Anda di halaman 1dari 3

’’Rahasia

Sampah Organik ’’
Oleh: Angeline

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua.

Pertama-tama, marilah kita awali dengan memanjatkan puji syukur atas ke hadirat
Tuhan atas limpahan rahmat dan kasih-Nya, sehingga kita dapat berkumpul disini untuk
mengikuti ujian praktik Bahasa Indonesia. Yang terhormat Ibu Ria Apri Kandari S.Pd dan Bapak
Heru S.Pd selaku guru mata pelajaran sekaligus penguji ujian praktik Bahasa Indonesia, serta
teman-teman kelas XII yang saya banggakan. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
Ibu/Bapak guru penguji dalam ujian praktik Bahasa Indonesia yang telah memperkenankan
saya untuk berpidato disini dan terima kasih kepada teman-teman kelas XII yang telah hadir
untuk mendengarkan pidato saya sekaligus untuk mengikuti ujian praktik Bahasa Indonesia.

Sebelum saya memulai pidato, saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, saya
Angeline dari kelas XII IPA. Pada pidato saya kali ini, saya ingin memberikan informasi yang
bermanfaat berdasarkan pengalaman saya sendiri. Adapun judul pidato saya hari ini adalah
“Rahasia Sampah Organik”.

Hadirin yang saya banggakan

Seperti yang kita ketahui, sampah organik adalah barang yang dianggap sudah
tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai jika
dikelola dengan prosedur yang benar. Salah satu upaya untuk meminimalkan sampah organik
adalah dimanfaatkan sebagai bahan untuk pupuk kompos, tetapi pada pidato saya kali ini, saya
tidak membahas tentang cara membuat pupuk kompos, melainkan dengan menjadikan
sampah tersebut menjadi larutan rahasia yang disebut ‘eco-enzyme’. Teknik pengubahan
sampah organik menjadi eco-enzyme berperan penting dalam mengurangi banyaknya sampah
organik yang berakhir di TPA. Sebuah riset oleh Sustainable Waste Indonesia menunjukkan
bahwa sebanyak 60% dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia adalah sampah organik.
Sayangnya, dari total sampah yang dihasilkan (organik dan anorganik), hanya 7.5% yang diolah.
Lalu, bagaimana dengan sisa sampah yangb tidak diolah? Sisa sampah yang tidak diolah
ditimbun, dibakar, dibiarkan, dan sebanyak 69% dikirim ke TPA. Padahal, kapasitas TPA sangat
terbatas.

Hadirin dan teman-teman yang saya banggakan

Seperti yang kita tahu, sampah organik yang menumpuk di TPA memiliki dampak buruk
bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Sampah organik yang
tertumpuk di TPA dapat menghasilkan gas metana, yaitu gas rumah kaca yang memiliki
kemampuan menangkap panas 30 kali lebih efektif dibandingkan karbon dioksida. Selain itu,
gas metana juga memiliki dampak buruk untuk kesehatan pernapasan masyarakat di sekitar
TPA karena dapat mengurangi komposisi oksigen di udara. Masalah lingkungan dan kesehatan
yang muncul akibat sampah organik harus diatasi dengan cara mengurangi produksi sampah
organik, serta memproses sampah organik yang dihasilkan, salah satunya dengan cara
mengolah sampah organik menjadi eco-enzyme. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama
membuka pikiran dan mata kita bahwa sebenarnya banyak upaya kecil yang dapat kita lakukan
dan salah satunya adalah pembuatan eco-enzyme.

Hadirin yang saya hormati

Apa yang dimaksud dengan eco-enzyme?

Eco-enzyme atau garbage enzyme merupakan sampah organik yang difermentasi


selama tiga bulan. Bahan untuk membuatnya cukup sederhana, yaitu memasukkan food waste
seperti kulit buah atau sisa sayur ke dalam botol bening dan dicampur dengan air serta gula.
Ketika sudah jadi, eco-enzyme dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti dipakai
sebagai pengganti sabun cuci, cairan pel, membersihkan kaca atau untuk membunuh hama.

Hadirin yang saya banggakan

Mengapa eco-enzyme ini sangat penting?

Dari hari pertama kita membuat eco-enzyme, prosesnya akan melepaskan gas ozon
(03), O3 dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang memerangkap panas yang
mengakibatkan pemanasan global. Jadi, dengan eco-enzyme dapat mengurangi efek rumah
kaca dan global warming. Enzim ini juga dapat menjadi hormon alami dan nutrisi untuk
tanaman. Sementara itu, mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) dapat bermanfaat bagi
tanaman laut dan kehidupan laut. Singkatnya, mengapa kita perlu mempertimbangkan untuk
membuat eco-enzyme? Pertama, hemat yaitu mengubah sampah dapur menjadi pembersih
rumah tangga alami alias DIY. Kedua, mengurangi polusi, seperti yang saya uraikan tadi bahwa
eco-enzyme dapat mengurangi efek rumah kaca. Ketiga, Air purify yang berarti membersihkan
udara dari racun, polusi dan menghilangkan bau. Terakhir, sangat multifungsi karena
pembersih enzim ini 100% natural dan bebas dari bahan kimia sehingga mudah terurai, lembut
di tangan dan tentunya baik bagi lingkungan. Saking alaminya, setelah digunakan untuk pel,
cairan ini juga bisa dipakai untuk menyiram tanaman. Eco-enzyme juga dapat digunakan untuk
merangsang hormon tanaman untuk meningkatkan kualitas buah dan sayuran dan untuk
meningkatkan hasil panen. Jadi pada intinya adalah circular economy at its best.

Hadirin yang saya hormati dan banggakan

Marilah kita bersama-sama selamatkan bumi kita dengan memulai hal baru melaui eco-
enzyme ini. Ada sebuah pepatah yang sangat saya sukai, mulailah perhatikan hal kecil karena
pengaruhnya belum tentu kecil. Terima kasih atas perhatiannya dan sekian pidato dari saya.

Selamat pagi.

Anda mungkin juga menyukai