly Close (NC), yaitu saklar
relay akan pada kondisi tertutup pada saat kontrol elektromekaniktidak diberikan arus
27

listrik. Satu lagi adalah Normaly Open (NO), yaitu saklar relay akan pada posisi terbuka
pada saat kontrol elektromekanika tidak diberikan arus listrk, maka relay memiliki
beberapa kekurangan teknis, diantaranya adalah soal kualitas bahan relay kondisi NO
akan menjadi tertutup, dan NC akan menjadi terbuka. Relay banyak sekali kegunaannya
pada rangkain elektronika. Disamping kegunaannya itu itu sendiri, dan timbulnya
lonjakan arus listrik tinggi di bagian kumparan relay sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan pada rangkaian. Namun hal ini sebenarnya dapat diabaikan karena dapat
dengan mudah ditanggulangi dengan menambahkan sebuah dioda damper yang
dipasang secara paralel pada lilitan kumparan relay itu sendiri [6].

2.4.1 Perbedaan Relay Elektromekanikal dan Relay Solid State

Relay elektromekanikal dan Relay solid state sama-sama saklar yang


dikendalikan oleh arus listrik yang masuk. Namun perbedaan yang paling mendasar
adalah relay elektromekanikal menggunakan prinsip medan magnet untuk menggerakan
saklar secara mekanis, sedangkan relay solid state tidak ada sistem mekanis untuk
membuka atau menutup saklar yang ada pada relay tersebut, namun yang digunakan
adalah sebuah rangkaian elektronika tertentu yang difungsikan sebagai saklar
elektronik.

Pada awal kemunculannya, Relay solid state tidak terlalu populer digunakan.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi, sistem relay solid state semakin
banyak digunakan, baik itu pada teknologi pabrikan ataupun hobbyist. Namun pada
kenyataannya secara umum relay elektromekanis masih banyak sekali digunakan dan
tidak menurun popularitasnya, karena banyak rangkaian elektronika tertentu masih
membutuhkan tugas-tugas yang membutuhkan sistem switching elektromekanis.
28

2.4.2 Relay Elektromekanikal

Gambar 2.12 Relay Elektromekanikal [6].

Tidak bisa dipungkiri relay masih banyak digunakan pada rangkaian elektronika,
baik itu untuk rangkaian bertegangan rendah dan arus yang rendah maupun rangkaian
elektronika yang membutuhkan tegangan rendah namun bekerja arus yang tinggi.
Penggunaan relay adalah hal yang tepat.Komponen relay pada dasarnya terdiri dari
beberapa bagian didalamnya yang disusun menjadi suatu komponen mekanis yang utuh:

1. Bingkai.
Bingkai relay merupakan wadah atau frame yang menjadi tempat dari bagian-
bagian relay yang lain. Biasanya bingkai ini terdiri dari bahan plastik.
2. Coil atau kumparan.
Bagian ini merupakan lilitan kawat dengan jumlah tertentu untuk menghasilkan
medan magnet ketika diberikan arus listrik. Medan magnet ini berfungsi untuk
menarik saklar mekanis sehingga membuat rangkaian menjadi terbuka atau
tertutup.
3. Kontak atau Saklar
Bagian kontak merupakan sebuah saklar mekanis yang bergerak berdasarkan
tarikan medan magnet dari coil atau kumparan. Bagian kontak ini merupakan
output dari relay yang bersifat sebagai saklar biasa dan langsung terhubung pada
rangkaian elektronika.
29

Pada saat relay bekerja sebagai saklar elektromekanis, komponen ini melibatkan
dua bagian, yaitu bagian elektrik dan bagian mekanis. Pertama, kumparan adalah bagian
dari elektrik sedangkan saklar atau kontak merupakan bagina mekanisnya. Pada saat
kumparan relay diberikan arus listrik, aliran arus tersebut akan masuk pada lilitan kawat
dengan inti besi yang mengakibatkan timbulnya medan magnet. Biasanya arus listrik
yang diberikan pada kumparan relay ini adalah arus DC.

Medan magnet dari kumparan ini akan menarik piringan logam yang bersifat
ferromagnetik atau benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet. Piringan logam ini
melekat pada lempeng saklar yang dapat bergerak elastis melalui pegas. Ketika piringan
logam tersebut tertarik oleh medan magnet dari coil, maka lempengan yang menempel
pada logam akan berpindah dan menempel pada lempengan lain sehingga akan
mengakibatkan saklar menutup, sedangkan ujung lempeng lainnya akan terbuka, dan
sebaliknya.Jumlah kontak atau saklar pada relay bisa berbeda-beda tergantung tipe dan
jenis relay itu sendiri. Ada yang memilki 2 saklar, 4 saklar, dan lain sebagainya. Secara
teknis jenis saklar pada relay tidak ada bedanya dengan jenis saklar biasa. Antara lain
jenis sambungan saklar pada relay bisa Single-PoleSingle-Throw (SPST), atau dua
kutub Double-Pole Single-Throw (DPST), dan lain sebagainya.

2.4.2.1 Jenis Relay Elektromekanikal

1. Relay General.
Relay jenisiniadalah relay biasa yang paling umum digunakan oleh para perancang
elektronik maupunhobbyist. Relay ini merupakan relay yang bekerja dengan prinsip
sederhana berdasarkan medan magnet yang menggerakan saklar tertentu. Relay ini
pada umumnya digunakan pada rangkaian untuk men-switch arus AC atau DC
dengan tegangan coil antara 5Volt, 9Volt, 24Volt, atau 48 VoltDC. Sedangkan
tegangan maksimum dari saklar relay antara 120 Volt hingga 230 Volt. Untuk
arusnya sendiri bisa bervariasi tergantung tipe dan jenis relay. Namun biasanya
dapat berkisar antara 2A hingga 30A.
30

Kelebihan relay jenis ini adalah bernilai ekonomis dan memungkinkan dirancang
berbagai konfigurasi pensaklaran sesuai dengan kebutuhan.

2. Machine Control Relay

Gambar 2.13 Relay Machine Control [6].

Machine Control Relay merupakan relay yang para prinsipnya sama dengan relay
biasa, yakni saklar yang dikendalikan oleh arus listrik melalui medan magnet
kumparan. Namun relay jenis ini dapat melakukan tugas yang lebih berat
dibandingkan dengan relay biasa. Yang mana Machine Control Relay digunakan
untuk menangani tegangan dan arus yang sangat besar. Relay jenis ini disebut juga
Kontaktor Magnet atau Magnetic Contactor (MC).Kontaktor Magnet biasanya
digunakan pada industri-industri yang menggunakan mesin produksi berbasis
komponen motor besar.

3. Reed Relay.

Relay reed merupakan relay yang mempunyai ukuran yang paling kompak diantara
jenis relay lainnya. Selain itu bentuknya juga tidak umum seperti jenis relay yang
lain. Reed relay mempunyai bentuk seperti sebuah saklar yang ditutup dengan
tabung kaca yang menyerupai kapsul. Relai jenis Reed ini mempunyai keuntungan
tersendiri yaitu tidak mudah terpengaruh terhadap asap dan kelembapan di sekitar
komponen.Prinsip kerja dari Reed relay tidak jauh berbeda dengan relay jenis
31

lainnya namun dengan sedikit perbedaan. Jika relay biasa terdapat coil yang
berfungsi sebagai membangkit medan magnet yang diberikan arus, Pada relay jenis
reed ini tidak terdapat coil atau kumparan sebagai pembangkit medan magnet untuk
menggerakan saklar mekanis. Namun saklar pada relay jenis ini akan tertutup atau
terbuka jika terdapat medan magnet yang diberikan dari sekitar tabung kaca relay
tersebut.

2.4.3 Relay Solid State

Relay solid state merupakan yang didalamnya terdiri dari rangkaian elektronika
tertentu yang difungsikan sebagai saklar elektronik. Solid state terdiri dari komponen
semikonduktor modern yang memang dikhususkan untuk menangani pensaklaran
elektronik, baik itu untuk tegangan yang tinggi maupun arus yang tinggi seperti TRIAC
dan SCR. Namun ada juga beberapa tipe relay solid state yang menggunakan transistor
bipolar sebagai komponen utamanya.Tidak seperti halnya relay biasa yang
menggunakan arus medan magnet untuk menggerakan saklar mekanis, pada relay solid
state menggunakan prinsip optocoupler yang terisolasi antara dioda cahaya dengan
TRIAC atau SCR sebagai outputnya sehingga pada solid state relay tidak memiliki
bagian yang bergerak seperti halnya saklar mekanis pada relay biasa [6].

Relay solid state memiliki kelebihan diantaranya waktu pensaklaran yang lebih
cepat dibandingkan dengan relay yang menggunakan prinsip saklar mekanis. Untuk
rangkaian kontrol modern saat ini terutama pada industri, teknologi relay solid state
sudah merupakan rangkaian yang kompleks yang dapat diprogram sedemikian rupa
sehingga lebih dikenal dengan nama Programmable Logic Controller (PLC) [6].

2.5 Inverter

Inverter merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk mengubah sumber


tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan AC dengan frekuensi tertentu.
Komponen semikonduktor daya yang digunakan dapat berupa SCR, transistor, dan
MOSFET yang beroperasi sebagai sakelar dan pengubah. Inverter dapat
32

diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu: inverter satu fasa dan inverter tiga fasa.
Setiap jenis inverter tersebut dapat dikelompokan dalam empat kategori ditinjau dari
jenis rangkaian komutasi pada SCR, yaitu: (1) modulasi lebar pulsa, (2) inverter
resonansi, (3) inverter komutasi bantu, dan (4) inverter komutasi komplemen.

Inverter disebut sebagai inverter catu tegangan voltage fedinverter (VFI) apabila
tegangan masukan selalu dijaga konstan, disebutinverter catu-arus (current fed
inverter(CFI) apabila arus masukan selalu dipelihara konstan, dan disebut inverter
variabel (variable dclinked inverter) apabila tegangan masukan dapat diatur.
Selanjutnya,jika ditinjau dari proses konversi, inverter dapat dibedakan dalam tiga
jenis, yaitu inverter : seri, paralel, dan jembatan. Inverter jembatan dapat dibedakan
menjadi inverter setengah jembatan (half bridge) dan jembatan (bridge) [7].

2.5.1 Inverter Satu Fasa

2.5.1.1 Inverter Setengah Jembatan Satu Fasa

Gambar 2.14 merupakan rangkaian dasar inverter setengah-jembatan satu-


fasa dengan beban resistif dan bentuk gelombangnya. Dalam rangkaian Gambar
2.14 diperlukan duabuah kapasitoruntuk menghasilkan titik N agar tegangan pada
setiap kapasitor VI/2 dapat juga konstan. Sakelar S+ dan S- merepresentasikan sakelar
elektronis yang mencermikan komponensemikonduktor daya. Sakelar S+ dan S- tidak
boleh bekerja secara serempak/ simultan, karena akan terjadi hubung singkat
rangkaian.
33

Gambar 2.14 Rangkaian Inverter Setengah-jembatan Satu Fasa[7].

Gambar 2.15 Gelombang Inverter Setengah-jembatan Satu Fasa [7].

Kondisi ON dan OFF dari sakelar S+ dan S- ditentukan dengan teknik


modulasi, dalam hal ini menggunakan prinsip PWM. Prinsip PWM dalam rangkaian
ini membandingkan antara sinyal modulasi Vc (dalam hal ini tegangan bolak-balik
34

luaran yang diharapkan) dengan sinyal pembawa dengan bentuk gelombang gigi
gergaji (V). Secara praktis, jika Vc > V maka sakelar S+ akan ON dan sakelar S-
akan OFF, dan jika Vc < V maka sakelar S+ akan OFF dan sakelar S- akan ON.

Untuk menghasilkan tegangan keluaran (Vo) satu fasa, terdapat tiga kondisi
jika Sakelar S+ dan S- dioperasikan sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Inverter Setengah Jembatan Satu Fasa Jika Dioperasikan [7].

Kondisi
Kondisi Vo Komponen yang Aktif

Ke-

1. S+ On dan S- Off Vi/2 S+ jika io> 0

D+ jika io< 0

2. S+ Off dan S- On -Vi/2 D- jika io> 0

S- jika io< 0

3. S+ dan S- Off -Vi/2 D- jika io> 0

Vi/2 D+ jika io< 0

2.5.1.2 Inverter Jembatan Satu Fasa

Gambar 2.16 merupakan rangkaian dasar inverter jembatan satu-fasa dengan


beban resistif dan bentuk gelombangnya. Seperti halnya pada rangkaian inverter
setengah-jembatan di atas, dalam rangkaian ini diperlukan dua buah kapasitor untuk
menghasilkan titik N agar tegangan pada setiap kapasitor Vi/2 dapat dijaga konstan.
Terdapat dua sisi sakelar, yaitu: sakelar S1+ dan S1- serta S2+ dan S2-. Masing-masing sisi
sakelar ini, sakelar S1+ dan S1- dan atau S2+ dan S2-, tidak boleh bekerja secara
35

serempak/ simultan, karena akan terjadi hubungsingkat rangkaian. Kondisi ON dan OFF
dari kedua sisi sakelar ditentukan dengan teknik modulasi, dalam hal ini menggunakan
prinsip PWM, seperti jelaskan pada inverter setengah-jembatan satu fasa di atas.

Untuk menghasilkan tegangan luaran (Vo) satu fasa, terdapat lima kondisi jika
sakelar S1+, S1-, S2+, dan S2- dioperasikan sebagaimana ditunjukkan pada tabel
berikut:

Tabel 2.2 Inverter JembatanSatu Fasa Jika Dioperasikan [7].

Kondisi

Kondisi VaN VbN Vo Komponen yang Aktif

Ke-

1. S1+& S2- On dan S1-& S2+ Off Vi/2 -Vi/2 Vi S1+& S2- jika io> 0

D1+& D2- jika io< 0

2. S1-& S2+ On dan S1+& S2- Off -Vi/2 Vi/2 -Vi D1-& D2+ jika io> 0

S1-& S2+ jika io< 0

3. S1+& S2+ On dan S1-& S2- Off Vi/2 Vi/2 0 S1+& D2+ jika io> 0

D1+& S2+ jika io< 0

4. S1-& S2- On dan S1+& S2+ Off -Vi/2 -Vi/2 0 D1-& S2- jika io> 0

S1-& D2- jika io< 0

5. S1- - S2- - S1+ - S2+ Off -Vi/2 Vi/2 -Vi D1-& D2+ jika io> 0

Vi/2 -Vi/2 Vi D1+& D2- jika io< 0


36

Gambar 2.16 Rangkaian danGelombang Inverter Jembatan Satu Fasa [7].

2.5.1.3 Inverter Jembatan Tiga Fasa

Gambar 2.19 merupakan rangkaian dasar inverter jembatan tiga-fasa dengan


beban resistif dan bentuk gelombangnya. Seperti halnya pada rangkaian inverter
setengah-jembatan di atas, dalam rangkaian ini diperlukan dua buah kapasitor untuk
menghasilkan titik N agar tegangan pada setiap kapasitor Vi/2 dapat dijaga konstan.
37

Terdapat tiga sisi sakelar, yaitu: sakelar S1+ dan S1- serta S2+ dan S2-. Kedua sisi
sakelar ini, sakelar S1 dan S4, S3 dan S4, serta S5 dan S2. Masing-masing sakelar, S1
dan S4, atau S3 dan S4, atau S5 dan S2, tidak boleh bekerja secara serempak/ simultan,
karena akan terjadi hubung singkat rangkaian. Kondisi ON dan OFF dari kedua sisi
sakelar ditentukan dengan teknik modulasi, dalam hal ini menggunakan prinsip
PWM, seperti jelaskan pada inverter setengah-jembatan satu fasa di atas.

Gambar 2.17 Rangkaian Inverter Jembatan Tiga Fasa [7].

Untuk menghasilkan tegangan luaran (Vo) tiga fasa, terdapat delapan kondisi
jika sakelar S1, S2, S3, S4, S5 dan S2 dan S4 dioperasikan sebagaimana ditunjukkan
pada tabel berikut:
38

Tabel 2.3 Inverter JembatanTiga Fasa Jika Dioperasikan [7].

Kondisi

Kondisi Vab Vbc Vca Vector

Ke-

1 S1-S2-S6 On & S4-S5-S3 Off Vi 0 Vi v1 = 1 + j0,577

2 S2-S3-S1 On & S5-S6-S4 Off 0 Vi -Vi v2 = j1,155

3 S3-S4-S2 On & S6-S1-S5 Off -Vi Vi 0 v3 = -1 + j0,577

4 S4-S5-S3 On & S1-S2-S6 Off -Vi 0 Vi v4 = -1 – j0,577

5 S5-S6-S4 On & S2-S3-S1 Off 0 -Vi Vi v5 = -j1,55

6 S6-S1-S5 On & S3-S4-S2 Off Vi -Vi 0 v6 = 1 – j0,577

7 S1-S3-S5 On & S4-S6-S2 Off 0 0 0 v7 = 0

8 S4-S6-S2 On & S1-S3-S5 Off 0 0 0 v8 = 0

2.6 Charger Akumulator atau Aki


Charger sering juga disebut converter adalah suatu rangkaian peralatan listrik
yang digunakan untuk mengubah arus listrik bolak balik (Alternating Current, disingkat
AC) menjadi arus listrik searah (Direct Current, disingkat DC), yang berfungsi untuk
pasokan DC power baik ke peralatan-peralatan yang menggunakan sumber DC maupun
39

untuk mengisi baterai agar kapasitasnya tetap terjaga penuh sehingga keandalan unit
pembangkit tetap terjamin. Dalam hal ini baterai harus selalu tersambung ke rectifier

AC DC

Gambar 2.18 Prinsip converter atau charger [7].

Kapasitas rectifier harus disesuaikan dengan kapasitas baterai yang terpasang,


setidaknya kapasitas arusnya harus mencukupi untuk pengisian baterai sesuai jenisnya
yaitu untuk baterai alkali adalah 0,2 C (0,2 x kapasitas) sedangkan untuk baterai asam
adalah 0,1C (0,1 x kapasitas) ditambah beban statis (tetap) pada unit pembangkit.

Rusaknya aki atau baterai anda karena sistem chargering/cas tidak standar
pengisian dari pabrikan aki. Sebagai contoh aki yang biasa melenggang di pasaran yaitu
Aki “YUASA“. Setiap produk aki memiliki standar charging dengan desainnya masing-
masing, untuk aki YUASA tadi memiliki standar cas sebagai berikut:
1. SmartChargers

2. Constant CurrentChargers

3. Constant PotentialChargers

4. Modified Constant PotentialChargers

5. Boost Chargers
40

Gambar 2.19 Dimensi Charger Accu Digital [7].

Gambar 2.20 Dimensi ChargerAccu Digital [7].

Standar yang umum digunakan adalah smart charger dengan proses charging
minimal ada 2 tahap yaitu Constant Current Chargers dan Constant Potential Chargers.
Apa itu Constant Current Chargers dan Constant PotentialChargers? Adalah proses
pengisian aki dengan menyalurkan arus dari cas ke aki dengan arus yang tetap.
41

Misalnya aki anda 100A maka perlu arus tetap maksimum 10A (100/10 rate).
Constant Potential Chargers adalah proses pengisian aki dengan tegangannya yang
tetap tapi arusnya yang berubah. Proses ini dapat kami gambarkan pada grafik
sebagaiberikut:

Gambar 2.21 Grafik Constant Potential Chargers [7].

Proses charger yang standar dapat dilihat pada grafik di atas. Ada 3 langkah
proses yang dialami oleh aki.
Pertama (stage 1), disebut dengan Bulk Charge/constant current. Selama proses
ini charger akan mengeluarkan arus yang tetap kepada aki, karena diberikan arus yang
tetap tegangan aki akan naik secara perlahan dari low voltage ke standar voltage
misalnya aki 12V standar cas 13.8 – 14V. Standar arus yang mengalir ditetapkan
maksimal 10% x AH aki. Sesaat tegangan aki mencapai tegangan standar voltage (14V)
maka stage 1 sudahselesai.
Kedua (stage 2), disebut dengan Absorption/constant voltage. Selama proses ini
charger akan mengeluarkan tegangan yang tetap dipertahankan sesuai standar voltage
aki (14V) dan arus yang konstan sebelumnya perlahan-lahan diturunkansampai
mencapai titik arus standar aki dinyatakan telah penuh. Misalnya: aki 100AH standar
arus aki penuh adalah AH constant current x 5% = 1A. Nah..jika cas telah mengalirkan
42

dibawah 1A maka stage 2 telah selesai dan aki sudah 100% penuh. Biasanya charger aki
biasa tidak memiliki sistem ini dan seringkali aki mengalami overcharge yang
mengakibatkan cepatnya aki rusak. Perlu diketahui sistem ini harus melalui kontrol
PWM dengan sensor arus dan tegangan.
Ketiga (stage 3), adalah tambahan dari 2 langkah sebelumnya yaitu floating
charge. Proses ini berfungsi untuk memantapkan tegangan aki benar-benar 100% full.
Proses ini sering disebut dengan proses maintenance aki. Karena setelah aki selesai di
cas aki akan turun tegangannya beberapa volt misalnya setelah di cas aki penuh
mencapai 14V setelah proses 2 (stage 2) selesai aki akan drop sampai 13V. Maka dari
itu float akan memberikan sedikit tegangan dan arus agar kembali ke 14V lagi dan
begitu seterusnya sangat cocok untuk aki yang setelah dicas akan disimpan lama alias
tidak digunakan.
Sudah tidak jamannya lagi kontrol elektronik sistem analog terutama untuk
sistem charger aki otomatis yang memerlukan proses pengisian yang berubah-ubah
seperti grafik sebelumnya. Analog memungkinkan melakukan proses tersebut tetapi
memerlukan peralatan yang lebih banyak dan tidak presisi karena perubahan dari bahan.
Charger aki digital terbaru ini sudah menggunakan mikrokontroler sebagai prosesing
data dari beberapa sensor seperti sensor tegangan, sensor arus dan sensor suhu. Data
tersebut akan diproses secara komputer secara presisi sehingga meminimalkan
terjadinya kesalahan terutama karena over charging dan over heating. Charger aki
digital terbaru memiliki banyak fitur yang memudahkan anda untuk setting sesuai
keinginan. Berikut spesifikasi dari Charger accu digital [7]:
1. Tegangan Output 15V dan 27V untuk aki/baterai 12V dan24V

2. Daya Output mencapai 300 Watt dan bisa sampai 1000Wlebih

3. Arus maksimal 12A (diodaprotection)

4. Dua Buah Sensor tegangan dan Sensorarus

5. Sensor suhuLM35

6. Pengaman tegangan terbalik dengan sekring, PTC dan dioda12A.


43

7. Core prosessing menggunakan mikrokontroller 8bit

8. Dilengkapi LCD untuk penampil kondisi aki, setting program dan


indikator tegangan bar baterai atauaki
9. Selector digital pemilihan kapasitas aki mulai dari 0 – 10AH, 0 –
30Ah, 60AH sampai100AH
10. Tiga mode pilihan proses charging yaitu Manual – Floating –
Auto Start Charge
11. Auto deteksi akirusak

12. Auto deteksi saat kabel akiputus

13. Proses charger dengan 2 tahapan utama yaitu constant current


atau Bulk Charge, dan Constant Voltage atauAbsorption
14. Mode swicthing PWM driver mosfet dengan duty cycle 0% sampai100%

15. Desain kompak danringan


16. Free maintenance atau kemudahan dalam perbaikan karena suku cadang ada
dipasaran.

2.6.1 Jenis Charger atau Rectifier


Charger atau rectifier ada 2 (dua) macam sesuai sumber tegangannya yaitu
rectifier 1 fasa dan rectifier 3 fasa [7]:
1. Rectifier 1 (satu) fasa
Yang dimaksud dengan rectifier 1 fasa adalah rectifier yang rangkaian inputnya
menggunakan AC suplai 1 fasa. Melalui MCB sumber AC suplai l fasa 220 V masuk ke
dalam sisiprimer trafo utama 1 fasa kemudian dari sisi sekunder trafo tersebut keluar
tegangan AC 110 V, kemudian melalui rangkaian penyearah dengan diode bridge atau
thyristor bridge. Tegangan AC tersebut diubah menjadi tegangan DC 110 V.
44

2. Rectifire 3 ( Tiga) fasa

Yang dimaksud dengan rectifier 3 (tiga) fasa adalah rectifier yang rangkaian inputnya
menggunakan AC suplai 3 fasa. Melalui MCB sumber AC suplai 3 fasa 380 V masuk
ke dalam sisi primer trafo utama 3 fasa kemudian dari sisi sekunder trafo tersebut keluar
tegangan AC 110V per fasa kemudian melalui rangkaian.

2.6.2 Prinsip Kerja


Sumber tegangan AC baik yang 1 fasa maupun 3 fasa yang masuk melalui
terminal input trafo step-down dari tegangan 380 V/220 V menjadi tegangan 110 V
kemudian oleh diode penyearah/thyristor arus bolak-balik ( AC ) tersebut dirubah
menjadi arus searah dengan ripple atau gelombang DC tertentu. Jadi, kapasitas rectifier
minimum yang harus disiapkan adalah sebesar 50 Ampere.

2.7 Amperemeter

Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya kuat
arus listrik yang melewati suatu rangkaian. Biasanya, pada amperemeter akan
ditemukan tulisan amperemeter (A), milliamperemeter (mA), atau mikroamperemeter.
Sekarang ini terdapat dua jenis amperemeter yaitu; amperemeter analog dan
amperemeter digital. Amperemeter ideal adalah amperemeter yang memiliki hambatan
dalam yang sangat kecil, sehingga kuat arus yang terukur oleh amperemeter sama
dengan kuat arus yang melewati rangkaian. Amperemeter memiliki batas ukur tertentu,
namun dalam penggunaannya batas ukur ini dapat diperbesar dengan merangkainya
secara paralel bersama resistansi yang disebut resistansi shunt (Rsh) [8].

2.7.1 Cara Pengukuran

Ada 2 cara melakukan pengukuran dengan Ampere Meter [8].


45

1. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere

Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang berfungsi
membentuk kalang tertutup. Clamp berbentuk lingkaran yang bisa menyatu dengan alat
ukur atau pun terpisah. Biasanya Ampere meter yang tidak menggunakan clamp ampere
adalah model Ampere meter Analog.

Berikut cara melakukan pengukurannya:

a. Ampere meter dipasang seri dengan bebannya, seperti gambar di bawah:

Gambar 2.22 Cara Mengukur Arus Listrik [8].

1. Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan
yang diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.
2. Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan
jarum penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi
jarum lebih besar dari 60% skala penuh meter.
3. Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar
dan pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya,
matikan power supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.
4. Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi
yang mudah dibaca.
46

5. Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan


menyebabkan arah simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus
terlalu besar dapat merusakkan jarum penunjuk.

b. Ampere meter yang memiliki Clamp Ampere

Umumnya model Ampere meter Digital memiliki ClampAmpere, baik menyatu


dengan Alat ukur maupun terpisah.

Berikut cara pengukurannya:

Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp
ampere pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai.
Berikut ilustrasinya:

Gambar 2.23 Cara Mengukur Arus Listrik Digital Clamp Ampere [8].

Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau multimeter yang bisa
kita manfaatkan [8]:

1. Auto Ranging : keistimewaan pemilihan range sendiri, mengatur rangkaian


pengukuran alat ukur secara otomatis pada range (rentang) tegangan, arus, atau tahanan
yang benar.
47

2. Auto Polarity : keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan
pada display digital, menunjukkan polaritas saat pengukuran DC dan tidak perlu
khawatir ujung colok terbalik.

3. HOLD : yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari
memori meskipun colok sudah dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila
mengukur ditempat tertentu dimana Anda tidak dapat membaca dengan jelas hasil
pengukurannya.

4. Dioda Test : Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan
semikonduktor. Umumnya apabila dioda dihubungkan dengan bias maju meter akan
menampilkan penurunan tegangan maju dan berbunyi sebentar, sedangkan pada bias
mundur alat ukur akan menampilkan OL. Dan jika dihubung singkat, alat ukur akan
menunjuk angka nol dan memancarkan suara yang terus menerus.

5. MAX/MIN : digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran


selama alat ukur di colok.

6. Response Time : waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang
diperlukan rangkaian elektronis untuk menentukan keakuratan kerja.

2.8 Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran tegangan
atau beda potensial listrik antara dua titik pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus
listrik. Pada alat ukur voltmeter ini biasanya ditemukan tulisan voltmeter (V),
milivoltmeter (mV), mikrovoltmeter, dan kilovolt (kV). Sekarang ini, voltmeter
ditemukan dalam dua jenis yaitu voltmeter analog (jarum penunjuk) dan voltmeter
digital. Voltmeter memiliki batas ukur tertentu, yakni nilai tegangan maksimum yang
dapat diukur oleh voltmeter tersebut. Jika tegangan yang diukur oleh voltmeter melebihi
batas ukurnya, voltmeter akan rusak [9].
48

Gambar 2.24 Voltmeter [9].

Cara penggunaan voltmeter dilakukan dengan merangkainya secara paralel


dengan rangkaian listrik yang akan diukur tegangannya.

Gambar 2.25 Voltmeter dirangkai Paralel [9].

Tegangan listrik hasil pengukuran voltmeter dirumuskan:

Tegangan (V) = (Angka yang ditunjukkan jarum voltmeter) x batas ukur.

2.9 MCB (Miniature Circuit Breaker)

Pengertian MCB (Miniature CircuitBreaker) dan Prinsip kerjanya – MCB


(Miniature Circuit Breaker) atau Miniatur Pemutus Sirkuit adalah sebuah perangkat
49

elektromekanikal yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian listrik dari arus yang
berlebihan. Dengan kata lain, MCB dapat memutuskan arus listrik secara otomatis
ketika arus listrik yang melewati MCB tesebut melebihi nilai yang ditentukan. Namun
saat arus dalam kondisi normal, MCB dapat berfungsi sebagai saklar yang bisa
menghubungkan atau memutuskan arus listrik secara manual [10].

Gambar 2.26 MCB (Miniature CircuitBreaker) [10].

MCB pada dasarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan Sekering yaitu
memutuskan aliran arus listrik rangkaian ketika terjadi gangguan kelebihan arus.
Terjadinya kelebihan arus listrik ini dapat dikarenakan adanya hubung singkat (Short
Circuit) ataupun adanya beban lebih (Overload). Namun MCB dapat di-ON-kan
kembali ketika rangkaian listrik sudah normal, sedangkan Fuse/Sekering yang terputus
akibat gangguan kelebihan arus tersebut tidak dapat digunakan lagi [10].

2.9.1 Prinsip kerja MCB (Miniature Circuit Breaker)

Pada kondisi Normal, MCB berfungsi sebagai sakelar manual yang dapat
menghubungkan (ON) dan memutuskan (OFF) arus listrik. Pada saat terjadi Kelebihan
Beban (Overload) ataupun Hubung Singkat Rangkaian (Short Circuit), MCB akan
beroperasi secara otomatis dengan memutuskan arus listrik yang melewatinya. Secara
visual, kita dapat melihat perpindahan Knob atau tombol dari kondisi ON menjadi
kondisi OFF. Pengoperasian otomatis ini dilakukan dengan dua cara seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini yaitu dengan cara Magnetic Tripping (Pemutusan
50

hubungan arus listrik secara Magnetik) dan Thermal Tripping (Pemutusan hubungan
arus listrik secara Thermal/Suhu) [10].

1. ThermalTripping (Pemutusan Hubungan arus listrik dengan Suhu Tinggi).

Pada saat kondisi Overload (Kelebihan Beban), Arus yang mengalir melalui Bimetal
menyebabkan suhu Bimetal itu sendiri menjadi tinggi. Suhu panas tersebut
mengakibatkan Bimetal melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).

Gambar 2.27 ThermalTripping[10].

2. Magnetic Tripping (Pemutusan Hubungan arus listrik secara Magnetik)

Ketika terjadi Hubung Singkat Rangkaian (Short Circuit) secara mendadak ataupun
Kelebihan Beban yang sangat tinggi (Heavy Overload), Magnetic Trippping atau
pemutusan hubungan arus listrik secara Magnetik akan diberlakukan. Pada saat terjadi
hubungan singkat ataupun kelebihan beban berat, Medan magnet pada Solenoid MCB
akan menarik Latch (palang) sehingga memutuskan kontak MCB (Trip). sebagian besar
MCB (Miniature CircuitBreaker) yang digunakan saat ini menggunakan dua
51

mekanisme pemutusan hubungan arus listrik ini (Thermal Tripping dan Magneting
Tripping).

Gambar 2.28 Magnetic Tripping[10].

2.9.2 Jenis-jenis MCB (Miniature Circuit Breaker)

MCB atau Miniatur Pemutus Sirkuit ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis
utama berdasarkan karakteristik pemutusan sirkuitnya. Tiga jenis utama tersebut adalah
MCB Tipe B, MCB Tipe C dan MCB Tipe D [9].Arus Nominal MCB yang umum
adalah 6A, 10A, 13A, 16A, 20A, 25A, 32A, 40A, 50A, 63A, 80A, 100A dan 125A.

1. MCB Tipe B

MCB Tipe B adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban lebih besar 3 sampai 5
kali dari arus maksimum yang tertulis pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe B ini
umumnya digunakan pada instalasi listrik di perumahan ataupun di industri ringan.
52

2. MCB Tipe C

MCB Tipe C adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban lebih besar 5 sampai 10
kali dari arus maksimum yang tertulis pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe C ini
biasanya digunakan pada Industri yang memerlukan arus yang lebih tinggi seperti pada
lampu penerangan gedung dan motor-motor kecil.

3. MCB Tipe D

MCB Tipe D adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban lebih besar dari 10 hingga
25 kali dari arus maksimum yang tertulis pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe C
ini biasanya digunakan pada peralatan listrik yang menghasilkan lonjakan arus tinggi
seperti Mesin Sinar X (X-Ray), Mesin Las, Motor-motor Besar dan Mesin-mesin
produksi lainnya.
BAB III

METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN ALAT

3.1 Perancangan Alat UPS 1500 Watt

Dalam perancangan dan pembuatan UPS 1500 Watt ini dibagi menjadi 3 bagian
yang menjelaskan cara pembuatan rangka, perancangan sistem, dan perancangan
komponen. Dalam pembuatan UPS 1500 Watt ini menggunakan alat bantu kerja sebagai
berikut :

1. Tang Potong.
2. Tang Kombinasi.
3. Tang Pengupas Kabel.
4. Gergaji.
5. Palu.
6. Mesin Las 120 A.
7. Puas Cat.
8. Gerenda.
9. Multitester.

Dalam pembuatan UPS 1500 Watt ini kami menggunakan komponen atau bahan-
bahan sebagai berikut:

1. Charger Aki.
Charger Aki yang digunakan adalah charger aki otomatis yang berkapasitas 10A.
Charger aki ini berfungsi untuk mengisi baterai atau akumulator atau aki.
2. Charger Control.
Charger Control yang digunakan adalah charger control berkapasitas 20A. Charger
Control ini berfungsi untuk mengatur arus dari charger aki ke aki serta alat ini

53
54

sebagai pengaman aki untuk mengendalikan panas saat pengisian serta alat ini
terdapat protection untuk melindungi agar arus dari aki tidak masuk ke charger aki.
3. Akumulator atau Aki.
Akumulator atau Aki yang digunakan adalah jenis aki basah yang berkapasitas
50Ah. Aki ini berfungsi sebagai penyimpan daya atau baterai.
4. Soft Start.
Soft Start ini berfungsi untuk mengatasi kejutan listrik pada saat pertama
menyalakan perangkat listrik.
5. Voltmeter.
Voltmeter ini berfungsi untuk mengukur besar tegangan listrik dalam rangkain
UPS.
6. Amperemeter.
Amperemeter ini berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaina UPS.
7. MCB (Miniature Circuit Breaker).
MCB ini berfungsi untuk mengatasi beban berlebih atau pun hubung singkat
dengan cara mematikan rangkaian tersebut.

Dalam pembuatan UPS 1500 Watt ini maka kami kelompokan dalam tahap-
tahap sebagai berikut:

1. Pembuatan Rangka UPS.


Menjelaskan tentang pembuatan rangka UPS dari gambar kerja sampai proses
pengelasan.
2. Perancangan Sistem.
Menjelaskan tentang cara kerja sistem UPS yang telah dibuat dari gambar
rancangan yang telah dibuat.
3. Perancangan Perangkat Keras.
Menjelaskan apa saja perangkat keras yang digunakan pada UPS 1500 Watt.
55

3.2 Pembuatan Rangka UPS


Sebelum penulis membuat rangka, penulis terlebih dahulu mendesain rangka dan
mengukur besarnya rangka yang akan dipakai. Penulis terlebih dahulu menata semua
peralatan dan mengukur berapa lebar, panjang dan tinggi yang akan dibuat untuk kotak
(box) UPS ini. Pada Gambar 3.1 menunjukan desain rangka yang penulis buat.

Gambar 3.1 Desain Rangka.

Dalam pembuatan rangka UPS ini menggunakan bahan dari besi tipe hollo
3x3cm, dan alat kerja pengelesan seperti Travo Las Listrik 120A untuk metode
pengelasan dari rangka besi yang sudah di potong, Gerenda Listrik untuk memotong
besi dan menghasluskan sisa-sisa pengelasan, dan alat cat untuk mengecat rangka yang
sudah selesai di las.

Gambar 3.2 Travo Las Listrik 120A.


56

Gambar 3.3 Gerenda Listrik.

Sebelum perakitan Rangka UPSpenulis sudah merancang dan mengukur kotak


(box) yang akan digunakan. Lalu penulis memotong besi yang telah diukur dengan
panjang besi 60cm, lebar 60cm, dan tinggi 35cm. Pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5
menunjukan besi yang sudah dipotong.

Gambar 3.4 Besi Berukuran 35cm.


57

Gambar 3.5 Besi Berukuran 60cm.

Setelah melakukan pengukuran dan pemotongan besi tahap selanjutnya adalah


proses pengelasan dan pemasang roda pada kotak (box) untuk memudahkan
pemindahannya. Pada Gambar 3.6Besi yang sudah dilas membentuk sebuah rangka
kotak (box).

Gambar 3.6 Rangka kotak (box).

Setelah melakukan pengelasan maka tahap selanjutnya yaitu pengecatan pada


besi kotak (box). Seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.7.
58

Gambar 3.7 Rangka kotak (box) yang sudah dicat.

Setelah rangka kotak (box) UPS sudah selesai maka tahap selanjutnya adalah
proses pemasangan triplek. Dalam tahap kerja dalam pemasangan triplek ini adalah
pertama triplek di potong mengikuti rangka.Seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Rangka kotak (box) yang sudah dipasang triplek.


59

3.3 Perancangan Sistem

Seperti perancangan sistem ini,UPS yang dirancang ini bekerja sebagai sumber
daya listrik pada saat tegangan dari PLN padam. Saat PLN menyala, maka sumber daya
dari PLN akan dialirkan langsung ke swoft start dan langsung ke keluaran stop kontak
dengan melalui relay pada posisi NO, juga charger aki dengan supplay 12 Volt DC
dengan kapasitas 10 Ah akan bekerja untuk memberikan sumber tegangan pengisian
muatan listrik pada aki dengan melalui charger control yang berfungsi sebagai pengatur
masukan dan keluaran pada aki.

Saat sumber PLN padam, maka posisi relay yang terhubung dengan keluaran
stop kontak yang diawal adalah posisi NO maka akan berubah menjadi NC, sehingga
daya listrik yang dihasilkan inverter dengan melalui overload yang berfungsi sebagai
pemutus tegangan berlebih.

Gambar 3.9 Diagram Blok Perancangan Sistem.


60

Gambar 3.10 Diagram Blok Perancangan Sistem.


61

Gambar 3.11 Flowchart Perancangan Sistem.

Cara kerja dari rangkaian ups ini adalah arus listrik PLN akan masuk ke timer,
timer ini kami setting 2 jam dengan alamat NC nomor alamatnya adalah 1,4 dan 5,8
62

fungsi dari timer ini hanya untuk mematikan display dari charger aki. Ketika timer ini
selesai bekerja 2 jam maka timer ini yang tadinya NC menjadi NO dan akan memutus
aliran listrik yang masuk ke charger aki. Ketika tegangan listrik masuk ke charger aki
maka dari yang semula tegangan AC menjadi DC, fungsi dari charger aki ini adalah
untuk mengisi aki atau baterai namun sebelum masuk ke baterai charger ini harus
melewati charger control, fungsi chrger control untuk mengatur arus dari charger aki ke
aki serta alat ini sebagai pengaman aki untuk mengendalikan panas saat pengisian serta
alat ini untuk melindungi agar arus dari aki tidak masuk ke charger aki. Setelah masuk
ke aki atau baterai maka aki tersebut akan menyimpan tegangan. Pada saat aki ini
digunakan maka dari baterai atau aki ini akan melewati charger control lagi setelah
melewati charger control maka akan melewati relay 3 dengan alamat input 2,7 dengan
alamat NC nomor alamat 1,4 dan 8,5 relay ini berfungsi untuk memutus aliran dari
charger control ke inverter dan kipas agar saat sumber PLN menyala atau terhubung
inverter dan kipas tidak bekerja. Pada saat itu pula PLN juga masuk ke lampu indikator
PLN dan relay 2 dengan alamat inputan 2,7 dengan alamat NO alamat nomor 1,3 dan
8,6 relay ini berfungsi untuk ketika sumber PLN mati tidak ada arus balik yang akan
menyalakan timer lagi. Setelah melewati relay 2 maka akan langsung ke beban.
Ketika sumber PLN mati atau terputus maka dari aki akan masuk ke charger
control yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran arus listrik dan akan melewati relay
3 yang tadinya NC akan menjadi NO maka yang pada saat semula arus aki tidak bisa
masuk setelah berubah menjadi NO maka arus aki bisa masuk menjalakan inverter dan
kipas, fungsi dari inverter ini untuk merubah tegangan DC ke AC dan kipas berfungsi
untuk membuang hawa panas pada kotak ups. Ketika inverter ini bekerja maka akan
melewati relay 1 dengan alamat sumber inputan 2,7 sumber inputan ini dari tegangan
PLN, alamat NC alamat nomor 1,4 dan 5,8 dan akan menghidupkan lampu indikator
UPS diteruskan ke beban.
Perancangan sistem ini dilengkapi dengan soft start ini berfungsi untuk
mengatasi kejutan listrik pada saat pertama menyalakan perangkat listrik. berikut
gambar rangkaian yang digunakan:
63

Gambar 3.12 Rangkaian Soft Start.

Cara kerja rangkaian soft start ini adalah listrik akan masuk ke kapasitor yang
berukuran 100n 275V danresistor 1 megaohm masuk juga ke fungsi dari kapasitor dan
resistor ini adalah untuk menurunkan tegangan dan arus agar tidak merusak komponen
yang lainnya, lalu akan masuk ke 2 kapasitor yang berukuran 330nf/275V, yang
berfungsi untuk menyimpan tegangan sementara, lalu akan masuk ke resistor 220Ohm
yang berfungsi untuk mengurangi tegangan, lalu akan masuk ke dioda lalu akan
disearahkanlalu akan masuk ke kondensator elektrolit, ketika tegangan pada
kondensator elektrolit maka akan menuju ke relay dan menjalankan relay, dan langsung
menuju outputan.

3.4 Perancangan Komponen

Perancangan Komponen yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, antara lain
MCB, Charger aki, Voltmeter, Amperemeter, Charger Controller, Aki, Inverter, Relay,
Kapasitor, dan Low Starting. Komponen-komponen tersebut sebagian akan dipasang
didalam kotak (box) , antara lain komponen yang dipasang didalam kotak (box) adalah
Charger Aki, Aki, Inverter, Relay, Kapasitor,dan Soft Strat. Komponen-komponen yang
64

akan dipasang diluar kotak (box), antara lain adalah MCB, Voltmeter, Stok Kontak,
Lampu Indikator, Amperemeter, dan Charger Controller. Sepeti yang ditunjukan pada
Gambar 3.13 dan Gambar 3.14.

Gambar 3.13 Gambar kerja peletakan komponen luar.

Gambar 3.14 Gambar kerja peletakan komponen dalam kotak.

3.5 Instalasi Pengawatan Komponen

Instalasi pengawatan komponen ini dilakukan didalam kotak (box), ini dilakukan
agar terlihat rapih dan berkesan ringkas. Alat kerja bantu dalam tahap instalasi ini
dibutuhkan Tang lancip untuk memasang komponen-komponen yang kecil. Tang
65

pengupas kabel untuk mengupas kabel yang di pakai dalam penyambungan atar
komponen. Solder untuk menyolder ujung kabel sehingga akan lebih merekat. Dan
obeng untuk mengencangkan sambungan atar komponen. untuk menunjang segi
keamanan, kabel tersebut ditempatkan pada kabel dak dan terdapat skun kabel yang
berfungsi untuk terlihat lebih rapih dalam penyambungan ke komponen. Seperti terlihat
pada Gambar 3.14 Instalasi Komponen UPS.

Gambar 3.15 Instalasi Komponen UPS.

Instalasi Pengawatan UPS 1500 Watt ini menggunakan kabel jenis NYAF 0.75mm

dan pada kabel aki menggunakan kabel NYAF 8mm berwarna merah dan biru. Kabel

merah untuk sumber fasa 220 VAC. Dan Kabel biru untuk netralnya.
BAB IV

PEMBAHASAN ALAT

Dalam proses alat ini penulis melakukan pengujian dan pemgambilan data. Hal
ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah hasil perancangan alat yang telah
dilakukan, sesuai dengan harapan atau tidak. Dan berikut ini tahapan pengujian yang
dilakukan :

1. Pengujian perangkat keras elektronika.


2. Pengujian cara kerja alat secara keseluruhan.
3. Pengujian ketahanan alat.

4.1 Pengujian Perangkat Keras Elektronika

Pengujian perangkat keras elektronika meliputi pengujian yang berupa


pengukuran besaran tegangan input maupun output dari seluruh komponen yang
terdapat pada “Rancang Bangun Unintruptible Power Supply Berkapasitas Daya 1500
Watt Dengan Sistem Stabilizer Soft Start” ini. Pengujian bertujuan untuk mengetahui
dan mengukur nilai besaran tegangan yang diperoleh dari tiap komponen yang diuji,
sehingga dapat diketahui apakah komponen tersebut bekerja optimal. Dalam
perancangan ini pengujian komponen atau bagian perangkat keras elektronika yang diuji
antara lain sebagai berikut :

1. Charger Akumulator atau Aki.


2. Charger Controller.
3. Akumulator atau Aki.
4. Inverter.
5. Relay.
6. Soft Start.

66
67

Dalam melakukan pengujian penulis memerlukan bantuan alat pengujian antara lain
adalah :

1. Multitester.

4.2 Pengujian Charger Akumulator atau Aki

Charger Aki ini merupakan komponen yang akan penulis gunakan untuk
membuat sebuah UPS ini, oleh karena itu pemilihan alat ini harus sesuai dengan
perancangan. Karena perancangan UPS ini akan otomatis mengisi baterai saat baterai
dalam keadaan habis hal ini bertujuan agar dalam pengecasan baterai akan mengisi dan
memutus baterai sesuai keadaannya.

Pada proses pengujian perangkat keras Cherger Aki ini penulis


menghubungkan inputannya ke tegangan 220VAC PLN.

Tabel 4.1 Hasil pengujian Charger Akuumlator atau Aki

Tegangan Input Tegangan Output Keterangan

220V AC 13V DC Sesuai

4.3 Pengujian Charger Controller

Charger Controller ini merupakan komponen yang akan penulis gunakan untuk
membuat sebuah UPS ini, oleh karena itu pemilihan alat ini harus sesuai dengan
perancangan. Karena perancangan UPS ini akan dilengkapi dengan pengaman aki yang
dapat menjaga ketahanan aki. Penulis memilih charger controller dengan kapasitas 20
A.

Pada proses pengujian perangkat keras Cherger Controller ini penulis


menghubungkan inputannya ke tegangan 12VDC output Charger Aki.
68

Tabel 4.2 Hasil pengujian Charger Controller.

Tegangan Input Tegangan Output Keterangan

13V DC 12V DC Sesuai

Gambar 4.1 Gambar pengujian Charger Controller.

4.4 Pengujian Akumulator atau Aki

Akumulator atau Aki ini merupakan komponen yang akan penulis gunakan
untuk membuat sebuah UPS ini, oleh karena itu pemilihan alat ini harus sesuai dengan
perancangan. Karena perancangan UPS ini memiliki baterai yang besar yaitu 50 Ah
agar dapat bertahan lama saat terjadi pemadaman listrik. penulis memlih aki jenis
hybrid karena sangat minim perawatan.

Pada proses pengujian perangkat keras Aki ini penulis menghubungkan


inputannya ke tegangan 12V DC outputanCharger Controller.
69

Tabel 4.3 Hasil pengujian Akumulator atau Aki.

Tegangan Input Tegangan Output Keterangan

12V DC 13V DC Sesuai

Gambar 4.2 Gambar pengujian Aki.

4.5 Pengujian Inverter

Inverter ini merupakan alat pengubah tegangan dari tegangan DC


menjadi AC maka dalam pembuatan UPS ini pemilihan alat ini harus sesuai dengan
perancangan. Dalam pembuatan UPS ini penulis menggunakan inverter dengan daya
1500 watt, kenapa penulis memilih inverter ini, karena dalam inverter ini selain bisa
mengubah arus AC ke DC juga memiliki fitur otomatis berhenti ketika kondisi listrik
tidak stabil, jika terjadi beban berlebih maupun konrsleting listrik inverter akan otomatis
berhenti dan dalam keadaan terlalu panas inverter akan berhenti dengan sendirinya
secara aman.

Pada proses pengujian perangkat keras Inverter ini penulis


menghubungkan inputannya ke tegangan 12VDC outputan Charger Controller.
70

Tabel 4.4 Hasil pengujian Inverter.

Input Output Keterangan


12 VDC 195V Sesuai
2A 220V Sesuai

4.6 Pengujian Relay

Relay ini merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pembuatan UPS ini.
Penulis memilih relay karena dalam pembuatan UPS ini memerlukan pemindahan dari
sumber PLN menjadi sumber UPS. Penulis memilih relay 220VAC karena agar mudah
dalam pemasangan karena pada UPS yang dibuat ini menggunakan komponen yang
bersumber 220VAC.

Pada proses pengujian perangkat keras Relay ini penulis menghubungkan


inputannya ke tegangan 220VAC.

Tabel 4.5 Hasil pengujian Relay.

Relay Tegangan Input Tegangan Output Keterangan

1 223VAC 220VAC Sesuai


2 223VAC 220VAC Sesuai
3 223VAC 220VAC Sesuai

4.7 Pengujian SoftStart

Soft Start ini merupakan komponen yang dipilih penulis untuk pembuatan UPS
ini karena alat ini dapat mengurangi beban listrik saat tarikan awal penggunaan alat
elektronika. Alat ini sangat diperlukan karena saat pada masa percobaan tegangan yang
dikeluarkan inverter hanya 195VAC, namun setelah soft start ini beroperasi tegangan
yang semula 195VAC menjadi 220 VAC. Maka dapat kita simpulkan selain mengurangi
71

beban listrik saat tarikan awal penggunaan alat, alat ini juga berfungsi sebagai
penyetabil tegnagan inverter.

Pada proses pengujian perangkat keras Soft Start ini penulis menghubungkan
inputannya ke tegangan 195 VAC outputan inverter.

Tabel 4.6 Hasil pengujian Soft Start.

Tegangan Input Tegangan Output Keterangan

195V AC 220V AC Sesuai

4.8 Pengujian Ketahanan Alat

Pengujian ketahanan alat ini sangat penting karena tujuan dari pembuatan UPS

ini agar berguna dsesuai dengan yang diinginkan, penulis berharap dengan adanya alat

ini dapat membantu pada saat listrik padam. Langkah-langkah pengujian yaitu dengan

cara menyalakan dan amati cara kerja UPS lalu hubungkan inputan PLN ke sumber

PLN dan memutuskan sumber PLN, maka UPS akan bekerja mengantikan sumber

listrik dari PLN.

Berikut ini adalah dokumentasi saat melakukan pengujian ketahanan alat

menggunakan beban kipas angin.


72

Gambar 4.3 Dokumentasi pada saat dinyalakan dengan supplay PLN.

Gambar 4.4 Dokumentasi pada saat dinyalakan dengan supplay UPS.


73

Dalam proses pengujian ketahanan alat, dilakukan pengecekan terhadap


komponen-komponen seperti Charger Aki, Charger Control, Relay, Baterai atau Aki,
dan Soft Start. Dari hasil pengamatan dan pengecekan yang dilakukan selama proses
pengujian ketahanan alat berlangsung,diperoleh keteranganhasil dan bisa disimpulkan
bahwa UPS bekerja dengan baik.Tabel 4.6 dibawah ini, menyajikan hasil pengecekan
dari setiap komponen elektronika tersebut diatas.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Ketahanan Alat.

Lama Waktu Pengujian


Komponen
Penilaian
Elektronika 15 20 30 45
5 menit 1jam
menit menit menit menit

Charger aki Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Charger
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Control

Relay Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Inverter Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Aki Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Soft Start Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai


berikut :

1. Rancang Bangun Uninterruptible Power Supply (UPS) Berkapasitas Daya 1500


Watt Dengan Sistem Soft startini bekerja pada saat sumber listrik dari PLN padam.
Pada saat sumber dari PLN ini masuk akan menyalakan timer NC dengan settingan
2 jam maka akan melewati charger control untuk mengontrol arus pengisian dan
akan mengisi baterai atau aki pada UPS ini juga akan menyalakan lampu indikator
dan diteruskan ke beban, namun inverter pada UPS tidak bekerja karena di matikan
oleh relay 3 alamat NC dengan sumber listrik PLN. Pada saat bersamaan sumber
PLN juga masuk ke relay 2 NO. Ketika sumber listrik dari PLN ini mati atau
terputus maka sumber dari aki atau baterai ini akan mengambil alih atau bekerja
dengan melewati charger control untuk mengontrol arus pengeluaran dan akan
melewati relay 3 NC karena sumber dari PLN tidak ada maka akan menjadi NO dan
akan menuju ke inverter dan menyalakan kipas. Fungsi inverter adalah untuk
merubah tegangan DC ke AC dan fungsi kipas adalah untuk membuang hawa panas
pada kotak UPS. Ketika inverter bekerja maka akan melewati relay 1 NC dengan
sumber PLN karena sumber dari PLN mati maka akan berubah menjadi NO dan
akan diteruskan ke beban dan menyalakan lampu indikator UPS.
2. Hal ini masih perlu ditingkatkan lagi adalah pada jenis baterai atau aki yang akan
digunakan. Penggunaan baterai atau aki dengan aki mobil Hybrid 45 Ah ini masih
belum optimal. Hal ini dikarena pada saat inverter ini bekerja akan menghabiskan
banyak baterai untuk dapat menjalankan inverter maka hal ini yang membuat
penggunaan tidak lama karena baterai cepat habis. Menggunakan dua aki dengan

74
75

kapasitas 45 Ah dengan cara diparalel bisa menjadi penganti yang cocok karena
dapat menyuplai inverter dengan baik.
3. Setelah dilakukan pengujian ketahanan alat selama setengah jam maka
Uninterruptible Power Supply (UPS) Berkapasitas daya 1500 Watt ini dapat
disimpulkan alat telah bekerja dengan baik, sehingga alat dapat kita gunakan
dengan catatan, menggunakan dua baterai atau aki 45 Ah dengan cara diparalel
untuk bisa menyuplai listrik lebih lama.

5.2 Saran

Adanya segala kekurangan serta kelemahan dalam pembuatan “Rancang


Bangun Uninterruptible Power Supply (UPS) Berkapasitas Daya 1500 Watt Dengan
Sistem Soft Start” ini, dirasa perlu adanya saran terkait dengan hasil pembuatan tugas
akhir ini yang bisa penulis berikan antara lain sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan perancangan yang lebih matang untuk pembuatan UPS, sehingga
dapat diperoleh hasil perancangan yang lebih baik.
2. Diperlukan pengemabangan pada UPS ini khusunya pada baterai dengan
menggunakan dua aki atau baterai dengan kapasitas 45 Ah yang dipasang paralel
atau mempunyai ide kreatif lain tentang desain kotak UPS.
3. Perlu adanya indikator pada baterai misalnya menggunakan lampu indikator atau
indikator alarm pada baterai ketika baterai akan habis. Hal ini diperlukan untuk
mengingatkan ketika baterai akan habis.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Afid burhanudin, 2013 Landasan Teori Penelitian.wordpress

[2] Bawotong, V. T., & Mamahit, D. J. (2015). Rancang Bangun Uninterruptible


Power Supply Menggunakan Tampilan LCD Berbasis. E-journal Teknik Elektro
dan Komputer (2015), ISSN : 2301-8402 , 2.

[3] Tim Fakultas Teknik.Universitas Negri Yogyakarta.2003 .Teknik Dasar Batere


dan UPS. Yogyakarta:Modul.Teknik Dasar Batere dan UPS

[4] Iman Setiono, Akumulator, Pemakaian Dan Perawatannya, Universitas


Diponegoro, 2015
[5] Evan, Permana. Desrianty A dkk. 2015. “Rancang Alat Pengisisan Daya
dengan Panel Surya Solar Charging Bag menggunakan quality function
deployment (QFD)”. Jurnal ISSN: 2338-5081. Vol 03. Hal. 98-107

[6] Alexander, Danil. 2015. “Pengembangan Sistem Relay Pengendalian dan


Penghematan Pemakaian Lampu Berbasis Mobile”.jurnal.

[7] Mudzzakir Ma’ruf, Institut Teknologi Nasional Malang, 2018 Pengisian Baterai
10 Ah – 100 Ah Dengan Autodeteksi Aki Rusak Berbasis Arduino

[8] Suprianto, 2015 Ampere Meter, Definisi, dan Fungsinya blog.unnes.ac.id

[9] Suprianto, 2015 Pengertian Voltmeter blog.unnes.ac.id

[10] SMK Muhammadiyah 6 Gemolong Sragen Teknik Listrik Pemakaian

76
LAMPIRAN 1
76
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
Proses pembuatan Kerangka

Desain kotak atau box UPS yang akan dibuat

Pemotongan besi untuk pembuatan kotak UPS


Setelah besi sudah melewati proses pengelasan

Setelah besi di cat dan dipasang roda


Proses pemasangan triplek

Proses pemasangan komponen

Anda mungkin juga menyukai