Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muh.

Palangkey yusrie
Nim : 10400120053
Kelas : IHK B

SUMBER PERTANAHAN INDONESIA

Pertanahan Nasional adalah lembaga pemerintah nonkementerian di Indonesia yang mempunyai


tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. BPN dahulu dikenal dengan sebutan Kantor Agraria. BPN diatur melalui Peraturan
Presiden Nomor 20 Tahun 2015.

Hukum pertanahan adalah keseluruhan ketentuan hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis; yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah;yang merupakan lembaga-lembaga hukum, dan
hubungan-hubungan hukum yang konkrit.

Pertanahan, menurut Rusmadi Murad adalah: “Suatu kebijaksanaan yang digariskan oleh
pemerintah di dalam mengatur hubungan hukum antara tanah dengan orang sebagaimana yang ditetapkan
oleh Undang-undang Dasar 1945 dan dijabarkan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 yang
dikenal dengan Undang-undang Pokok Agraria.

Secara sistematis, sumber-sumber hukum agraria yang tertulis adalah: Undang-Undang Dasar 1945,
terutama Pasal 33 ayat 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (UUPA). Peraturan-peraturan pelaksana UUPA.

Masalah pertanahan tidak terjadi seketika dan dinamikanya sangat dipengaruhi oleh politik agraria
(kebijaksanaan) yang diterapkan. Oleh sebab itu kajian historis sangat diperlukan untuk memahami
masalah tersebut. Secara ringkas perubahan-perubahan politik agraria di Indonesia dapat dibagi dalam
tiga babak:

(a) Masa feodalisme,


(b) Masa kolonialisme,
(c) Masa kemerdekaan sampai sekarang

Aspek sosial ekonomi pertanahan di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan masalah pertanian
tak dapat dilepaskan dari warisan kolonial. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari sistem perundang-
undangan yang diperkenalkan oleh pemerintah Hindia Belanda selama 3 abad. Diantara berbagai
perangkat hukum itu, yang paling mendasar adalah Undang-Undang Agraria 1870 (Agrarische Wet).
Adanya sistem informasi pertanahan yang terintegrasi diharapkan akan memudahkan pengambil
keputusan, pembuat kebijakan, pelaku usaha, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya dalam
pemanfaatan dan penggunaan tanah secara optimal.

Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pertanahan masih terus dibahas antara Panja DPR dan
pemerintah. Sejumlah hal diatur dalam RUU Pertanahan sesuai delapan arah kebijakan pengaturan yang
telah ditentukan pembentuk UU. Salah satunya, pengaturan pendaftaran tanah menuju single land
administration system dan sistem positif atau sistem pendaftaran tanah terintegrasi.

Kebijakan pertanahan sebagai salah satu kebijakan publik dalam bentuk peraturan perundang-
undangan sudah berlaku kurang lebih selama 48 tahun. Dalam kurun waktu tersebut telah mengalami tiga
era penting yaitu rezim Orde Lama, rezim Orde Baru dan rezim Orde Reformasi.

Tujuan utama pentanahan adalah menciptakan jalur yang low- impedance (tahanan rendah)
terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit
switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient
voltage.

Anda mungkin juga menyukai