Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan
melisankan

bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada kata atau nama itu. Di

dalam bahasa, sebetulnya ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan
adalah cara menuliskan bahasa(kata atau kalimat) dengan menggunakan huruf atau
tanda baca.Di dalam perkembangannya, bahasa Indonesia pernah mengunakan
beberapa macam ejaan.Mulai dari tahun 1901, penulisan bahasa Indonesia (waktu itu
masih bernama bahasa Melayu) dengan abjad Latin mengikuti aturan ejaan yang
disebut Ejaan van Ophusyen. Peraturan ejaan itu digunakan sampai bulan Maret
1947, yaitu ketika dikeluarkan peraturan ejaan yang baru oleh Menteri
Pengajaran,Pendidikan dan Kebudayaan, Mr. Soewandi dengan Surat Keputusan
No.264/Bhg. A. tanggal 19 maret 1947 (kemudian diperbaharui dengan lampiran pada
Surat Keputusan tanggal 1 April 1947, No 345/Bhg. A). Peraturan ejaan yang baru itu
disebut Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada saat ini bahasa Indonesia
menggunakan ejaan yang disebut

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

mulai Agustus 1972, setelah diresmikan di dalam pidato kenegaraan Presiden


Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Penjelasan lebih lanjut mengenai aturan
ejeaan itu dimuat dalam (Pedoman Umum) Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Dilampirkan pada Surat Keputusan Menteri pendidikan dan
Kebudayaan no.0196/U/1975, tanggal 27 Agustus 1975. Di dalam pedoman itu diatur
hal-hal mengenai (1) Pelafalan, (2) Penulisan huruf, (3)Penulisan kata (4)Penulisan
partikel, dan (5)Penulisan angka bilangan (6) Penulisan unsure serapan dan (7)
Penulisan tanda baca. Berikut ini disajikan beberapa segi yang dirasakan belum
mantap mengenai penetapan aturan ejaan seperti yang dikemukakan di dalm pedoman
itu, yaitu beberapa hal yang menyangkut pelafalan, penulisan huruf, penulisan kata,
partikel, dan Angka bilangan dan penulisan unsure serapan, dan tanda baca .
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penulisan Penomeran ?
2. Bagaimana Penulisan angka bilangan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penulisan penomeran.
2. Untuk mengetahui penulisan angka bilangan

iii

3. Untuk mengetahui penulisan unsur serapan


4. Untuk mengetahui penulisan tanda baca

BAB II
iii

PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana Penulisan Penomeran
1. Cara Mengatur Penomeran Halaman Dengan Format Berbeda Dalam Satu
File di Ms. Word 2010
Dalam membuat sebuah buku, skripsi, proposal atau apalah namanya yang
berupa naskah dengan banyak halaman, biasanya disertai dengan halaman daftar
isi yang memuat topic atau bahasan yang ada dalam buku atau skripsi tersebut dan
dicantumkan juga nomor halaman atau page number.
Dalam aturan pemberian nomor halaman terdapat dua format nomor
halaman, yaitu format nomor halaman dengan angka romawi kecil, dan
penomoran halaman dengan menggunakan angka standart. Penomoran halaman
dengan angka romawi kecil yaitu I, ii, iii, dst biasanya diberikan mulai halaman
judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto, sampai dengan halaman
daftar isi atau kata pengantar. Sedangkan normor halaman yang menggunakan
angka standart 1, 2, 3, dst diberikan pada halaman Bab I Pendahuluan dan
seterusnya.
Dan biasanya aturan letak memberikan nomor halaman juga berbeda.
Halaman judul sampai dengan kata pengantar yang menggunakan angka romawi
kecil biasanya terletak di bagian footer dan center (berada di tengah-tengah).
Sedangkan halaman BAB I Pendahuluan dan seterusnya menggunakan angka
standart dan nomor halamannya terletak pada footer sebelah kanan (right) kecuali
pada setiap halaman BAB berada pada header ( atas) sebelah kanan.
Untuk mengatur seperti tersebut diatas, biasanya penulis atau yang ngetik
naskah membagi menjadi dua atau tiga file yang terdiri dari file yang berisi
halaman judul dan satunya lagi file dengan halaman dengan nomor angka standart
(BAB I, dst). Namun hal tersebut dapat kita jadikan menjadi satu file saja yang
terdiri dari halaman dengan nomor romawi dan halaman dengan nomor angka
standart. Untuk itu anda harus membuat section break. Dan berikut ini caranya :
1. Ketik semua naskah buku, skripsi, proposal, laporan dan sebagainya.
2. Untuk membuat nomor halaman romawi pada halaman judul sampai kata
pengantar, klik insert, pada group menu Header&Footer klik Page Number
kemudian pilih Bottom of page dan pilih Plain number 2 (terserah sih,
tergantung kebutuhan,mau meletaknya dimana)

iii

3. Maka halaman 1 akan terlihat pada halaman judul. Untuk merubah angka
standart menjadi angka romawi, klik pada page number dan pilih Format
page numbers.

4. Pada number format pilih i,ii,iii,. Dan klik OK, maka nomor halaman akan
berubah dari angka 1 menjadi i (angka romawi 1)

iii

5. Sampai disini semua halaman menggunakan angka romawi kecil.


6. Untuk membuat halaman BAB I dan seterusnya menjadi angka standart
dimulai dari angka 1 tanpa merubah format nomor halaman sebelumnya,
maka halaman BAB I harus dibuat section break. Caranya adalah letakkan
kursor pada halaman BAB I atau halaman yang nomor halamannya akan
dirubah. Kemudian klik Ribbon Page Layout, dan klik Breaks pada group
menu Page setup. Kemudian klik atau pilih Next page. Sampai disini new
section

break

telah

terbentuk.

7. Klik ganda pada Footer / nomor halaman BAB I, pada ribbon design, group
menu navigation, nonaktifkan tombol Link to previous. Klik tombol tersebut
sehingga tidak berwarna kuning lagi.

iii

8.

Hapus nomor halaman tersebut, kemudian pada ribbon design, group menu
Header&Footer klik page number. Dan pilih format page numbers.

9. Pada number format ubah i,ii,iii,. Menjadi 1,2,3, kemudian pada pilihan
start at pilih 1 dan klik OK.

Sampai disini sudah berubah, yaitu halaman judul sampai dengan kata
pengantar menggunakan format nomor halaman menggunakan angka romawi
kecil sedangkan pada halaman BAB I Pendahuluan menggunakan nomor
halaman angka standart.

Untuk pengaturan letak halaman pada prinsipnya menggunakan cara yang


sama yaitu menghilangkan fungsi link to previous dan start at pilih secara
manual halaman yang anda butuhkan.

iii

Setelah pengaturan diatas, maka dalam satu file nomor halaman berbedabeda formatnya, ada nomor halaman dengan format angka romawi i,ii,iii, dan
ada juga nomor halaman yang menggunakan angka standart / Arabic 1,2,3,
Penulisan angka kerap menimbulkan keraguan pada penulis. Meski kerap
menemukan angka, penulis masih kerap salah dalam penulisannya. Keraguan
dalam penulisan angka atau jumlah bilangan dalam kalimat umunya terjadi saat
penulis harus memutuskan penulisan dalam bentuk kata atau angka biasa.
Teknik penulisan angka dalam Bahasa Indonesia tidaklah tunggal.
Terdapat beberapa macam acuan penulisan tergantung dengan konteks kalimat
dan makna yang melekat pada angka atau bilangan dalam kalimat. Panduan ini
disusun

berdasarkan Pedoman

Umum

Ejaan

Bahasa

Indonesia

yang

Disempurnakan edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September
1987.
Penulisan angka
1.

Berikut ini adalah beberapa teknik penulisan angka dalam bahasa Indonesia:
Penulisan angka atau bilangan pada awal kalimat harus ditulis dalam
bentuk kata. Jika kata yang menyebutkan angka tersebut melebihi dua
kata, bilangan atau angka tersebut harus tetap ditulis dalam bentuk angka
dengan pengubahan susunan kalimat. Perhatikan contoh berikut ini :
a. Dua puluh tenaga kerja Indonesia (TKI) diberangkatkan ke Hong
Kong,
b. Ketua RT mengajak 150 orang warga bergotong-royong
Contoh kedua menunjukkan penulisan angka yang lebih dari tiga kata.
Kalimat tersebut tidak boleh disusun dalam bentuk: 150 orang warga diajak
kepala RT bergotong-royong.

2.

Bilangan dapat dinyatakan dalam kata kecuali menujukkan deret jumlah


tertentu. Perhatikan contoh berikut ini :
a. Saya membeli dua buah buku
b. Ibu membawakan para tetangga lima ratus baju baru saat pulang haji
c. Saat pemilihan ketua RT, 20 suara dinyatakan tidak sah, 50 suara
memilih Somat dan 60 suara lainnya memilih Jufri.
d. Rian menerima kiriman paket yang berisi 20 buku tulis, 35 pensil dan

3.

20 rautan pensil.
Pengejaan angka bilangan utuh berjumlah besar diperbolehkan dalam
kalimat. Contohnya :
a. Warga Banyuasin mendapatkan bantuan sebesar 450 juta rupiah dari
seorang dermawan asing untuk pembuatan jalan kampung.
b. Buku yang kubeli seharga 2 juta rupiah.

iii

4.

Penulisan angka untuk nomor, seperti urutan rumah, jalan dan atau kamar
bisa ditulis dengan angka biasa atau dengan penomoran Yunani.

5.

Contohnya :
a. Hotel Wijaya No. 13
b. Jalan Veteran II A No. 18
Penomoran untuk menunjuk rincian buku atau kitab suci dapat ditulis

6.

dalam angka atau angka Yunani, contohnya :


a. Kitab Kejadian : 18
b. Surat an-Nisa : 16
c. Bab III, halaman 16
Bilangan Angka utuh memiliki aturan penulisan dalam kata sebagai

7.

berikut :
a. Enam belas (bukan enambelas)
b. Dua puluh (bukan dua puluh)
c. Enam ratus (bukan enamratus)
Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan beberapa model
berikut :
a. Romawi berkuasa di Eropa pada abad ke VIII (huruf romawi)
b. Edison menemukan lampu pijar pada abad ke-18
c. Pada akhir abad kesembilan belas manusia akan mengalami revolusi

8.

9.

spiritual
Penulisan bilangan pecahan dapat dilakukan dengan cara :
a. setengah (1/2)
b. seperenam belas (1/16)
c. tiga perempat (3/4)
d. dua persepuluh (0,2) atau (2/10)
e. tiga dua pertiga (3 2/3)
f. satu persen (1%)
g. satu permil (1)
Penambahan akhiran -an pada bilangan dapat dilakukan, contohnya :
a. tahun 1980-an
b. Uang receh 500-an

iii

2.2 Penulisan Angka dan Lambang Bilangan


Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata.Angka dipakai
sebagai lambang bilangan atau nomor.Di dalam tulisan lazim digunakan angka
Arab atau angka Romawi.
Angka

: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9

Arab
Angka

: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100),

Romawi

D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000)

1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau


dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai
secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta buku.
2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari
dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak
dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat.
Misalnya:
Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Bukan:
250 orang peserta diundang Panitia dalam seminar itu.
3. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja
sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550
miliar rupiah.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan
biaya Rp10 triliun.
4. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat,
luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah.
Misalnya:
0,5 sentimeter Rp5.000,00
5 kilogram
5,10*
4 meter persegi 100
10 liter

Catatan:
(1) Tanda titik pada contoh bertanda bintang (*)
merupakan tanda desimal.
(2) Penulisan lambang iii
mata uang, seperti Rp, US$, ,
dan tidak diakhiri dengan tanda titik dan tidak ada
spasi

antara

lambang

itu

dan

angka

yang

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian makalah di atas maka dapatlah ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penomeran dan angka adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan
bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu
bahasa.
2. Pada saat ini bahsa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan bahasa
Indonesia yang Disempurnakan mulai Agustus 1972, setelah diresmikan
didalam pidato kenegaraan presiden Suharto pada tanggal 16 Agustus
1972.Penjelasa ini mengenai aturan ejaan itu dimuat dalam (Pedoman Umum)
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan dilampirkan pada Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0196/U/1975, tanggal 27
Agustus 1975, ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu: Pemakaian
tanda baca, Penulisan unsur serapan, Penulisan penomeran, Penulisan huruf,
Pemakaian angka .
3.2 Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga
penulis mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga
makalah ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti
bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini

DAFTAR PUSTAKA
Panduan Belajar Bahasa Indonesia. Yogyakarta:Primagama.
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Kosakata. 1989. Bandung:Angkasa Bandung.

iii

http://afirmanto.blogspot.com/2010/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html (Diakses
pada hari Minggu tanggal 15 Nopember 2015 pukul 14.00 WIB)
http://muhfaishalf.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
pada hari Minggu tanggal 15 Nopember 2015 pukul 14.00 WIB)

(Diakses

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat membuat makalah tentang

PENOMERAN DAN

ANGKA . Dalam makalah ini, kami mencoba menyajikan materi-materi yang


bersangkutan dengan Pelafalan, Penulisan huruf, kata, partikel, dan angka bilangan
dan juga penulisan unsur serapan, dan tanda baca.
Makalah ini disusun berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber.
Kami menyadari sepenuhmya behwa makalah ini masih belum sempurna dan untuk

iii

menjadi sempurna. Untuk itu diharapkan kepada semua pihak untuk memberikan
masukan dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan- kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan. Akhir kata diucapkan banyak terima kasih.

Belitang, 15 Nopember 2015

Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................

ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................

BAB II

1
2
2

PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana Penulisan Penomoran..............................................
2.2 Penulisan Angka dan Lambang Bilangan..................................

3
9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...............................................................................

15

3.2 Saran...........................................................................................

15

iii

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iii

16

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
A.

Latar belakang

B.

Rumusan masalah

C.

Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Pelafalan
Penulisan huruf
Penulisan kata
Penulisan partikel
Penulisan angka bilangan
Penulisan unsur serapan
Penulisan tanda baca
BAB III PENUTUP

A.
B.

Penutup
Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii

ii

Anda mungkin juga menyukai