Anda di halaman 1dari 11

LIBERALISASI PERBANKAN

1. Cara-cara Liberalisasi Perbankan


a. Cross Border Trade à buka akun bank negara lain melalui internet
b. Consumption Abroad à belanja di luar negeri, ke singapur buka rekening
c. Movement Personal à Orang bank di luar negeri, ke indo nyari nasabah org
Indonesia buat naruh uan di negara asal mereka.
d. Commercial Presence à Bank bank asing bikin cabang di Indonesia, misalnya
Bank of Tokyo, Citibank.

2. SLIDE TANPA PENJELASAN (ALIAS KESKIP atau GAKEREKAM)


3. Mengenai pembatasan itu, harus paham mana yan dibatasi? Yang dibatasi Cross Border
atau Consumption Abroad. Gabisa pukul rata, harus satu-satu dilihat.
4. Prinsip-Prinsip yan harus diikuti :
a. Most Favoured Nation Treatment à perdagangan tanpa diskriminasi, semua pelaku
asing diperlakuakan sama setelah masuk pasar.
b. National Treatment à belum masuk pasar udh harus diperlakukan sama
c. Progressive Liberalizations à prinsip ini membuka pasar sesuai dengan tipe
aslinya, dirubah secara liberal secara bertahap. Kalo skrg bank asing bisa masuk
melalui pasar modal maksimal 51%, maka kedepannya harus bisa lebih. Semakin
ke depan, semakin liberal.
Penari Striptease à membuka pasar perlahan-lahan :D
d. Transparency à kita harus transparansi, kalo ada perubahan maka harus dikasih
tau ke seluruh negara terutama jika perubahan itu berdampak bagi perjanjian yang
dulu pernah dibuat di genewa.

5. Bank asing Cuma boleh masuk melalui pasar modal, tapi kit aitu pasarnya unilateral.
Kenapa? Setelah krisis 98 ada peraturan no. 27 tahun 1998, dimana pada saat itu
pemerintah punya saham 80% di perbankan tapi pas dijual (divestasi) gaada yg bisa beli,
malah yang beli bank bank asing. Sehingga pada saat itu banyak bank asing mengambil
alih bank Indonesia. Seperti Temasek, Hasanah dari Malaysia , dimana sekarang kita lihat
ada CIMB-Niaga, Maybank, dll. Yang domestic bisa beli cuma astra bisa beli bank
permata.

6. Bank Asing di Indo ini harus dalam Bahasa indo dan kalau mau gugat harus gugat country
manager bukan CEO. Agak sulit berperkara sama bank asing, karena susah menyita asset-
asetnya karena dia pusatnya di luar negeri, udah gitu mereka biasanya leasing semua asset-
asetnya gaada yang punya mereka. Mau nyita asset di BI juga gabisa karena dianggap
menghalangi tugas BI.
7. Single Presence Policy à Setelah banyak bank asing beli bank domestic, sehingga mereka
punya lebih dari 1 bank. Akhirnya BI menerbitkan aturan SPP ini, dimana ini diatur tahun
2006, dimana pihak bank yang menguasai atau memiliki bank lebih dari 1 maka harus
mengambil Langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merger/Konsolidasi à Hasanah grup, Niaga + Lippo = CIMB-Niaga
b. Divestasi
c. Membentuk BHC atau Fungsi Holding.

8. Kepemilikan saham asing di sektor perbankan nasional tidak boleh lebih dari 51% (lewat
bursa) tapi kalo bank asing direct placement gak lewat bursa boleh diatas 51%. Kemudian
terkait batas kepemilikan saham pada Bank bagi setiap kategori diatur di dalam POJK
56/POJK.03/2016 jo. POJK 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum sebagai
berikut :

a. 40% dari modal bank → untuk kategori pemegang saham berupa BH-LKB dan LN-
non Bank
b. 30% dari modal bank → untuk kategori pemegang saham berupa badan hukum
bukan lembaga keuangan
c. 20% dari modal Bank, untuk kategori bank umum syariah sebesar 25% dari modal
bank à untuk kategori pemegang saham perorangan. Contoh : BNI syariah, BRI
syariah, Mandiri Syariah di merge jadi Bank Syariah Indonesia.
9. Bagi UUS Bank yang sudah melebihi separuh induknya, maka dia harus spin off ,
kemudian ini di UU P2SK tidak wajib spin off tapi sampe skrg belom ada regulasinya.
10. Kalo kepemilikan antara syariah itu tidak dihitung sebagai Single Presence Policy
11. QnA : Kepemilikan 1 bank konvensional dan 1 Bank syariah apakah melanggar SPP?
Tidak. 1 Bank Konvensional dan 1 BPR? Tidak. SPP berlaku untuk bank umum
konvensional saja.
12. QnA : BPR juga tertutup untuk kepemilikan asing, tetapi kalo lewat pasar modal bisa.
13. QnA : Kalau kita takut sama asing, nanti jadi kayak anak manja, gaada pesaing ga mau
berkembang. Tapi juga kalo misalnya Asing mendominasi itu bahaya juga, maka tetap
harus ada makro. Kalau terlalu dilarang (overprotective) jadi gak mateng, sehingga harus
balance. à Pak Yunus
14. Total penyertaan pada subsidiary company tidak boleh melebihi 30%.
15. QnA :
a. Indonesia bunga tinggi karena penghimpun dana tidak tinggi, kredit macet dan
sebagainya. Kalo bang Asing Bunga murah karena mereka biaya murah, dana dari
negaranya murah, beda dengan kita. Hubungannya suku bunga dengan banyaknya
asing masuk? Ada hubungannya.
b. Modal dari POJK bank umum harus 3 trilyun, udh gaada buku 1 buku 2 buku 3,
udh diganti sama POJK tentang Modal Inti ini.
16. QnA :
a. Permodalannya gimana untuk Asean Banking Integration Framework?
Regional Trade Agreement, dikenal dalam liberalisasi di dunia dimana liberalisasi
dapat dilakukan per region. Ini dikenal di WTO. Boleh apa tidak? Boleh karena di
aliberalisasi regional dulu baru secara besar yaitu internasional. Caranya gimana?
Missal negara anggota buka bank di negara lain missal org indo buka bank di
singapura, tapi ini tetap tunduk ke hukum domestic yang berlaku.
Jadi udah ada semacam Recognition, missal dia udh ikut Pendidikan banker 10 taun
maka dia bisa jadi pimpinan cabang di indo misalnya. Ini perlu, pengakuan itu perlu
antar negara.
17. QnA : SPP untuk BPR itu gak terkait dengan Liberalisasi ya. Masih belom diketok UU
nya.
18. Karena kalo internasional itu susah berunding, maka sekarang trendnya pendekatan secara
bilateral dulu atau regional dulu.
19. Bu Sri Mulyani nanya, kenapa kita harus masuk WTO? Supaya kalo ada apa apa bisa
keroyokan sama negara negara yang emmiliki sikon sama seperti kita dan melawan negara
negara sepeerti amerika, inggris, jepang, korea dkk.
20. QnA : Kapan kita jadi anggota GATT? 24 Februari 195
21. GATS – WTO
22. Kerangka Regulasi yang terkait dengan Kepemilikan Asing Perbankan Indonesia

23. SLIDE TANPA PENJELASAN

Anda mungkin juga menyukai