Anda di halaman 1dari 18

IISN: 2087 - 8850

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA ANTARA PEDAGANG LOKAL DENGAN


WISATAWAN ASING DI PANTAI SANUR
Made Arya Astina dan Ketut Muliadiasa

Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional (STPBI)


Jalan Tari Kecak No. 12. Gatot Subroto Timur.
Denpasar t Bali
Telpon: 0361 426699, 426700, HP: 0813 3871 2055
Email: aryaastina.made@gmail.com dan ketut.muliadiasa@gmail.com

Abstrak

Interaksi antara pedagang dengan para wisatawan asing menarik untuk diteliti. Para
pedagang yang umumnya berlatar belakang budaya Bali dan sebagian besar berlatar
belakang pendidikan dasar ini setiap harinya melakukan komunikasi dengan para
wisatawan yang memiliki bahasa dan budaya yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut
maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana pola komunikasi lintas
budaya pedagang lokal dengan wisatawan asing dalam berkomunikasi di Pantai Sanur?
(2) Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat pedagang lokal
dengan wisatawan asing dalam berkomunikasi di Pantai Sanur? Penelitian ini
dilaksanakan di wilayah Pantai Sanur, yang meliputi daerah Semawang, Sindu, dan
Padang Galak. Adapun informan penelitian ditentukan secara purposive sampling
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Tipe penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pada penelitian ini dipaparkan konsep pola
komunikasi, proses adaptasi lintas budaya, komunikasi interpersonal, perilaku dalam
komunikasi, konsep komunikasi lintas budaya. Model komunikasi lintas budaya dari para
pedagang lokal dengan para wisatawan asing bahwa para pedagang menggunakan
komunikasi dengan bahasa non-verbal seperti misalnya lambaian tangan, jabatan
tangan, senyuman dan tatapan mata. Pedagang lokal juga menggunakan bahasa verbal
yaitu dengan menggunakan kalimat bahasa Inggris yang pendek dan tanpa
memperhatikan pola bahasa Inggris yang benar. Beberapa hal yang menjadi pendukung
komunikasi lintas budaya antara pedagang dengan wisatawan asing adalah faktor
budaya pedagang di Pantai Sanur yang memiliki karakter terbuka dan ramah terhadap
orang asing. Faktor lainnya adalah faktor kebutuhan ekonomi yang mengharuskan para
pedagang berusaha berkomunikasi dengan para pendatang. Sedangkan yang dianggap
sebagai faktor penghambat adalah minimnya penguasaaan bahasa Inggris yang baik dan
benar. Serta kurangnya pemahaman akan perlunya pelayanan prima terhadap para
wisatawan.

Kata kunci: budaya, komunikasi

135
Journal Communication Spectrum, Vol. 4 No. 2 Februari t Juli 2017

Abstract

It is interesting to do research about the interaction between the local seller and the
foreigners. The sellers who generally have Balinese cultural and basic educational
background, every day to communicate with the tourists who have a language and a
different culture. Based on the back ground of the problem, this research can be
indicated into: (1) How is the pattern of cross-cultural communication with foreign
tourists with local traders at Sanur Beach? (2) What are the factors which are supporting
and threat the local traders in communicating with foreign tourists on the beaches of
Sanur? This research was conducted in the area of Sanur beach, which are in Semawang,
Sindu, and Padang Galak. This research is used purposive sampling based on certain
informants criteria. The type of this research is a descriptive study using a qualitative
approach. In this study, presented the concept of patterns of communication, cross-
cultural adaptation process, interpersonal communication, behavior in communication,
the concept of cross-cultural communication. The conclusion of this research as follows:
model of cross-cultural communications of local traders with the foreign tourists that
traders use communication with non-verbal language such as waving, handshakes,
smiles and eye contact. Local traders also used verbal language by using short English
sentences without paying attention to the pattern of correct English. Some things can be
a cross-cultural communications support between trader and foreign tourists are cultural
À v }Œ•[ ( š}Œ• š ^ vµŒ Z ÁZ} Z À v }‰ v Z Œ š Œ v (Œ] v oÇ š}Á Œ •
strangers. Another factor is the economic factor needs traders are trying to
communicate with the settlers. While considered as a limiting factor is the lack of
mastering a good English as well as the lack of understanding of the excellent service to
the tourists.

Keywords: culture, communication

Pendahuluan salah satu daerah tujuan utama untuk


dikunjungi. Pulau yang telah lama
Sektor pariwisata merupakan dikenal sebagai daerah tujuan wisata
salah satu sektor unggulan dalam ini selalu berbenah untuk dapat
memberikan sumbangan devisa bagi
meningkatkan jumlah kunjungan
bangsa Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan ke pulau yang memiliki
wisatawan mancanegara ke Indonesia budaya yang unik dan alam yang indah
dari tahun ke tahun diharapkan terus
ini. Perbaikan dan penambahan sarana
meningkat. Indonesia menargetkan dan prasarana wisata di pulau ini terus
sejumlah 12.000.000 (dua belas juta) dilakukan. Yang tidak kalah pentingnya
wisatawan mancanegara datang ke
adalah peningkatan kompetensi para
Indonesia pada tahun 2015. Indonesia
pelaku wisata di daerah ini.
sebagai negara kepulauan memiliki
beberapa daerah tujuan utama untuk Pantai Sanur adalah salah satu
dikunjungi oleh wisatawan pantai yang banyak dikunjungi
mancanegara. Pulau Bali merupakan wisatawan mancanegara. Pantai yang

136
Made Arya Astina dan Ketut Muliadiasa, Komunikasi Lintas Budaya ...

berlokasi di Kecamatan Denpasar memiliki kompetensi yang beragam


Selatan ini selalu ramai dikunjungi pula. Kompetensi dalam berkomunikasi
wisatawan mancanegara maupun dengan wisatawan asing yang memiliki
domestik. Wisatawan umumnya budaya yang berbeda merupakan
datang ketempat ini untuk menikmati suatu hal yang menjadi perhatian
keindahan pantai dengan pasir pengelola usaha di daerah ini.
putihnya. Selain menikmati keindahan Pelatihan bahasa Inggris merupakan
alam pantai, wisatawan asing juga salah satu bentuk pelatihan yang
dapat menikmati atraksi wisata banyak diberikan oleh pengelola usaha
bahar i yang menggunakan potensi wisata kepada para karyawannya.
terumbu karang Pantai Sanur sepert i Dengan kemempuan berbahasa Inggris
diving, snorkling, fishing, sea yang baik diharapkan pelaku wisata
walker, glass botom boat, dan jasa dapat memberikan pelayanan yang
perahu layar tradisio nal. Selain itu, lebih baik kepada wisatawan asing. Hal
wisatawan juga dapat menikmati ini sangat berbeda dengan para pelaku
wisata bahari lainnya, seperti wisata yang bergerak di bidang usaha
parasailing, banana boat, dan jetski. jasa wisata dengan usaha tradisional.
Berbagai usaha wisata banyak Umumnya para pelaku wisata yang
bermunculan di daerah ini, seperti bergerak di bidang usaha jasa wisata
misalnya hotel, restoran, bar, spa, dengan usaha tradisional, seperti
pusat wisata bahari dan lain pedagang lokal di warung-warung,
sebagainya. Selain usaha jasa tidak pernah memperoleh pelatihan
pelayanan wisata yang tergolong bahasa asing.
modern tersebut, usaha jasa wisata
Transaksi bisnis atau dagang
yang tradisionalpun masih banyak
antara pedagang lokal dengan
dijumpai di dearah ini. Seperti misalnya
wisatawan asing dipantai Sanur yang
warung-warung tradisional yang
telah berlangsung dalam kurun waktu
menjual, minuman, makanan, dan
yang lama mengakibatkan perubahan
cinderamata.
budaya pada pedagang lokal.
Interaksi masyarakat pelaku Perubahan budaya dapat menjadi
wisata di daerah pantai Sanur dengan gejala berubahnya struktur sosial,
para wisatawan asing memegang peran kebiasaan, dan pola budaya dalam
yang cukup besar dalam mendukung suatu masyarakat. Budaya dan
pantai Sanur sebagai daerah tujuan komunikasi berhubungan dengan
wisata. Para pelaku wisata yang terdiri perilaku manusia dan kepuasaan
dari pemandu wisata, karyawan hotel, terpenuhinya kebutuhan berinteraksi
pelayan restoran, pedagang makanan dengan manusia-manusia lainnya.
dan minuman ini memiliki latar Porter dan Samovar (dalam Mulyana
belakang pendidikan yang beragam. dan Rakhmat, 2010) menyatakan
Dengan latar belakang pendidikan yang bahwa sebelum perilaku tersebut
beragam, tentunya mereka juga dapat disebut pesan, perilaku itu harus

137
Journal Communication Spectrum, Vol. 4 No. 2 Februari t Juli 2017

memenuhi dua syarat: Pertama, pertemuan dua budaya yang berbeda


perilaku harus diobservasi oleh namun tidak terlihat hambatan dalam
seseorang, dan Kedua, perilaku harus berkomunikasi. Umumnya para
mengandung makna. Dengan kata lain, pedagang lokal di daerah ini
setiap perilaku yang dapat diartikan menggunakan bahasa Inggris ketika
adalah suatu pesan. Implikasi dari berinteraksi dengan wisatawan asing
konsep perilaku, yakni: Pertama, kata (orang barat). Karakter para pedagang
setiap menunjukkan kepada kita, baik lokal yang ramah sering membuat
perilaku verbal ataupun nonverbal wisatawan asing merasa nyaman
dapat berfungsi sebagai pesan. Kedua, dalam berkomunikasi dengan mereka.
perilaku mungkin disadari ataupun Miss communication antara pedagang
tidak disadari. Kadang-kadang kita lokal dengan wisatawan asing
melakukan sesuatu tanpa sepertinya tidak pernah terjadi.
menyadarinya, terutama kalau perilaku Dan berdasarkan fenomena
kita itu bersifat nonverbal. Ketiga, dari tersebut diatas bahwa pedagang lokal
pesan perilaku ini adalah bahwa kita memiliki perbedaan lingkungan
sering berperilaku tanpa sengaja. cultural, sosio cultural, psychocultural
Perilaku yang tidak disengaja menjadi dengan wisatawan asing, namun tidak
pesan bila seseorang melihat dan terlihat kendala dalam berkomunikasi
menangkap suatu makna dari perilaku dan berinteraksi. Objek penelitian ini
yang ditunjukkan. adalah pola komunikasi lintas budaya
yang terjadi di antara kedua belah
Perubahan budaya pada pihak dan subjek penelitian ini yakni
pedagang lokal akibat komunikasi lintas
pedagang lokal dengan wisatawan
budaya tersebut merupakan fenomena asing di pantai Sanur. Hal inilah yang
yang terjadi di pantai Sanur. Perubahan membuat penelitian ini menarik untuk
budaya yang terjadi di daerah ini
diteliti.
misalnya: penggunaan bahasa Inggris
yang dicampur dengan bahasa Para pedagang di Pantai Sanur
(Indonesia, Bali) sehari-hari oleh yang umumnya berlatar belakang
pedagang lokal dengan sesamanya. budaya Bali dan sebagian besar
}vš}ZvÇ W ^sorry boss, little-little lah_X berpendidikan dasar ini setiap harinya
Selain itu beberapa budaya asing yang melakukan komunikasi dengan para
sudah menjadi budaya orang-orang di wisatawan yang memiliki bahasa dan
daerah Pantai Sanur adalah: tatto, budaya yang berbeda. Dengan latar
minum minuman beralkohol, belakang pendidikan dasar yang
berpakaian minim, dan menekuni dimiliki oleh para pedagang lokal maka
olahraga air yang awalnya dibawa oleh pola komunikasi yang dipakai oleh
para wisatawan. Bahkan, beberapa mereka perlu untuk dianalisa. Proses
orang disana cenderung memakai komunikasi lintas budaya para
nama dengan gaya barat. Hal yang pedagang lokal dengan wisatawan
menarik terjadi adalah bahwa terjadi asing yang sudah berlangsung sejak

138
Made Arya Astina dan Ketut Muliadiasa, Komunikasi Lintas Budaya ...

lama ini tentunya menemui faktor kehidupan sosialnya. Proses sosial


penghambat dan pendukung. Interaksi bergantung pada penghimpunan,
antara pedagang lokal dengan para pertukaran, dan penyampaian
wisatawan dari berbagai negara yang pengetahuan. Pada gilirannya
berdampak pada perubahan budaya pengetahuan bergantung pada
pedagang lokal ini menarik untuk komunikasi (Mulyana, 2005).
diteliti.
Untuk memahami interaksi
Tujuan dari penelitian ini antarbudaya, terlebih dahulu kita harus
adalah: (1) Untuk mengkategorisasikan memahami komunikasi manusia.
pola komunikasi lintas budaya yang Memahami komunikasi manusia
dilakukan oleh para pedagang lokal berarti memahami apa yang terjadi,
dengan wisatawan asing di Pantai apa yang dapat terjadi, akibat-akibat
Sanur; (2) Untuk mengkategorisasikan dari apa yang terjadi, dan akhirnya apa
faktor-faktor yang menjadi pendukung yang dapat kita perbuat untuk
dan penghambat pedagang lokal mempengaruhi dan memaksimalkan
dengan wisatawan asing dalam hasil-hasil dari kejadian tersebut.
berkomunikasi di Pantai Sanur. Secara Hampir setiap orang membutuhkan
teoritis, penelitian ini diharapkan dapat hubungan sosial dengan orang-orang
memberikan sumbangan bagi lainnya dan kebutuhan ini terpenuhi
pengembangan konsep komunikasi melalui pertukaran pesan yang
lintas budaya. berfungsi sebagai jembatan untuk
mempersatukan manusia-manusia
yang tanpa berkomunikasi akan
Tinjauan Pustaka terisolasi (Porter & Samovar dalam
Mulyana dan Rakhmat, 2010).
Konsep Komunikasi
Salah satu elemen ketertarikan
Manusia sebagai mahluk sosial interpersonal dalam komunikasi
selalu berkomunikasi dengan interpersonal adalah proximity atau
sesamanya. Komunikasi merupakan kedekatan. Orang cenderung tertarik
suatu hal yang tidak dapat dihindarkan berkomunikasi dengan mereka yang
dari kehidupan manusia, bahkan secara fisik lebih dekat, karena
seluruh kehidupan seorang manusia kedekatan fisik dapat memberikan
diisi dengan komunikasi. Bagaimana keuntungan dalam berkomunikasi.
manusia itu berhubungan dengan Cara orang menggunakan ruang
manusia lainnya dan menjalin berbagai sebagai bagian dalam komunikasi
macam hubungan di antara mereka. interpersonal disebut proksemik.
Komunikasi adalah pembawa proses Proksemik tidak hanya meliputi jarak
sosial. Ia adalah alat yang manusia antara orang-orang yang terlibat
gunakan untuk mengatur, percakapan, tetapi juga orientasi fisik
menstabilkan, dan memodifikasi (Mulyana dan Rakhmat, 2010).

139
Journal Communication Spectrum, Vol. 4 No. 2 Februari t Juli 2017

Komunikasi interpersonal jika suasana yang bersahabat dan informal.


dilihat dari jumlah sasarannya dapat Dialog berlangsung dalam situasi yang
memiliki dua pengertian, yaitu: lebih intim, lebih dalam, dan lebih
komunikasi antar seorang komunikator personal, sedangkan wawancara
dengan seorang komunikan saja, sifatnya lebih serius, yakni adanya
kedua: Interpersonal communication pihak yang dominan pada posisi
selain dari komunikasi dengan seorang bertanya dan yang lainnya pada posisi
komunikator dengan beberapa orang menjawab.
(kelompok kecil atau small group),
mengenai jumlahnya small group Kata-kata bersifat ambigu,
tersebut dari beberapa pakar karena kata-kata merepresentasikan
komunikasi selalu terjadi perdebatan persepsi dan interpretasi orang-orang
atau tidak ada persesuaian. yang berbeda yang menganut
latarbelakang sosial-budaya yang
Menurut Cangara (2011), berbeda pula. Oleh karena itu, terdapat
bahwa komunikasi kelompok kecil ialah berbagai kemungkinan untuk
proses komunikasi yang berlangsung memaknai kata-kata tersebut. Ketika
antara tiga orang atau lebih secara berkomunikasi dengan seseorang dari
tatap muka, dimana anggota- budaya yang sama, proses abstraksi
anggotanya saling berinteraksi satu untuk merepresentasikan pengalaman
sama lainnya. Komunikasi kelompok jauh lebih mudah, karena dalam suatu
kecil oleh banyak kalangan dinilai budaya orang-orang berbagi sejumlah
sebagai tipe komunitasi interpersonal, pengalaman serupa. Namun, bila
karena: Pertama, anggota-anggotanya komunikasi melibatkan orang-orang
terlibat dalam suatu proses komunikasi berbeda budaya, banyak pengalaman
yang berlangsung secara tatap muka. berbeda dan konsekuensinya proses
Kedua, pembicaraan berlangsung abstraksi juga menyulitkan (Samovar,
secara terpotong-potong di mana 2007).
semua peserta bisa berbicara dalam
kedudukan yang sama, dengan kata Pola Komunikasi
lain tidak ada pembicaraan tunggal Menurut Suranto (2011), istilah
yang mendominasi situasi. Ketiga, Pola Komunikasi biasa disebut juga
sumber dan penerima sulit sebagai model, yaitu sistem yang
diidentifikasi. Dalam situasi seperti ini, terdiri atas berbagai komponen yang
semua anggota bisa berperan sebagai berhubungan satu sama lain untuk
sumber dan juga sebagai penerima. tujuan pendidikan keadaan
Menurut Pace (dalam Cangara masyarakat. Pola adalah bentuk atau
2011:32), komunikasi diadik dapat model (lebih abstrak, suatu set
dilakukan dalam tiga bentuk, yakni peraturan) yang bisa dipakai untuk
percakapan, dialog, dan wawancara. menghasilkan suatu atau bagian dari
Percakapan berlangsung dalam sesuatu, khususnya jika yang

140
Made Arya Astina dan Ketut Muliadiasa, Komunikasi Lintas Budaya ...

ditimbulkan cukup mencapai suatu 1. Menyampaikan informasi (to


sejenis untuk pola dasar yang dapat inform)
ditunjukan atau terlihat. Sedangkan, 2. Mendidik (to educate)
Dasrun (2012), menyebutkan bahwa 3. Menghibur (to entertain)
pola komunikasi adalah proses yang 4. Mempengruhi (to influence)
dirancang untuk mewakili kenyataan
keterpautan unsur-unsur yang dicakup
beserta keberlangsungan, guna Konsep Dasar Komunikasi Lintas
memudahkan pemikiran secara Budaya
sistematik dan logis. Dari dua konsep Tubbs & Moss (2005),
tersebut dapat disimpulkan bahwa pola menyatakan bahwa komunikasi lintas
komunikasi adalah model atau sistem budaya merupakan suatu proses
dari suatu kelompok masyarakat dalam penyampaian pesan oleh anggota dari
berinteraksi, bertukar informasi, suatu budaya tertentu kepada anggota
pikiran, dan pengetahuan. dari suatu budaya lain. Komunikasi
Menurut Effedy (1993: 33) dinyatakan sebagai sebuah proses yang
komunikasi memiliki sifat-sifat. Adapun berhubungan dengan perilaku manusia
sifat atau ciri dari komunikasi, anatara dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan
berinteraksi dengan manusia-manusia
lain:
lainnya.
1. Komunikasi Verbal (Verbal
Communication) Mengelola hambatan dalam
a) Komunikasi Lisan (Oral komunikasi lintas budaya merupakan
sesuatu yang sangat penting.
communication)
b) Komunikasi Tulisan / cetak Komunikasi lintas budaya yang
(Written / printed merupakan sebuah proses yang
berhubungan dengan perilaku akan
communication)
2. Komunikasi Non-Verbal (Nonverbal berhasil jika dimulai dengan niat baik
Communication) pada kedua belah pihak. Meski
terdapat niat baik dari kedua belah
a) Komunikasi isyarat badaniah
(Gestured communication) pihak, namun terkadang dapat muncul
b) Komunikasi Gambar (Picturial suatu reaksi negatif yang dapat
memicu hambatan komunikasi lintas
communication)
budaya. Reaksi yang kurang positif
3. Komunikasi tatap muka (Face to
face communication) dapat muncul karena ada suatu
4. Komunikasi bermedia (Mediated penilaian yang didasarkan pada budaya
asing (Novinger dalam Gudykunst dan
communication)
Effedy (1993) menyebutkan juga Kim, 1992).
bahwa fungsi komunikasi dilihat dari Sihabudin (2011) menyatakan
arti luas adalah: bahwa, didalam sebuah masyarakat
majemuk, masing-masing etnik

141
Journal Communication Spectrum, Vol. 4 No. 2 Februari t Juli 2017

(bangsa) merasa lebih efektif Metode


berkomunikasi dengan anggota
etniknya daripada dengan etnik lain, Pendekatan Penelitian
keadaan ini menggambarkan manakala Penelitian ini bertujuan untuk
struktur suatu masyarakat semakin menggambarkan model komunikasi
beragam maka semakin kuat juga lintas budaya dan mengenali faktor-
etnisitas intraetnik. Sebagian besar faktor pendukung dan faktor-faktor
perubahan efektivitas komunikasi penghambat proses komunikasi lintas
antaretnik dipengaruhi oleh faktor budaya antara pedagang lokal dengan
prasangka sosial antaretnik. Terdapat wisatawan asing di pantai Sanur.
tiga faktor prasangka sosial yang Penelitian ini adalah penelitian
diduga mempengaruhi efektivitas diskriptif dengan menggunakan
komunikasi antaretnik, yaitu stereotip, pendekatan kualitatif. Hal ini dilakukan
jarak sosial, dan sikap diskriminasi. untuk memperoleh keterangan yang
Komunikasi antarbudaya dalam luas dan mendalam mengenai hal-hal
pandangan DeVito (2001: 53) yang diteliti dalam studi ini. Penelitian
merupakan komunikasi yang secara ini dilakukan atas model komunikasi
budaya memiliki perbedaan oleh pedagang lokal dengan wisatawan
asing secara naturalistik artinya latar
kepercayaan, nilai, dan cara bertindak.
Sebuah pesan selalu diawali oleh belakang peristiwa pada proses
konteks budaya yang unik dan spesifik, pengambilan data tidak dirancang oleh
dan konteks tersebut akan peneliti, tetapi terjadi secara alamiah.
mempengaruhi isi dan bentuk Metode yang digunakan adalah
komunikasi. DeVito juga menyatakan, metode kualitatif, menurut Bodgam
dan Tailor (Moleong, 1999: 3). Metode
bahwa budaya akan mempengaruhi
setiap aspek pengalaman manusia kualitatif merupakan metode prosedur
dalam berkomunikasi. Seseorang penelitiannya menghasilkan data
melakukan komunikasi dengan cara- deskriptif berupa kata-kata tertulis
cara seperti yang dilakukan oleh atau lisan dari manusia sebagai
budayanya. Hal inilah yang disebut penutur atau mitra tutur dan
prilakunya yang dapat diamati,
oleh Lustig dan Koester (2003: 84)
sebagai sebuah mindset yang secara sehingga peneliti berusaha untuk
tidak sadar akan menuntun seseorang mendeskripsikan model komunikasi
ketika menilai suatu situasi ataupun para pedagang lokal dengan wisatawan
mempersepsi suatu keadaan. asing di pantai Sanur.
Seseorang juga akan menerima pesan
yang telah disaring oleh konteks
budayanya. Konteks tersebut akan Waktu dan Lokasi Penelitian
mempengaruhi apa yang akan diterima
Penelitian ini dilakukan di
dan bagaimana menerimanya.
Pantai Sanur. Pantai Sanur merupakan

142
Made Arya Astina dan Ketut Muliadiasa, Komunikasi Lintas Budaya ...

kawasan wisata yang berlokasi di Kota dan wisatawan asing di Pantai Sanur.
Denpasar. Pantai Sanur dipilih karena Adapun teknik pengumpulan datanya
pantai yang memiliki pemandangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
yang indah ini selalu ramai dikunjungi
oleh wisatawan asing. Tidak hanya pagi Metode Observasi adalah
hari, pada sore dan malam haripun suatu cara pengumpulan data dengan
pantai ini selalu dipenuhi oleh para pengamatan langsung dan pencatatan
wisatawan yang datang untuk secara sistematis terhadap obyek yang
menikmati keindahan pantai dan akan diteliti. Observasi dilakukan oleh
sarana yang ada di sana. Proses peneliti dengan cara pengamatan dan
komunikasi antara para wisatawan pencatatan mengenai model
asing dengan para pedagang lokal komunikasi para pedagang lokal
sangat menarik untuk diteliti. dengan wisatawan asing.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Teknik pengumpulan data
Desember tahun 2015 sampai bulan dilakukan dengan cara pengamatan,
Februari tahun 2016. Penelitian ini penyimakan, dan pencatatan. Metode
sengaja dilakukan pada musim simak adalah metode yang dilakukan
kunjungan wisatawan mancanegara peneliti dalam menyimak komuikasi
ramai berkunjung ke tempat ini. para pedagang lokal dengan
Subjek Penelitian wisatawan asing. Metode simak pada
dasarnya dianggap setara dengan
Pada penelitian ini subjek observasi. Secara operasional,
penelitian diambil secara alami. metode simak didukung oleh teknik
Jenis data berupa data primer yang catat dengan daya pilah sebagai
diperoleh dari komunikasi pembeda reaksi dan kadar
masyarakat lokal yang berstatus keterdengaran (Sudaryanto,1993: 25)
sebagai pedagang dan wisatawan
asing. Sumber data primer pada 2. Metode Wawancara
jumlah informan pedagang lokal Wawancara dilakukan dengan
berjumlah dua puluh orang karena para pedagang lokal yang berjualan di
dengan data ini dirasa sudah cukup Pantai Sanur. Wawancara dalam
untuk mewakili sumber data yang penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui model komunikasi yang
diperlukan pada penelitian.
dilakukan oleh pedagang lokal
dengan wisatawan asing di Pantai
Sanur.
Teknik Koleksi dan Analisis Data
Metode cakap yang
1. Koleksi data digunakan adalah metode cakap
Sumber data penelitian semuka, yaitu metode dengan cara
tindakan ini meliputi pedagang local tanya jawab antara peneliti (pihak
pewawancara) dengan informan

143
Journal Communication Spectrum, Vol. 4 No. 2 Februari t Juli 2017

(pihak pemberi data) dengan kesimpulan.


berpedoman pada instrumen b. Penyajian data adalah
penelitian tanpa berstruktur untuk informasitinformasi tersusun
menghindari kesan curiga dan kaku. yang member kemungkinan
Tahap pemerolehan data melalui adanya penarikan kesimpulan.
metode simak, dilakukan saat Melalui hal ini peneliti akan
pedagang lokal berkomunikasi lebih memahami apa yang
dengan wisatawan asing dibantu sedang terjadi dan apa yang
dengan alat perekam berupa digital harus dilakukan.
audio recorder. Kemudian, hasil c. Penarikan kesimpulan diawali
rekaman yang didapat didengarkan dengan pengumpulan data.
dan ditranskripsikan secara Data yang terkumpul dicari arti,
ortografi. Selain itu, juga ditunjang pola, konfigurasi, sebab akibat,
oleh hasil wawancara yang ditujukan dan proposisi. Hal ini
kepada pedagang lokal menggunakan merupakan langkah akhir dari
format yang telah disediakan, penelitian kualitatif.
namun tidak berstruktur karena
menghindari kesan kaku, dan dibuat-
buat. Hasil dan Pembahasan

3. Analisis Data Penelitian ini memiliki dua


Metode analisis data yang tujuan yaitu menggambarkan model
dipakai dalam studi ini adalah metode komunikasi yang dilakukan oleh
analisis interaktif yang terdiri dari pedagang lokal dan wisatawan asing,
reduksi data, penyajian data, dan dan mengetahui faktor pendukung dan
penarikan kesimpulan. Adapun penghambat komunikasi lintas budaya
penjabarannya adalah sebagai berikut: antara para pedagang lokal dengan
a. Reduksi data adalah sebuah
wisatawan asing di Pantai Sanur.
proses pemilihan, pemusatan
Penelitian ini dilakukan selama kurang
perhatian, dan tranformasi data
lebih tiga bulan, yaitu dari bulan
kasar yang diperoleh dari
Desember tahun 2015 sampai bulan
observasi lapangan. Hal ini
Februari tahun 2016. Dengan
adalah sebuah proses yang
menggunakan metode observasi dan
dilakukan secara berulang-ulang
wawancara maka penelitian deskriptif
selama penelitian berlangsung.
yang menggunakan pendekatan
Pada penelitian kualitatif,
kualitatif ini menghasilkan hal-hal
proses ini bertujuan untuk
sebagaimana dijabarkan seperti
menajamkan, menggolongkan,
dibawah ini.
mengarahkan, serta
mengorganisasi data. Hal ini Untuk memperoleh keterangan
diperlukan untuk memudahkan yang luas dan mendalam, data primer
peneliti dalam menarik suatu dari penelitian ini diperoleh dari hasil

144
Made Arya Astina dan Ketut Muliadiasa, Komunikasi Lintas Budaya ...

wawancara mendalam dan observasi informan yang diwawancarai dan


yang dilakukan terhadap para diobservasi oleh peneliti.
informan. Berikut adalah data para

No Informan Model Komunikasi

1 Ibu Kadek. Berusia 50 tahun. Beliau Ibu Kadek biasanya memulai


sudah berjualan kerajinan tangan di komunikasi dengan memanggil
wilayah Pantai Sanur selama 20 tahun. wisatawan asing yang lewat dengan
Pendidikan terakhirnya adalah SMP. • ‰ v ^Hallo_ v i]l i Œ l vš Œ
pedagang dan wisatawan agak jauh Ibu
Kadek melambaikan tanggan sambil
tersenyum. Ketika jarak antara
pedagang dan wisatawan asing sudah
dekat, percakapan dilakukan dengan
mengucapkan kalimat-kalimat pendek
^Hay, how are you, buy one sir, cheap
price sir/madam, this one good, this one
from wood, you want necklace?_X
Kalimat berbahasa Inggris yang
digunakan tidak menggunakan pola
bahasa Inggris yang benar. Jika
wisatawan tidak mau membeli produk
yang ditawarkan, ibu Kadek
melambaikan tangan dan mengucapkan
^Okay madam thank you_X

2 Bapak Ketut Yankee. berusia 40 tahun. Bapak Ketut Yankee biasanya memulai
Beliau sudah berjualan di Pantai Sanur komunikasi dengan wisatawan asing
selama 18. Produk yang dijual adalah Ç vP o Á š vP v • ‰ v ^Hallo/Hey
baju pantai dan kain pantai. Boss_ v i]l Á]• š Á v •]vP •µ Z
Pendidikan terakhirnya adalah SD mendekat, Bapak Ketut Yankee sambil
tersenyum melakukan jabat tangan
dengan wisatawan yang datang.
Percakapan dilakukan dengan
mengucapkan kalimat-kalimat bahasa
/vPŒ]• ‰ v l ^Hay, how are you boss,
the wheather is hot today sir/madam,
buy one sir, cheap boss_X < o]u š
berbahasa Inggris yang digunakan tidak
menggunakan pola bahasa Inggris yang

145
Journal Communication Spectrum, Vol. 4 No. 2 Februari t Juli 2017

v ŒX ^Ok, Boss. Thank you_ o Z


kalimat yang selalu diucapkan pada saat
perpisahan.

3 Bapak Komang Jack. Berusia 60 tahun. Bapak Komang Jack biasanya


Beliau sudah berjualan sebagai menyambut tamunya dengan sapaan
pedagang warung makan selama 40 ^Hallo, Good Arternoon sir/madam_X
tahun. Pendidikan terakhirnya adalah Bapak Komang Jack terlihat selalu
SD ramah dan ceria dalam melayani
tamunya. Guyonan (joke) sering
disampaikan ke para wisatawan yang
ŒlµviµvPU • ‰ Œš] u]• ovÇ ^Today
4 Bapak Badrok. Berusia 55 tahun. Beliau ‰ ÇU š}u}ŒŒ}Á (Œ Yš}u}ŒŒ}Á Ç}µ
sudah berjualan sebagai pedagang came I say the same_ Z o ]v] • Œ]vP
warung makan selama 40 tahun. membuat wisatawan tertawa.
Pendidikan terahirnya adalah SD.

5 Bapak Nyoman Asa atau sering Bapak Nyoman biasanya memulai


dipanggil Man Asa. Berusia 37 tahun. komunikasi dengan memanggil
Beliau sudah berjualan makanan wisatawan asing yang lewat dengan
ringan selama 20 tahun. Pendidikan • ‰ v ^Hallo, buy one sir/madam_X
terakhirnya adalah SMP. Lambaian tangan dan senyuman selalu
dilakukan untuk menarik pengunjung.
Percakapan dilakukan dengan
mengucapkan kalimat-kalimat pendek
^Hay, how are you, buy one sir, this one
nice sir/madam, came on just one, you
look hungry ha..!_X < o]u š Œ Z •
Inggris yang digunakan tidak
menggunakan pola bahasa Inggris yang
v ŒX < o]u š ^Okay sir/madam thank
you. See you_ • o oµ ]µ ‰l v • š o Z
komunikasi.

6 Bapak Wandi. Berusia 39 tahun. Beliau Bapak Wandi biasanya memulai


sudah berjualan makanan ringan komunikasi dengan memanggil
selama 20 tahun. Pendidikan wisatawan asing yang lewat dengan
terakhirnya adalah SMP. • ‰ v ^Hay..hallo, buy one
sir/madam_X > u ] v š vP v v
senyuman selalu dilakukan untuk

146
Made Arya Astina dan Ketut Muliadiasa, Komunikasi Lintas Budaya ...

7 Bapak Komang atau sering dipanggil menarik pengunjung. Percakapan


John. Berusia 40 tahun. Beliau sudah dilakukan dengan mengucapkan
berjualan makanan ringan selama 20 kalimat-l o]u š ‰ v l ^Hay, how are
tahun. Pendidikan terakhirnya adalah you?, buy one sir, this one nice
SD. sir/madam, came on just one, you look
hungry ha..!._ < o]u š Œ Z • /vPPŒ]•
yang digunakan tidak menggunakan
pola bahasa Inggris yang benar. Kalimat
^Okay sir/madam thank you. See you_
selalu diucapkan setelah komunikasi.

8 Ibu Ni Putu. Berusia 40 tahun. Beliau Ibu Putu biasanya memulai komunikasi
sudah berjualan minuman di warung dengan memanggil wisatawan dengan
minum selama 25 tahun. Pendidikan • ‰ v ^Hay..hallo, sir/madam_X
terahirnya adalah SMP Tersenyum dan memperlihatkan wajah
ceria selalu dilakukan kepada para
pengunjung. Percakapan dilakukan
dengan mengucapkan kalimat-kalimat
^Hot or cold drink please, one more ok?,
hot today, you need drink_ < o]u š
berbahasa Inggris yang digunakan tidak
menggunakan pola bahasa Inggris yang
v ŒX < o]u š ^Okay sir/madam thank
you. See you_ • o oµ ]µ ‰l v • š o Z
komunikasi.

9 Bapak Lompang. Berusia 47 tahun. Bapak Lompang biasanya memulai


Beliau sudah berjualan minuman di komunikasi dengan memanggil
warung minum selama 30 tahun. Á]• š Á v vP v • ‰ v ^Hay..hallo,
Pendidikan terahirnya adalah SD boss_X W Œ l ‰ v ]o lµl v vP v
mengucapkan kalimat-l o]u š ^Hot or
cold drink please, one more ok?, hot
today, you need drink, come on boss,
you want beer?_X < o]u š Œ Z •
Inggris yang digunakan tidak
menggunakan pola bahasa Inggris yang
v ŒX < o]u š ^Okay sir/madam thank
you. See you_ • o oµ ]µ ‰l v • š o Z
komunikasi.

10 Ibu Rai. Berusia 49 tahun. Beliau sudah Ibu Kadek biasanya memulai
berjualan kerajinan tangan di wilayah komunikasi dengan memanggil

147
Journal Communication Spectrum, Vol. 4 No. 2 Februari t Juli 2017

Pantai Sanur selama 25 tahun. wisatawan asing yang lewat dengan


Pendidikan terakhirnya adalah SD. • ‰ v ^Hallo sir/madam_X W Œ l ‰ v
dilakukan dengan mengucapkan
kalimat-l o]u š ^Buy one sir, cheap
price sir/madam, this one good, I have
sandal, you want necklace? You look
good with this one, come on buy one,
this and this ok_X < o]u š Œ Z •
Inggris yang digunakan tidak
menggunakan pola bahasa Inggris yang
benar. Jika transaksi sudah selesai, ibu
Z ] • o oµ u vPµ ‰l v ^okay
sir/madam thank you, come again yah_X

Dari hasil observasi dan memperhatikan pola bahasa Inggris


wawancara tersebut maka dapat yang benar.
dilihat bahwa model komunikasi dari
para pedagang lokal dengan para Untuk mengetahui faktor-
wisatawan asing ditemukan bahwa faktor pendukung dan penghambat
dari komunikasi lintas budaya antara
para pedagang memulai komunikasi
dengan bahasa non-verbal seperti pedagan lokal dan wisatawan asing,
misalnya lambaian tangan, jabatan peneliti selain melakukan wawancara
tangan, senyuman, dan tatapan mata. dan observasi terhadap para pedagang
Pedagang lokal menggunakan kalimat lokal, wawancara, dan observasi juga
bahasa Inggris yang pendek dan tanpa dilakukan terhadap wisatawan.

No Informan Komentar

(diterjemahkan dari bahasa Inggris)

1 Mrs Helen Hudson. Berusia 45 tahun. Sebagian pedagang lokal bersikap


Beliau sudah pernah berkunjung ke agresive (agresive behavior) dan
Bali sebanyak 2 (dua) kali. Berasal dari cenderung memaksa untuk membeli
USA. produknya. Hal ini membuatnya merasa
kurang nyaman dalam berkomunikasi.

Bahasa Inggris yang dipakai pedagang


dapat dimengerti. Namun, kadang ada
beberapa kalimat yang kurang sopan
dipakai oleh pedagang.

2 Mr Ronald West. Berusia 50 tahun. Bahasa Inggris yang dipakai pedagang


Beliau sudah pernah berkunjung ke dapat dimengerti. Namun, kadang ada

148
Made Arya Astina dan Ketut Muliadiasa, Komunikasi Lintas Budaya ...

Bali sebanyak 1 (satu) kali. Berasal dari beberapa kalimat yang kurang sopan
USA. dipakai oleh pedagang. Hal ini tidak
begitu dipermasalahkan.

Beberapa pedagang memanggil saya


^ }••_U , o ]v] lµŒ vP • ya senangi.

3 Mrs Katherine. Berusia 32 tahun. Para pedagang lokal di pantai Sanur


Beliau sudah pernah ke Bali sebanyak memiliki karakter yang baik. Mereka
4 (empat) kali. Berasal dari Australia. memiliki budaya yang terbuka terhadap
wisatawan asing.

Bahasa Inggris yang dipakai tidak jelek.


Mereka dapat berkomunikasi dengan
baik dengan bantuan bahasa tubuhnya
(body language)

4 Mrs Nancy Nelson. Berusia 35 tahun. Para pedagang memiliki budaya yang
Beliau pertama kali datang ke Bali. baik. Mereka sangat ramah terhadap
Berasal dari USA. wisatawan asing.

Bahasa Inggris yang dipakai tidak jelek.


Mereka perlu belajar komunikasi
dagang yang baik.

5 Mr. Moritz. Berusia 40 tahun. Beliau Mereka ramah dan baik. Bahasa
sudah pernah ke Bali sebanyak 1 (satu) Inggrisnya cukup baik untuk keperluan
kali. Berasal dari Swiss. berdagang.

Kadang mereka memaksa kita untuk


membeli. Hal ini tidak bagus dan
membuat kita kurang nyaman.

6 Mr. Balanath. Berusia 41 tahun. Beliau Mereka sangat baik menyambut


sudah pernah ke Bali sebanyak 1 (satu) wisatawan asing. Beberapa suka
kali. Berasal dari India. bercanda. Hal ini membuat saya
nyaman berkomunikasi dengan mereka.

7 Mrs. Jenifer Lee. Berusia 34 tahun. Bahasa Inggris mereka bagus. Mereka
Beliau sudah pernah ke Bali sebanyak ramah.
1 (satu) kali. Berasal dari Singapore.

8 Mr. Mustakim. Berusia 37 tahun. Bahasa Inggris mereka bagus. Mereka


Beliau sudah pernah ke Bali sebanyak sopan dan ramah. Mereka memiliki

149
Journal Communication Spectrum, Vol. 4 No. 2 Februari t Juli 2017

2 (satu) kali. Berasal dari Singapore. perilaku yang terbuka terhadap


kedatangan orang asing.

9 Mr. Peter Eric. Berusia 50 tahun. Beliau Para pedagang kadang agak memaksa
sudah perhan datang ke Bali sebanyak kita untuk berbelanja. Tapi mereka baik.
1 (satu) kali. Berasal dari Belanda. ^ Ç • Œ]vP ]• µš ^ }••_U • Ç lµŒ vP
suka itu.

10 Mrs. Brenda Webb. Berusia 48 tahun. Mereka perlu berlatih bahasa Inggris
Beliau sudah pernah datang ke Bali dengan lebih baik lagi jika ingin
sebanyak 1 (satu) kali. Berasal dari melayani tamu dengan baik.
Belanda.

Dari hasil observasi dan permasalahan dari penelitian ini telah


wawancara tersebut maka dapat dapat terjawab. Adapun simpulannya
ditemukan bahwa terdapat faktor adalah sebagai berikut:
pendukung dan faktor penghambat
dalam komunikasi lintas budaya yang 1. Model komunikasi lintas budaya
dilakukan oleh para pedagang lokal dari para pedagang lokal dengan
dengan wisatawan asing di Pantai para wisatawan asing bahwa para
Sanur. Beberapa hal yang menjadi pedagang menggunakan
pendukung komunikasi lintas budaya komunikasi dengan bahasa non-
antara pedagang dengan wisatawan verbal seperti misalnya lambaian
asing adalah faktor budaya pedagang tangan, jabatan tangan,
di Pantai Sanur yang memiliki karakter senyuman, dan tatapan mata.
terbuka dan ramah terhadap orang Pedagang lokal juga menggunakan
asing. Faktor lainnya adalah faktor bahasa verbal yaitu dengan
kebutuhan ekonomi yang menggunakan kalimat bahasa
mengharuskan para pedagang Inggris yang pendek dan tanpa
berusaha berkomunikasi dengan para memperhatikan pola bahasa
pendatang. Sedangkan yang dianggap Inggris yang benar.
sebagai faktor penghambat adalah 2. Beberapa hal yang menjadi
minimnya penguasaaan bahasa Inggris pendukung komunikasi lintas
yang baik dan benar. Serta budaya antara pedagang dengan
pemahaman akan perlunya pelayanan wisatawan asing adalah faktor
budaya pedagang di Pantai Sanur
prima terhadap para tamu.
yang memiliki karakter terbuka
dan ramah terhadap orang asing.
Faktor lainnya adalah faktor
Simpulan kebutuhan ekonomi yang
Dari analisis yang telah dilakukan mengharuskan para pedagang
pada bab sebelumnya maka berusaha berkomunikasi dengan

150
Made Arya Astina dan Ketut Muliadiasa, Komunikasi Lintas Budaya ...

para pendatang. Sedangkan yang PT Remaja Rosdakarya.


dianggap sebagai faktor Bandung
penghambat adalah minimnya
penguasaaan bahasa Inggris yang Gudykunst, William B. dan Young Yun
baik dan benar. Serta kurangnya Kim. Communicating with
pemahaman akan perlunya Strangers: An Approach to
pelayanan prima terhadap para Intercultural Communication.
wisatawan. Edisi ke-2. New York: McGraw-
Dari simpulan hasil studi ini, Hill, 1992.
beberapa saran yang dapat Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi
disampaikan untuk menunjang Antarpribadi dan Medianya.
komunikasi lintas budaya di Pantai Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sanur adalah:
Lustig, Myron, dan Jolene Koester.
1. Perilaku ramah dan sikap terbuka Intercultural Competence,
dari para pedagang lokal di Pantai Interpersonal
Sanur perlu dipertahankan. Communication Across Cultures
2. Perlunya diberikan pelatihan (Fourth Edition). USA: Allyn &
bahasa Inggris yang khusus untuk Bacon Pub., 2003.
para pedagang.
3. Perlunya diberikan pelatihan Moleong, Lexy.J. 1996. Metodologi
pelayanan prima kepada para Penelitian Kualitatif. Bandung:
pedagang lokal. Remaja Rosdakarya Offset.

Mulyana, Deddy. dan Rakhmat, J. 2010.


Komunikasi Antarbudaya:
Daftar Pustaka
Panduan Berkomunikasi dengan
Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Orang-Orang Berbeda Budaya.
Interpesonal. Yogyakarta: Graha Bandung: PT Remaja
Ilmu. Rosdakarya.

Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi


Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta: Efektif: Suatu Pendekatan Lintas
Rajawali Pers. Budaya. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
DeVito, Joseph A. The Interpersonal
Communication Book (Ninth Samovar, dkk. 2007. Communication
Edition). New York: Between Cultures. USA: Thomson
Addison Wesley Longman, Inc., Higher Education.
2001.
Sihabuddin, Ahmad. 2011. Komunikasi
Effedy, Onong Uchjana, 1993. Ilmu Antar Budaya Satu Perspektif
Komunikasi, Teori dan Praktik.

151
Journal Communication Spectrum, Vol. 4 No. 2 Februari t Juli 2017

Multidimensi. Jakarta: PT
Bumi Aksara

Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka


Teknik Analisis Bahasa:
Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan Secara Linguistis.
Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.

Tubbs, Stewart dan Sylvia Moss, 2005.


Human Communication Konteks-
Konteks Komunikasi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

152

Anda mungkin juga menyukai