Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bali merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi perairan yang cukup
besar. Banyak penduduk Bali yang sebagian besar mata pencahariannya terdapat di perairan.
Namun kehidupan para nelayan di bali semakin hari semakin berkurang di karenakan para
nelayan beralih profesi ke sektor pariwasata dan lain sebagainya. Banyak faktor yang
mempengaruhi nelayan berhenti melaut dan tak sedikit nelayan yang bertahan terganggu
perekonomiannya.
Daerah Klungkung merupakan suatu daerah yang masih terdapat nelayan. Pantai
Kusamba merupakan tulang punggung bagi nelayan di desa tersebut. Kenyataannya, nelayan
yang mendiami pesisir pantai kusamba justru berada di bawah garis kemiskinan dan selama
ini menjadi golongan yang paling terpinggirkan karena kebijakan dalam pembangunan yang
lebih mengarah kepada daratan.
Hal tersebut menimbulkan sebuah ironi yang sangat bagi kita semua karena
bagaimana bisa, sebuah negeri dengan kekayaan laut yang begitu melimpah malah tidak
memberikan kesejahteraan bagi para nelayan? Apa sebetulnya yang menjadi masalah?
Tulisan berikut ini akan mencoba untuk menguraikan permasalahan tersebut secara lebih
mendalam.

B. Rumusan masalah
Berkaca pada latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat kami ambil adalah :
1. Bagaimanakah kondisi pantai di desa Kusamba?
2. Apakah penyebab banyaknya nelayan miskin di desa Kusamba?
3. Faktor apakah yang mempengaruhi nelayan Kusamba beralih profesi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi nelayan yang ada di Desa Kusamba.
2. Untuk Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi nelayan Kusamba gagal
melaut.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Pantai Kusamba
Pantai Kusamba merupakan obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi di
pulau Bali, terletak sekitar 7 km ke arah timur dari kota Semarapura, Klungkung. Lokasinya
sangat mudah ditemukan dan juga terdapat banyak angkutan mulai dari kendaraan sewaan
maupun angkutan umum yang senantiasa terjaga untuk menuju ke objek wisata ini.
Pantai Kusamba merupakan salah satu surga perairan yang ada di Pulau Dewata.
1

Pantai Kusamba ini sudah tak asing lagi bagi kalangan wisatawan domestik maupun asing
karena telah memiliki nama. Selain pantainya yang nyiur indah lokasinya yang mudah
dijangkau menjadikan Kusamba banyak dijadikan pilihan favorit untuk diakrabi oleh
berbagai kalangan wisatawan.
B. Penyebab banyaknya nelayan miskin di desa Kusamba
Kondisi nelayan di desa Kusamba mengalami beberapa faktor yang membuat nelayan
di desa tersebut berhenti melaut. Salah satunya adalah cuaca buruk yang terjadi belakangan
ini di wilayah Klungkung. Cuaca buruk ternyata tidak hanya berdampak bagi nelayan.
Namun, kondisi cuaca buruk yang terjadi juga berdampak terhadap aktivitas pemindangan
ikan di Desa Kusamba, Dawan, Klungkung. Aktivitas yang biasa ramai, kini justru sepi
karena tidak ada ikan yang bisa diolah menjadi pindang. Apalagi pasokan ikan yang biasanya
datang dari luar Bali juga tidak datang.
Namun pasokan ikan dari luar juga tidak menjamin dibeli warga karena harganya juga
tidak terjangkau atau terlalu mahal. Dari pantuan di lapangan, kondisi pemindangan di
Kusamba betul-betul sepi dari aktivitas. Dari 72 dapur pemindangan, hanya 10 saja yang
masih aktif. Itupun yang aktif hanya separuh waktu mengolah ikan agar kegiatan usahanya
terus berjalan. Sedangkan selebihnya hanya mampu menunggu pasokan dari tangkapan
nelayan lokal baik di Kusamba, Nusa Penida maupun wilayah Karangsem. Namun dengan
minimnya hasil tangkapan ikan nelayan juga membuat harga ikan naik drastis. Biasanya
perekor ikan dibeli dari nelayan Rp 4.000. Tapi dengan kondisi cuaca buruk dan hasil
tangkapan ikan yang minim, harga ikan di tingkat nelayan naik menjadi Rp 6.000 perekor.
Selain itu juga cuaca buruk yang terjadi belakang ini membuat ratusan nelayan gigit
jari. Pasalnya, kondisi gelombang besar dan angin kencang membuat mereka takut melaut.
Bahkan untuk menyiasati agar dapur tetap ngebul, mereka terpaksa beralih profesi
mengumpulkan batu sikat untuk dijual.
Seperti yang terlihat di pesisir Pantai Kusamba, Klungkung. Sepanjang Pantai
Kusamba ratusan perahu milik nelayan ditambatkan di pinggir pantai. Bahkan, perahu-perahu
nelayan tersebut tampak sudah lama tidak melaut sampai ada yang ditaruh jauh ke pinggir
dari bibir pantai. Hal itu dilakukan karena mereka waswas dengan besarnya ombak bisa
menyeret perahu-perahu mereka ke dalam laut. Seorang nelayan, mengaku sudah satu
minggu tidak melaut mencari ikan. Kondisi itu tidak saja terjadi akibat minimnya ikan di laut,
juga situasi cuaca yang buruk belakangan ini terjadi. Dengan tidak bisa melaut, para nelayan
juga mengaku kewalahan memenuhi kebutuhan dapur. Apalagi selama ini mereka hanya
menyambung hidup menjadi seorang nelayan. Namun dengan melihat kondisi saat ini,
nelayan lainnya tidak bisa berbuat banyak. Para nelayan terpaksa memanfaatkan batu sikat
yang berserekan di bibir pantai untuk dijual. Satu demi satu batu dikumpulkan dan kemudian
dimasukkan ke dalam ember yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
2

Walaupun dikatakan sekadar mengumpulkan batu, batu yang dikumpulkan tidak


gampang untuk dicari. Batu seukuran ujung kelingking ini harus diambil yang pilihan dengan
warna hitam gelap dan sedikit licin. Untuk satu ember batu seukuran lima liter hanya dihargai
Rp 12.500. Jumlah batu yang dikumpulkan itu juga akan dipilih lagi oleh pengepul agar tidak
ada batu yang kualitasnya tidak sesuai dengan yang dipesan. Para nelayan Kusamba hanya
berharap kondisi air di laut agar segera mengecil, sehingga nelayan lainnya bisa melaut untuk
mencari ikan.

C. Faktor-faktor mempengaruhi nelayan Kusamba beralih profesi

Cuaca Buruk
Cuaca buruk yang terjadi di Pantai Kusamba adalah faktor utama yang
mempengaruhi para nelayan Kusamba untuk melaut. Gelombang besar dan angin
kencang membuat para nelayan Kusamba takut melaut.

Hasil Tangkap Minim


Dikarenakan para industri besar menangkap ikan dengan trawler sehingga ikan
yang ada di perairan dalam ikut terjerat. Hal inilah yang menyebabkan para nelayan
kusamba menjadi minim tangkapan.

Naiknya harga BBM


Ini juga menjadi permasalahan para nelayan Kusamba yang menggunakan
perahu bermotor yang perlu BBM dan berhubungan dengan solar yang di subsidi.

Profesi yang lebih menjanjikan


Mengingat adanya faktor-faktor seperti diatas para nelayan Kusamba lebih
memilih untuk mengumpulkan batu sikat untuk dijual kembali ke pengepul sebagai
bahan bangunan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak faktor yang membuat nelayan Kusamba beralih profesi bahkan tak
banyak nelayan yang miskin karena tangkapan yang minim yang diakibatkan cuaca
buruk yang menimbulkan air pasang dan gelombang besar. Inilah yang menjadikan
nelayan Kusamba beralih profesi ke profesi yang lebih baik yang dapat memajukan
perekonomian mereka sehingga kebiasaan melaut pun mulai ditinggalkan, dan anak
anak muda lebih gengsi menjadi nelayan dan lebih memilih profesi yang menjanjikan.
Seiring menurunnya jumlah nelayan, timbul dampak negatif, seperti ikan busuk yang
dimanfaatkan kembali dengan diberi pewarna textile untuk menambah keuntungan.
3

DAFTAR PUSTAKA
http://fajarbali.com/index.php/home/home/636-nelayan-kusamba-paceklik-ikan.html
http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=70572
http://www.denpostnews.com/klungkung/cuaca-buruk-nelayan-kusamba-beralih-cari-batusikat.html

Anda mungkin juga menyukai