Anda di halaman 1dari 14

SNI 47

Standarisasi dapat digunakan sebagai salah satu alat

kebijakan pemerintah dalam menata struktur ekonomi secara

lebih baik dan memberikan perlindungan kepada masyarakat.

SNI (Singkatan dari Standar Nasional Indonesia) adalah

serangkaian regulasi teknis yang digunakan di Indonesia

untuk mengatur berbagai aspek produk, layanan, proses, dan

sistem guna memastikan bahwa mereka memenuhi standar

yang telah ditetapkan oleh badan standarisasi nasional, yaitu

Badan Standardisasi Nasional (BSN).


Tujuan SNI

SNI digunakan untuk memastikan bahwa produk


dan layanan yang dihasilkan di Indonesia atau
yang diimpor ke Indonesia memenuhi standar
kualitas, keamanan, dan lingkungan yang telah
ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk melindungi
konsumen, mendukung industri dalam negeri.
Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah
satu-satunya standar yang berlaku
secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan
ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Termasuk Penggunaan
dan Pengesahan Tanda.

Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Nasional di


bidang akreditasi dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN).

Pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang Standar Nasional


untuk Satuan Ukuran dilakukan oleh Komite Standar Nasional
untuk Satuan Ukuran (selanjutnya disingkat KSNSU)

Dalam melaksanakan tugasnya Badan Standardisasi Nasional


berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000

Badan Standarisasi Nasional ( BSN ) menggantikan fungsi dari


Dewan Standardisasi Nasional (DSN)
Perumusan SNI mengacu kepada prinsip-prinsip
pengembangan standar
Transparan dan terbuka :
Terbuka bagi semua pihak yang berkepentingan dan memberikan kesempatan
yang sama bagi yang berminat untuk berpartisipasi melalui kelembagaan yang
berkaitan dengan pengembangan SNI

Konsensus dan tidak memihak :


Memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk
mengutarakan pandangannya

Efektif dan relevan :


Harus mengupayakan agar hasilnya dapat diterapkan secara efektif sesuai dengan konteks
keperluannya.

Koheren :
Sejauh mungkin mengacu kepada satu standar internasional yang relevan dan
menghindarkan duplikasi

Dimensi pengembangan :
Mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan termasuk usaha kecil dan
menengah serta kebutuhan daerah.
1. Bagaimana kepastian hukum tanda SNI dalam
praktik?
2. Bagaimana sistem untuk memenuhi pedoman
penggunaan tanda SNI berdasarkan UU No 2 Tahun
2017 pasal 47?
3. Bagaimana penerapan tanda SNI barang
berdasarkan UU no 47 tahun 2014?
Kepastian Hukum Tanda SNI Dalam Praktik

Ketentuan mengenai tata cara penggunaan


2. Tanda Kesesuaian diatur dengan
Peraturan Menteri atau Peraturan Kepala
Lembaga Pemerintah Nonkementerian.

Peraturan Kepala BSN


Pasal 47 Undang
Undang Nomor 20
Tahun 2014
Ketentuan mengenai tata cara
1. penggunaan Tanda SNI diatur dengan
Peraturan Kepala BSN.

3. Penerapan tanda SNI barang berdasarkan UU no 47


tahun 2014
Digunakan sebagai acuan dan panduan bagi Komite Teknis Perumus SNI, Tenaga Pengendali Mutu
Perumusan SNI, konseptor dan editor perumusan SNI, serta BSN. Berlaku istilah dan definisi berikut ini:

01 Persyaratan :
pernyataan yang menggambarkan kriteria yang harus dipenuhi jika
Sistem Untuk Memenuhi Pedoman kesesuaiannya diperlukan dan tidak diperbolehkan adanya penyimpangan

Penggunaan Tanda SNI 02 Rekomendasi


pernyataan dalam dokumen yang menunjukkan keperluan pemenuhan
Berdasarkan persyaratan yang disarankan dari beberapa kemungkinan
UU NO 2 Tahun 2012 Pasal 47 03 Pernyataan
ungkapan dalam dokumen yang memberikan informasi

04 Unsur Normatif
unsur yang menjadi persyaratan atau ketentuan yang diperlukan dalam standar

05 Unsur Informatif
unsur yang menjadi persyaratan atau ketentuan yang diperlukan dalam standar
06 Unsur Pendahuluan
unsur yang mengidentifikasikan dokumen, memperkenalkan isinya dan
menjelaskan latar belakang, perkembangan dan hubungannya dengan
dokumen lain
07 Unsur Wajib
unsur dalam dokumen yang bersifat wajib
How to put the sign Harus berisikan logo SNI, nomor SNI, judul SNI, nomor ICS, dan logo BSN,

a. Logo SNI di pojok kiri atas (ukuran 2,29 cm ×


3,23 cm)

b. Tulisan Standar Nasional Indonesia dibawah


logo SNI (jenis huruf: Arial, 12, Bold, rata kiri)

c. Nomor SNI di pojok kanan atas (jenis huruf:


Arial, 14, Bold; rata kanan, sejajar dengan logo
SNI)
Posisi judul SNI berada ditengah-tengah halaman sampul, ditulis dengan huruf kapital pada
huruf awal kata pertama dan selanjutnya dengan huruf biasa dengan ketentuan
How to put the sign

d. Judul SNI untuk monolingual; Posisi judul berada di bagian tengah


halaman, di bagian atas: Judul bahasa Indonesia (jenis huruf: Arial,
18, bold); di bagian bawahnya dalam kurung: nomor acuan standar,
IDT/MOD (jenis huruf: Arial, 12, Bold)

e. Judul SNI untuk bilingual; Posisi judul berada di bagian tengah


halaman, di bagian atas: Judul bahasa Indonesia (jenis huruf: Arial,
18, bold); di bagian tengah: Judul bahasa Inggris (jenis huruf: Arial,
16, bold); di bagian bawah dalam kurung: nomor acuan standar,
IDT/MOD (jenis huruf Arial; 12; Bold);
Posisi judul SNI berada ditengah-tengah halaman sampul, ditulis dengan huruf kapital pada
huruf awal kata pertama dan selanjutnya dengan huruf biasa dengan ketentuan
How to put the sign

f. Judul SNI untuk bilingual, hasil adopsi identik/modifikasi tapi arti


terjemahan berbeda dari judul standar acuan. Posisi judul berada di
bagian tengah halaman, di bagian atas: judul bahasa Indonesia (jenis
huruf: Arial, 18, bold); di bagian tengah: judul bahasa Inggris
terjemahannya (jenis huruf: Arial, 16, bold); di bagian bawah dalam
kurung: judul bahasa Inggris yang asli, nomor acuan standar, IDT
(jenis huruf Arial; 12; Bold).

g. SNI amandemen; Posisi judul sesuai dengan ketentuan SNI yang


diamandemen dan di bagian bawahnya: AMENDEMEN X (jenis
huruf: Arial, 18, Bold);
Posisi tulisan ICS dan nomor ICS, tulisan Badan Standardisasi Nasional serta logo BSN berada
didalam footer 1,3 cm terletak di dalam tiga kolom pada bagian bawah halaman sampul,
How to put the sign

a. ICS dan nomor ICS dari SNI tersebut(jenis


huruf: Arial, 11, Bold; berada di kolom paling
kiri, rata kiri);
b. Tulisan Badan Standardisasi Nasional (jenis
huruf Arial, 12, Bold; berada di kolom
tengah, rata kanan);
c. Logo BSN (ukuran 1,5 cm × 3,5 cm; berada
di kolom paling kanan; rata kanan).
KEUNTUNGAN PRODUK BER-SNI

1. Bagi konsumen bisa merasa nyaman dan yakin jika produk yang
mereka gunakan telah berstandar SNI.
2. Bagi produsen akan memiliki jaminan kualitas pada
barang-barang yang mereka produksi sehingga peluang untuk
menembus pasar menjadi lebih terbuka.

Produk yang ber-SNI sangat penting, baik dari sisi keamanan,


legalitas, maupun kepercayaan dari konsumen.
Prosedur mendapatkan label SNI

1. Isi Formulir Permohonan SPPT SNI


2. Verifikasi Permohonan
3. Audit Sistem Manajemen Mutu Produsen
4. Pengujian Sampel Produk
5. Penilaian Sampel Produk
6. Keputusan Sertifikasi
7. Pemberian SPPT-SNI

Anda mungkin juga menyukai