www.gunadarma.ac.id
04 Ilmu
Komunikasi
Ilmu
Komunikasi
Keberadaan Indonesia sebagai
bangsa multietnik cukup memiliki
potensi konflik yang perlu menjadi
perhatian bersama. Beberapa
konflik berlatar belakang etnik
dan ras pernah terjadi di
Indonesia:
Sumber: www.kompas.com
www.fikom.gunadarma.ac.id
Sumber: www.kompas.com
www.fikom.gunadarma.ac.id
Sumber: www.kompas.com
www.fikom.gunadarma.ac.id
Konflik antar etnik di atas jika ditinjau dari perspektif
komunikasi antarbudaya bermula dari perbedaan identitas
budaya yang dikomunikasikan secara etnosentris.
www.fikom.gunadarma.ac.id
Dorais (1988) menjelaskan bahwa identitas
budaya merupakan kesadaran dasar terhadap
karakteristik khusus kelompok yang dimiliki
seseorang dalam hal kebiasaan hidup, adat,
bahasa, dan nilai-nilai.
www.fikom.gunadarma.ac.id
Proses Pembentukan Identitas Budaya (Liliweri)
Identitas budaya terbentuk secara tidak disengaja,
identitas budaya yang terbentuk dengan sengaja untuk
dicari, diperoleh dari sesuatu, konformitas dan
internalisasi, resistensi, dan separatisme serta integrasi.
www.fikom.gunadarma.ac.id
IDENTITAS GENDER
www.fikom.gunadarma.ac.id
IDENTITAS GENDER
Contoh:
Di Jawa, perempuan identik dengan peran sebagai ibu
rumah tangga, sedangkan laki-laki memiliki peran
non-domestik. Namun seiring dengan berkembangnya
zaman, peran sosial mulai bertukar dengan adanya
konsep kesetaraan gender, dimana harus ada kerelaan
untuk saling melengkapi peran satu sama lain.
www.fikom.gunadarma.ac.id
IDENTITAS GENDER
● Cambridge Dictionary, gender adalah keadaan yang
menggambarkan laki-laki atau perempuan.
● Santrock (2002), gender adalah rasa sebagai laki-laki atau
perempuan, yang diperoleh oleh sebagian anak-anak pada
waktu mereka berusia 3 tahun. Rasa tersebut yang
mendorong seseorang untuk berpikir, bertindak, merasa,
berperilaku, dan bersikap yang mengarah pada feminisme
atau maskulinisme.
www.fikom.gunadarma.ac.id
IDENTITAS GENDER
www.fikom.gunadarma.ac.id
IDENTITAS RAS
www.fikom.gunadarma.ac.id
IDENTITAS ETNIK
www.fikom.gunadarma.ac.id
KOMUNIKASI SEBAGAI IDENTITAS
SOSIAL
1. Komunikasi antar etnik
2. Komunikasi antar ras
3. Komunikasi intra keluarga
4. Komunikasi kelas sosial
5. Komunikasi antar anggota geografis
6. Komunikasi antara desa dengan kota
7. Komunikasi regional
8. Komunikasi gender
9. Komunikasi budaya organisasi
10. Komunikasi keluarga
www.fikom.gunadarma.ac.id
KOMUNIKASI ANTAR ETNIK
● Sekumpulan orang yang memiliki ciri “kebudayaan” yang relative sama
sehingga kebudayaan tersebut menjadi panutan para anggota
kelompoknya.
● Pengertian etnik sepadan dengan kelompok agama, suku bangsa,
organisasi sosial dan politik.
● Hanya karena para anggotanya memiliki nilai-nilai budaya yang sama
sehingga tertutup bagi orang lain untuk memasuki kelompok etnik
tersebut.
● Komunikasi antarpribadi/ kelompok yang terjadi di antara kelompok
agama (antara orang Protestan dengan orang Hindu), suku (antara
orang Flores dan Rote), dsb dapat dikategorikan sebagai komunikasi
antar etnik.
www.fikom.gunadarma.ac.id
KOMUNIKASI ANTAR RAS
• Ras adalah aspek genetikal yang terlihat sebagai ciri khas dari
sekelompok orang.
• Umumnya aspek genetikal dikaitkan dengan ciri fisik/ tubuh, warna
kulit, warna rambut, dll.
• Orang Cina merupakan ras kuning
• Orang Afrika merupakan ras hitam
• Orang Malaysia merupakan ras cokelat
• Komunikasi antar ras diwujudkan dalam komunikasi antar individu/
kelompok yang berbeda ras.
• Misalnya komunikasi antara orang Jepang dengan orang Hawaii di
Honolulu.
www.fikom.gunadarma.ac.id
KOMUNIKASI GENDER
• Bertujuan untuk membedakan pola-pola komunikasi antarpribadi
dengan mempertimbangkan perbedaan jenis kelamin
• Perbedaan perilaku disebabkan oleh karena perbedaan faktor-faktor
persepsi antar personal/ inter personal, perbedaan latar belakang
kebudayaan yang mengajarkan orientasi budaya terhadap perempuan
atau laki-laki.
www.fikom.gunadarma.ac.id
AKULTURASI
Kodiran (1998) akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih
yang berbeda sama sekali berpadu sehingga proses atau penyebaran
unsur-unsur kebudayaan asing lambat laun diolah sedemikian rupa ke
dalam kebudayaan asli dengan tidak menghilangkan identitas atau
keasliannya.
www.fikom.gunadarma.ac.id
Contoh akulturasi adalah kesenian Gambang Kromong dari Betawi
(Jakarta) yang sering dipertunjukkan untuk mengiringi lenong.
Dalam hal ini yaitu alat musik gamelan berpadu dengan alamat musik
khas Tiongkok yaitu tehyan, sukong, dan kongahyan.
www.fikom.gunadarma.ac.id
ASIMILASI
Park dan Burgess: asimilasi adalah mengatakan bahwa asimilasi
merupakan suatu proses interpretasi dan fusi. Melalui proses ini
orang-orang dan kelompok-kelompok memperoleh memori, sentimen, dan
sikap orang-orang atau kelompok lainnya, dengan berbagai pengalaman
dan sejarah, tergabung dengan mereka dalam suatu kehidupan budaya
yang sama.
www.fikom.gunadarma.ac.id
Contoh asimilasi adalah perayaan Valentine day di Indonesia pada
tanggal 14 Februari.
www.fikom.gunadarma.ac.id
Proses akulturasi dan asimilasi dapat memberikan dampak
positif dan negatif, tergantung dari bagaimana masyarakat
menerima proses asimilasi dan akulturasi tersebut. Dampak
bersifat personal.
www.fikom.gunadarma.ac.id
ENKULTURASI
www.fikom.gunadarma.ac.id
Contoh enkulturasi adalah kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua
pada anaknya untuk memberikan dan menerima sesuatu dengan
tangan kanan.
Hal ini dilakukan sejak masih kecil sampai dewasa dan kemudian
kebiasaan tersebut diturunkan ke generasi berikutnya.
www.fikom.gunadarma.ac.id
KONSEP AFILIASI DALAM
KELOMPOK BUDAYA
• Berkaitan dengan kebutuhan kelompok dalam membangun
pertalian dengan budaya.
• McClelland (1987), kebutuhan afiliasi adalah sebuah kebutuhan
untuk menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain.
• Puta dan Marheni (2015) mendefinisikannya sebagai kebutuhan
untuk membangun, mempertahankan, atau memulihkan
secara positif hubungan afektif dengan orang lain atau
kelompok.
• Afiliasi budaya diperlukan untuk mendapatkan kerja sama,
menghindari kelompok, mendapatkan pengakuan, dan
membangun hubungan harmonis.
www.fikom.gunadarma.ac.id
KONSEP AFILIASI DALAM
KELOMPOK BUDAYA
Menurut Hill, kebutuhan afiliasi terdiri dari 4 aspek:
1. Kebutuhan atas stimulasi positif (need for positive
stimulation)
2. Kebutuhan akan dukungan sosial (need for social support)
3. Kebutuhan akan perhatian (need for attention)
4. Kebutuhan akan perbandingan sosial (need for social
comparison).
www.fikom.gunadarma.ac.id
TERIMA
KASIH
www.fikom.gunadarma.ac.id