Anda di halaman 1dari 33

A.

SEKSUALITAS DAN REPRODUKSI

1. KLINIK: (Bu Surinati)


Seorang bayi baru lahir tanggal 18 Mei 2023 jam 20.00 wita, Pada saat melakukan
pengkajian fisik bayi baru lahir didapatkan;bayi menangis,warna kulit merah muda dan
akrosianosis(kulit berubah menjadi ungu/biru), denyut nadi 120 x / menit, Suhu tubuh 36,2 ºC
dan pernafasan 48 x/ menit.

TUGAS :
1. Lakukan pemeriksaan tanda vital BBL dan laporkan hasilnya ke penguji secara
tertulis
2. Rumuskan masalah keperawatan yang disertai data pendukungnya dan sampaikan ke
ibu bayi
3. Lakukan inisisasi menyusui dini (IMD)

INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji menerima laporan tertulis hasil pemeriksaan tanda vital hipotermi yang
disampaikan oleh peserta ujian dan menilainya (suhu,nadi,pernafasan,warna kulit BBL)
2. Penguji menilai masalah keperawatan yang disampaikan peserta ke klien (Risiko
hipotermi yang didukung oleh data suhu,nadi,pernafasan,warna kulit )
3. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan inisiasi menyusui
dini berdasarkan rubrik penilaian.

JAWABAN
1. TTV BBL
S : 36,2
N : 120
RR : 48 x/mnit
Warna kulit BBL : Akrosianosis (pucat)
2. Resiko Hipotermia dibuktikan dengan suhu bayi 36,2 (nomal : 36,5) dan warna kulit
bayi akrosianosis
3. Prosedur IMD
 Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat
pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan
topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
 Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri
puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu).
 Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai
proses menyusu pertama selesai.

SOP IMD (HAL 306 BUKU SOP PPNI)


2. SKENARIO KLINIK (Bu Hartati)
Seorang perempuan 22 tahun datang ke Poliklinik KIA dengan G2P0010. Mengeluh cemas
apakah kehamilan dan persalinan akan berlangsung normal, ibu lupa HPHT ibu berkeinginan
untuk mengetahui dengan jelas kondisi kehamilannya saat ini. Hasil pemeriksaan TD
120/80mmHg, BB 56 kg
TUGAS :
1. Lakukan pemeriksaan DJJ untuk menentukan frekuensi DJJ normal dan laporkan
hasilnya ke penguji secara tertulis
2. Rumuskan masalah keperawatan yang disertai data pendukungnya dan sampaikan ke
klien
3. Lakukan edukasi dan konseling kehamilan

INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji menerima laporan tertulis hasil pemeriksaan kehamilan dan DJJ yang
disampaikan oleh peserta ujian dan menilainya (Pemeriksaan DJJ)
2. Penguji menilai masalah keperawatan yang disampaikan peserta ke klien (Resiko Cedera
janin )
3. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan Pemeriksaan
berdasarkan rubrik penilaian.

JAWABAN
1. Untuk melakukan pemeriksaan DJJ lakukan leopold II untuk menentukan punggung
janin dan bagian-bagian kecil. Lakukan DJJ pada punggung janin (DJJ normal 120-
140 x/mnt).
2. Resiko cedera pada janin berhubungan dg kecemasan yang berlebihan tentang proses
persalinan
3. Edukasi dan konseling yang diberikan pada ibu adalah
 Persiapan persalinan : dalam persiapan persalinan yang harus dipersiapkan
yaitu tempat persalinan, keasiapan mental ibu dalam menghadapi kontraksi,
kesiapan pengetahuan bagaimana cara memnajemen nyeri perslinan yaitu
dengan teknik nafas dalam (peragakan pada ibu) dan berkas-berkas yang
diperlukan serta pakaian bayi dan ibu
 Gizi pada saat kehamilan : pada kehamilan ibu diedukasi tentang bagaiaman
cara menjaga kesehatan dengan gizi seimbang demi terpenuhinya gizi untuk
bayi dan ibu.
 Melakukan pemeriksan kehamilan secara rutin ke poliklinik atau rutin
mengikuti posyandu
 Edukasi tentang rutin meminum tablet tambah darah untuk mencegah anemia
pada ibu hamil dan untuk memperlancar proses persalinan
SOP LEOPOD DAN DJJ (HAL 33&36 SOP MATERNITAS POLTEKKES)
3. SKENARIO KLINIK (Bu Suratiah)
Seorang perempuan 23 tahun, telah melahirkan seorang bayi 2 hari yang lalu dan mengeluh
belum bisa menyusui bayinya dengan baik. Dari hasil pengamatan terlihat payudara ibu mulai
bengkak dan ibu mengeluh kesakitan. Keadaan umum ibu sangat baik. Vital sign dalam batas
normal.

TUGAS :
1. Lakukan pemeriksaan pada payudara ibu, tentukan data subyektif dan obyektif nya.
2. Rumuskan diagnosa keperawatan yang disertai data pendukungnya dan sampaikan
kepada penguji.
3. Lakukan edukasi kepada ibu tentang menyusui
4. Lakukan perawatan payudara.

INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji melihat cara teruji melakukan pemeriksaan pada payudara ibu dan menilainya
sesuai SOP yang ada, dan melihat laporan data subyektif dan obyektif yang didapatkan
dari hasil pemeriksaannya. (O ; payudara bengkak, S : ibu mengeluh kesakitan)
2. Penguji menilai diagnosa keperawatan yang disampaikan teruji (ketidaknyamanan
pasca partum b.d pembengkakan payudara ditandai dengan payudara bengkan dan
ibu mengeluh kesakitan).
3. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan edukasi tentang
menyusui berdasarkan rubrik penilaian.
4. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan perawatan
payudara sesuai SOP.

JAWABAN :
1. Pemeriksan pada payudara ibu :
 Membuka pakaian atas ibu
 Tangan ibu diangkat keatas
 Melakukan palpasi payudara smbil melihat respon wajah ibu
 Menanyakan apakah ibu merasakan kesakitan
 Melaporkan adanya pembengkakan
DS : ibu mengeluh kesakitan
DO : payudara ibu tampak bengkak
2. Ketidaknyamanan pasca partum b.d pembengkkan payudara d.d payudara bengkak
dan ibu mengeluh kesakitan
3. Edukasi menyusui :
 Jelaskan tujuan menyusui : untuk memberikan nutrisi pada bayi, melindungi
bayi dari penyakit, memberikan imuninas pada bayi
 Pentingnya menyusui : menyusui dapat membakar kalori dan membuat rahim
kembali sehingga dapat menngurngi pendarahan setelah
 Perawatan payudara (peragakan)
4. Prosedur perawatan payudara
 Siapkan alat/bahan : minyak/baby oil, air panas & dingin dalam baskom kecil,
waslap, handuk bersih, gelas susu
 Posisikan ibu duduk nyender dgn nyaman
 Membuka baju ibu
 Menuci tangan
 Memasang handuk di pundak dan di pangkuan ibu
 Kompres puting dan aerola dengan kapas minyak
 Lakukan masase memutar dari tengah PD ke atas, ke smping, dan bawah
 Tngan kiri menyangga PD kiri dan jari kelingking kanan memasage PD dari
panggal ke putting
 Tngan kiri menyangga PD kiri dan 3 jari kanan memasage PD dari panggal ke
puting
 Mengompres kedua PD diawali dengan air hangat kemudian air dingin dan
diakhri dengan air hangat kemudian diwaslap
 Membersihkn PD
 Mengenakan pakaian ibu dan rapikan ibu, mencuci tangan
SOP PERAWATAN PAYUDARA (HAL 56 SOP POLTEKKES)

4. SKENARIO KLINIK:
Seorang perempuan 40 tahun datang ke poliklinik Kebidanan RSU. Hasil anamnesa pasien
mengalami keputihan yang berbau sudah berlangsung satu tahun dan akhir-akhir ini
mengalami perdarahan bila melakukan hubungan seksual. Pasien sering bertanya kepada
petugas tentang penyakitnya dan apakah bisa disembuhkan ? Selama ini pasien belum pernah
mendapat penjelasan tentang kesehatan Reproduksi. Hasil pemeriksaan KU Pucat,TD :90/60
mmHg, N : 88 x/menit, S: 37,6 °C, R : 18x/menit, Hb 7 gram%.

TUGAS :
1. Lakukan persiapan alat untuk pemeriksaan sederhana lanjutan terhadap pasien dan
laporkan hasilnya ke penguji secara tertulis
2. Rumuskan masalah keperawatan yang disertai data pendukungnya dan sampaikan ke
klien
3. Lakukan edukasi tentang perawatan lanjut terhadap kasus diatas

NSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji menerima laporan tertulis tentang persiapan alat untuk pemeriksaan lanjut
terhadap pasien yang akan diperiksa( Persiapan alat set pemeriksaan Papsmear )
2. Penguji menilai masalah keperawatan yang disampaikan peserta ke klien (Defisit
Pengetahuan tentang keesehatan reproduksi yang didukung oleh data klien sering
bertanya kpd petugas ttg penyakitnya dan belum terpapar informasi ttg kes
reproduksi)
3. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan edukasi
berdasarkan rubrik penilaian.

JAWABAN :

1. Pemeriksaan Pap smear


Perisapan alat
 Object glass/kaca objek
 Aire spatula
 Speculum cocor bebek
 Sarung tangan steril
 Bengkok berisi larutan clorine 0,5%
 Kapas sublimat/savlon
 Piring berisi larutan alkohol 96%
 Ember berisi larutan clorine 0,5%
Pelaksanaan
 Perawat cuci tangan
 Kedua tangan memakai sarung tangan steril kemudian membuka
labia mayora dengan tangan kiri dan mengusap vulva dengan kapas
sublimat (untuk melicinkan)
 Pasang spekulum
 Dengan aire spatula diambil sekret dari porsio diputar 360
 Kemudian dihapuskan pada object glass selanjutnya object glass tadi
dimasukkan pada piring petri berisi larutan alkohol 96% selama 1 jam
kemudian dikeringkan
 Aire spatula dibuang ke bengkok yang berisi larutan clorine 0,5%
 Spekulum dilepas kemudian direndam dalam ember yang berisi larutan
clorine 0,5% selama 10 menit (dekontaminasi)
 Alat-alat dibereskan psien dirapikan
 Perawat cuci tangan
 Buat catatan medik
 Bahan pemeriksaan dikirim ke laboratorium
2. Defisit pengetahuan tantang kesehatan reproduksi b.d kurang terpapar infomasi d.d
klien sering bertanya kpd petugas ttg penyakitnya dan belum terpapar infomasi
dengan kes reproduksi
3. Edukasi untuk selanjutnya : rajin kontrol KB setiap 3 bulan serta menjaga kebersihan
bagian reproduksi
SOP PAP SMEAR
5. SKENARIO KLINIK: (Bu Runiari)
Seorang perempuan 23 tahun masuk ke Ruang Bersalin dengan G2P1001 usia kehamilan 38
minggu mengeluh perut mules ingin melahirkan. Hasil VT didapatkan pembukaan 6 cm, eff
50%, ketuban +, denominator kepala, penurunan kepala HI-II, TTBK/TP

TUGAS :
1. Lakukan pemeriksaan his dan laporkan hasilnya ke penguji secara tertulis
2. Rumuskan masalah keperawatan yang disertai data pendukungnya dan sampaikan ke
klien
3. Lakukan edukasi manajemen nyeri persalinan

INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji menerima laporan tertulis hasil pemeriksaan his yang disampaikan oleh
peserta ujian dan menilainya (frekuensi dan durasi his dalam 10 menit)
2. Penguji menilai masalah keperawatan yang disampaikan peserta ke klien (nyeri
melahirkan yang didukung oleh data nyeri yang dialami ibu)
3. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan edukasi
berdasarkan rubrik penilaian.

JAWABAN
1. Pemeriksaan HIS : palpasi perut selama 10menit, rasakan frekuensi kontraksi dalam
kurun 10 menit. Normal HIS sebanyak 3-4x/menit, durasi kontrksi bisanya <20 detik
atau 20-40 detik
2. Nyeri melahirkan b.d dilatasi serviks d.d mengeluh mules/nyeri
3. Edukasi manajemen nyeri :
 edukasi masage perut yaitu dengan menggunakan telapak jari-jari tangan
untuk mengurangi nyeri
 ajarkan uga ibu untuk latihan nafas dalam ( tarik nafas 3 detik, tahan 2 detik,
hemburan lewat mulut 8 detik)
B. CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. SKENARIO KLINIK (Pak Surastra)


Seorang laki-laki 37 tahun dirawat inap selama 2 minggu. Hasil pengkajian pasien
mendapat terapi cairan infus 25 tetes / menit dalam 24 jam, minum setengah hari 200 cc
terpasang catheter dengan urine bag tertampung setengan hari 500 cc buat catatan intake
dan output pemenuhan kebutuhannya dalam 24 jam

TUGAS :

1. Lakukan pemeriksaan fisik dan laporkan hasilnya ke penguji secara tertulis


2. Rumuskan masalah keperawatan yang disertai data pendukungnya dan sampaikan
kepada klien
3. Lakukan perawatan keseimbangan cairan klien
Jawab :

1. Intake cairan
Infus : jam x tetes x 60 : faktor tetes
24 x 25 x 60 : 20 (krn makro untuk orang dewasa)
1800 cc
Minum : 400 cc
Output cairan
Urin : setengah hari 500 cc. Sehari 500 x 2 = 1000 cc
Balance cairan= intake -output = 2200-1000= 1200cc
2. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan dibuktikan dengan intake
lebih banyak dari output
3. Monitor intake dan output cairan

2. SKENARIO KLINIK: (Pak Sukawana)

Seorang laki-laki 47 tahun dirawat inap dengan keluhan utama sesak napas. Pasien
mengatakan mengalami gagal ginjal dan menjalani hemodialisa rutin 2 kali seminggu sejak
1 tahun lalu. Sesak dirasakan bertambah jika berbaring, pasien mengatakan tidak bisa tidur
akibat sesak. Jugular venous pressure meningkat, dan reflex hepatojugular positif. Dalam 3
hari berat badan meningkat 4 Kg.
TUGAS :
1. Lakukan pemeriksaan edema anasarca dan laporkan hasilnya ke penguji secara tertulis
2. Lakukan analisis data dan temukan masalah keperawatan utama pada kasus. Sampaikan
masalah keperawatan kepada klien
3. Monitor/ pantau status hemodinamik: Tekanan darah dan MAP (Mean arterial pressure).

INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji menerima laporan tertulis hasil pemeriksaan edema anasarca yang disampaikan
oleh peserta ujian dan menilainya (Edema anasarka adalah edema akibat
penumpukan cairan berlebih di seluruh jaringan dan rongga tubuh. sejumlah gejala
edema anasarka, seperti: Permukaan kulit menjadi cekung setelah ditekan dengan
jari dan tidak langsung kembali (pitting edema), muka sembab terutama pada
palpebral (lipatan klit tipis pada kelopak mata), sulit membuka mata, skrotom
membesar, sulit bergerak akibat pembengkakan seluruh tubuh)
2. Penguji menilai analisis data dan rumusan masalah keperawatan yang disampaikan
peserta ke klien (data yang diuraikan pada analisis data: dispnea (sesak napas),
ortopnea (sesak saat berbaring), Paroxysmal Nocturnal Dyspnea, edema anasarca,
berat badan meningkat dalam waktu singkat, peningkatan tekanan vena jugularis,
dan reflex hepatojugular positif. Rumusan masalah: Hipervolemia)
3. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta memonitor/ memantau status
hemodinamik: Tekanan darah dan MAP (Mean arterial pressure).

Jawab :
1. Lakukan pengecekan edema pada kulit pasien (pipi, tangan, perut, skrotum pada laki-
laki dan kaki)
- jawaban tetulis jika kulit kembali> 3 detik maka pasien mengalami edema
2. Ds : Pasien mengatakan sesak nafas
Sesak dirasakan bertambah jika berbaring
Pasien mengatakan tidak bisa tidur akibat sesak

Do: Edema anasarka


BB meningkat dalam waktu singkat
JVP meningkat
Hepatojugular positif
Masalah keperawatan : hipervolemia bd gangguan mekanisme regulasi dd ortopnea
(sesak dirasakan bertambah jika berbaring), pasien mengatakan tidak bisa tidur akibat sesak,
edema, JVP meningkat, Hepatojugular positif, dan BB meningkat dalam waktu singkat
3. Laukakan pengukuran tekanan darah dan MAP
Pasien diatur dalam posisi terlentang. Lakukan pengukuran tekanan darah. Hitung MAP
dengan rumus: MAP = (Tekanan systole + 2 tekanan diastole)/ 3.
MAP normal: 70 - 100 mmHg (tekanan di arteri cukup konsisten untuk mengalirkan
darah ke seluruh tubuh)
MAP tinggi: > 100 mmHg
MAP rendah: < 60 mmHg (darah tidak dapat mencapai organ utama).

3. SKENARIO KLINIK: (Pak Sukawana)

Seorang laki-laki 47 tahun dirawat inap dengan keluhan badan lemah. Pasien mengatakan
satu hari sebelum dirawat mengalami diare lebih dari 10 kali tanpa ampas dan muntah 4
kali. Di UGD pasien telah dipasang infus dan kateter. Produksi urine 30 cc sejak 2 jam,
membran mukosa tampak kering, tekanan nadi menyempit, nadi 110 kali permenit, nadi
teraba lemah, tekanan darah 90/ 50 mmHg, dan hematokrit 54%. Berat badan 55 Kg.
TUGAS :

1. Lakukan pemeriksaan turgor kulit dan laporkan hasilnya ke penguji secara tertulis
2. Lakukan analisis data dan temukan masalah keperawatan utama pada kasus. Sampaikan
masalah keperawatan kepada klien
3. Memberikan asupan cairan oral.
INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji menerima laporan tertulis hasil pemeriksaan pemeriksaan turgor kulit yang
disampaikan oleh peserta ujian dan menilainya (pemeriksaan turgor kulit adalah
pemeriksaan kelenturan kulit. Pemeriksaan dilakukan dengan menarik kulit dengan
cara dicubit kemudian dilepaskan. Jika kulit kembali lebih dari 2 detik, maka turgor
dinyatakan menurun. Turgor menurun terjadi akibat dehidrasi.)
2. Penguji menilai analisis data dan rumusan masalah keperawatan yang disampaikan
peserta ke klien (data yang diuraikan pada analisis data: frekuensi nadi meningkat
(110 kali permenit), nadi teraba lemah, tekanan darah menurun (90/50 mmHg),
turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun (30 cc dalam
2 jam), dan hematokrit meningkat (54%). Masalah keperawatan Hipovolemia)
3. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta Memberikan asupan cairan oral.
Jawab
1. Tugor kulit >3 detik
2. Frekuensi nadi meningkat (110 kali permenit), nadi teraba lemah, tekanan darah
menurun (90/50 mmHg), turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urin
menurun (30 cc dalam 2 jam), dan hematokrit meningkat (54%). Masalah keperawatan
Hipovolemia)
3. Berikan minum kepada pasien (Pasien diatur dalam posisi berbaring, fowler, atau
duduk. Privasi pasien dijaga, membantu pasien untuk minum, mencatat jenis dan jumlah
minuman yang di minum)
C. AMAN NYAMAN
1. SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki berusia 50 tahun, saat ini dirawat di RS dengan keluhan kaki kebas dan
mengeluh sering lapar, haus dan buang air kecil. Pasien mengatakan badannya semakin
kurus.

TUGAS :
1. Sebutkan pengkajian riwayat kesehatan dan fokus pemeriksaan penunjang pada kasus
2. Lakukan prosedur penyuntikan insulin short acting pada klien sebanyak 20 unit.
3. Lakukan evaluasi tindakan dan pemberian pendidikan kesehatan yang diberikan
4. Dokumentasikan hasil anamnesis dan prosedur

INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta berdasarkan lembar penilaian.
2. Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi ataupun bertanya kepada peserta
selain yang ditentukan.
3. Tanyakan pengkajian riwayat kesehatan dan pemeriksaan penunjang yang terkait
dengan keluhan pasien
a. Riwayat gaya hidup
b. Hasil pemeriksaan kadar gula darah : 500 mg/dL.
4. Penguji menginstruksikan pemberian insulin short acting 20 unit
5. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta uji saat
6. Penerapan prinsip 6 benar pemberian obat (insulin) berdasarkan SOP terlampir.
7. Penguji menanyakan hal-hal yang harus dievaluasi setelah pemberian insulin:
 Gejala hipo/hiperglikemi
8. Penguji memperhatikan pendidikan kesehatan yang diberikan peserta:
 Instruksi makan 30 menit setelah pemberian insulin dan mematuhi diit yang
diberikan
 Melaporkan gejala hipo/hiperglikemi
9. Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi ataupun bertanya kepada peserta
selain yang ditentukan.

JAWABAN
1. PENGKAJIAN :
Contoh : pakah bapk suka mengkonsumsi maknan manis? Iya. Bapak memiliki riwayat
DM? Iya. Sebelumnya rutin cek gula darah? Iya. Terakhir gula darahnya berapa?
500mg/dl.

-Riwayat kesehatan terdahulu : Tn.A mengatakn memiliki riwayat DM tipe II sejak 5


tahun lalu dan memiliki tekanan darah tinggi.
-Riwayat kesehatan Sekarang : keluhan kaki kebas dan mengeluh sering lapar, haus dan
buang air kecil
-Riwayat gaya hidup : pasien mengatakan memiliki gaya hidup tidak sehat, makan tidak
memperhatikan diit yang dianjurkan
- fokus pemeriksaan penunjang : Hasil pemeriksaan kadar gula darah : 500 mg/dL.

Tanda dan gejala hiperglikemia :


- Lelah atau lesu
- Haus meningkat
- Mulut kering
- Jumlah urine meningkat
- Kadar glukosa darah/urine tinggi
Tanda dan gejala hipoglikemia :
- Mengantuk
- Lapar
- Pusing
- Palpitasi (jantung berdebar)
- Gemetar
- Kes. Menurun
- Berkeringat
- Berperilaku aneh
- Kadar glukosa darah/urine menurun

2. Melakukan prosedur penyuntikan insulin short acting

3. Evaluasi Keperawatan

Contoh :

S :.Pasien mengatakan keluhan sering lapar berkurang, rasa haus berkurang dan rasa ingin
buang air kecil berkurang.

O : Kadar glukosa darah membaik, kadar glukosa darah Tn.A 185 mg/dL

A : Ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi

P : Tingkatkan kondisi pasien

- Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri

- Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga

4. Pendidikan Kesehatan

Instruksi makan 30 menit setelah pemberian insulin dan mematuhi diit yang diberikan,
Melaporkan gejala hipo/hiperglikemi

Contoh :

“Nanti setelah 30 menit pemberian insulin ini bapak bisa makan namun dengan tetap
mematuhi diit yang diberikan, jika nantinya ada keluhan seperti mengantuk dan merasa
pusing dan yang lainnya bapak bisa melapor kepada perawat”

HAL 142&146 BUKU SOP PPNI

2. SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki 37 tahun dirawat inap selama 2 minggu. Hasil pengkajian pasien tidak
mampu mobilisasi di tempat tidur. Tampak balutan luka di bokong yang sudah kotor.

TUGAS :
1. Lakukan pemeriksaan fisik pada luka dan laporkan hasilnya ke penguji secara tertulis
2. Rumuskan masalah keperawatan yang disertai data pendukungnya dan sampaikan
kepada klien
3. Lakukan perawatan luka klien

INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji menerima laporan tertulis hasil pemeriksaan fisik luka yang disampaikan oleh
peserta ujian dan menilainya (karakteristik luka: luas, kedalaman, tanda infeksi,
jaringan nekrotik dan kondisi kulit sekitar luka)
2. Penguji menilai masalah keperawatan yang disampaikan peserta ke klien (kerusakan
integritas kulit yang didukung oleh data tentang kondisi (balutan) luka)
3. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam merawat luka
berdasarkan rubrik penilaian.
4. Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi ataupun bertanya kepada peserta
selain yang ditentukan.

JAWABAN
1. Pemeriksaan fisik: (karakteristik luka: luas, kedalaman, tanda infeksi, jaringan
nekrotik dan kondisi kulit sekitar luka)
Contoh : Terdapat luka pada manikin bagian bokong dengan diameter 13 cm dalam 5
cm dengan kondisi balutan kotor dan karakteristik luka : permukaan jaringan
bergranulasi halus, kemerahan, dan tidak mengeluarkan pus, tidak berbau, tidak ada
edema di sekitar luka
2. Diagnosa : kerusakan integritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer ditandai
dengan keruskan jaringan atau lapisan kulit, terdapat luka pada manikin bagian bokong
dengan diameter 13 cm dalam 5 cm dengan kondisi balutan kotor dan karakteristik luka :
permukaan jaringan bergranulasi halus, kemerahan, dan tidak mengeluarkan pus, tidak
berbau, tidak ada edema di sekitar luka
Gejala tanda minor yg tidak dijelaskan
S:-
O : nyeri, perdarahan, hematoma
3. SOP rawat luka
1. Tahap kerja :
2. Menjaga privacy
3. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
4. Membuka peralatan
5. Memakai sarung tangan
6. Membasahi balutan dengan alkohol atau alkohol swab dan buka secara perlahan
menggunakan pinset
7. Membuka balutan lapisan terluar
8. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
9. Membuka balutan lapisan dalam
10. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus atau nanah
11. Melakukan debridement
12. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl
13. Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kassa
14. Memasang plester atau verban
15. Merapikan pasien
SOP RAWAT LUKA (HAL 103 SOP POLTEKKES)

D. PSIKOSOSIAL
1. SKENARIO KLINIK

Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat di RSJ dibawa oleh keluarga di rumah mengamuk
karena diejek oleh tetangga. Pada saat pengkajian pasien mengatakan dirinya sakit hati
karena selalu dikatakan manusia jelek dan tidak berguna, selalu menyusahkan orang lain.
Pasien sebenarnya merasa sedih karena tidak bisa menjadi kepala keluarga yang baik.
TUGAS

1. Lakukan pengkajian keperawatan untuk melengkapi data di atas


2. Rumuskan masalah keperawatan yang sesuai
3. Diskusikan dengan pasien aspek positif yang masih dimiliki
4. Dokumentasikan kegiatan dalam lembar kerja yang ada

INSTRUKSI PENGUJI:

1. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta berdasarkan lembar penilaian.


2. Penguji memperhatikan teknik komunikasi yang dilakukan peserta ujian berdasarkan
Strategi Pelaksanaan yang disediakan.
3. Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi ataupun bertanya kepada peserta selain
yang ditentukan.
4. Penguji memberikan informasi yang dibutuhkan setelah peserta melakukan pengkajian
halusinasi oleh peserta (jika ada).
5. Penguji mengingatkan peserta jika waktu yang tersisa 5 menit

PENGKAJIAN :
Kaji tanda gejala mayor dan minor

Gejala mayor
- Subjektif : menilai diri negative (mis. Tidak berguna, tidak tertolong), merasa
malu/bersalah, melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri, menolak
penilaian positif tentang diri sendiri
- Objektif : berbicara pelan dan lirih, menolak berinteraksi dengan orang lain, berjalan
menunduk, postur tubuh menunduk
Gejala minor
- Subjektif : tidak tersedia
- Objektif : kontak mata kurang, lesu dan tidak bergairah, pasif, tidak mampu membuat
keputusan

DIAGNOSA : Harga Diri Rendah Situasional

INTERVENSI

Intervensi utama : manajemen perilaku, promosi harga diri, promosi koping


Manajemen perilaku

Observasi

- Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku


Terapeutik

- Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku


- Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten setiap dinas
- Bicara dengan nada rendah dan tenang
SP

Orientasi : ucapkan salam terapeutik dan sapa klien, evaluasi dan validasi keluhan atau
kondisi klien, kontrak waktu

Kerja : tanyakan kemampuan yang klien miliki contoh “mas, apa saja kemampuan yang
klien T miliki? Bagus! Apa lagi?” “wah bagus sekali ada banyak kemampuan dan kegiatan
yang mas miliki”

Lalu ajak klien memilih 3 atau 2 dari semua kemampuan yang dimiliki “dari lima kegiatan
yang dimiliki, yang mana masih dapat dikerjakan di rumah sakit?

Setelah itu ajak klien memilih satu diantaranya dan minta klien mempraktekan

“mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedikah dengan
sebelum dirapikan?” “coba mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalua
mas lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan dan T (tidak)
untuk tidak melakukan.

Terminasi : evaluasi keadaan dan perasaan klien, kontrak waktu untuk terapi selanjutnya

2. SKENARIO KLINIK

Seorang pasien laki laki berusia 39 tahun di rawat sejak 2 minggu yang lalu di RSJ.Hasil
pengkajian muka tegang, tangan mengepal, intonasi suara tinggi . Saat ini pasien sudah
mampu latihan mengontrol marah secara fisik.

TUGAS

1. Lakukan pengkajian keperawatan untuk melengkapi data di atas


2. Rumuskan masalah keperawatan yang sesuai
3. Lakukan tindakan keperawatan mengontrol marah secara verbal
4. Dokumentasikan kegiatan dalam lembar kerja yang ada

JAWABAN
1. Anamnesa : tanya nama, umur, keluhan, perasaan hari ini
2. Pengkajian : inspeksi : muka tegang, tangan mengepal, intonasi suara tinggi
3. TTV: Cek tensi
4. Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSA : Resiko Perilaku Kekerasan dimana didapatkan data objektif

Teknik mengontrol marah dengan teknik napas dalam :

Tahap orientasi : sapa klien dan ucapkan salam, tanya kabar dan keluhan, kontrak waktu
Tahap kerja : ajarkan teknik napas dalam atau memukul kasur dan bantal, lalu ajarkan cara
bicara yang baik untuk mencegah marah yaitu dengan 3 cara :
- Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar
- Menolak dnegan baik, jika ada yang menyuruh bapak dan bapak tidak ingin
melakukannya, contoh “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedan gada
kerjaan”
- Mengungkapkan perasaan kesal jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
“saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu”

3. SKENARIO KLINIK:
Seorang perempuan, berusia 25 tahun diantar keluarga berobat ke poliklinik jiwa RSJ. Sejak
1 minggu yang lalu pasien mengeluh pusing, tidak ada nafsu makan, dan dada berdebar-
debar. Ada riwayat putus sama pacar (ditinggal menikah dengan wanita lain). Hasil
pemeriksaan Tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi 100 x/menit, dan respirasi 28
kali/menit. Tangan tremor, muka pucat, suara bergetar, sering menunduk selama wawancara.

TUGAS :
1. Rumuskan data mayor dan minor pada kasus diatas
2. Rumuskan masalah keperawatan yang sesuai
3. Ajarkan pasien cara sederhana untuk mengatasi masalah yang dihadapi
4. Dokumentasikan kegiatan dalam lembar kerja anda.

INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta berdasarkan lembar penilaian.
2. Penguji memperhatikan teknik komunikasi yang dilakukan peserta ujian
3. Penguji memperhatikan teknik relaksasi yang dilakukan peserta ujian (piliuh salah satu:
Teknik nafas dalam atau Relaksasi otot progresif)
4. Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi ataupun bertanya kepada peserta selain
yang ditentukan.
5. Penguji memberikan informasi yang dibutuhkan setelah peserta melakukan pengkajian
ansietas oleh peserta (jika ada).
6. Penguji mengingatkan peserta jika waktu yang tersisa 5 menit

Jawaban

Kaji tanda dan gejala mayor :


S : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, sulit
berkonsentrasi
O : Tampak gelisah, tampak tegang,sulit tidur
Tanda dan gejala minor :
S: Mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak berdaya
O: Frekuensi napas meningkat, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat,
diaphoresis, tremor, muka tampak pucat, suara bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih,
berorientasi pada masa lalu

Diagnosa : Ansietas bd krisis situasional dd pasien merasa binung, tampak gelisah dan
tegang, mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, frekensi nadi, naps dan tekanan darah
meningkat, tremor, suara bergetar, kontak mata buruk

Intervensi : Napas dalam / relaksasi otot progresif

SOP HAL 413 & 415 SOP PPNI

E. ELIMINASI
1 SOAL BU IDA

SKENARIO KLINIK

Seorang anak laki-laki umur 15 tahun dibawa ke rumah sakit dengan keluhan terasa sakit ketika
buang air kecil sejak 3 hari yang lalu. Hasil pengkajian pasien mengeluh sulit saat buang air kecil,
urine berwarna kuning pekat. Pancaran urine lemah

TUGAS :

1. Lakukan pengkajian untuk melengkapi data pada kasus diatas


2. Rumuskan masalah keperawatan yang disertai data pendukungnya dan sampaikan kepada penguji
3 Lakukan pemasangan kateter

INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi ataupun bertanya kepada peserta selain
yang ditentukan
2. Penguji memberikan informasi terhadap data yang dibutuhkan setelah peserta melakukan
pemeriksaan fisik sesuai dengan apa yang diperiksa oleh peserta (jika ada).
3. Penguji menerima laporan tertulis hasil pemeriksaan abdomen dan kandung kemih yang
disampaikan oleh peserta ujian dan menilainya (nyeri tekan, teraba kandung kemih
penuh)
4. Penguji menilai masalah keperawatan yang disampaikan peserta ke klien (Retensi urine)
5. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan pemasangan
kateter berdasarkan rubrik penilaian.

JAWABAN

1 PENGKAJIAN

 Melakukan palpasi abdomen : terdpat nyeri tekan atau tidak


 Melakukan palpasi kandung kemih : teraba kandung kemih penuh atau tidak
 Memeriksa saluran kencing lewat penis : memeriksa lubang saluran kencing
 Memeriksa jumlah urine yang keluar Sistematis
2. MASALAH KEPERAWATAN

Retensi urine berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra dibuktikan dengan kandung
kemih pasien teraba penuh, pasien mengeluh nyeri ketika buang air kecil ( disuria ) dan
distensi kandung kemih.

3. PEMASANGAN KATETER
2. SOAL BU SULIS

2. SKENARIO KLINIK:
Seorang anak perempuan, umur 2 tahun dirawat di RS dengan hirsfrung dan sudah dilakukan operasi
pembatan colostomy. Hasil pemeriksaan: Keadaan umum baik, kantong kolostomy penuh, kulit
sekitar stoma kotor

TUGAS :
1. Lakukan pengkajian kondisi stoma pada kasus tersebut dan laporkan hasilnya ke penguji
secara tertulis
2. Lakukan perawatan stoma
INSTRUKSI PENGUJI:
1. Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi ataupun bertanya kepada peserta selain
yang ditentukan
2. Penguji memberikan informasi terhadap data yang dibutuhkan setelah peserta melakukan
pemeriksaan fisik sesuai dengan apa yang diperiksa oleh peserta (jika ada).
3. Penguji menerima laporan tertulis hasil pemeriksaan stoma yang disampaikan oleh
peserta ujian dan menilainya (konsistensi feses, jumlah feses, kondisi kulit di sekitar
stoma, kebutuhan penggantian kantong dan perawatan stoma)
4. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan perawatan stoma
berdasarkan rubrik penilaian.
JAWABAN

1. PENGKAJIAN STOMA

 Melakukan inspeksi kondisi stoma ; APAKAH STOMA MENGALAMI PERUBAHAN


UKURAN (MSL MEMBESAR/MENGECIL SECARA SIGNIFIKAN)
 Memeriksa jumlah feses : JUMLAH FESES DALAM KANTONG STOMA
 Memeriksa konsistensi feses : APAKAH FESES CAIR/KERAS
 Memeriksa kondisi kulit di sekitar stoma : Inspeksi adanya perubahan warna pada kulit
sekitar stoma. Stoma seharusnya berwarna pink. Warna hitam kebiruan pada stoma
mengindikasikan adanya iskemia dan warna coklat kehitaman menunjukkan adanya nekrosis.
Warna pucat disebabkan oleh anemia, warna putih, merah gelap sampai ungu menunjukkan
adanya supply darah ke stoma yang tidak adekuat, sedikitnya aliran darah atau penekanan
yang berlebihan terhadap usus pada saat pembedahan.

2. PERAWATAN STOMA
SOAL BU YUNI
3. SKENARIO KLINIK:

Seorang anak laki-laki, usia 2 tahun, dibawa orang tuanya ke Poliklinik Anak RS karena mengalami
diare. Pengkajian awal didapatkan riwayat BAB sudah 4 kali sejak pagi. Konsistensi agak encer,
dengan sedikit serat. Anak rewel. Nampak kemerahan pada kulit sekitar anus. Saat pengkajian, anak
BAB, dan ibu berusaha membersihkan anus dengan kain yang dipakai menggendong anak.

TUGAS :

1. Tuliskan data yang didapat pada lembar yang disediakan


2. Tulis masalah keperawatan utama
3. Melaksanakan tindakan mengatasi masalah keperawatan yang ada

JAWABAN

1. DATA
TTV ; tergantung nanti
Inspeksi anus : tampak kemerahan
Auskultasi abdomen : Bising usus
Palpasi abdomen : ada/tidak nyeri tekan
Perkusi abdomen : bunyi abdomen timpani/hipertimpani
2. DIAGNOSA

Diare berhubungan dengan iritasi gastrointestinal ditandai dengan Dibuktikan dengan defekasi lebih
dari 3 kali yaitu 4 kali sesuai kasus dengan konsistensi agak encer ( lembek/cair ), tampak kemerahan
pada kulit sekitar anus

3. TINDAKAN PEMBERSIHAN ANUS


F. NUTRISI
1. SKENARIO KLINIK:

Seorang wanita, 45 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam sejak 3 hari lalu dengan
keluhan ;nyeri abdomen, nafsu makan menurun, diare, BB menurun 15 % dari BB ideal

TUGAS :
1. Rumuskan masalah keperawatan dengan tepat
2. Buat rencana keperawatan dan laporkan hasilnya ke penguji secara
tertulis
3. Lakukan pemasangan NGT

JAWABAN :

1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d pasien mengatakan nyeri pada
abdomen dan nafsu makan menurun. Diare dan berat badan menurun 15% dari BB normal.
2. Observasi :
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
 Monitor berat badan
Terapiutik :

 Fasilitasi menentukan pedoman diet ( diet rendah serat)


 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi :

 Ajarkan diet yang diprogramkan


Kolaborasi :

 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
3. Lakukan Pemasangan NGT
SOP PEMASANGAN NGT HAL 83 SOP POLTEKKES
2. SKENARIO KLINIK:

Seorang wanita, 45 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam sejak 5 hari lalu dengan keluhan ;nyeri
abdomen, nafsu makan menurun, diare.

TUGAS :
1. Tuliskan hasil pengkajian keperawatan masalah nutrisi dan hasilnya laporkan ke
penguji
2. Lakukan tindakan memberikan makan lewat NGT
3. Tuliskan hasil evaluasi sesuai tindakan yang telah dilakukan
JAWABAN :

1. Ds : pasien mengatakan nyeri pada abdomen dan nafsu makan menurun


Do : diare
2. Memberikan makan lewat NGT
3. s : pasien mengatakan sudah merasa nyaman
o : pasien tampak merasa nyaman
a : masalah teratasi sebagian
p : kolaborasi dengan ahli gizi ntuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
3. SKENARIO KLINIK:

Seorang laki-laki 37 tahun dirawat inap selama 2 minggu. Hasil pengkajian pasien tidak
bisa menggerakkan tangannya, bisa mengunyah makanan refleks menelan baik, saat
sekarang waktu makan siang jam 12.00 tidak ada keluarga yang mendampingi.

TUGAS :

1. Lakukan pemeriksaan fisik dan laporkan hasilnya ke penguji secara tertulis


2. Rumuskan masalah keperawatan yang disertai data pendukungnya dan sampaikan
kepada klien
3. Lakukan perawatan memenuhi kebutuhan nutrisi klien

JAWABAN :

1. Pemeriksaan:
 Pemeriksaan otot :

5555 | 1111
5555 | 5555

Keyword : px tdk mampu menggerakkan tangan untuk menyuap makanan (tangan


kanan untuk menyuap makanan)
 ROM menurun
2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot d.d pasien mengeluh sulit
menggerakkan ekstremitas dan kekuatan otot menurun.
3. Bantu memberi makan pasien

G. OKSIGENASI
Soal no 1

Seorang pasien laki-laki usia 60 tahun dirawat di ruang inap penyakit dalam di diagnosa Status
Ashmatikus, dengan keluhan utama sesak napas, pasien tampak dispnea, batuk tidak efektif, sputum
berlebih, tidak mampu batuk, dan suaranapas mengi/wwheezing

TUGAS :

1.Lakukan Pengkajian tentang pernafasan ( auskultasi dada)

2.Rumuskan masalah keperawatan , perencanaan dan laporkan kepada penguji

3.Lakukan tindakan keperawatan fisioterapi dada


Instruksi Penguji:
1. Penguji mengamati teruji melakukan pengkajian pernafasan (auskultasi dada) dan menerima
laporan tertulis hasil pemeriksaan auskultasi dan menilainya ( wheezing/mengi, ronchi, rales )
2. Penguji menerima laporan masalah keperawatan yang dilaporkan dan disampaikan ke pasien.
Datanya: sesak napas, pasien tampak dispnea, batuk tidak efektif, sputum berlebih, tidak
mampu batuk, & suara napas wheezing. Rumusan masalah: Bersihan jalan napas tidak efektif
3. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan tindakan fisioterapi
dada ( posisi pasien sesuai area paru yang mengalami penumpukan sputum, gunakan bantal
untuk mengatur posisi,lakukan perkusi dengan telapak tangan ditangkupkan 3-5 menit,
lakukan vibrasi dengan telapak tangan rata bersamaan dengan expirasi melalui mulut
Jawaban

1.Pengkajian

Keluhan utama: sesak nafas

Diagnosa Medis saat ini:Ashmatikus

Riwayat Keluhan/penyakit saat ini: pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak nafas,pasien
tampak Dispenda,batuk tidak efektif,sputum berlebih,tidak mampu batuk dan ada suara nafas
tambahan wheezing

2.Rumusan masalah : Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
nafas dibuktikan dengan batuk tidak efektif,tidak mampu batuk, sputum berlebih, adanya bunyi nafas
tambahan (wheezing) dan Dispenea

3. Physiotherapy Dada

Pengertian : Suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas postural drainase, perkusi dan
vibrasi, batuk efektif dan latihan pernapasan/napas dalam yang bertujuan untuk membantu membuang
sekresi bronchial, memperbaiki ventilasi dan meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan

Persiapan alat 1. Stetoskop 2. Handuk beserta peniti 3. Tissue 4. Air minum hangat dalam tempatnya
5. Bantal 6. Tempat sputum berisi larutan antiseptic 7. Bengkok

Preinteraksi

1.Mengkaji kondisi pasien, memeriksa catatan keperawatan dan catatan medis pasien (Mengetahui
TTV, Therapy, hasil radiology, kondisi pasien hal lain yang diperlukan)

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan

4. Mendekatkan alat

Tahap Orientasi

5.Memberi salam, panggil pasien dengan namanya memperkenalkan diri (jika belum salingkenal)

6. Menayakan kondisi dan keluhan pasien

7. Menjelaskan tujuan, prosedur, lama prosedur dan hal lain yang perlu dilakukan pasien.

8. Berikan kesempatan kepada pasien keluarga bertanya sebelumkegiatan dilakukan


Tahap Kerja

9. Mencuci tangan

10. Melakukan auskultasi daerah dada Postural Drainase

11. Mengatur posisi pasien sesuai dengan letak sekret pada paru-paru

12. Meminta pasien untuk mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit Perkusi

13.Menganjurkan dan membimbing pasien untuk menarik nafas dalam dan lambat

14.Memposisikan tangan untuk melakukan perkusi

15. Melakukan penepukan di daerah (segment) paru yang terdapat sekret selama 2-3 menit (untuk
setiap segment)Vibrasi

16.. Menganjurkan dan membimbing pasien untuk menarik nafas dalam dan lambat 17.
Memposisikan tangan untuk melakukan vibrasi

18. Melakukan vibrasi di daerah (segment) paru yang terdapat sekret selama fase ekspirasi sebanyak
3-5 kali Latihan Nafas Dalam

19. Membantu mengatur posisi pasien dan memfleksikan lutut pasien

20. Membantu menempatkan satu atau dua tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga

21. Membimbing pasien untuk menarik napas dalam melalui hidung dengan hitungan sampai 3 Jaga
mulut tetap tertutup

22. Membimbing pasien untuk menghembuskan udara lewat bibir ( seperti meniup), kemudian
ekspirasikan secara perlahan dan kuat sehingga terbentuk suara hembusan selama 7 hitungan. Dalam
proses ekspirasi ini jangan mengembungkan pipi Batuk Efektif

23. Menganjurkan dan membimbing pasien untuk menarik nafas dalam lewat hidung dan tahan napas
untuk beberapa detik, hembuskan melalui bibir yang dirapatkan (lakukan beberapa kali)

24. Menganjurkan dan membimbing pasien untuk batuk pertama :(Pendek)

25. Menganjurkan dan membimbing pasien untuk batuk kedua: Batuk menghembus; dengan badan
sedikit maju ke depan, ekspirasikan sekuat mungkin dengan suara hembusan Kegiatan no 24 dan 25
dilakukan selama 1 menit kemudian istirahat 2 menit kemudian dilanjutkan selama 10 menit 26.
Anjurkan pasien untuk minum (jika bersedia)

Terminasi

27. Evaluasi perasaan pasien

28. Simpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan balik positif

29. Berikan penjelasan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaporkanoleh pasien ataupun keluarga

30. Kontrak pertemuan selanjutnya

31. Bereskan alat-alat


32. Cuci tangan Dokumentasi

33. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

Soal no 2

Seorang pasien perempuan usia 65 tahun dirawat di ruang inap didiagnosa PPOK sudah sejak 4 tahun
terakhir. Keluhan utama sesak napas. Meneluh sulit tidur karena batuk dan banyak dahak. Tekanan
darah 130/85 mmHg, Respirasi 22 x/menit, suhu 37o C.

TUGAS :,

1.Lakukan pemeriksaan status oksigennasi yang lainnya ( data mayor) dan laporkan hasilnya secara
tertulis

2.lakukan analisis data dan tentukan masalah keperawatan utama laporkan kepada penguji

3.Tentukan tindakan keperawatan pemberian O2

Instruksi penguji :

1. Penguji menerima dan menilai laporan tertulis hasil pemeriksaan status oksigenasi yang
lainnya (data mayor) : sianosis, bunyi napas tambahan, Gas darah

2. Penguji menilai analisis data dan rumusan masalah keperawatan yang disampaikan peserta ke
pasien. Data yang didapat: dispnea, denyut nadi 100x/menit, pusing, sianosis, bunyi napas
tambahan, diaphoresis, napas cuping hidung, dan gelisah

3. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan tindakan memberi
oksigen

Jawaban

1.Melakukan pemeriksaan fisik aulkultasi untuk mengetahui ada bunyi nafas tambahan

- Tanda dan Gejala : dispnea, denyut nadi 100x/menit, pusing, sianosis, bunyi napas tambahan,
diaphoresis, napas cuping hidung, dan gelisah

Normal AGD : Ph darah : 7,38-7,42. SaO2 : 94-100%. PaO2 : 75-100mmHg

2.Rumusan masalah gangguan pertukaran gas bd ketidakseimbangan ventilasi perfusi dd pasien


mengeluh sesak, pusing, bibir tampak biru, denyut nadi meningkat, bunyi napas tambahan
(mengi/whezing), pasien tampak gelisah dan tampak napas cuping hidung

SOP PEMASANGAN O2

Soal no 3

Seorang laki-laki, berusia 45 tahun datang diantar keluarganya ke unit gawat darurat, hasil pengkajian
yang didapatkan perawat adalah klien mengatakan sesak nafas, keluarga mengatakan klien memiliki
riwayat asma bronkhiale sejak 10 tahun yang lalu, terpicu karena stress dan kelelahan. Tampak
retraksi dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan 32 kali per menit.

TUGAS :
1.Lakukan pemeriksaan fisik auskultasi paru dan laporkan hasilnya kepada penguji secara lisan
2.Lakukan tindakan kolaboratif Inhalasi nebulizer ventolin 2,5 mg Jawaban

A.Mengecek fungsi stetoskop

B.Menggunakan diafragma

C.Melakukan auskultasi secara sistematis

D.Mendengarkan setiap fase respirasi (inspirasi dan ekspirasi)

E.Melaporkan hasilnya wheezing secara lisan

SOP NEBUL

Soal no 4

Seorang laki-laki usia 45 tahun diantar ke IRD dalam keadaan tidak sadar. Hasil pengkajian dikatakan
pasien mengalami nyaris tenggelam.

TUGAS :

1.Lakukan pengkajian gawat darurat pada airway

2.Lakukan tindakan membuka jalan napas dengan alat Oro Pharingeal Airway (OPA) Jawaban
1.Mengkaji airway

2.Waktu pengkajian < 10 detik

2.SOP OPA Prosedur

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau
nomor rekam medis)

2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur kepada keluarga 3. Siapkan alat dan bahan yang
diperlukan:

a. OPA sesuai ukuran

b. Sarung tangan bersih

c. Spatel lidah

4.Lakukan kebersihan tangan 6 langkah

5. Pasang sarung tangan bersih

6. Posisikan pasien telentang dengan leher ekstensi

7. Bersihkan rongga mulut, jika perlu

8. Pilih ukuran OPA yang tepat (panjang OPA sama dengan jarak antara ujung mulut ke ujung daun
telinga) Buka mulut pasien dengan teknik cross finger (ibu jari dan telunjuk)
10. Metode 1: Masukkan OPA terbalik (sisi lengkung menhadap ke atas) sampai menyentuh palatum
mole, lalu putar 180°.

Metode 2: Tekan lidah dengan spatel lidah dan masukkan OPA ke daerah faring posterior 11.
Lepaskan sarung tangan 12. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah 13. Dokumentasikan prosedur
yang dilakukan dan respons pasien

5. SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki 36 tahun dirawat inap selama 2 minggu. Hasil pengkajian pasien sesak,
napas 28 x/menit. Nampak otot pernapasan di leher dan otot interkostalis kontraksi. Bibir
sianosis denyut nadi 120 x/menit.
TUGAS :
1. Lakukan pemeriksaan fisik dan laporkan hasilnya ke penguji secara tertulis
2. Rumuskan masalah keperawatan yang disertai data pendukungnya dan sampaikan ke
klien
3. Lakukan perawatan pemasangan masker oksigen dengan 5 liter/menit pada klien

H. AKTIFITAS ISTIRAHAT
1. SKENARIO KLINIK:
Pertama kali didapatkan Nyonya. N datang ke Puskesmas dengan keluhan : lelah, merasa
energi tidak pulih walaupun telah tidur sudah 3 hari yang lalu, hasil pemeriksaan diperoleh
data tekanan darah 190/110 mmHg, tampak lesu,.
.TUGAS :
1. Lakukan perumusan masalah keperawatan keluarga Nyonya N
2. Lakukan tindakan keperawatan keluarga Nyonya N.
Instruksi :
1. Penguji mengamati teruji melakukan perumusan masalah
2. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan tindakan kepada
anggota keluarga Nyonya N.

DIAGNOSA: keletihan berhubungan dengan penyakit kronis (HT) dibuktikan dengan pasien
merasa lelah, merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur sudah 3 hari yang lalu, pasien
tampak lesu. TD : 190/110 mmHg
Gejala mayor yg tidak dijelaskan pd kasus:
- kurang tenaga
- tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin
Gejala minor yang tidak dijelaskan pada kasus :
- merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung jawab
- libido menurun
- kebutuhan istirahat meningkat
INTERVENSI UTAMA
1. Manjemen Energi
- anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
2. Edukasi aktivitas/istirahat
- jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/ olahraga secara rutin
- anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
- ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan
2. SKENARIO KLINIK:
Pertama kali didapatkan Tuan B datang ke Puskesmas dengan keluhan sulit tidur, sering jaga
saat malam sudah 2 hari yang lalu, pemeriksaan diperoleh data : gelisah, muka pucat.
.TUGAS :
1. Lakukan perumusan masalah keperawatan keluarga Tuan B
2. Lakukan tindakan keperawatan keluarga Tuan B
Instruksi :
1. Penguji mengamati teruji melakukan perumusan masalah
2. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan tindakan
kepada anggota keluarga Nyonya N.
DIAGNOSA: gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur dibuktikan
dengan pasien mengeluh sulit tidur dan mengeluh sering terjaga
Gejala mayor yg tidak dijelaskan pd kasus:
- mengeluh tidak puas tidur
- mengeluh pola tidur berubah
- mengeluh istirahat tidak cukup
Gejala minor yg tdk dijelaskan pd kasus :
- mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
INTERVENSI
1. Edukasi aktivitas/istirahat
- ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
- anjurkan menyusun jadwal aktivitas/istirahat
2. Dukungan tidur
- identifikasi faktor menganggu tidur (fisik/ psikologis)
- batasi waktu tidur siang
- lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyaman ( pijat, pengaturan posisi, tatapi
akupresur)
- ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (psikologis, gaya
hidup , sering berubah shift kerja)
3. SKENARIO KLINIK:
Tuan S, usia 65 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan : sulit menggerakan ekstremitas
atas dan bawah sebelah kanan, hasil pemeriksaan diperoleh data : kekuatan otot menurun,
rentang gerak (ROM) menurun, tekanan darah 190/110 mmHg
.TUGAS :
1. Lakukan perumusan masalah keperawatan keluarga Tuan S.
2. Lakukan tindakan keperawatan keluarga Tuan S.
Instruksi :
1. Penguji mengamati teruji melakukan perumusan masalah
2. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan tindakan
kepada anggota keluarga Tuan S.
DIAGNOSA : gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
dibuktikan dengan pasien mengeluh sulit menggerakan ekstermitas, kekuatan otot menurun,
rentang gerak (ROM). TD: 190/110 mmHg
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan TTV
4. Pemeriksaan penunjang
Gejala minor yang tidak dijelaskan pada kasus
- nyeri saat bergerak
- enggan melakukan pergerakan
- merasa cemas saat bergerak
- sendi kaku
- gerakan tidak terkooordinasi
- gerakan terbatas
- fisik lemah
INTERVENSI :
1. Dukungan Mobilisasi
- identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
- libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
- ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
2. Dukungan Ambulansi
- fasilitasi aktivitas ambulansi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)
- anjurkan melakukan ambulansi dini
4. SKENARIO KLINIK:
Tuan A, Usia 67 datang ke Puskesmas dengan keluhan sulit tidur, sering terjaga saat malam
hari, istirahat tidak cukup sudah 2 hari yang lalu, pemeriksaan diperoleh data : gelisah,
muka pucat.
TUGAS :
1. Lakukan perumusan masalah keperawatan keluarga Tuan A
2. Lakukan tindakan keperawatan keluarga Tuan A.
INSTRUKSI :
1. Penguji mengamati teruji melakukan perumusan masalah
2. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan tindakan
kepada anggota keluarga Tuan A.
DIAGNOSA: gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur dibuktikan
dengan pasien mengeluh sulit tidur dan mengeluh sering terjaga
Gejala mayor yg tidak dijelaskan pd kasus:
- mengeluh tidak puas tidur
- mengeluh pola tidur berubah
- mengeluh istirahat tidak cukup
Gejala minor yg tdk dijelaskan pd kasus :
- mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
INTERVENSI
1. Edukasi aktivitas/istirahat
- ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
- anjurkan menyusun jadwal aktivitas/istirahat
2. Dukungan tidur
- identifikasi faktor menganggu tidur (fisik/ psikologis)
- batasi waktu tidur siang
- lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyaman (pijat, pengaturan posisi, tatapi akupresur)
- ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (psikologis, gaya
hidup , sering berubah shift kerja)

I. SIRKULASI
1. SKENARIO KLINIK:

Seorang laki-laki, berusia 65 tahun diantar keluarganya ke unit gawat darurat, hasil
pengkajian yang didapatkan perawat adalah klien tiba tidak sadarkan diri setelah makan siang
di rumah makan 10 menit yang lalu. Keterangan keluarga klien memiliki riwayat hipertensi
dan DM sejak 10 tahun yanag lalu.

TUGAS :

1.Lakukan pengkajian cepat terhadap klien tersebut

2.Lakukan pengkajian

C : Cek sirkulasi dengan cek nadi karotis teraba atau tidak

Jawaban : tidak teraba nadi karotis

A : lihat jalan napas apakah ada sumbatan apa tidak dengan cara melihat apakah ada benda
asing pada mulut ataupun hidung

Jawaban : tidak ada sumbatan jaan napas

B : lihat dan dengarkan apakah ada napas pada pasien dengan cara meihat pergerakan dada
dan tarikan cuping hidung pasien

Jawaban : hailnya tidak ada napas,tidak ada pergerakan dada dan cuping hidung}

Selanjutnya aktifkan codeblue karena pasien tidak sadar,tidak ada nadi,dan tdak ada napas

Masalah keperawatan : Gangguan Sirkulasi Spontan berhubungan dengan abnormalita


skelistrikan jantung dibuktikan dengan pasien tidak berespon dan tidak sadar ,nadi tidak
teraba,tekanan darah tidak teraba,napas tidak teraba.

 Lakukan tindakan yang dibutuhkan

Lakukan tindakan cpr pada pasien

- Posisikan pasien pada posisi terlentang

- Lakukan kompresi dada selama 5 siklus yaitu terdiri dari 30 kompresi dada dengan 2
kali ventilasi

- Lakukan tindakan kompresi sampai ditemukan nadi,dan napas pada pasien atau
perawat kelelahan atau timbul tanda-tanda kematian biologis
- Jika pasien nadi dan napas sudah ditemukan lakukan recovery position pada pasien

2.SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki usia 45 tahun diantar ke IRD dalam keadaan sadar. Hasil pengkajian
dikatakan pasien mengalami kecelakan lalulintas. Tampak terdapat perdarahan pada lengan
atas kanan dan darah terus keluar.

TUGAS :
1. Lakukan pengkajian gawat darurat pada perdarahan aktif
1.Kaji tempat perdarahan dimana
2.lihat tanda-tanda shock (cek crt <3 detik apa lebih, sianosis apa tidak,kulit atau akral
dingin apa tidak,cek kesadaran)
2. Lakukan tindakan menghentikan perdarahan secara cepat
- Lakukan pembaLutan dengan PRINSIP TET yaitu tutup ,elevasi atau tinggikan dan
tekan titik tekan. Ingat pada saat ikat,ikat pada bagian luka yang artinya itu adalah
bagian yang luka.
3. Tunjukan perlaku professional

Anda mungkin juga menyukai