Kakhiv Aids
Kakhiv Aids
1. URAIAN PEKERJAAN
a. Nama Pekerjaan : Kajian Strategis Pemetaan Populasi Kunci AIDS Di Kabupaten
Bandung
b. Lokasi : Kabupaten Bandung
c. Tujuan Pekerjaan : Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sebaran populasi
kunci AIDS di Kabupaten Bandung
d. Output Pekerjaan : Laporan hasil kajian Kajian Strategis Pemetaan Populasi Kunci
AIDS Di Kabupaten Bandung
e. Sumber Dana : APBD Kabupaten Bandung T.A 2023
f. Jumlah Dana : Rp 75.000.000,- (Tujuh puluh lima juta rupiah)
2. PENDAHULUAN
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung, pada Tahun 2022 total
ada 233 orang positif HIV/AIDS. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2021
yang hanya mencapai 225 orang . Penyebab masyarakat yang terkena dampak positif HIV/
AIDS di Kabupaten Bandung salah satu penyebabnya adalah Homoseksual (hubungan
sesame jenis laki-laki) 29,26 %, dari TBC 18 %, dari dari Ibu Hamil.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang dihimpun dari rumah sakit
dan puskesmas, hingga Desember 2017 terdapat 4.391 kasus HIV. Angka tersebut terus
meningkat dengan rata-rata 200-400 kasus baru pertahunnya.
Kelompok populasi kunci terdiri kelompok rentan terhadap penularan HIV/AIDS dan
penyakit menular seksual lainnya (IMS) yang melakukan perilaku berisiko seperti berganti
pasangan dan bertukar jarum suntik. Beberapa kelompok kunci yang dijadikan
pengamatan terhadap pemetaan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bandung adalah wanita
pekerja seks (WPS), waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), dan pengguna napza suntik
(penasun), Ibu Hamil, dan Pasien TBC.
Kasus HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin di
Kabupaten Bandung
200
172
180
160 137
140 130
120
100
80
46 53
60 42
40
20
0
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
2019 2020 2021
Gambar 1
Grafik Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Bandung
(Sumber: https://opendata.jabarprov.go.id/)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang SPM Bidang
Kesehatan yang memuat 12 jenis pelayanan dasar yang harus dilakukan Pemerintah
Kabupaten/Kota, poin ke 12 menyebutkan target Pelayanan Kesehatan Orang dengan
Risiko Terinfeksi HIV. Pencapaian SPM tersebut lebih diarahkan kepada kewenangan
Pemerintah Daerah. Konsep SPM menjadi Kinerja Pemda, sehingga dalam hal ini
Pemerintah Kabupaten Bandung harus memastikan tersedianya sumber daya (sarana,
prasarana, alat, tenaga dan uang/biaya) yang cukup agar proses penerapan SPM berjalan
adekuat. SPM merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal. SPM merupakan hal minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemda untuk
rakyatnya, maka target SPM harus 100% setiap tahunnya.
Dalam kajian ini, upaya pemerintah daerah Kabupaten Bandung dalam melakukan
Pemetaan Populasi Kunci AIDS Di Kabupaten Bandung salah satunya untuk
mengupayakan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Bandung.
Tujuan Pemetaan adalah alat penting untuk merencanakan intervensi program HIV bagi
populasi kunci. Dalam menyusun kajian ini merujuk kepada petunjuk teknis (Juknis) yang
menjelaskan metodologi standar yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan
dan Komisi Pengendalian AIDS Nasional (KPAN) bagi petugas tingkat kabupaten/kota
dalam melakukan pemetaan populasi kunci, kususnya pada wanita pekerja seks (WPS),
waria, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), dan pengguna napza suntik
(Penasun). Teknik pemetaan yang dapat digunakan dalam mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk merencanakan intervensi pencegahan HIV yang lebih efektif.
Dengan demikian, diharapkan Pemerintah Kabupaten Bandung dapat menghasilkan
kumpulan data yang dapat dijadikan rumusan kebijakan dalam bentuk kegiatan
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan karakteristik hotspot yang ada.
Selain itu, sinergisitas antar pemangku kepentingan di Kabupaten Bandung dapat
dikuatkan dengan perancangan roadmap untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan
bebas HIV/AIDS.
3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dirumuskan
persoalan bahwa Pemerintah Kota Bandung membutuhkan pemutakhiran data tentang
jumlah dan persebaran aktivitas populasi kunci, perilaku berisiko serta akses populasi
kunci terhadap layanan kesehatan, dan sumber daya layanan yang dibutuhkan populasi
kunci.
A. Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan pemetaan populasi kunci di Kabupaten
Bandung pada Tahun 2023.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari kajian ini adalah:
1) Mengetahui jumlah, sebaran, dan situasi lingkungan fisik populasi kunci di
Kabupaten Bandung;
2) Mengetahui data peta sosial populasi kunci dan lokasi layanan kesehatan dan LSM
pencegahan HIV di wilayah populasi kunci;
3) Merumuskan strategi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten
Bandung dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait.
C. Sasaran
Adapun sasaran dari kajian ini di antaranya:
1) Diketahuinya jumlah, sebaran, situasi geografi, dan peta sosial populasi kunci di
Kabupaten Bandung;
2) Terpetakannya lokasi layanan kesehatan dan LSM pencegahan HIV di wilayah
populasi kunci;
3) Diperolehnya strategi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten
Bandung dengan peran serta seluruh pemangku kepentingan terkait.
5. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup/ Batasan Kegiatan, meliputi:
1) Pengumpulan jumlah dan sebaran populasi kunci di Kabupaten Bandung;
2) Pengumpulan data geografi populasi kunci terkait dengan tempat berkumpul
(hotspot) dan tempat bekerja;
3) Pemetaan peta sosial populasi kunci yaitu: karakteristik demografi dasar, aktivitas
sehari-hari, mobilitas, orang-orang yang berpengaruh di komunitas;
4) Pengumpulan data lokasi layanan kesehatan dan LSM pencegahan HIV terdekat yang
dapat diakses populasi kunci;
5) Perumusan strategi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten
Bandung dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait.
9. SUMBER PENDANAAN
Sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Bandung Tahun 2023, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima
juta rupiah), termasuk didalamnya pajak-pajak yang berlaku.
10. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar atau minimal dan dapat
dikembangkan lebih lanjut sepanjang ada referensi metodologi dan rasional.
TTD TTD