Anda di halaman 1dari 2

PENGANTAR SEJARAH EKONOMI

“Tragedi Lahan Bersama”

DISUSUN OLEH:
PUTRI NABILA
(F061201008)

PROGRAM STUDI IMU SEJARAH


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Tragedi Lahan Bersama

Saya berdomisili di kabupaten pangkep yang terkenal dengan kepulauannya yang dimana
sebagian besar berprofesi sebagai seorang nelayan dan sumber penghasilan dari laut. Untuk
disekitar lingkungan saya dulu terdapat sebuah sungai yang menjadi sumber tangkap ikan bagi
para penjual ikan di pasar. Beberapa tahun yang lalu sungai ini masih sangat alami dan banyak
populasi ikan di dalamnya. Setiap hari para penangkap ikan datang untuk mencari ikan untuk
dijual kembali, semakin lama banyak masyarakat disekitar yang tahu akan hal ini akhirnya
semakin banyak pula yang memanfaatkan sungai. Akibatnya banyak yang dulunya
pengangguran memanfaatkan sumber daya ini sebagai ladang penghasilan, profesi penjual ikan
di pasar semakin meningkat. Banyak dari mereka yang bahkan mulai menangkap ikan dari jam 3
subuh untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal. Semakin banyak persaingan banyak
nelayan yang menggunakan cara yang salah demi menangkap ikan dengan mudah dan banyak.
Sampai pada akhirnya banyak nelayan yang menggunakan alat untuk menyetrum ikan sehingga
lebih mudah ditangkap. Karena semakin hari terjadinya pelonjakan penangkapan ikan hingga
populasi ikan semakin berkurang karena terhambatnya perkembangan ikan. Semakin hari
populasi ikan di sungai ini mulai berkurang akhirnya banyak perekonomian masyarakat yang
dulunya memanfaatkan sungai ini terdampak. Saat ini populasi ikan di sungai itu sudah benar-
benar punah.

Seharusnya bagi para penangkap ikan yang memanfaatkan sumber daya sungai ini sadar sejak
dulu untuk tidak berlebihan dalam menangkap ikan dan memahami dampak yang terjadi jika
berlebihan menangkap ikan di sungai. sungai ini dan daerah sekitarnya dibeli oleh suatu
perusahaan dan dijadikan sebagai tambang tanah pasir laut yang digunakan untuk pembangunan
karena selain nelayan aktifitas pertambangan tanah banyak di daerah sekitar sungai. Artinya di
sungai ini terjadi privatisasi commons yang tadinya milik bersama dan sekarang menjadi milik
perusahaan. Selain itu masyarakat disekitar sungai saat ini tidak mendapatkan manfaat setelah
adanya pertambangan tanah pasir itu hanya sebagian besar masyarakat yang dipekerjakan di
tambang tersebut. Sebelum ada aktivitas pertambangan dulunya pemerintah sempat ingin
membuat sungai ini sebagai tempat wisata namun karena banyaknya pertimbangan seperti
susahnya akses menuju sungai ini pemerintah akhirnya menunda rencananya.

Anda mungkin juga menyukai