Anda di halaman 1dari 35

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penulis adalah siswa kelas XI di Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di

SMK Al-Huda Jatiagung Dengan latar belakang akademis penulis yang mencakup

pemahaman tentang sistem informasi dan telekomunikasi, saya merasa bahwa

saatnya bagi penulis untuk mendapatkan pengalaman praktis di dunia industri.

Selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) penulis aktif terlibat dalam proyek-

proyek riset kecil yang melibatkan pengembangan sistem kendali otomatis dan

desain perangkat keras. Namun, saya menyadari bahwa Praktik Kerja Lapangan

(PKL) adalah kesempatan langka untuk menghadapi tantangan nyata dalam

implementasi teknologi dan merasakan dinamika kerja di luar lingkungan

akademis.

Penulis tertarik untuk bergabung dengan PT. ARAZ INTI LINE sebagai

tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) penulis karena reputasi perusahaan dalam

mengadopsi inovasi di bidang teknologi. Penulis percaya bahwa dengan

bergabung di perusahaan ini, penulis akan dapat memperdalam pemahaman

penulis tentang sistem informasi dan telekomunikasi kompleks yang telah penulis

pelajari. Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini juga merupakan kesempatan bagi

penulis untuk memperluas pengetahuan pelulis yang tidak penulis dapatkan di

sekolah dan dapat belajar dari para praktisi berpengalaman di dunia kerja. Penulis
2

berkomitmen untuk belajar dengan cepat, berkontribusi secara maksimal pada tim,

dan menjadikan pengalaman praktik kerja ini sebagai fondasi untuk

pengembangan karier penulis di masa depan.

Pada laporan Prakerin ini, penulis membahas tentang

“PENYAMBUNGAN FIBER OPTIK “

1.2 Maksud dan Tujuan PKL

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu syarat tugas akhir

kenaikan atau kelulusan siswa. Kegiatan ini sengaja dilakukan di akhir untuk

menambah pengetahuan lebih sebelum berkecimpung dalam dunia kerja yang

sesungguhnya.

Tujuan Praktik Kerja Lapangan Sebagai Berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman peserta PKL didalam lapangan

kerja.

2. Mewujudkan pribadi yang lebih terampil, memiliki insiatif tinggi,

bertanggung jawab dan kemampuan baru di dunia kerja.

3. Menerapkan ilmu-ilmu yang saya pelajari di sekolah.

4. Proses pengawasan kerja.

5. Menumbuhkan rasa percaya diri, tanggung jawab serta keberanian pada

peserta didik.
3

1.3 Tempat PKL

PT. ARAZ INTI LINE (ZITLINE) yaitu sebuah ISP (Internet Service

Provider) yang menyediakan akses Internet bagi customer yang berlangganan

dan nama ISP tersebut yaitu PT Araz Inti Line (Zitline), JL. Pramuka

Gg Darfa, Perum Wana lestari BL.B/7B(8), Langkapura, Bandar Lampung,

35154.

Gambar 1.1 Maps Lokasi Zitline

Gambar 1.1 Ruang Dalam Kantor Zitline


4

1.4 Jadwal Waktu Pelaksanaan PKL

Hari Masuk Pulang

Senin 08.00 16.00

Selasa 08.00 16.00

Rabu 08.00 16.00

Kamis 08.00 16.00

Jumat Libur Libur

Sabtu 08.00 16.00

Tabel 1.1 Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan

1.5 Manfaat Kegiatan PKL

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini memiliki manfaat bagi beberapa pihak

terkait, diantaranya bagi peserta Prakerin, bagi pihak sekolah maupun pihak

diantaranya yakni :

1.5.1 Manfaat bagi Pihak Sekolah

1. Menjalin hubungan baik antara SMK Al-Huda Jatiagung dengan PT. ARAZ

INTI LINE (ZITLINE).

2. Menyempurnakan kurikulum sesuai dengan keadaan lapangan yang

sebenarnya, agar kelak menghasilkan calon pekerja yang terampil dan

kompeten.

3. Memeriksa kesamaan teori yang selama ini diberikan dengan keadaan

lapangan yang sebenarnya.


5

1.5.2 Manfaat Bagi Lembaga/Organisasi

1. Lembaga mendapatkan tenaga kerja tambahan tanpa biaya dari pada

memperkerjakan karyawan penuh waktu.

2. Siswa yang datang dengan pemahaman baru dan pandangan segar dapat

membantu lembaga atau perusahaan mengidentifikasi cara-cara baru untuk

meningkatkan proses dan produk.

3. Perusahaan dapat mengidentifikasi siswa berpotensi yang mungkin ingin

direkrut setelah mereka lulus.

1.5.3 Manfaat bagi Peserta PKL

1. Menjadi jembatan ke dunia kerja.

2. Membentuk pola pikir yang lebih maju

3. Menambah pengetahuan & wawasan tentang dunia kantor yang sebenarnya.

4. Meningkatkan rasa percaya diri, tanggung jawab, keberanian, keuletan, serta

kedisiplinan.

5. Belajar berkomunikasi dan bersosialisasi yang baik.

6. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam menghadapi

kendala di kantor.

7. Menambah teman pada saat melakukan Praktik Kerja Lapangan.


6

BAB II

TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

2.1 Sejarah Perusahaan

PT Araz Inti Line didirikan pada tanggal, 10 Oktober 2016, PT Araz Inti

Line bergabung di Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

Indonesia pada tanggal 03 Maret 2017 dan sudah mendapatkan lisensi atau izin

dari Kementerian Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia pada tanggal

31 Mei 2017.

Saat ini PT Araz Inti Line adalah bidang internet dengan bidang usaha

Pemasangan internet dan perangkatperangkat internet seperti, Radio Microwave,

Mikrotik, Access point, Cctv. Selain itu PT Araz Inti Line adalah bidang

telekomunikasi, dengan menyediakan Pemasangan internet perangkat

telekomunikasi seperti, Receifer, Genset, Microwave, Panel ATS dan lain

sebagainya.

Walaupun PT Araz Inti Line merupakan perusahaan yang belum terlalu

lama didirikan, akan tetapi PT Araz Inti Line berusaha untuk menjadi yang

terbaik dibidang internet dan juga dalam bidang Commissioning peralatan

Telekomunikasi, untuk itu PT Araz Inti Line menyediakan tenaga-tenaga ahli

yang profesional yang dapat dipercaya dan memiliki integritas yang tinggi, selain

itu PT Araz Inti Line juga memiliki pengembangan usaha serta kendaraan

operasional untuk menunjang mobilitas.

4
7

2.1.1 Visi Perusahaan

Jangka panjang

“Menjadi Perusahaan Internet yang Menjangkau Pelosok Negri”

Jangka Pendek

“Menjadi Perusahaan Internet Terbesar di Lampung”

2.1.2 Misi Perusahaan

1. Menanamkan Nilai Spiritual Dalam Pengelolaan Bisnis

2. Menjalankan Usaha yang Berbasis Pada Sistem yang Handal

3. Memperbanyak Jumlah Mitra dan Konsumen

4. Memberikan pelayanan yang Cepat, Lengkap dan Akurat.

5. 5.Melayani Dengan Hati dan Didukung Teknologi Terkini SertaTim Ahli

yang Selalu Berinovasi.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi


8

2.3 Kegiatan yang dilakukan di Perusahaan

1. Melaksanakan pengajian rutin setiap pagi hari

2. Melaksanakan Sholat Sunnah Dhuha

3. Sarapan

4. Melaksanakan Agenda yang Telah Di tentukan

5. Setiap Hari Jumat, Perusahaan Mengadakan Agenda jumat Berkah, yaitu

Sedekah Makanan ke Masjid Terdekat.

2.4 Kendala yang dihadapi ketika PKL

1. Kabel FO Putus

2. Redaman Nge-Los

3. Modem Rusak

4. Radio Station Tidak Mengarah ke Radio Access Point

2.5 Cara Mengatasi Kendala

1. Maintenance Menggunakan OTDR Untuk Mengetahui Titik Putusnya

2. Kabel

3. Cek Redaman di ODP

4. Mengganti Modem Dengan yang Baru

5. Pointing Radio Client atau AP

6
9

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian atau Sejarah

Fiber optik telah menjadi salah satu teknologi komunikasi paling penting

saat ini. Namun, untuk lebih memahami bagaimana teknologi ini berkembang.

Fiber optik pertama kali diusulkan oleh fisikawan India, Dr. Narinder Singh

Kapany pada tahun 1952. Kemudian, pada tahun 1960-an, fisikawan Inggris,

Charles Kao dan George Hockham memperkenalkan ide penggunaan serat optik

dalam komunikasi telepon.

Sejak saat itu, berbagai penelitian dilakukan untuk mengembangkan

teknologi fiber optik yang lebih efisien. Pada tahun 1970, Corning Glass Works

berhasil menciptakan serat optik dengan tingkat kehilangan daya yang rendah. Hal

ini memungkinkan transmisi data jarak jauh melalui kabel serat optik. Perusahaan

telekomunikasi mulai tertarik dan berinvestasi dalam pengembangan teknologi ini.

Di awal 1980-an, fiber optik mulai digunakan secara luas dalam sistem

telekomunikasi. Salah satu perusahaan yang pertama kali menggunakan serat

optik dalam jaringannya adalah AT&T. Penggunaan fiber optik dalam

telekomunikasi meningkat pesat, dan pada tahun 1990-an, sebagian besar jaringan

telekomunikasi global sudah beralih ke fiber optik.

Di Indonesia, fiber optik mulai dikenal pada akhir 1980-an. Penggunaan

fiber optik semakin meluas seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
10

telekomunikasi di Indonesia. Saat ini, fiber optik digunakan dalam berbagai

sektor, seperti telekomunikasi, pertahanan, kesehatan, dan industri.

Fiber optik memiliki beberapa jenis yang berbeda berdasarkan

karakteristiknya. Dua jenis utama yang umum digunakan adalah single mode dan

multimode.

Single mode fiber optik, juga dikenal sebagai serat optik mode tunggal,

memiliki diameter inti yang kecil, sekitar 8-10 mikrometer. Hal ini

memungkinkan transmisi cahaya hanya dalam satu mode atau jalur, sehingga

mengurangi distorsi sinyal dan penurunan kualitas yang diakibatkan oleh

interferensi antarmode.

Multimode fiber optik memiliki diameter inti yang lebih besar, sekitar 50-

62,5 mikrometer. Dengan diameter inti yang lebih besar, multimode fiber optik

memungkinkan transmisi cahaya dalam beberapa mode atau jalur. Namun, hal ini

juga dapat menyebabkan distorsi sinyal dan penurunan kualitas karena interferensi

antarmode.

Fiber optik telah menjadi teknologi pilihan dalam industri telekomunikasi

karena beberapa keunggulan yang ditawarkannya. Namun, teknologi ini juga

memiliki beberapa kelemahan.

a) Generasi Pertama (mulai 1975)

Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya,

terdiri dari alat encoding yang mengubah input (misal suara) menjadi sinyal

listrik, transmitter yang mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang berupa
11

LED dengan panjang gelombang 0,87 mm, serat silika sebagai penghantar sinyal

gelombang, repeater sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan,

receiver yang mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik berupa

fotodetector, dan alat decoding yang mengubah sinyal listrik menjadi output

(misal suara). Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah

sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat

dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun

1978 mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.

b) Generasi Kedua (mulai 1981)

Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi

tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias

teras. Dengan sendirinya, transmitter juga diganti dengan diode laser dan panjang

gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. dengan modifikasi ini, generasi kedua

mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar

daripada generasi pertama.

c) Generasi Ketiga (mulai 1982)

Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode

laser berpanjang gelombang 1,55 mm. kemurnian bahan silika ditingkatkan

sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm

sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi

beberapa ratus Gb.km/s.


12

d) Generasi Keempat (mulai 1984)

Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang

dipakai bukan modulasi intensitas, melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal

yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi dan jarak yang ditempuh,

juga kapasitas transmisinya ikut membesar. Pada tahun 1984, kapasitasnya sudah

dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat

perkembangannya karena teknologi peranti sumber dan deteksi modulasi

frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi, tidak dapat disangkal bahwa sistem

koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.

e) Generasi Kelima (mulai 1989)

Pada generasi ini, dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan

fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri

dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah

fiber optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari

diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat

inversi populasi, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di

dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut

emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya, sinyal yang sudah

melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat.

Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan

terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi

listrik dulu dan seterusnya, seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya

penguat optik ini, kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal
13

pengembanganya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian, kapasitas

transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.

f) Generasi Keenam (mulai 1988)

Pada tahun 1988, Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi

soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen

panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang

berbeda hanya sedikit dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton

hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling

berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang

terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing).

Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa lima saluran

yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb.km/s. Cacah saluran

dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibuatkan multiplexing

polarisasi karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas

transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s. Cara kerja sistem soliton ini

adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan

merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya

melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek

dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal

ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat

kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa

generasi teknologi fiber optik akan mampu menghasilkan suatu sistem

komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang

sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya. Yang jelas,


14

pada masa mendatang dunia komunikasi, tidak dapat dihindari lagi, akan dirajai

oleh teknologi fiber optik.

3.1.1 TEORI DASAR FIBER OPTIK

Fiber optik merupakan suatu light waveguide (pemandu gelombang

cahaya) yang berisi bahan dielektrik dengan indeks bias tertentu yang dapat

digunakan untuk merambatkan energi cahaya.

Suatu sistem komunikasi fiber optik memiliki perangkat penting, yaitu

transmitter, kabel fiber optik, dan receiver.

a. Transmitter mengirim informasi dalam bentuk pulsa elektrik dari

kabel tembaga, kemudian diterjemahkan menjadi pulsa cahaya yang bersesuaian.

Untuk membangkitkan pulsa cahaya tersebut, dapat digunakan LED atau LD.

LED umumnya digunakan untuk fiber optik multimode dan LD biasanya

digunakan untuk fiber optik singlemode.

b. Kabel fiber optik berfungsi untuk merambatkan sinyal optik dari

transmitter ke receiver.

c. Receiver menerima sinyal optik, kemudian mengkonfirmasikannya

kembali menjadi sinyal elektrik aslinya. Jenis detector cahaya yang dapat

digunakan adalah photodetector.

Karena media transmisi fiber optik selalu memiliki redaman meskipun

kecil, maka pada saat tertentu dimana gelombang-gelombang informasi yang

ditransmisikan sudah melemah mendekati ambang batasnya, diperlukan sebuah

perangkat penguat ulang untuk menghasilkan besaran penguatan yang sama

seperti keluaran terminal, perangkat ini disebut repeater. Di dalam sebuah


15

repeater, terdapat amplifier sebagai penguatnya. Pada saat ini ada dua jenis

repeater yang digunakan, yaitu sebagai berikut.

a. Digital Repeater, yaitu penguat ulang di tingkat elektrik. Cara

penguatannya adalah dengan mengubah gelombang cahaya menjadi elektrik

kemudian dikuatkan dan pada tahap akhir diubah kembali dari gelombang elektrik

menjadi gelombang cahaya dan kemudian siap ditransmisikan kembali ke fiber

optik.

b. Optical Repeater, yaitu penguatan ulang di tingkat elektrik. Cara

penguatannya adalah dengan mencampur gelombang cahaya yang lemah tadi

dengan gelombang cahaya yang baru yang lebih kuat dari pompa cahaya. Setelah

gelombang cahaya cukup kuat seperti keluaran terminal, maka gelombang cahaya

siap diumpankan kembali ke fiber optik. Repeater hanya menguatkan sinyal

cahaya yang datang, sehingga noise yang datang juga ikut terkuatkan. Oleh karena

itu, untuk jarak yang cukup jauh, seperti SKKL (Sistem Komunikasi Kabel Laut),

diperlukan optical regenerator untuk mengatasi pelemahan sinyal.

3.1.2 STRUKTUR DASAR FIBER OPTIK

Fiber optik adalah suatu filamen (serabut) yang terbuat dari kaca,

berdiameter sebesar rambut manusia, yang merupakan pemandu gelombang

cahaya (light waveguide) yang terdiri dari core dan cladding yang mampu

menyalurkan informasi dalam bentuk cahaya, dimana diameter inti (core) harus

lebih besar dibandingkan diameter cladding (lapisan inti). Hal ini dimaksudkan

agar jika cahaya terpantul ke cladding, dapat kembali ke core (tidak merambat ke

cladding).
16

Secara umum, bagian-bagian fiber optik adalah sebagai berikut ini.

a. Core (inti) Gelombang cahaya yang dikirim akan merambat dan mempunyai

indeks bias lebih besar dari lapisan kedua, dan terbuat dari kaca. Inti (core)

mempunyai diameter yang bervariasi antara 5 µm – 50 µm tergantung jenis

fiber optiknya. Core berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari

suatu ujung serat optik ke ujung lainnya.

b. Cladding (lapisan inti) Bagian ini mengelilingi bagian inti dan mempunyai

indeks bias lebih kecil dibanding dengan bagian inti, dan terbuat dari kaca.

Cladding mempunyai diameter yang bervariasi antara 125µm (untuk

singlemode dan multimode step index) dan 250 µm (untuk multimode grade

index). Fungsi cladding adalah sebagai berikut.

1. Mengurangi cahaya yang loss dari inti ke udara sekitar.

2. Mengurangi loss hamburan pada permukaan inti.

3. Melindungi serat dari kontaminasi penyerapan permukaan.

4. Menambah kekuatan mekanis.

c. Coating (jaket) Bagian ini merupakan pelindung lapisan inti dan selimut

yang terbuat dari bahan plastik elastik (PVC). Terdapat 3 jenis coating,

yaitu: primer, sekunder, dan pembungkus pelindung (PVC sheath). Coating

berfungsi sebagai pelindung mekanis dan tempat kode warna.

Struktur Fiber optik terdiri dari beberapa susunan yaitu Cladding, Core, dan

Buffer Coating. Core atau inti merupakan serat kaca yang tipis menjadi media

cahaya berjalan, sehingga pengiriman cahaya dapat dilakukan. Cladding

merupakan lapisan luar yang melindungi Inti dan memantulkan kembali cahaya
17

yang terpancar keluar kembali ke dalam inti. Sedangkan Buffer Coating adalah

selubung plastik yang bertujuan melindungi serat dari kerusakan yang diakibatkan

dari lengkungan kabel dan gangguan luar misalnya kelembaban.

Prinsip kerja Fiber optik tergantung pada prinsip jumlah refleksi internal.

Refleksi cahaya atau dibiaskan berdasarkan sudut yang menyerang permukaan.

Prinsip ini berpusat pada cara kerja serat optik Membatasi sudut di mana

gelombang cahaya dikirim memungkinkan untuk mengontrol secara efisien

sampai ketujian. Gelombang cahaya ditutupi dengan inti dari fiber optik, dalam

hal yang sama bahwa frekuensi sinyal radio ditutupi dengan coaxial

cable.Gelombang cahaya diarahkan ke ujung serat dengan direfleksikan di dalam

inti. Kabel Fiber optik biasanya diaplikasikan pada infrastruktur jaringan

telekomunikasi misalnya pada jaringan telepon dan jaringan komputer.

Kabel Fiber optik multimode adalah tipe yang digunakan untuk tujuan

komersial. inti lebih besar dari serat single-mode memungkinkan ratusan modus

cahaya tersebar melalui serat secara bersamaan. Selain itu diameter multimode

memiliki serat inti lebih besar (diameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan

berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 850-1300 nm)

Kabel Fiber optik Single mode memiliki inti yang lebih kecil (berdiameter

0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah

(panjang gelombang 1300-1550 nm) yang memungkinkan hanya satu mode

menyebarkan cahaya melalui inti pada suatu waktu. serat Single mode

dikembangkan untuk mempertahankan integritas data spasial dan spektrum dari

masing-masing sinyal optik jarak yang lebih jauh, mengizinkan informasi akan

disampaikan lebih lanjut.


18

Standar yang umum digunakan untuk cladding atau selubung luar kabel

fiber optik single mode adalah 125 mikron untuk kaca, dan 245 mikron untuk

lapisan. Standar ini sangat penting kuntuk menyediakan jaminan Kompabilitas

konektor, splices dan alat-alat yang digunakan di seluruh industri.

Standar serat single-mode dikembangkan dengan inti yang kecil dengan

kuran diameter sekitar 8-10 mikron. Fiber optik MultiMode menggunakan ukuran

diameter inti dari 50 sampai 62,5 mikron


19

3.2 Jenis-Jenis

a) Mode transmisi, kabel fiber optik dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Single Mode

Kabel fiber optik single mode memiliki inti yang sangat kecil, dengan

diameter sekitar 9 mikron. Hal ini memungkinkan hanya satu mode sinyal cahaya

untuk ditransmisikan melalui kabel. Kabel single mode memiliki bandwidth yang

tinggi dan dapat digunakan untuk jarak yang jauh, hingga 100 km atau lebih.

Gambar 3.1 Singlemode

2. MultiMode

Kabel fiber optik multimode memiliki inti yang lebih besar, dengan

diameter sekitar 50 atau 62,5 mikron. Hal ini memungkinkan beberapa mode

sinyal cahaya untuk ditransmisikan melalui kabel. Kabel multimode memiliki

bandwidth yang lebih rendah daripada kabel single mode, tetapi dapat digunakan

untuk jarak yang lebih pendek, hingga sekitar 2 km.

Gambar 3.2 Multimode


20

b) Berdasarkan jenis media transmisi, kabel fiber optik dibagi menjadi dua

jenis, yaitu:

1. Kabel Indoor

Kabel indoor adalah kabel fiber optik yang dirancang untuk digunakan di

dalam ruangan. Kabel ini biasanya lebih kecil dan lebih ringan daripada kabel

outdoor. Kabel indoor biasanya digunakan untuk jaringan komputer di gedung-

gedung, rumah, atau kantor.

Gambar 3.3 Kabel Indoor

2. Kabel Outdoor

Kabel outdoor adalah kabel fiber optik yang dirancang untuk digunakan di

luar ruangan. Kabel ini biasanya lebih besar dan lebih kuat daripada kabel indoor.

Kabel outdoor biasanya digunakan untuk jaringan komputer antar gedung, antar

kota, atau bahkan antar pulau.

Gambar 3.3 Kabel Outdoor


21

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Alat dan Bahan

a) Alat Pemasang Fiber Optik

Pemasangan Fiber Optik,terdiri atas :

1. Fusion splicer: Alat ini digunakan untuk menyambungkan dua ujung kabel

fiber optik secara permanen dengan menggunakan panas.

2. Stripper: Alat ini digunakan untuk mengupas lapisan pelindung luar kabel

fiber optik.

3. Cleaver: Alat ini digunakan untuk memotong ujung kabel fiber optik dengan

presisi.

4. Visual fault locator (VFL): Alat ini digunakan untuk memeriksa apakah

penyambungan kabel fiber optik sudah benar atau belum.

5. Power meter: Alat ini digunakan untuk mengukur kekuatan sinyal yang

melalui kabel fiber optik.

6. OTDR (optical time-domain reflectometer): Alat ini digunakan untuk

mengukur panjang dan kualitas penyambungan kabel fiber optik.

b) Bahan Pemasangan Fiber Optik

1. Kabel fiber optik: Kabel ini terdiri dari beberapa lapisan, yaitu outer jacket,

buffer, cladding, dan core.

2. Konektor fiber optik: Konektor ini digunakan untuk menghubungkan kabel

fiber optik dengan perangkat lain, seperti router, switch, atau server.
22

3. Alkohol isopropyl: Alkohol ini digunakan untuk membersihkan ujung kabel

fiber optik sebelum penyambungan dilakukan.

4. Tissue: Tissue digunakan untuk mengeringkan ujung kabel fiber optik

setelah dibersihkan.

4.2 Langkah – Langkah Penyambungan Fiber Optik

1. Siapkan alat dan bahan

Splicer, Heater / Pemanas, Clever, Tang Pengupas, Alkohol & Tisu, Kabel

Fiber Optik.

2. Kupas kabel dan sisakan beberapa mm seperti gambar dibawah agar

nantinya saat penyambungan tidak terlalu dekat dengan bagian luarnya.

Gambar 4.1 Pengupasan Kabel


23

3. Ambil salah satu ujung serat optik kemudian kupas pelindung serat optik

(secondary coating) tersebut dengan fiber stripper, panjang ujung serat optik

yang dikupas kurang lebih 4 cm.

Gambar 4.2 Pengambilan Kabel

4. Bersihkan ujung serat optik tersebut (untuk menghilangkan primary coating)

dengan tissue yang sudah dibasahi dengan alkohol 90%.

Gambar 4.3 Pembersihan Serat Optik


24

5. Potong ujung serat optik tersebut dengan fiber cutter/ fiber cleaver.

Gambar 4.4 Pemotongan Serat Optik

Gambar 4.5 Pemotongan Serat Optik-2


25

Gambar 4.6 Pemotongan Serat Optik-3

6. Jika hasil pemotongan maupun pembersihan berhasil baik maka proses

penyambungan dapat dilaksanakan, namun bila hasil potongan dan

pembersihan tidak baik maka proses diatas diulangi. Laksanakan

pemotongan dan pembersihan pada ujung serat optik dari kabel

pasangannya kemudian sambungkan, jangan lupa untuk memasukkan

selongsong sambung pada salah satu serat sebelum penyambungan serat

kabel tersebut.

7. Pemotongan dan pembersihan dilaksanakan satu per satu setelah fiber

sebelumnya disambungkan, perhatikan kode warna dari masing-masing

serat optik jangan sampai tertukar.

8. Untuk fusion splicer yang berjalan otomatis bila hasil pemotongan baik

maka tidak muncul message error pada layar monitor.

9. Setelah persiapan penyambungan dilaksanakan, lakukan set-up pada fusion

splicing machine :
26

a) Nyalakan fusion splicing machine dengan memindahkan posisi switch on

sampai lampu pilot menyala.

b) Buka canopy sehingga lampu pilot padam, tarik kunci chuck sehingga kedua

mekanikan chuck terbuka.

c) Tempatkan kedua serat optik yang akan disambung pada V-groove dari

setiap mekanikal chuck dari splicing machine. (Pada saat penempatan serat

optik harus tepat pada lekuk V-groove dan jangan menyentuh benda

apapun).

Gambar 4.7 Menyalakan Fusion Splicing

10. Tutup mekanikal chuck secara perlahan sehingga serat tadi terjepit oleh

mekanikal chuc.

11. Tutup canopy kemudian tekan tombol set sehingga fusion splicing

melakukan aligmentnya secara otomatis dan melaksanakan peleburan.


27

Gambar 4.8 Peleburan

12. Maka selesai sudah cara penyambungan kabel Fiber Optik.

Gambar 4.9 Hasil


28

4.3 Hasil Kerja

Selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) saya berhasil menyelesaikan

beberapa proyek Penyambungan Fiber Optik Fusion Splicer dengan tingkat

keberhasilan rata-rata mencapai 100%, menunjukkan kemajuan dan

keterampilan yang diperoleh penulis selama periode Praktik Kerja Lapangan

(PKL).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. ARAZ

INTILINE, Penulis mengambil beberapa kesimpulan yaitu :

Setelah melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akhirnya penulis mengetahui

yang sebenarnya atas hasil yang diperoleh dari tempat penulis melakukan Praktik Kerja

Lapangan (PKL), serta memperoleh pengetahuan tentang teori-teori dan bahan-bahan

atau benda yang belum pernah penulis pelajari di sekolah.

Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK). Kami mendapatkan banyak pengalaman kerja yang pasti akan sangat bermanfaat

untuk menunjang karir kami kedepannya. Selain itu, praktik yang dilakukan juga sangat

membantu dalam meningkatkan potensi keahlian yang profesional dalam bidangnya.

5.2 Saran

Penulis akan menyampaikan saran–saran, baik untuk pihak sekolah maupun bagi

pihak PKL tentang pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

1. Saya harap lebih disiplin lagi dalam masuk kerja sesuai jam kerja.

2. Lebih cekatan lagi dalam penanganan masalah di Customer, agar pihak

Customer merasa senang dengan pelayanan dari PT Araz Inti Line (Zitline).

3. Saya harap PT Araz Inti Line (Zitline) lebih kreatif dan inovatif agar dapat

menarik lebih banyak lagi Customer.

4. Penanganan Troubleshooting harus lebih ditingkatkan agar dapat

menghemat waktu kerja.

5. Harus memiliki target waktu kerja


30

6. Pertahankan untuk PT Araz Inti Line (Zitline), agar tetap diadakan

agenda mengaji dan sholat Dhuha di pagi hari, dan mendahulukan sholat

wajib di banding pekerjaan.

7. Diharapkan agar kerjasama antara sekolah dengan perusahaan lebih

ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada siswa/i SMK

untuk praktik kerja lapangan (PKL)

8. Untuk para karyawan lebih ditingkatkan lagi motivasi dan kedisiplinanya

dalam bekerja.

9. Hubungan karyawan dengan siswa/i PKL diharapkan selalu terjaga

keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerja sama yang baik.

25
DAFTAR PUSTAKA

Blog, google.(2023). Step-by-step penyambungan fiber optic.

https://telecom.samm.com/steps-of-fusion-splicing-fiber-optic-cables

Dibuka pada Waktu 15.10 dan Tanggal 11 Desember.

Google Maps. PT ARAZ INTI LINE.

https://www.google.com/maps/place/PT+ARAZ+INTI+LINE

Dibuka pada Waktu 11.10 dan Tanggal 7 Desember.


LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal PKL
Lampiran 2. Sedang Melakukan Pemasangan.

Anda mungkin juga menyukai