Diajukan Oleh:
M. RAUZAN
Program Studi
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Tarbiyah
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang memiliki seluruh
isi alam ini yang menjadi penguasa dipermukaan bumi juga di akhirat nantinya,
yang menjadi hakim seadil-adilnya memberikan balasan atas setiap ummat manusia
muka bumi ini. Allah SWT bersifat Rahman dan Rahim, maka manusia selalu
mendapatkan taufiq dan hidayah-Nya sebagai orang yang beriman dan bertaqwa.
Shalawat dan salam kita sanjungkan kepangkuan alam Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa ummatnya dari alam jahiliyah ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Untuk memenuhi syarat mengikuti ujian tes pascasarjana oleh karena itu,
maka penulis membuat proposal / rencana penelitian yang berjudul “Peran Guru
Penulis menyadari sepenuhnya dalam proposal / rencana penelitian ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu prnulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kebaikan di masa yang akan dating. Semoga
proposal / rencana penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
iii
DAFTAR ISI
F. Kegunaan Penelitian................................................................................ 10
3. Metode Penelitian............................................................................. 11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan sosial dalam kehidupan manusia terjadi dalam beberapa fase dan
tindakan. Pada saat lahir manusia sebagai individu tumbuh dan berkembang lebih
banyak dalam lingkungan keluarga, dimana setiap hari melakukan interaksi hanya
dengan keluarga terutama dengan orang tua. Pada saat mulai tumbuh menjadi
keluarga dan pada fasenya manusia mulai mengenal lingkugan sosial yang lebih
luas.
Pada fase remaja manusia mulai mengenal dan membuat keterampilan baru.
Seiring tumbuh dan berkembang manusia sering melakukan dan menciptakan hal
baru, namun pada fase ini tidak banyak para remaja melakukan hal tidak baik akibat
dari pengaruh luar, seperti pengaruh dari teknologi atau pengaruh dari sesama
orang tua sehingga mereka banyak mencari kesenangan dari luar. Akibat dari itu
baik itu secara fisik maupun mental. Anak sebagai korban bullying akan mengalami
gangguan pada psikologi dan fisiknya, selain itu anak akan lebih sering kesepian
1
dan mengalami kesulitan dalam mendapatkan teman, sedangkan anak sebagai
ۤ ۤ
يٰٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن اٰ َمنُ ْوا ََل يَ ْس َخ ْر قَ ْوٌم ِم ْن قَ ْوٍم َع ٰٰٓسى اَ ْن يَّ ُك ْونُ ْوا َخْي ًرا ِمْن ُه ْم َوََل نِ َساءٌ ِم ْن نِ َسا ٍء
menyakiti secara fisik kepada sesama, karena bisa jadi orang yang diolok-olok atau
dihina lebih mulia dari yang mengolok-olok. Dalam tinjauan apapun, penghinaan
adalah perbuatan tercela karena menyakiti hati orang lain. Apalagi dilakukan di
Sufriani dan Eva Purnama Sari, Jurnal Idea Nursing, “Faktor yang Mempengaruhi
1
Bullying pada Anak Usia Sekolah Di Sekolah Dasar Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh”, (Vol 8
(3), 2017), hal. 1-2.
2
https://www.merdeka.com/quran/al-hujurat/ayat-11 diakses pada tanggal 22 Mei
2023
2
hadapan publik. Demikian halnya bullying di dunia nyata dan maya yang berisi
umpatan, ujaran kebencian, caci maki, sumpah serapah, atau serangan fisik kepada
Jadi, hukum bullying adalah haram, karena termasuk sikap dan perilaku
menyakiti orang lain yang dapat merusak nama baik (citra) atau harkat
kemanusiaan. Dengan alasan apapun, bullying tetap dilarang oleh Islam. Bagi para
pelaku yang terlanjur melakukannya harus meminta maaf kepada korban agar
Ada beberapa faktor yang dapat menjadikan seorang anak sebagai pelaku
bullying dan ada juga beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak menjadi
korban bullying. Salah satu penyebab seorang anak menjadi pelaku bullying adalah
pola asuh orang tua. Pola asuh yaitu bagaimana cara orang tua mendisiplinkan anak
serta pengaruh yang didapat dari luar. Sedangkan penyebab seorang anak menjadi
korban bullying adalah kurangnya interaksi yang dibangun oleh orang tua sehingga
seorang anak tidak memiliki tingkat kepercayaan diri maka dengan mudah
dan kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau secara berkelompok. Bullying
biasanya terjadi pada santri di dayah yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti
seorang santri yang terlalu dekat sama guru sehingga menimbulkan rasa iri pada
santri lain. Saat ini bullying sering terjadi didayah baik itu bullying fisik atau
bullying verbal. Pada tahap pertama di dayah bullying yang sering terjadi yaitu
3
bullying verbal, bullying yang dilakukan secara kata kata seperti celaan dan
perkataan kasar.
dinas pendidikan, dimana para santri dan guru dapat melalukan proses kegiatan
belajar mengajar dengan tenang dan aman tanpa ada gangguan dari luar. Kondisi
yang kondusif dapat meningkatkan kemampuan belajar dengan baik. Dayah yang
kemampuannya, tetapi pada kenyataan sekarang dayah juga menjadi sebuah tempat
dimana tindakan bullying terjadi. Sering kali perilaku bullying luput dari pandangan
orang tua dan guru, dikarenakan ketika sesama santri saling mengejek dan
menggangu, para guru serta orang tua menganggap hal tersebut hal biasa.
secara verbal banyak terjadi dan dialami oleh para santri di dayah, sehingga
mempengaruhi kosentrasi belajar santri. Di kutip dari halaman web KPAI (Komisi
semenjak dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 tingkat anak yang menjadi
korban bullying yaitu mencapai 480 orang, sedangkan yang menjadi pelaku
Dampak dari tindakan bullying yang di alami oleh seorang korban bullying
yaitu seperti kecemasan, merasa kesepian, rendah diri, tingkat kompetensi sosial
yang rendah dan penggunaan alkohol.3 Selain itu dampak dari bullying yaitu
3
Andri Priyatna, Lets End Bullying,(Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2010), hal.4.
4
biasanya korban akan menunjukkan sikap menghindar apabila ditanya, sulit untuk
Berbicara tentang bullying di dayah tidak terlepas dari peran guru di dayah
tersebut. Para guru wajib mengetahui tindakan yang dilakukan oleh para santrinya.
Berkaitan hal itu peran seorang guru juga sangat diperlukan didalamnya. Tidak
hanya sebatas kewajiban untuk mentransfer ilmu kepada santri, seorang guru juga
Seorang guru merupakan orang tua kedua bagi santri. Apabila terjadi suatu
tindakan yang tidak baik pada santrinya, seorang guru harus mampu mengatasi serta
memberi solusi yang baik untuk menyelesaikannya. Seperti tindakan bullying yang
sering dialami oleh para santri di dayah membutuhkan perhatian lebih dari guru.
Namun tidak banyak pihak dayah yang menutup rapat tentang tindakan bullying
yang terjadi di dayah dengan tujuan untuk menjaga nama baik dayah. Disinilah
peran penting seorang guru dalam menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual bagi
peserta didiknya. Adapun peran guru dalam mencegah tindakan bullying bisa
4
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. 6, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hal. 29.
5
YPI Darussa’adah Cot Tarom merupakan sebuah dayah yang berada di
dari hasil wawancara awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada salah seorang
guru yang berada di dayah tersebut. Pada observasi awal pernah terjadi tindakan
bullying yang dilakukan oleh santri yang mengakibatkan korban harus dilarikan ke
rumah sakit. Setelah kejadian itu, korban tidak bermondok lagi di dayah tersebut.
uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang lebih
B. Rumusan Masalah
Tarom?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memgetahui peran Guru
dalam mengatasi aksi bullying di YPI Darussa’adah Cot Tarom. Sedangkan secara
6
2. Untuk mengetahui bagaimana Kajian Teoritis Peran Guru Dalam Mengatasi
Bullying.
D. Landasan Teori
1. Definisi bullying
Bullying merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari
kata “bull” yang berarti benteng. Secara etimologi kata bully berarti penggertak,
orang yang menggangu yang lemah.5 Menurut Ken Rigby bullying adalah sebuah
hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan kedalam aksi yang menyebabkan
seseorang menderita. Aksi ini dilakukan oleh seseorang atau sekelompok yang lebih
kuat, tidak bertanggung jawab, dilakukan secara berulang dan dilakukan dengan
perasaan senang.6
maupun mental korban. Anak sebagai korban bullying akan mengalami gangguan
pada psikologi dan fisiknya, anak akan lebih sering mengalami kesepian dan
5
Widia Ayu Sapitri, Cegah dan Stop Bullying Sejak Dini, (Semarang: Guepedia,
2020),hal. 11.
6
Ponny Retno Astuti, Meredam bullying, 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan
pada Anak, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), hal. 3
7
Sufriani dan Eva Purnama Sari, “Faktor Yang Mempengaruhi Bullying Pada Anak
Usia Sekolah Di Sekolah Dasar Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh”, Jurnal Idea Nursing, Vol
8(3), 2017, hal. 1-2
7
2. Bullying dalam perspektif islam
Bullying adalah suatu kedzaliman terhadap orang lain. Beberapa ayat Al-
Qur’an telah dijelaskan bahwa tindakan kekerasan dan tindakan negatif lainnya
tidak boleh dilakukan. Seperti dalam surat Al-Ahzab ayat 58 yang berbunyi:
)٨٥ : (اَلحزاب
mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”. (Q.S. Al-
Ahzab : 58).8
Dari ayat diatas, sangat jelas dikatakan bahwasannya Islam sangat melarang
tindakan bullying tersebut. Karena tindakan bullying adalah tindakan yang buruk
dan negatif. Sehingga Allah menurunkan ayat yang melarang perbuatan buruk dan
negatif untuk dilakukan oleh manusia. Karena perbuatan bullying memiliki dampak
yang begitu besar bagi korban maupun pelaku. Menyakiti orang lain, mengolok-
olok dengan panggilan yang buruk adalah sebagian kecil dari bentuk tindakan
bullying. Dapat diartikan bahwa keburukan yang sangat kecil sudah dilarang untuk
8
https://www.merdeka.com/quran/al-ahzab/ayat 58 diakses pada tanggal 25 Mei 2023
8
tidak melakukannya apalagi dengan keburukan yang besar jelas sangat dilarang
dalam Islam.9
E. Penelitian Terdahulu
Setelah melakukan telaah dari beberapa karya tulis, terdapat beberapa karya
1. Skripsi Zona Abdul Azis Alfalah dengan judul “Peran Guru Dalam
tentang peran guru dalam mengatasi bullying serta kesulitan apa yang
Azis Alfalah adalah terletak pada peran guru, sedangkan pada penelitian ini
yang ingin dilihat adalah peran guru dalam mengatasi terjadinya tindakan
bullying serta untuk mengetahui solusi yang akan diambil oleh pihak dayah
9
Tegar Wahyu Saputra, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah
Tindakan Bullying pada Siswa MTs Attaraqie Kota Malang, (Skripsi Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang,
2018), hal. 29-30.
10
Zona Abdul Azis Alfalah, “Peran Guru Dalam Mengatasi Bullying Di MI Negeri
Trobayan Kalijambe Sragen”, (Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pengetahuan, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2017). hal: 8.
9
Besar”. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan
ini yang ingin dilihat adalah peran guru dalam mengatasi terjadinya
tindakan bullying serta untuk mengetahui solusi yang akan diambil oleh
F. Kegunaan Penelitian
kemampuan dalam membuat karya tulis ilmiah dan dapat mengetahui hal-hal apa
saja yang harus dilakukan agar sesuai dengan metode karya tulis ilmiah sehingga
dapat menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yang baik dan benar.
Sedangkan manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu, aspek
teoritis dan praktis. Pertama, secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan
mahasiswa, guru, dan peneliti sendiri, selaian itu diharapkan juga dapat menjadi
masukan bagi setiap guru diseluruh dayah, khususnya di Ypi Darussa’adah Cot
Tarom. Kedua, manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah dapat dijadikan
11
Amir Khalis, “Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengantisipasi Bullying
Verbal Di SMPN 1Darussalam Aceh Besar”, (Skirpsi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Ar Raniry, Banda Aceh, 2017). Hal: 18.
10
pengetahuan bagi semua guru untuk mencegah terjadinya aksi bullying di kalangan
G. Metodologi Penelitian
yang terletak di jalan Desa Geudong Tampu, Kec. jeumpa, Kab. Bireuen, Prov.
Aceh. Dan untuk waktu penelitian adalah pada tanggal 16 Mei 2023 s/d 15 Juni
2023.
2. Jenis Penelitian
jelas.
Penelitian ini juga bisa disebut penelitian kasus atau study kasus (case
(case study) peneliti ingin meneliti tentang “Peran guru dalam mengatasi
3. Metode Penelitian
11
mengumpulkan data. Sebab data yang di peroleh dalam suatu penelitian
tersebut.12
tersebut secara objektif. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada guru
Yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah “Peran Guru Dalam
Mengatasi Bullying di YPI Darussa’adah Cot Tarom” Untuk lebih jelas tentang
12
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipt, 2014), hal. 106.
12
5. Keadaan Guru dan Santri
1. Definisi Bullying
Islam
terjadinya Bullying
Mengantisipasi Bullying
1. Bentuk-Bentuk Bullying di
2. Faktor-Faktor Penyebab
Cot Tarom
13
di YPI Darussa’adah Cot
Tarom
5. Objek Penelitian
dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang
mempunyai nilai dan skor yang berbeda.13 Adapun yang menjadi objek
penelitian ini adalah, Ketua Umum, Guru, dan Santri di YPI Darussa’adah Cot
Tarom.
dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Adapun sumber data yang digunakan
meliputi data primer dan sekunder. Data primer adalah data berupa teks hasil
dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh
peneliti. Sumber data primer tersebut meliputi Ketua Umum, guru, santri YPI
Darussa’adah Cot Tarom dan pihak-pihak yang mempunyai kaitan dengan YPI
13
Kholid Albar, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bangkalan: Guepedia, 2021), hal. 54
14
Data sekunder adalah data yang berupa data-data yang sudah tersedia
dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau
a. Observasi
b. Wawancara (Interview)
datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang
(interviewe).15
14
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 104.
15
Ibid. hal. 105.
15
Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab.
Guru yang mengatasi bullying dan Santri Ypi Darussa’adah Cot Tarom.
c. Studi Dokumentasi
analisis data. Analisis data yaitu penelaahan dan penguraian data hingga
16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), hal. 186.
17
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada Press,2009), hal.
221.
16
dan wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang
fokus dikaji dan menjadikan sebagai temuan untuk orang lain, mengedit,
Dalam menganalisis data ini digunakan teknik yang sesuai dengan data
yaitu data deskriptif. Dengan demikian, data yang telah terkumpul kemudian
dapat diuraikan dengan jelas dan tepat. Jadi, teknik analisis deskriptif kualitatif
a. Reduksi Data
Pada tahap ini juga dilakukan telaah seluruh data yang telah
objek yang diteliti “data yang terdapat di lapangan langsung diketik atau
18
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
(Jakarta : PT Raja Gravindo Persada, 2013), hal. 141
19
Mhd Halkis, Konstelasi Poiltik Indonesia:Pancasila dalam Analisis Fenomenologi
Hermeneutika, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017), hal. 11
17
ditulis rapi, terinci serta sistematis setiap selesai mengumpulkan data.”
b. Display Data
Display data atau analisis data juga merupakan tahap teknik analisis
data kualitatif. Penyajian data merupakan kegiatan saat data terkumpul dan
tersebut, maka nantinya data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola
yakni untuk melakukan sinkronisasi terhadap apa yang ada pada reduksi
diperoleh. Tujuan dilakukan langkah mundur (step back) ini adalah untuk
masih kekurangan maupun tidak. Pada saat diketahui bahwa masih terdapat
terkumpul.20
20
Chairul Saleh, dkk., Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Aparatur, (t.t.p, t.p:
2013), hal. 146
18
c. Verifikasi Data
dalam teknik analisis data kualitatif yang dilakukan untuk melihat hasil
reduksi data tetap mengacu pada tujuan analisis data yang hendak dicapai.
saat penyajian data dianggap cukup untuk “sementara waktu”. Sama halnya
penarikan kesimpulan ini, ternyata tidak didukung secara valid oleh data
yang telah tersajikan maka peneliti harus mengulangi aktivitas reduksi data.
bersifat interaktif.21
21
Ibid
19