SATUAN ACARA PENYULUHAN New
SATUAN ACARA PENYULUHAN New
Dosen Pengampu :
Mengajukan,
Menyetujui,
Penanggung Jawab
NIDN : 0730038804
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga proposal yang berjudul “Edukasi Kesehatan Mengenai Penyakit
Hipertensi Pada Lansia” dapat terselesaikan dengan baik. Proposal ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Gizi bagi mahasiswa prodi S1 Gizi Institut Ilmu
Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban. Proposal ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu karena dukungan dari berbagai pihak. oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kebijakan menuju kesempuraan proposal ini. Akhir kata, kami berharap proposal ini
dapat bermanfaat bagi kami semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL.........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................................3
BAB II DESKRIPSI KEGITAN....................................................................................5
A. Tema Kegiatan.........................................................................................................5
B. Nama Kegiatan.........................................................................................................5
C. Pelaksana..................................................................................................................5
D. Waktu Pelaksanaan..................................................................................................5
E. Tujuan Kegiatan.......................................................................................................5
F. Sasaran.....................................................................................................................5
G. Metode......................................................................................................................6
H. Media........................................................................................................................6
I. Bentuk Kegiatan.......................................................................................................6
J. Susunan Panitia Pelaksana.......................................................................................6
K. Susunan Acara..........................................................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................7
A. Kesimpulan..............................................................................................................7
B. Saran.........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................8
Lampiran 1 (Satuan Acara Penyuluhan)..................................................................9
Lampiran 2 (Materi Penyuluhan)...........................................................................12
Lampiran 3 (Susunan Panitia Pelaksana ).............................................................15
Lampiran 4 (Susunan Acara Penyuluhan).............................................................16
Lampiran 5 (Hasil Pengukuran BB dan TB Pada lansia)......................................18
Lampiran 7 (Daftar Hadir Panitia)........................................................................20
Lampiran 8 (Daftar Hadir Peserta).......................................................................21
Lampiran 10 (Surat Keterangan Telah Melakukan Penyuluhan)............................23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan seseorang yang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka
sistolik (bagian atas) dan diastolik (bagian bawah) pada pemeriksaan tekanan darah
menggunakan alat berupa cuff air raksa (spigmomanometer) atau alat digital lainnya.
Hipertensi juga disebut sebagai silent killer karena penderitanya cenderung tidak
memiliki keluhan awal selama menderita hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali
pemeriksaan. Tekanan darah yang tinggi disebabkan satu atau beberapa faktor risiko
yang tidak berjalan sebagai mana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah
normal (Wijaya & Putri, 2013).
Menurut data Riskesdas (2018), kasus hipertensi di Indonesia yang
terdiagnosa di fasilitas kesehatan mencapai 185,857. Indonesia menempati peringkat
ke-7 di Asia pada usia ≥ 18 tahun sebesar 34.1%, dengan Kalimantan Selatan
memiliki prevalensi tertinggi 44.1%. Di Sulawesi Selatan, pada tahun 2016, terdapat
554 kasus hipertensi. Hipertensi perlu diatasi karena bisa menimbulkan komplikasi
serius pada jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar (Supriyono, 2019).
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan
sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebab
pastinya. Pada hipertensi primer tidak ditemukan penyakit renovaskuler maupun
penyakit lainya. Sedangkan hipertensi sekunder disebabkan karena kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid) dan lain-lain. Penyakit
hipertensi dapat menambah risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Setiap
peningkatan 20 mmHg tekanan darah sistolik atau 10 mmHg tekanan darah diastolik
dapat menambah risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik dan stroke.
Terkontrolnya tekanan darah sistolik dapat menurunkan risiko kematian, penyakit
kardiovaskular, stroke, dan gagal jantung (Pudiastuti, 2015).
1
Hipertensi juga menjadi sorotan di berbagai wilayah dan menjadi fokus utama
dalam isu kesehatan, baik di Indonesia maupun global. Kejadian penderita hipertensi
yang mungkin belum terdiagnosis menyoroti pentingnya deteksi dini gejala hipertensi.
Jika tidak ditangani dalam jangka waktu yang cukup, dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah kronis dan meningkatkan risiko peristiwa kardiovaskular,
serebrovaskular, dan renovaskular. Hipertensi dapat terjadi kapan saja, di mana saja,
dan menyerang siapa saja. Kejadian hipertensi berkaitan erat dengan interaksi antara
faktor risiko atau faktor pemicu yang telah dijelaskan sebelumnya. Secara umum,
terjadinya peningkatan tekanan darah atau hipertensi dapat terjadi melalui beberapa
mekanisme berikut. Perubahan yang terjadi pada pembuluh darah berupa adanya
aterosklerosis yaitu penumpukan plak ateromosa di pembuluh darah, yang
menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah dan mengurangi elastisitasnya.
Hal inilah yang menyebabkan lumen pembuluh darah menyempit sehingga terjadi
kelainan aliran darah (Sudewo, 2013).
Hipertensi dapat dipicu oleh berbagai faktor. Faktor- faktor yang memiliki
potensi menimbulkan masalah atau kerugian kesehatan biasa disebut dengan faktor
risiko. Pada kejadian hipertensi, faktor risiko dibagi menjadi dua kelompok yaitu
faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor
risiko kejadian hipertensi yang tidak dapat diubah terdiri dari usia, jenis kelamin, dan
keturunan (genetik). Setelah mengidentifikasi bahwa Hipertensi menjadi prioritas
utama dalam masalah kesehatan, langkah berikutnya adalah menganalisis faktor
pemicu dari masalah tersebut. Dari beberapa faktor penyebab, kemudian disusun
dalam bentuk pohon masalah untuk menemukan akar masalah dari kejadian hipertensi
(Saraswati, 2016).
Hal inilah yang membuat kelompok kami melakukan pengabdian kepada
masyarakat berupa penyuluhan mengenai penyakit Hipertensi kepada lansia di Dusun
Karang dowo Desa Leran wetan Kec. Palang. Identifikasi alternatif pemecahan
masalah dan prioritas alternatif pemecahan masalah berdasarkan identifikasi penyebab
masalah dari hipertensi dengan menggunakan problem tree dan didapatkan akar
penyebab masalahnya. Maka langkah selanjutnya yaitu analisis terkait pemilihan
alternatif pemecahan masalah yang disesuaikan berdasarkan akar penyebab masalah
Sehingga didapatkan alternatif pemecahan masalah hipertensi yaitu edukasi terkait
dengan hipertensi, posyandu lansia, pengecekan tekanan darah, dan pengontrolan
perilaku lansia (Kemenkes RI, 2019).
2
Untuk mencegah masalah hipertensi di masa mendatang, sangat disarankan
untuk mengadopsi gaya hidup sehat dengan memperhatikan beberapa aspek penting.
Pertama, dalam hal pola makan, sebaiknya memilih makanan rendah garam, lemak
jenuh, dan kolesterol, dengan memberikan fokus pada buah-buahan, sayuran, biji-
bijian utuh, dan protein rendah lemak. Selanjutnya, menjaga kebugaran tubuh dapat
dilakukan melalui aktivitas fisik teratur seperti berjalan kaki, berenang, atau
bersepeda, sehingga dapat menjaga berat badan ideal dan memperkuat sistem
kardiovaskular. Penting juga untuk rutin memantau tekanan darah sebagai langkah
deteksi dini terhadap potensi masalah, dengan berkonsultasi kepada dokter mengenai
rentang tekanan darah yang sehat (Notoadmojo, 2012).
Selain itu, perlu dihindari konsumsi alkohol berlebihan dan merokok, karena
keduanya dapat meningkatkan risiko hipertensi. Mengurangi atau menghindari
kebiasaan ini dapat berperan dalam menjaga kesehatan jantung. Manajemen stres juga
menjadi faktor penting, dan untuk itu, dianjurkan untuk mencari cara mengelola stres
seperti melalui meditasi, yoga, atau mengejar hobi yang menyenangkan, karena stres
kronis dapat berkontribusi pada hipertensi. Tidur yang cukup setiap malam juga
memiliki peran penting, karena kekurangan tidur dapat memengaruhi tekanan darah.
Terakhir, sebaiknya membatasi konsumsi kafein, mengurangi asupan kopi dan
minuman berkafein lainnya, karena terlalu banyak kafein dapat meningkatkan tekanan
darah. Mengontrol berat badan sesuai dengan indeks massa tubuh (IMT) juga menjadi
langkah preventif yang efektif untuk mengurangi risiko hipertensi (Wardani dan Putu,
2017).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hipertensi ?
2. Bagaimana tanda dan gejala Hipertensi ?
3. Apa saja bahaya yang ditimbulkan akibat Hipertensi ?
4. Bagaimana cara pencegahan dan pola hidup penderita Hipertensi ?
C. Tujuan
Adapun tujuan program penyuluhan kelompok kami yaitu:
1. Tujuan umum
Untuk memberikan edukasi kepada audiens bagaimana pola makan yang
seharusnya di lakukan agar terhindar dari hipetensi bagi yang belum menderita
hipertensi, maupun pengaturan pola makan yang sudah terdiagnosis hipertensi.
3
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan diharapkan audiens mampu :
a) Mengetahui cara mengendalikan tekanan darah dengan panduan
praktis menangani hipertensi terkait pola makan.
b) Mengetahui pengetahuan, wawasan, serta bagaimana cara menangani
hipertensi dengan aturan pola hidup sehat.
c) Mengetahui cara menerapkan makanan yang dapat mencegah
terjadinya hipertensi.
4
BAB II
DESKRIPSI KEGITAN
A. Tema Kegiatan
Tema kegiatan ini adalah GERCEP TAS HERMES (Gerakan Cepat Atasi
Hipertensi).
B. Nama Kegiatan
Penyuluhan terkait Penyakit Tidak Menular (PTM) Hipertensi pada lansia.
C. Pelaksana
Kelompok 1 Prodi Sarjana Gizi IIK NU Tuban
D. Waktu Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 6 Januari 2023
Pukul : 09.00-11.00 WIB
Tempat : Dusun Karang Dowo, Desa Leran Wetan, Kecamatan Palang
E. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan edukasi kepada audiens bagaimana pola makan
yang seharusnya di lakukan agar terhindar dari hipetensi bagi yang
belum menderita hipertensi, maupun pengaturan pola makan yang sudah
terdiagnosis hipertensi.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan diharapkan audiens mampu :
a. Mengetahui cara mengendalikan tekanan darah dengan panduan
praktis menangani hipertensi terkait pola makan.
b. Mengetahui pengetahuan, wawasan, serta bagaimana cara
menangani hipertensi dengan aturan pola hidup sehat.
c. Mengetahui cara menerapkan makanan yang dapat mencegah
terjadinya hipertensi.
F. Sasaran
Lansia di Dusun Karang Dowo Desa Leran Kecamatan Palang
5
G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Skrinning
H. Media
1. Power point
2. Vidio animasi
I. Bentuk Kegiatan
1. Penyuluhan Hipertensi pada Lansia oleh Munalisa Nur Syafika
2. Materi mengenai Hipertensi pada Lansia (SAP terlampir pada
Lampiran 1)
3. Penilaian Status Gizi dengan IMT dan Tensi
K. Susunan Acara
Terlampir (Lampiran 4)
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan seseorang yang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka
sistolik (bagian atas) dan diastolik (bagian bawah) pada pemeriksaan tekanan darah
menggunakan alat berupa cuff air raksa (spigmomanometer) atau alat digital lainnya.
Hipertensi juga disebut sebagai silent killer karena penderitanya cenderung tidak
memiliki keluhan awal selama menderita hipertensi. Hipertensi dapat dipicu oleh
berbagai faktor. Faktor- faktor yang memiliki potensi menimbulkan masalah atau
kerugian kesehatan biasa disebut dengan faktor risiko. Pada kejadian hipertensi, faktor
risiko dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan
faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko kejadian hipertensi yang tidak dapat
diubah terdiri dari usia, jenis kelamin, dan keturunan (Saraswati, 2016).
Hal inilah yang membuat kelompok kami melakukan pengabdian kepada
masyarakat berupa penyuluhan mengenai penyakit Hipertensi kepada lansia di Dusun
Karang dowo Desa Leran wetan Kec. Palang. Identifikasi alternatif pemecahan
masalah dan prioritas alternatif pemecahan masalah berdasarkan identifikasi penyebab
masalah dari hipertensi dengan menggunakan problem tree dan didapatkan akar
penyebab masalahnya. Maka langkah selanjutnya yaitu analisis terkait pemilihan
alternatif pemecahan masalah yang disesuaikan berdasarkan akar penyebab masalah
Sehingga didapatkan alternatif pemecahan masalah hipertensi yaitu edukasi terkait
dengan hipertensi, posyandu lansia, pengecekan tekanan darah, dan pengontrolan
perilaku lansia (Kemenkes RI, 2019).
B. Saran
Demikian proposal kegiatan penyuluhan pada lansia dengan tema “GERCEP
TAS HERMES (Gerakan Cepat Atasi Hipertensi)”. dengan harapan kegiatan ini bisa
berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan. Dukungan dan kerja sama dari semua
pihak sangat kami harapkan baik dalam bentuk moril ataupun materil.
7
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2019. Hipertensi Penyakit Paling Banyak diidap masyarakat. Biro Komunikasi
dan Pelayanan Masyarakat. Dipublikasikan Pada : Jumat, 17 Mei 2019.
Notoadmojo, 2012. Hubungan Kepatuhan Minum Obat Anti hipertensi Terhadap Tekanan
Darah Pasien Hipertensi Di Desa Salamrejo. Research repository. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Pudiastuti, 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014.
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA, 1(1), 71–74.
Saraswati, 2016 Efektivitas PMR Dengan Zikir Terhadap Penurunan Tekanan Darah Dan
Penurunan tingkat Stres Pada Penderita Hipertensi. Medisains Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Kesehatan, 16(1), 8–13.
Sudewo, 2013. Pengaruh massa kaki terhadap penurunan tekanan
8
Lampiran 1 (Satuan Acara Penyuluhan)
9
E. Kegiatan Penyuluhan
10
kasih
3. Salam penutup
6. (25 Menit) Evaluasi, bersih- Peserta antusias dalam Semua panitia
10.35 – 11.00 bersih dan sesi foto mengikuti sesi foto
bersama bersama
F. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Persiapan penyuluhan dilaksanakan 30 menit sebelum acara dimulai
2) Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan dijawab secara benar
3) Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.
11
HIPERTENSI PADA LANSIA
A. Pengertian Hipertensi
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan seseorang
yang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh
angka sistolik (bagian atas) dan diastolik (bagian bawah) pada pemeriksaan tekanan
darah menggunakan alat berupa cuff air raksa (spigmomanometer) atau alat digital
lainnya. Hipertensi juga disebut sebagai silent killer karena penderitanya cenderung
tidak memiliki keluhan awal selama menderita hipertensi. Hipertensi didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali
pemeriksaan. Tekanan darah yang tinggi disebabkan satu atau beberapa faktor risiko
yang tidak berjalan sebagai mana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah
normal (Wijaya & Putri, 2013).
Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah menjadi naik dan
bertahan pada tekanan tersebut meskipun sudah relaks. Hipertensi dikaitkan dengan
risiko lebih tinggi mengalami serangan sakit jantung. Secara umum, hipertensi
merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di
dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal.
B. Tanda dan Gejala Hipertensi
Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer kerena termasuk penyakit
yang mematikan tanpa disertai gejala – gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan
bagi korbannya. Kalaupun muncul gejalah tersebut seringkali dianggap gangguan
biasa sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit. Gejala –
gejala hipertensi bervariasi pada masing – masing individu dan hampir sama dengan
penyakit lainnya.
Gejala – gejala itu adalah:
a. Sakit kepala
b. Jantung berdebar-debar
c. Sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat
d. Mudah lelah
C. Bahaya Hipertensi
12
Bahaya hipertensi ada 5 organ tubuh yang terpengaruh karena hipertensi:
1. Otak
2. Mata
3. Jantung
4. Ginjal
5. Pembuluh darah
Komplikasi atau bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi:
A. Pada otak: jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa
menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak (stroke).
B. Pada mata: Penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan
kolesterol dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan
mata kabur
C. Pada jantung: jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan
menyebabkan kematian yang mendadak
D. Pada ginjal: suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi
penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada
ginjal
E. Pembuluh darah: menjadi lebih sempit dan terjadi kekakuan dinding pembuluh
darah sehingga menyebabkan tekanan darah dapat meningkat.hal ini terjadi karena
pada umur tua arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku sehingga
darah yang dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit dari pada biasanya
dan mengakibatkan naiknya tekanan darah (Adam L, 2019).
D. Pencegahan Dan Pola Hidup Penderita Hiperensi
Adapun cara pencegahan hipertensi yaitu untuk mengatur pola makan dengan
membatasi konsumsi gula dan garam, dan membatasi protein dan lemak, serta
meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran. Untuk pencegahan hipertensi yang
ditekankan yaitu cek kesehatan secara berkala, hindari asap rokok, rajin aktifitas fisik,
diet seimbang, Istirahat cukup, hindari Stress. Adapun pengendalian hipertensi yaitu
Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, atasi penyakit dengan
pengobatan yang tepat dan teratur, tetap diet dengan gizi seimbang, upayakan aktifitas
fisik dengan aman, hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya
(Sedioetama 2010).
13
14
Lampiran 3 (Susunan Panitia Pelaksana )
SUSUNAN KEPANITIAAN
KEGIATAN PENYULUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI DUSUN KARANG
DOWO DESA LERAN WETAN KECAMATAN PALANG
: 2. Icha Atmasari
: 2. Ina Erfiana
: 2. Widya Nuryana
: 2. Fidya Mukhofifin
15
Lampiran 4 (Susunan Acara Penyuluhan)
SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA
Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Januari 2023
Tempat : Dusun Karang dowo Desa Leran wetan kecamatan Palang
Topik :
Penyuluhan tentang Hipertensi pada Lansia
PENANGGUNG
NO. WAKTU KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
JAWAB
- Menyiapkan seting tempat
Persiapan yang akan dibuat untuk
1. 08.30-09.00 Semua panitia
penyuluhan penyuluhan
16
- Penutupan oleh moderator
- Ucapan terimakasih kepada
6. 10.20-10.35 Penutupan
pihak terkait Icha
- Melakukan evaluasi,
Evaluasi,
kemudian dilanjutkan
bersih-bersih
7. 10.35-11.00 bersih- bersih dan foto Semua panitia
dan sesi foto
bersama
bersama
17
Lampiran 5 (Hasil Pengukuran BB dan TB Pada lansia)
18
16. Sukarmi Perempuan 70 56 134 31,1 Gemuk
(kelebihan BB
tingkat berat)
19
Lampiran 7 (Daftar Hadir Panitia)
20
Lampiran 8 (Daftar Hadir Peserta)
21
Lampiran 9 (Surat Pengantar Kepada Mitra)
22
Lampiran 10 (Surat Keterangan Telah Melakukan Penyuluhan)
23
24
Lampiran 11 (Hasil pretest dan post test)
25
Lampiran 12 (Hasil Skrinning)
26