Anda di halaman 1dari 14

KURIKULUM MERDEKA

BAHAN AJAR
USAHA DAN ENERGI

KELAS X

SMK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan izin-Nyalah penulis telah

diberi kesempatan, kesehatan, dan ketabahan sehingga penulis dapat menyelesaikan

Bahan Ajar Usaha dan Energi. Selanjutnya Sholawat dan salam tidak lupa penulis

sampaikan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga

beliau, para sahabat dan pengikut beliau. Adapun Bahan Ajar ini berjudul: “Lembar

kerja Peserta Didik Berbasis PBL (Problem Based Learning) pada Materi Usaha dan

Energi” Penulis menyadari bahwa dalam penulisan bahan ajar ini masih ada

kekurangan maka penulis sangat berharap kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini dan semoga dapat

bermanfaat bagi kita semua, Aamin Ya Rabbal Alamin.

Tulungagung, September 2022

PENYUSUN
PETA KONSEP

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik dapat menganalisis besaran-besaran Fisika yang berkaitan dengan


Usaha
2. Peserta didik dapat menghitung besarnya usaha yang bekerja pada benda
3. Peserta didik dapat menganalisis besaran-besaran Fisika yang mempengaruhi energi
potensial
4. Peserta didik dapat menghitung energi potensial yang bekerja pada suatu benda
5. Peserta didik dapat menganalisis besaran-besaran Fisika yang mempengaruhi energi
kinetik
6. Peserta didik dapat menghitung energi kinetik yang bekerja pada suatu benda
COBA BAYANGKAN SEJENAK ………………………..

Permainan tarik tambang seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini merupakan
salah satu permainan yang menerapkan konsep fisika di dalamnya. Untuk
memenangkan permainan ini, salah satu regu harus menarik tambang hingga
melewati batas yang telah ditentukan. Coba kalian bayangkan dari ilustrasi ini apa
sajakah besaran dalam fisika yang berlaku dalam permainan ini?

Sumber: fisikakontekstual.com

Gambar Sekelompok anak yang sedang bermain tarik tambang


A. USAHA
A. USAHA
Ahmad mendorong sebuah balok. Ia memberika gaya konstan sebesar F
newton, ternyata balok bergeser sejauh s meter searah dengan F. Kita bisa
menghitung besarnya usaha W adalah :

Gambar 1.4 Usaha yang dilakukan benda


𝑤 = 𝐹. 𝑠. 𝑐𝑜𝑠𝜃
Keterangan:
𝑤 : Usaha (J)
𝐹 : Gaya (N)
𝑠 : Perpindahan (m)
𝜃 : Sudut antara gaya yang diberikan terhadap arah perpindahan

B. ENERGI
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha.
1. Energi Potensial
Energi potensial diartikan sebagai energi yang dimiliki benda karena keadaan atau
kedudukan (posisinya). Misalnya, energi pegas (per), energi ketapel, energi busur,
dan energi air terjun. Energi potensial juga dapat diartikan sebagai energi yang
tersimpan dalam suatu benda. Misalnya energi kimia dan energi listrik. Contoh
energi kimia adalah energi minyak bumi dan energi nuklir.
Gambar 1.2 Energi Potensial Grafitasi
𝑬𝒑 = 𝒎 𝒈 𝒉
Keterangan:
𝐸𝑝 : Energi Potensial (J)
𝑚 : Massa (Kg)
𝑔 : Percepatan Grafitasi (m/s2)
ℎ : Ketinggian terhadap acuan (m)

Energi Potensial Pegas

Gambar 1. 3 Grafik Hubungan antara gaya dan pertambahan panjang

Energi potensial pegas dapat ditentukan dari grafik gaya pegas (F) terhadap
pertambahan panjang pegas (∆x):

𝟏
𝑬𝒑 = 𝒌 ∆𝒙𝟐
𝟐
𝐸𝑝 :Energi Potensial Pegas (J)
𝑘 : Konstanta Pegas (N/m)
∆𝑥 : Pertambahan Panjang pegas (m)
2. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena geraknya.
Secara umum energi kinetik suatu benda yang memiliki massa m dan bergerak
dengan kecepatan v dirumuskan oleh persamaan
berikut:
𝟏
𝑬𝒌 = 𝒎 𝒗𝟐
𝟐
Keterangan :

𝐸𝑘 : Energi Kinetik (J)


𝑚 : Massa (Kg)
𝑣 : Kecepatan (m/s)

3. Energi Mekanik
Energi mekanik didefinisikan sebagai penjumlahan antara energi kinetic dan
energi potensial. Untuk lebih memahami energi kinetik perhatikan sebuah bola
yang dilempar ke atas. Kecepatan bola yang dilempar ke atas makin lama makin
berkurang.

Makin tinggi kedudukan bola (energi potensial gravitasi makin besar),


makin kecil kecepatannya (energi kinetik bola makin kecil). Saat mencapai
keadaan tertinggi, bola akan diam. Hal ini berarti energi potensial gravitasinya
maksimum, namun energi kinetiknya minimun (v = 0).

𝐸𝑀 = 𝐸𝑘 + 𝐸𝑝
Energi mekanik yang dimiliki oleh suatu benda adalah kekal (tetap).
Pernyataan ini disebut hukum kekekalan energi mekanik. Hukum kekekalan
energi mekanik dapat dirumuskan sebagai berikut.

𝐸𝑀𝐴 = 𝐸𝑀𝐵
𝐸𝑃𝐴 + 𝐸𝑘𝐴 = 𝐸𝑃𝐵 + 𝐸𝑘𝐵
Perlu digaris bawahi bahwa hukum kekekalan energi mekanik berlaku
hanya jika tidak ada energi yang hilang akibat adanya gaya konservatif.
Misalnya akibat gesekan udara maupun gesekan antara dua bidang yang
bersentuhan. Gaya konservatif adalah gaya yang tidak bergantung pada
lintasan, tetapi hanya ditentukan oleh keadaan awal dan akhir.

A. HUBUNGAN ENERGI DAN USAHA

Gambar 1.5 Balok mengalami perpindahan dan perubahan kecepatan


Balok bermassa m bergerak dengan kecepatan awal v0. Karena pengaruh
gaya F , maka balok setelah t sekon kecepatannya menjadi vt dan berpindah sejauh
s.
𝒘 = 𝑭. 𝒔 = 𝒎. 𝒂. 𝒔
𝟏
𝒘= 𝒎. 𝒗𝟐𝒕 − 𝒗𝟐𝟎
𝟐
Hubungan tersebut secara fisis dikatakan bahwa usahayang dilakukan oleh
gaya sama dengan perubahan energi kinetik benda.
𝒘 = 𝒎. 𝒈. 𝒉
𝒘 = 𝒎. 𝒈. (𝒉𝟏 − 𝒉𝟐 )
𝒘 = 𝑬𝑷𝟏 − 𝑬𝑷𝟐
Besarnya energi potensial gravitasi sama dengan energi potensial akhir dikurangi
energi potensial mula-mula. Persamaan ini menyatakan bahwa usaha yang
dilakukan oleh gaya gravitasi sama dengan minus perubahan energi potensial
gravitasi
D. DAYA

Daya didefinisikan sebagai kecepatan melakukan usaha atau kemampuan untuk


melakukan usaha tiap satuan waktu. Daya dirumuskan dengan persamaan :
𝒘
𝑷=
𝒕
𝑭. ∆𝒙
𝑷= ⃗
= 𝑭. 𝒗
𝒕
Keterangan :
𝑃 : Daya (J/s) atau Watt
𝑤 : Usaha (J)
𝑡 : Waktu (s)
∆𝑥 : Perpindahan (m)
𝑣 : Kecepatan (m/s)
𝐹 : Gaya (N)

Efisiensi konverter energi dirumuskan dengan :


𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
𝜂= 𝑥100%
𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛
𝜂 : Efisiensi konverter
PENERAPAN ENERGI KINETIK DAN
POTENSIAL DALAM KEHIDUPAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik dapat menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi


dengan hukum kekekalan energi mekanik, serta dapat menerapkan hukum
kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-
hari.

Gambar 1.1 ilustrasi foto roller coaster (Stephen Hateley/Unsplash)

Banyak dari kendaraan rekreasi dipekan raya atau taman hiburan yang
menggunakan energi kinetik. Misalnya, kereta luncur (roller coaster). Kereta ini mula-
mula dinaikkan ke atas lereng yang curam, dan kemudian dilepaskan. Kereta ini
melaju direlnya tanpa ada mesin yang menjalankannya sepanjang lintasan. Hal ini
bisa terjadi karena puncak lereng lebih tinggi dari bagian lintasan rel yang lain. Kereta
luncur mendapat simpanan energi potensial yang banyak, yang kemudian berubah
menjadi energi kinetik saat gaya gravitasi menarik kereta ini.
ROLLER COASTER

1. Konsep Fisika Pada Roller Coaster


a. Energi potensial
Jadi, Energi potensial (Ep) yakni energi yang dikandung roller coaster
dikarenakan oleh posisinya, bernilai maksimum di posisi puncak lintasan.
Energi potensial bernilai nol di posisi lembah (posisi terendah) lintasan. Energi
potensial diubah menjadi energi kinetik, ketika roller coaster bergerak
menurun.

b. Energi kinetik
Jadi, Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
gerakannya. Semua benda yang bergerak memiliki energi kinetik. Jumlah
energi kinetik tergantung pada massa dan kecepatan benda. Roller coaster
memiliki banyak energi kinetik jika bergerak cepat dan memiliki massa yang
cukup berat. Secara umum, energi kinetik pada roller coaster adalah
maksimum ketika roller coaster mencapai ketinggian minimum.

c. Hukum kekekalan energi mekanik


Dalam proses perubahan energi Ek menjadi Ep dan Ep menjadi Ek ini,
sebagian energi diubah menjadi energi panas (kalor) karena adanya gesekan
(friksi). Misal, roda roller coaster dengan rel lintasan.
Energi total sistem tidak bertambah atau berkurang. Energi “hanya” berubah
bentuk (misal: Ek, Ep, kalor).
Ep dan Ek pada Roller Coaster

1. Di titik A, roller coaster memiliki EPmaks dan EK nol, karena roller


coaster belum bergerak.
2. Di titik B. roller coaster memiliki laju maks maka ia terus bergerak
ke titik
3. Di titik C benda tidak berhenti tapi sedang bergerak dengan laju
tertentu sehingga pada titik ini roller coaster berada pada ketinggian
maks dari lintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali
ke titik C. Pada titik C, semua EK Roller coaster kembali bernilai
maks sedangkan EP-nya nol.

2. Cara Kerja Roller Coaster


Roller Coaster dapat meluncur dengan cepatnya
adalah berkat energi potensial. Roller coaster
dinaikkan terlebih dahulu ke puncak bukit pertama
pada lintasan dengan menggunakan semacam ban
berjalan, seperti pegangan tangan pada tangga
berjalan (eskalator).

Lintasan naik ini dibuat tidak terlalu curam karena makin curam
lintasan, makin besar daya motor penggerak ban berjalannya. Puncak bukit
pertama dibuat lebih tinggi dari puncak bukit selanjutnya ataupun dari tinggi
loop (lintasan berbentuk tetes air). Hal itu bertujuan agar kendaraan memiliki
energi potensial yang cukup besar sehingga mampu melintasi seluruh lintasan
dengan baik.
Dari puncak yang paling tinggi itulah
coaster meluncur, saat meluncur turun,
kecepatan roller coaster semakin lama semakin
tinggi, dan akan kembali naik dengan cepat
menuju langit, pada saat naik sampai ke tempat
yang paling tinggi, kecepatan akan berkurang dan
memiliki energi potensial, kemudian bergerak
kembali meluncur ke bawah.

Ketika meluncur dari bukit pertama, penumpang dilepas dan jatuh bebas
dipercepat. Agar efek jatuh bebas ini dapat lebih dirasakan, lintasan luncuran
dibuat berbentuk seperti sebuah parabola (lintasan benda di bawah medan
gravitasi). Pada saat bergerak ke bawah, energi potensial akan berubah menjadi
energi kinetik (energi gerak). Semakin ke bawah maka kecepatan geraknya akan
semakin bertambah namun energi potensialnya semakin kecil sedangkan
energi kinetiknya semakin besar.

Memasuki loop, penumpang dihadapkan pada loop yang seperti tetes cair.
Loop tidak dibuat seperti lingkaran penuh karena pada titik terendah loop yang
berbentuk lingkaran penumpang akan mengalami bobot 6 kali bobot semula.
Bobot sebesar ini membahayakan penumpang karena darah tidak mampu
mengalir ke otak, mata berkunang-kunang, dan pingsan.

Ketika roller coaster yang memiliki energi kinetik yang


besar, kembali naik
ke tempat yang tinggi dan kecepatannya akan menurun
sedikit demi sedikit, hal ini karena energi kinetik
berkurang sedangkan energi potensialnya akan
kembali bertambah.
Perubahan energi potensial menjadi energi kinetik dan perubahan energi
kinetik menjadi energi potensial yang terjadi secara terus menerus inilah yang
membuat roller coaster yang tidak memiliki mesin dapat bergerak dengan cepat.
Pada saat meluncur dengan cepat, kita akan merasakan seolah-olah seluruh
tubuh kita ikut terbang atau perut jadi mual bahkan jantung jadi ikut berdesir,
itu adalah efek inersia yaitu efek yang membuat jantung dan alat-alat tubuh
kita sedikit terangkat dari tempatnya semula (inersia) karena gerakan yang
sangat kencang itu.

Di puncak loop, penumpang tidak akan jatuh karena gaya sentrifugal yang
dirasakan mampu mengimbangi gaya berat akibat tarikan gravitasi bumi. Gaya
sentrifugal juga dirasakan penumpang saat melintasi belokan belokan tajam
yang dibuat sepanjang lintasan. Saat roller coaster berbelok ke kanan,
penumpang akan terlempar ke kiri sebaliknya, ketika roller coaster berbelok ke
kiri, penumpang akan terlempar ke kanan. Penumpang akan terlempar lebih
keras jika berpegang erat-erat pada batang pengaman. Oleh karena itu,
sebaiknya tangan dibiarkan bebas sambil berteriak-teriak agar lebih nyaman.

Anda mungkin juga menyukai