Anda di halaman 1dari 5

Tema : Kepemimpinan Hindu

Judul :Generasi Muda GenerasiPemimpin Yang BerdasarkanSusastra

Nama : Raka Arthayana

Terimaksih atas waktu yang telah diberikan kepada saya, sebelumnya sambutlah puja

pangganjali umat,

Om Swastyastu,

Om Avignam astu namo Sidham, Om Anobadrah kratavo Yantu Visvatah,

Salam rahayu rahayu sagung dumadi.

Yang terhormar Bapak Ibu Dewan Juri Lomba Dharma Wacana dalam Utsawa

Dharma Gita Provinsi Jawa Timur Tahun 2023

Yang saya hormati Bapak Ibu yang turut Hadir dalam ruangan ini, serta seluruh

peserta lomba Dharma Wacana yang berasal dari seluruh kabupaten di Jawa Timur. Senang

rasanya bisa bertemu dengan saudaraku semua yang tentunya memiliki visi dan misi yang

sama untuk Hindu di masa yang akan datang. Maka, rasa takut, rasa malu, rasa gemetar yang

saya rasakan seketika sirna karena bertemu dengan saudaraku semua.

Saudaraku Umat Hindu Sedharma, Puji astungkara kita ucapkan kehadapan Tuhan Ida

Sang Hyang Widhi Wasa. Karena atas asung kertha wara nugrahanya hingga hari ini kita

diberikan kesehatan tanpa kurang suatu apapun. Sujud bakti kita ucapkan kepada para

Maharsi yang telah menerima wahyu Kitab Suci Veda. Karena atas jasa beliaulah kita sebagai

umat manusia beragama Hindu khususnya dapat mendharma bhaktikan ajaran-ajaran yang

sudah tertuang didalam Kitab Suci Veda.

Saudaraku, dewasa ini persaingan semakin ketat. Setiap orang berusaha untuk

menunjukkan eksistensinya yang salah satunya, mereka bersaing untuk menjadi pemimpin.
Tak jarang berbagai upaya telah dilakukan untuk menarik hati masyarakat agar mau

memilihnya. Lalu bagaimana agama Hindu menyikapi hal ini?. Adakah ajaran yang patutnya

dijadikan pedoman umat Hindu untuk menjadi seorang pemimpin?.

Saudaraku, bahwasanya wahyu Veda bersifat Anandi ananta (tidak berawal dan tidak

berakhir). Wahyu weda dari jaman ke jaman, masa ke masa lageng abadi dan akan tetapi

relefan untuk dijadikan pedoman hidup sampai kapanpun. Maka dari itu, dengan selalu

berpegang teguh pada ajaran suci Veda dan dengan mengacu pada tema Kepemimpinan

Hindu ijinkanlah saya untuk menyampaikan sebuah pesan Dharma dengan Judul“Generasi

Muda GenerasiPemimpin Yang BerdasarkanSusastra”.

Apakabar generasi muda hindu apaka barcalon-calon pemimpin bangsa. Jaman

semakin maju jaman semakin canggih, tetapi bukan berarti kita meninggalkan warisan -

warisan yang adi luhur dari leluhur kita baik dari segi budaya maupun segi agama. Salah satu

contoh dalam konsep kekepimpinan Hindu, banyak sekali ajaran-ajaran untuk menjadi

seorang pemimpin yang bersumber pada Veda. Salah satunya adalah yang dikumandangkan

oleh Bapak Pendidikan Nasionalkita, Ki Hajar Dewantara. Yaitu “ingngarsa sun tulada, ing

mandya mangunkarsa, tut wuri handayani” Tahukan kita dari mana asal muasal semboyan

itu dikumandangkan?. Bahwasanya semboyan ini merupakan bagian dari panca stiti

dharmaning prabu, atau lima kewajiban seorang pemimpin. yang telah dijelaskan oleh prabu

arjuna sassrabahu. Yang meliputi:

Ing ngarsa sun tulada, hendak seorang pemimpin Ketika berada di depan

masyarakatnya harus menja dicontoh yang baik. Dalam berfikir, dalam berbicara dan dalam

bertindak hendaknya harus mencerminkan sifat-sifat seorang pemimpin. Untuk menjadi

seorang pemimpin yang baik, yang menjadi contoh masyarakatnya harus bias
mengendalikan fikirannya, itu adalah hal yang utama. Sebab didalam kitab Sarasamuccaya

sloka 80, dikatakan:

“apa nikangmanahngaranya, yaikawitningindria”

Yang dimaksutfikiranadalahsubernyanafsu

“maprawrtti ta ya ring subha asubhakarna”

Ialah yang mengerakkanperbuatan yang baikataupun yang buruk

“matangyanikangmanah juga prihenkahrtanyasakareng”

Oleh sebabitufikiranlah yang

sepatutnyadiusahankanpengekangannyaataupengendaliaannya.

Dari sloka tersebutdijelaskandenganjelas, bahwafikiranlah yang

menjadisumbernyanafsu. Baik ucapankitabaiktindakankitasemuaitudigerakkan oleh fikiran .

Fikiran yang baikakanmenghasilkanucapan dan tindakan yang baik. Tetapi, fikiran yang

burukakanmenghasilkanucapan dan tindakan yang buruk. Maka kendalikanlahfikiranmuitu.

Yang keduaadalahingmadyamangunkarsa, seorangpemimpin Ketika

beradaditengahtengahmasyarakat,

hendaknyabisamerangkulmasyarakatnyauntukberjuangbersama-

samadalammembangunsebuah negara. Seorangpemimpinharusmemberikanmotifasi yang

membangunmasyarakatnya. Memberikanjiwaoptimisbukanmemberikanjiwapesimis.

Ing ngarsa sun tulada, ingmadyamangunkarsa, tut wurihandayani. Tut

wurihandayaniseorangpemimpin Ketika berada di

belakanharusbisamendorongmasyarakatnyauntukmaju,

bukanmalahmembebanimasyarakatnya.

Memberikanpeluangkepadamasyakatnyakususnyagenerasimudauntukterusmajukedepanbuk

anmalahmemangkasbakatbakatnya.
Seperti yang kita lakukan hari ini dalam utsawa Dharma Gita Tingkat Provinsi

Jawatimur Tahun 2023 Maka jangansia-siakanhal ini,makamarikitaberproses bersama.

Dalamkidungpucungdikatakan:

“Ngelmuiku, kelakonekantilaku

Lekaselawan kas

Tegese kas nyantosani

Setyo budyapangekesingdurangkoro”

Ilmuitudicaridenganlelakudengan proses. Yang

dimulaidengankemauanyaitukemauanuntukmembuat Sentosa,

sehinggadenganilmukitadapatmenghancurkannafsukeangkaramurkaan.

Saudaraku,untukmencarisebuahilmulakukanlahdenganpenuhketekunan. Tidak

perlumendengarkanucapan orang lain, semasakitameyakini yang

kitalakukaninibenarmakateruslahmaju. Jangan terjebak pada kata bakat dan tidak bakat,

semua dapat dilatih. Maka dalamfilsafatcinadikatakan “ fang yang chancumibudhuancu”

tingkatkanprestasiperbaikikekuranganmu. Apa yang

menjadikekurangankitahariiniakanmenjadikelebihankita pada kehidupan yang akandatang,

dan apa yang menjadikelebihankitahariiniakanmenjadijurus yang

mampukitajadikanuntukmenghadapipermasalahan di kehidupan yang akandatang.

Umathindusedharma yang berbahagiaKetigahalinilah yang kitajadikansemboyan oleh

ki hajardewantaradalammembangungenerasimuda Indonesia. Tetapiterdapat dua hal yang

tidakdicantumkan oleh ki hajardewantara yang bersumberdaripancastitidharmaningprabu.

Yaitusaktitanpa aji, majutanpabala.

Sakti tanpa aji. Sakti tanpakekuatanmaksudnyaadalah Ketika

kitamenjadiseorangpemimpin dan dihadapkan pada musuhpolitiknya.


Hendaknyajangansesekalikitamengunakankekuatan dan kekuasaanyang semena-

menauntukmenjatuhkanmereka. Maka menjadipemimpinjanganlahadigangadigungadiguna.

Kalaujadipemimpinjanganmengandalkankekuatanjanganmengandalkankekuasaan dan

janganmengandalkankepandaian, dalammelawanmusushmusuhnya.

Tapihendaknyadenganpendekatanpendekatan yang baik.

Yang terakhirdalamajaranpancastitidharmaningprabuadalah, majutanpabala.

Seorangpemimpinharussiapmengorbankanwaktutenagajiwa dan raganyabagimasyarakatnya.

Meletakankepentinganmasyarakatdiataskepentingannyasendiri.

Saudaralu, Maka kesimpulanya adalah apa bilakitagenerasimudahindu,

mauuntukmempelajari sastra satrawedadalammenjadiseorangpemimpin. Maka kitalah yang

akanmenjadipemimpin-pemimpinidamanmasyarakat. seorangpemimpinharusberani dan

seorangpemimpinharusmalu. Maksudnyaadalahberanikarenabenar, takutkarena salah.

Beranilahuntukmembela hak-hakmasyarakat dan malulahkarenamengecewakanmasyarakat

yang percayadengankita. Jangansamapipemimpinhinduterjerat oleh kasuskorupsi,

lalutertangkapmalahberfotoselfi.

Saudaraku umat Hindu Sedharma, demikian kiranya yang dapat saya sampaikan

semoga dapat bermanfaat dan menjadi perenungan bagi kita bersama. Dan apa bila ada

tutur kata ynag kurang berkenan di hati saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir

kata,

Hayu, Hayu, Rahayu

Jaya, Jaya, Wijaya

Rahayu mulyaning jagad

Om Santih Santih Santih Om

Anda mungkin juga menyukai