Anda di halaman 1dari 7

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan

Volume X No.2 November 2010

PEMBELAJARAN KOOPERATIF:
MENJAWAB PERSOALAN MASALAH HUMANISME

Yalvema Miaz
PGSD FIP-UNP

The attitude of arrogance and disconcern about other people is rooted from our inability to
synergize numerous conditions that occurred around us. The educational systems and models
have not yet given enough room for students to appreciate others, and the school wants to urge
them to to learn more, they were motivated to defeat each other. The educational progress is
measured by numbers, not how the changing
changing on the foundational thinking, emotional structure and
the attitude pattern. The phenomenon above needs a solution to seek alternative educational
system that rooted to togetherness, it intended to create cooperative learning process. Many
experts believe
lieve that the principal of cooperative learning is emphasize on the assumption that
humans is a social creature, they need each other and mutually dependent. The significance of it,
humans can’t live alone but need to be together and help each other on theirtheir life. Humans can’t
live alone, they need to be part of the society.

PENDAHULUAN dan transparan menyaksikan informasi dari


media global.
Berbagai peristiwa kekerasan akhir-akhir
akhir Sikap arogansi dan tidak mempedulikan
mempeduli
ini di tanah air menyentak pikiran kita, media orang lain berakar dari ketidakmampuan kita
masa mempertontonkan berbagai berita bagaikan untuk mensinergikan berbagai perbedaan yang
“sinetron” bersambung
ersambung tentang arogansi, ada di sekitar. Sistim dan model pendidikan
kekerasan, perkelahian, perbuatan anarkis yang belum maksimal memberikan ruang bagi siswa
disebabkan hanya soal sepele. Mungkinkah ini untuk saling menghargai dan bekerjasama,
gejala tercerabutnya rasa kemanusiaan. sekolah lebih banyak memacu untuk mengetahui
me
Kebebasan bertindak diluar batas norma dan nilai sesuatunya lebih banyak, bukan untuk menjadi
tentu juga hukum yang selama ini dan harus sesuatu yang lebih baik, mereka di motivasi
dijunjung
jung tinggi, sudah dikesampingkan ?. Kasus untuk mengalahkan orang lain. Kemajuan belajar
dan peristiwa itu hampir tiap hari ditontonkan diukur dengan capaian angka-angka,
angka bukan
oleh media masa elektronik dan cetak. Misalnya dengan perubahan-perubahan
perubahan mendasar pada
persoalan sepele bisa menimbulkan bentrokan cara berpikir, struktur emosi dan pola sikap
antar kampung, antar geng menyiksa lawan tanpa (Mata, 2005).
ampun. Sudah cukup banyak korban ko jiwa dan Dunia pendidikan kita dengan suasana
harta melayang. Ironisnya ini tidak hanya terjadi kompetitif yang muncul di kalangan sekolah
di kalangan masyarakat umum, tapi bahkan untuk menjadi yang terbaik telah mendorong
pelajar dan mahasiswa sudah menjadi hal biasa para siswa untuk meningkatkan semangat belajar
melakukan tawuran, bahkan ada juga yang yang positif. Akan tetapi suasana pembelajaran
membakar kampusnya alamaternya sendiri. seperti itu
tu secara tidak sadar akan menimbulkan
Tindakan kekerasan dan t
tidak suasana permusuhan di kelas. Seorang anak
mempedulikan orang lain telah memperlihatkan termotivasi untuk mengalahkan teman-teman
teman
sikap arogansi berlebihan dan mau menang sekelas atau sekolah. Menurut Lie (2004), sikap
sendiri dan ini perlu di sikapi apakah ada sesuatu agar aku bisa menang, orang lain harus kalah,
yang tidak benar disekitar kita. Landasan falsafat erat hubungannya dengan tujuan untuk
hidup yang sejak di SD di agung-agungkan
agung “menghalalkan
enghalalkan segala cara”. Seseorang yang
bahwa kita bangsa yang ramah, tampaknya sudah berambisi untuk menang, tetapi tidak bisa
mulai berubah bakal menjadi bangsa beringas. mengalahkan orang lain, bisa tergoda untuk
Pertanyaan itu tidak hanya datang dari negeri ini, menjatuhkan pesaingnya dengan cara apapun.
mungkin juga bangsa lain yang secara langsung
48

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume X No.2 November 2010

Dari fenomena di atas, diperlukan suatu bahwa merek semua memiliki


solusi menjadi model pendidikan alternatif yang tuuan yang sama, (d) para
intinya berakar kepada kebersamaan. Salah siswa membagi tugas dan
satunya menerapkan pembelajaran kooperatif berbagi tanggung jawab
pada berbagai mata pelajaran mulai dari SD diantara para anggota
sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak klompok, (e) para siswa
pendapat para ahli yang seprinsip bahwa, diberikan satu evaluasi atau
penekanan pembelajaran kooperatif (cooperative
( penghargaan yang akan ikut
learning)) pada prinsipnya menekankan bahwa berpengaruh terhadap evaluasi
manusia adalah makhluk sosial, saling kelompok, (f) para siswa
membutuhkan dan saling ketergantungan. berbagi kepemimpinan
Artinya manusia tidak bisa hidup sendiri kecuali sementara mereka memperoleh
dalam kebersamaan dan tolong menolong dalam ketrampilan bekerjasama
kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu,itu mereka selama belajar, (g) setiap siswa
perlu bersama hidup dalam kelompok atau diminta
masyarakat. mempertanggungjawabkan
Pembelajaran Kooperatif secara individual materi yang
Adalah satu bentuk pembelajaran yang ditangani dalam kelompok
berdasarkan paham konstruktivis. Prinsip koperatif.
pembelajaran koperatif adalah mendorong
tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individu Selanjutnya menurut Thompson (1995),
serta berkembangnya sikap ketrgantungan yang dalam
am pembelajaran kooperatif siswa belajar
positif dan mendorong peningkatan kegairahan bersama dalam kelompok-kelompok
kelompok kecil yang
belajar siswa (Etin, 2007). Sedangkankan Cooper saling membantu satu sama lain. Kelas disusun
menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang
pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dengan kemampuan yang heterogen.
kelompok kecil yang heterogen, anggota Artinya kelompok tersebut terdiri dari campuran
kelompok tersebut akan mempunyai tanggung kemampuan siswa, jenis kelamin, suku. Intinya
jawab dan bekerjasama untuk mencapai tujuan akan bermanfaat untuk melatih siswa menerima
bersama. perbedaan dan bekerja dengan teman yang
Dalam menyelesaikan tugas para siswa berbeda latar belakangnya.
akan menyelesaikan secara bersama Pada pembelajaran kooperatif dapat
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompoknya diajarkan ketrampilan-ketrampilan
ketrampilan khusus agar
saling bekerja sama, saling membantu untuk dapat bekerjasama
kerjasama dengan baik di dalam
memahami materi pelajaran. Belajar bagi siswa kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang
belum selesai jika salah satu teman dalam baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi
kelompok belum lagi menguasai bahan pelajaran. pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk
Menurut Lungdren (1994) unsur-unsur
unsur dasar diajarkan. Selama kerja kelompok tugas anggota
dalam pembelajaran kooperatif adalah; kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin,
(Slav
1995).
(a)para siswa harus memiliki
persepsi bahwa
ahwa mereka
“tenggelam atau berenang
bersama”, (b) para siswa harus Tujuan Pembelajaran Koopertif
memiliki tanggung jawa
terhadap siswa atau peserta Tujuan pembelajaran kooperatif jelas
didik lain dalam kelompoknya, berbeda dengan pembelajaran yang menekankan
selain tangung jawab terhadap kecenderungan siswa untuk maju sendiri atau
diri sendiri dalam mempelajari berprestasi sendiri seperti fenomena pendidikan
materi yang dihadapi, (c) para di sekolah yang sekarang cenderung hanya han
siswa harus berpandangan
pandangan memacu siswa untuk menjadi yang terbaik
49

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume X No.2 November 2010

semata. Sedangkan pembelajaran koperatif ketrampilan kerjasama dan berkolaborasi,


tujuannya menciptakan situasi dimana karena ketrampilan
pilan ini sangat besar
keberhasilan individu ditentukan atau gunanya dalam kehidupan siswa. Menurut
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya Isjoni (2007), penerapan pembelajaran
(Slavin, 1994). kooperatif agar peserta didik dapat belajar
secara berkelompok bersama teman- teman
Model pembelajaran kooperatif temanya dengan cara saling menghargai
dikembangkan
gkan untuk mencapai setidak-tidaknya
setidak pendapat dan memberikan kesempatan
tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum kepada orang lain untuk mengemukakan
Ibrahim, et al (2000) yaitu: gagasannya dengan menyampaikan
pendapat mereka secara berkelompok.
a. Hasil Belajar akademik
Dalam pembelajaran kooperatif meskipun Elemen Pembelajaran Kooperatif
beragam tujuan sosial, juga memperbaiki
prestasi siswa atau tugas-tugas
tugas akademis Pembelajaran yang dilaksankan secara
penting lainnya. Siswa akan terbantu untuk berkelompok belum tentu mencerminkan
mengharungi kehidupan dan memudahkan pembelajaran koperatif, walaupun secara teknis
siswa memahami konsep-konsep
konsep yang tampaknya sama. Sering disaksikan di kelas
sulit, sehingga dapat memperbaiki prestasi suasana belajar bersama dalam waktu yang sama.
dan kinerja siswa dalam tugas-tugas
tugas Tetapi tidak mencerminkan kerjasama antar
akademik. Para pengembang model ini, anggota kelompok. Untuk itu, perlu diperhatikan
telah menunjukan bahwa model struktur elemen-elemen
elemen pembelajaan kooperatif sebagai
penghargaan kooperatif telah dapat berikut (Johnson & Smith, 1991; Anita Lie,
meningkatkan nilai siswa pada belajar 2004) :
akademik dan perubahan norma yang
behubungan dengan hasil belajar. a. Saling ketergantungan positif
Disamping mengubah norma yang Maksudnya keberhasilan suatu karya
berhubungan dengan hasil belajar, sangat ditentukan pada usaha setiap
pembelajaran kooperatif dapat memberi
m anggotanya, semuanya harus bekerjasama
keuntungan baik pada siswa kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
bawah maupun atas yang bekerjasama Untuk itu perlu diciptakan kelompok kerja
menyelesaikan tugas-tugas
tugas akademik. efektif dengan menyusun tugas sedemikian
rupa sehingga setiap anggota kelompok
b. Penerimaan terhadap perbedaan harus menhyelesaikan tugasnya sendiri
individu agar yang lain bisa mencapai tujuan
Tujuan lain pembelajaran kooperatif mereka. Dalam metode Jigsaw, Aronson
dengan adanya pengelompokan siswa menyarankan jumlah anggota kelompok
secara heterogen, membuat siswa dibatasi sampai 4 orang saja dan keempat
menerima seluas-luasnya
luasnya perbedaan antar anggota
gota itu ditugaskan membaca bagian
sesama baik ras, agama, budaya, kelas yang berlainan. Keempat anggota ini
sosial, tingkat kemampuan dan sebagainya. berkumpul dan saling bertugar informasi.
Pembelajaran ini memberi peluang siswa Selanjutnya pengajar mengevaluasi
dari berbagai latar belakang dan kondisi mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini
untuk bekerja dengan saling bergantung setiap anggota merasa punya tanggung
pada tugas-tugas akademik dan melalui jawab untuk menyelesaikan tugasnya
tugasn agar
struktur penghargaan kooperatif akan yang lain bisa berhasil.
belajar saling menghargai sesama. Penilaian dilakukan dengan cara, setiap
siswa mendapat nilainya sendiri dan nilai
c. Pengembangan ketrampilan sosial kelompok. Nilai kelompok didapat dari
Pembelajaran kooperatif juga bertujuan kerjasama anggota. Untuk menjaga
utama untuk mengajarkan kepada siswa keadilan setiap anggota menyumbangkan
50

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume X No.2 November 2010

poin di atas nilai rata-rata


rata mereka. keluarga, sosial konomi yang berbeda.
Misalnya nilai rata-rata
rata si A adalah 65 dan Perbedaan ini akan
kan menjadi modal utama
kali ini dia mendapat 75, dia akan dalam proses saling memperkaya anggota
menyumbangkan 7 poin untuk nilai kelompok. Sinergi akan terbentuk dalam
kelompok mereka. Dengan begitu, setiap proses kelompok yang cukup panjang. Oleh
siswa akan bisa mempunyai kesempatan karena itu anggota kelompok akan banyak
untuk memberikan sumbangan nilai mengetahui dan saling mengenal dan akan
kelompok. Selain itu beberapa siswa yang menerima satu sama lain dalam interaksi
int
kurang mampu tidak akan merasa minder individu.
terhadap rekan-rekannya
rekannya karena mereka d. Komunikasi antar anggota
juga telah memberikan sumbangan. Pembelajaran kooperatif akan dapat
b. Tanggung jawab perseorangan memberikan ketrampilan berkomunikasi
Unsur ini merupakan akibat dari unsur sesama anggota klompok. Sebelum
pertama. Jika tugas dan pola penilaian diberikan tugas guru mengajarkan terlebih
dibuat menurut prosedur model dahulu cara-cara
cara berkomunikasi yang baik.
pembelajaran kooperatif setiap siswa akan Karena tidak semua siswa mempunyai
m
merasa bertanggung jawab untuk ketrampilan mendengarkan atau berbicara
melakukan yang terbaik. Kuncinya metode yang baik. Keberhasilan kelompok
ini berhasil apabila pengajar telah berkomunikasi tergantung dari kesiapan
menyiapkan penyusunan tugasnya. mereka unuk saling mendengarkan dan
Pengajar atau guru harus membuat kemampuan untuk menyampaikan
persiapan dan menyusun tugas sedemikian pendapat pribadinya.
rupa sehingga masing-masing masing anggota Guru juga menjelaskan tatacara
kelompok harus dapat melaksanakan berkomunikasi, bag
bagaimana cara
tanggung jawabnya sendiri agar tugas mengeluarkan pendapat atau menyanggah
selanjutnya dalam kelompok bisa pendapat teman tanpa menyinggung
dilaksanakan. perasaan. Tentunya para siswa tidak akan
Dalam teknik Jigsaw yang telah serta merta mampu berkomunikasi dengan
dikembangkan oleh Aronson, bahan bacaan baik, ini memerlukan proses pembelajaran
dibagi menjadi empat bagian masing- masing yang efektif dan efisien.
masing siswa mendapat dan membaca satu e. Evaluasi
bagian. Dengan cara itu siswa yang tidak Guru menjadwalkan untuk mengevaluasi
melaksanakan tugasnya akan diketahui proses kerja kelompok agar selanjutnya
dengan jelas dan mudah. Rekan-rekan
Rekan bisa bekerja sama yang lebih baik dan
dalam kelompok akan menuntutnya untuk efektif. Evaluasi dilakukan cukup sekali-
sekali
melaksanakan tugas agar tidak menghambat kali dalam beberapa kali pembelajaran.
yang lainnya. Gunanya untuk memperbaiki jika terdapat
c. Tatap Muka kelemahan dari tujuan utama pembelajaran
pembelajar
Setiap kelompok harus diberikan kooperatif.
kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan Pendekatanan dalam Pemblajaran
memberikan para siswa untuk membentuk Kooperatif
sinergi yang menguntungkan semua Ada beberapa model pembelajaran
anggota. Hasil kerjasama ini jauh lebih kooperatif, Arends (2001) membagi kepada
besar daripada jumlah hasil masing-masing
masing empat pendekatan secara ringkas dapat diuraikan
anggota. sebagai berikut :
Tujuan sinergi dimaksud adalah meujudkan a. Student Teams Achievement Division
penghargaan perbedaan, memanfaatkan (STAD).
kelebihan dan mengisi kekurangan masing-
masing Pendekatan ini dikembangkan oleh Robert
masing. Setiap anggota kelompok Slavin dan teman-teman
teman di Universitas
mempunyai latar belakang pengalaman, John Hopkin dan merupakan pendekatan
51

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume X No.2 November 2010

pembelajaran yang paling sederhana. mempresentasikan laporannya di depan


Belajar kelompok menyajikan informasi kelas.
akademik baru kepada siswa setiap minggu c. Pendekatan Struktural.
menggunakan presentasi verbal
ver atau teks. Pendekatan ini dikembangkan oleh
Siswa dalam kelas dipecah menjadi Spencer Kagen dan kawan-kawan.kawan
kelompok dengan anggota 4-5 4 orang dan Walaupun banyak kemiripan dengan
mereka harus heterogen, laki
laki-laki, pendekatan lain, akan tetapi lebih
perempuan, berasal dari berbagai suku, menekankan pada penggunaan struktur
memiliki kemampuan tinggi
tinggi-sedang- tertentu yang dirancang untuk
rendah. Anggota tim menggunakan lembar mempengaruhi pola interaksi siswa.
kegiatan atau perangkat pembelajaran yang Struktur tugas sebagi alternatif terhadap
lain untuk menuntaskan materi struktur kelas tradisionil seperti resitasi
pelajarannya dan kemudian saling dimana guru mengajukan pertanyaanpert
membantu satu sama lain untuk memahami kepada seluruh siswa dan siswa
bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, atau memberikan jawab setelah mengangkat
diskusi. Secara individual setiap minggu tangan dan ditunjuk. Struktur menghendaki
atau lebih diberi kuis. Kuis itu diskor dan siswa bekerja saling membantu dalam
setiapp individu dilihat perkembangan kelompok kecil dan lebih mencirikan
skornya. Skor tidak harus melampaui skor penghargaan kelompok daripada
rata-rata
rata mutlak siswa, tetapi bisa penghargaan individual.
melampaui skor sebelumnya. Pendekatan struktural
uktural dikenal untuk
b. Investigasi kelompok. perolehan isi akademik dan struktur
Ini merupakan model pembelajaran mengajarkan ketrampilan sosial atau
kooperatif yang paling komplek dan paling ketrampilan kelompok. Diantara struktur
sulit untuk diterapkan. Model ini pertama yang terkenal adalah think-pair-share dan
kali dikembangkan Thelan dan berbeda together yang digunakan
numbered-head-together
dengan STAD dan Jigsaw dimana siswa untuk mengajarkan isi akademik atau
terlibat dalam perencanaan baik topik yang mencheck ck pemahaman siswa terhadap isi
dipelajari maupun bagaimana jalannya tertentu. Sedangkan active listening dan
penyelidikan mereka. Pendekatan ini time token merupakan dua contoh yang
memerlukan norma dan struktur kelas yang dikembangkan untuk mengajarkan
lebih rumit
umit daripada pendekatan yang lebih ketrampilan sosial.
terpusat pada guru. d. Jigsaw.
Dalam pelaksanaan investigasi kelompok, Pertama kali di kembangkan oleh Elliot
dibagi kelompok dengan anggota 5-6 5 orang Aronson dan teman-teman
teman di Universitas
siswa yang heterogen. Dalam beberapa Texas dan kemudian diadopsi oleh Slavin
kasus kelompok mdapat dibentuk dan teman-teman
teman di Universitas John
berdasarkan pertimbangan keakraban atau Hopkins (Arend, 2001). Untuk lebih jelas
minat yang sama dan topik tertentu. Siswa keempat pendekatan pembelajaran
dapat memilih topik untuk diselidiki secara kooperatif ini dapat dipaparkan pada tabel
mendalam dan seterusnya berikut :

STAD JIGSAWInvestigasi Pendekatan


Kelompok struktural
Tujuan Informasi Informasi akademik Informasi Informasi
kognitif akademik sederhana akademik akademik
sederhana tingkat tinggi sederhana
dan ketrampilan
inkuiri
Tujuan sosial Kerja kelompok Kerja kelompok dan Kerja dalam Ketrampilan
dan kerjasama kerjasama kelompok kelompok dan
52

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume X No.2 November 2010

kompleks ketrampilan
sosial
Struktur tim Kelompok belajar Kelompok belajar Kelompok Bervariasi,
heterogen dengan heterogen dengan 5- belajar dengan berdua, bertiga,
4-55 orang 6 orang anggota 5-6 orang kelompok 3
3-5
anggota menggunakan pola anggota orang anggota
kelompok asal dan homogen
kelompok ahli
Pemilihan Biasanya guru Biasanya Biasan Biasanya guru
topik guru ya
pelajaran siswa
Tugas utama Siswa dapat Siswa mempelajari Siswa Siswa
menggunakan materi dalam menyelesaikan mengerjakan
lembar kegiatan kelompok ahli inkuiri tugas
tugas-tugas
dan saling kemudian kompleks sosial dan
membantu untuk membantu anggota kognitif
menuntaskan kelompok asal
materi belajarnya mempelajari materi
itu
Penilaian Tes mingguan Bervariasi dapat Menyelesaikan Bervariasi
berupa tes proyek dan
mingguan menulis
laporan dapat
menggunakan
tes, uraian
Pengakuan Lembar Publikasi lain Lembar Bervariasi
pengetahuan dan pengakuan
publikasi lain dan publikasi
lain

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Model pembelajaran kooperatif jika
dilaksanakan secara efektif pada proses Etin, Solihatin.2007. Cooperative Learning
pembelajaran di sekolah diharapkan akan dapat Analisis Model Pembelajaran IPS.
memberikan sumbangan dalam Jakarta: Bumi Aksara.
menumbuhkembangkan jiwa kebersamaan dan Guruvalah.2010. Orientasi Baru Dalam
kasih sayang serta kerjasama saling menghargai. Psikologi Belajar
Belajar.
Pengalaman belajar
elajar seperti itu menjadi basis http://www.psikologi_belajar
http://www.psikologi_belajar.
utama siswa untuk menghadapi situasi nyata Isjoni.2007. Cooperative Learning.
dalam kehidupannya dalam kelompok, Mengembangkan kemampuan Belajar
masyarakat dan negara. Berkelompok.. Bandung: Alfabeta.
Secara berkelanjutan model pembelajaran Kagan, S.1994. Coperative Learning.
Learning San Juan
kooperatif dapat dimulai dari SD dan diteruskan Capistrano CA: Kagan Cooperative
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Learning.
sehingga pembiasaan dalam proses pembelajaran Lie, Anita.2004. Cooperative Learning.
Learning
akan menjadi ciri kehidupan generasi mendatang Jakarta: Grasindo.
untuk saling menghormati dalam kebersamaan Miller, Courtney, K & Reece L. Peterson.
bangsa yang majemuk. Creative Positive Climate: Cooperative
Learning. http://www.indiana_edu/
http://www.indiana_edu/-
safeschl

53

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume X No.2 November 2010

Slavin, R.E.1990. Cooperative Learning: Young, Christie M. Encyclopedia of


Practice New
Theory, research and Practice. Educational Technology. Cooperative
York: Englewood Cliffs. Prentice Hall Learning. http://www.
http://www Encyclopedia of
educational technology.htm.

54

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai