PEMBIMBING
apt. DIESTY ANITA, MSc.
DR. CATUR BUDI SUSILO, S.Pd.S.Kp.M.Kes
INTERPROFESSIONAL EDUCATION
PROGRAM STUDI APOTEKER UII DAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
2021
1
LAPORAN PERSETUJUAN PROGRAM
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN PENINGKATAN PROTOKOL KESEHATAN
TERHADAP MASYARAKAT BERUSIA 12 – 25 TAHUN BERSAMA MAHASISWA
PROFESI APOTEKER DAN NERS
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya, kami dapat menyelesaikan kegiatan pengabdian masyarakat dengan Program
promosi Kesehatan untuk meningkatan penerapan protokol kesehatan. Sasaran dalam
kegiatan ini adalah masyarakat usia 12 – 25 tahun yang sedang disiapkan untuk mengikuti
pembelajaran tatap muka di sekolah. Kegiatan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu dan pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. apt. Farida Hayati, M. Si selaku kepala Program Studi Profesi Apoteker Universitas
Islam Indonesia.
2. Apt. Yulianto, M.PH selaku dosen pengampu blok komunitas Program Studi Profesi
Apoteker Universitas Islam Indonesia
3. Apt. Cynthia Pradifta Sari, M.Sc selaku dosen pengampu blok komunitas Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia
4. Apt. Chynthia Astiti Putri, M.Si selaku dosen pengampu blok komunitas Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia
5. Apt. Dian Medisa, M.PH selaku dosen pengampu blok komunitas Program Studi Profes
Apoteker Universitas Islam Indonesia
6. Apt. Diesty Anita, M.Sc selaku pembimbing kegiatan ini
7. Bondan Palestin, SKM, M.Kep, Sp.Kom selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kemenkes Yogyakarta
8. Ns. Maryana,S.SiT.S,Psi.,S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Politeknik Kemenkes Yogyakarta
9. Dr. Catur Budi Susilo,S.Pd.,S.Kp.,M.Kes. selaku pembimbing
10. Teman – teman responden yang telah bersedia ikut serta dalam kegiatan ini
11. Semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga kegiatan ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
3
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………. 1
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………………………... 2
KATA PENGANTAR ………………………………………………………...……………. 3
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. 4
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………..……… 6
BAB I NEED ASSESMENT
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………. 7
1.2 Diagram Tulang Ikan ………………………………………………………………… 8
1.3 Analisis faktor penyusun masalah dan kemungkinan solusinya ………………………… 9
1. 4 Potensi kelebihan kelompok dalam menyelesaikan masalah ………………………….. 10
1.5 Target assessment dan Level intervensi …………………………………………………
11
BAB II PROGRAM PLAN DEVELOPMENT
2.1 Hasil Need Assesment ………………………………………………………………… 12
2.2 Perencanaan Program SMART ………………………………………………………..
13
2.3 Pengembangan Program ………………………………………………………………
15
BAB III IMPLEMENTATION
3.1 Pelaksanaan program (proses saat intervensi) ………………………………………… 17
3.2 Hambatan dan solusi …………………………………………………………………….
18
BAB IV EVALUATION
4.1 Evaluasi proses ………………………………………………………………………….
19
4.2 Evaluasi Impact ………………………………………………………………………….20
4.3 Pembahasan ……………………………………………………………………………...
20
4.3.1 Analisis Pengetahuan Responden ……………………………………………...
20
4
4.3.2 Analisis Perilaku Responden …………………………………………………..
22
4.3.3 Analisis Sikap Responden ……………………………………………………..
23
4.3.4 Uji Data Kategorik.…………………………………………………………….
24
5
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………… 27
5.2 Rencana Tindak Lanjut ……………………………………………………………….. 27
BAB VI SARAN
6.1 Rencana Tindak Lanjut dari Program ini …………………………………………….. 28
6.2 Saran Untuk Pihak Lain ……………………………………………………………… 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
DAFTAR TABEL
7
BAB I
NEED ASSESSMENT
1. Latar belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Coronavirus jenis Betacoronavirus tipe baru yang diberi nama 2019
Novel Coronavirus (2019-nCOV). Novel Coronavirus (2019-nCOV) pertama kali
ditemukan di kota Wuhan Provinsi Hubai Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.
Transmisi dari Novel Coronavirus (2019-nCOV) ini dapat menular dari manusia ke
manusia sehingga penyebarannya begitu cepat. Kasus Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu, hingga saat ini
ditemukan jutaan kasus Covid-19 di seluruh belahan dunia (WHO, 2021). Oleh karena
itu, WHO menetapkan bahwa Covid-19 menjadi pandemi dunia. Kasus Covid-19 di
Indonesia, ditemukan pertama kali pada maret 2020 dengan adanya 2 kasus
terkonfirmasi. Kasus Covid-19 ini terus bertambah menjadi ratusan kasus dan bahkan
menjadi ribuan kasus. Tercatat hingga 31 maret 2021 kasus terkonfirmasi di indonesia
1,5 juta kasus dan kasus meninggal sebanyak 40.858 orang.
Covid-19 menjadi sebuah penyakit pandemi yang sangatlah berbahaya, virus
corona dapat dengan mudah menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia,
virus ini dapat menular secara mudah melalui kontak dengan penderita, sehingga
masyarakat harus patuh atau taat terhadap protokol kesehatan, cara terbaik untuk
masyarakat meminimalisir penanggulangan dan pencegah penyakit ini yaitu dengan cara
memutus mata rantai penyebaran covid-19. Pemutusan mata rantai penularan bisa
dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Bahwasannya
Covid sangat berbahaya penyebarannya sehingga dibutuhkan kepatuhan masyarakat
dalam perilaku pencegahan covid-19 (Kemkes RI, 2020).
Kasus Covid-19 ini memberikan dampak yang sangat besar dalam berbagai sektor
yang meliputi sektor ekonomi, sosial, pariwisata dan pendidikan sehingga mengharuskan
pemerintah untuk mengambil tindakan dalam penanggulangan kasus Covid-19. Awal
terjadinya pandemi di Indonesia pemerintah berupaya untuk menerapkan protokol
Kesehatan 3M (menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun dan memakai
masker). Akan tetapi dengan penerapan protokol kesehatan tidak membuktikan adanya
penekanan peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan. Oleh karena itu, pemerintah
berupaya kembali untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19 tidak hanya dengan
8
penerapan protokol kesehatan tetapi juga dengan melakukan upaya vaksinasi Covid-19
yang diterapkan dalam beberapa bulan terakhir ini untuk menekan angka penyebaran
Covid-19, mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19 dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelayanan Vaksinasi
Pada Masa Pandemi Covid-19(Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020; KPCPEN, 2021).
9
Masalah Utama Rendahnya kepatuhan terhadap prokes.
Faktor Penyebab Kemungkinan Solusi
1. Anggapan masyarakat 1 Edukasi tentang situasi Pandemi saat ini dan
bahwa Pandemi sudah kemungkinan yg sedang atau akan terjadi serta Edukasi
berakhir pentingnya prokes untuk situasi sekarang ini
2. Perilaku yg kurang disiplin 2 peningkatan pengetahuan masyarakat lewat PKM
(Promkes)
Peran berbagai pihak untuk preventif covid
Memaksimalkan TGC covid wilayah
setiap institusi mengisi aplikasi tentang covid
bertujuan untuk melihat warna institusi tsb
3. Anggapan Covid tidak 3 Edukasi tentang realita yang terjadi di lingkungan
berbahaya, hanya seperti masyarakat tentang fatalitas dan mortalitas Covid 19
influenza biasa
4. Rendahnya health literacy 4. membuat strategi komunikasi yang efektif untuk
masyarakat dalam mematuhi mendorong perubahan perilaku masyarakat yaitu dengan
prokes edukasi, memberikan sarana prasarana pendukung serta
penerapan peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
5. Kurangnya pengetahuan 5. Memberikan edukasi terkait pentingnya menerapkan
terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-
protokol kesehatan 19
6. masyarakat mulai abai 6. memberikan edukasi untuk tetap taat terhadap
dengan protokol kesehatan protokol kesehatan karena pandemi covid-19 belum
karena angka positif covid berakhir
mulai menurun
7. Turunnya angka positif 7. memberikan data terkait angka kejadian sekarang,
covid sehingga masyarakat menjelaskan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan
menganggap reda nya agar tidak terjadi kenaikan angka kejadian.
pandemi
8. Masyarakat terlalu 8. Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang
menganggap remeh pentingnya mematuhi protokol kesehatan
mengenai protokol kesehatan
9.Banyak masyarakat yang 9. Memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa virus
mempercayai bahwa COVID- COVID-19 itu bukanlah konspirasi yang sering disebutkan
19 merupakan konspirasi, oleh masyarakat serta menjelaskan bahwa COVID-19 itu
sehingga dianggap tidak berbahaya yang dibuktikan dengan banyaknya korban
berbahaya dan mulai jiwa dan menyebar dengan cepat , dan dapat
mengabaikan protokol diminimalisir dengan mematuhi aturan protokol
kesehatan kesehatan
10. kurangnya pengetahuan 10. diberikan edukasi mengenai prokes
mengenai pentingnya
promkes
11. persepsi yang salah 11. memberikan informasi cara penerapan protokol
terhadap profesi kesehatan yang tepat dan peraturan yang berlaku
12. tidak menaati protokol 12. memberikan edukasi kembali kepada masyarakat
kesehatan karena merasa lewat sosial media bahwa infeksi Covid-19 bisa tetap
10
tidak terjadi penurunan terjadi walaupun tidak menunjukan gejala terlebih
kesehatan atau gejala infeksi dahulu karena infeksi Covid-19 bisa terjadi tanpa gejala.
Covid-19
11
1. Target assessment dan Level intervensi
KELOMPOK Usia 12-25 tahun Perilaku pada usia tersebut banyak melakukan
SASARAN pelanggaran protokol kesehatan lebih
tepatnya kurang disiplin dalam kepatuhan dan
menerapkan protokol kesehatan sehingga
banyak terjadi pelanggaran protokol
kesehatan.
Menurut (BPS, 2021) usia yang paling banyak
melanggar protokol kesehatan adalah usia
muda.
BAB II
12
PROGRAM PLAN DEVELOPMENT
13
protokol kesehatan, seperti beberapa responden menyatakan bahwa tidak perlu menaati
protokol kesehatan ketika sudah dilakukan vaksinasi dengan persentase sebesar 78,2%,
beberapa responden juga menyatakan bahwa penyintas yaitu orang-orang yang pernah
atau sedang terinfeksi COVID-19 tanpa gejala tidak perlu menggunakan masker dengan
persentase sebesar 80%, beberapa responden berpendapat bahwa tidak perlu menjaga
jarak dengan persentase sebesar 69,1%, beberapa responden menyatakan bahwa tidak
perlu khawatir tertular COVID-19 karena selalu sehat dan kuat dengan persentase sebesar
69,1%, beberapa responden ada yang sering menyentuh mata, hidung dan mulut tanpa
membersihkan tangan terlebih dahulu dengan persentase sebesar 52,7% serta beberapa
responden ada yang berjabat tangan saat bertemu dengan orang lain dengan persentase
sebesar 54,5%. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait protokol kesehatan yaitu
secara keseluruhan sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan yang baik mengenai
protokol kesehatan, namun ada beberapa masyarakat yang belum mengetahui penerapan
protokol kesehatan yang benar, bahkan ada masyarakat mulai abai terhadap protokol
kesehatan, ada beberapa masyarakat yang menganggap bahwa tidak perlu menaati
protokol kesehatan apabila sudah dilakukan vaksinasi serta tetap memperhatikan
pengetahuan responden terhadap protokol kesehatan, karena pengetahuan terkait protokol
kesehatan akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang bahkan masyarakat terhadap
protokol kesehatan
SMART adalah singkatan dari Specific Measurable Achievable Relevant Time bound.
Pada rumusan tujuan program Specific, dapat dijelaskan terkait hasil program yang akan
diperoleh, diantaranya yaitu meningkatkan pengetahuan terkait protokol kesehatan
dengan tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak ada kepentingan; meningkatkan
pengetahuan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan walaupun sudah di
vaksin hingga dosis kedua, meningkatkan pengetahuan terkait protokol kesehatan (apa
yang harus dilakukan) saat dinyatakan positif covid-19 tanpa gejala (OTG);
meningkatkan pengetahuan terkait penggunaan masker yang penggunaanya harus sesuai
dengan kriteria penggunaan masker dari kementerian kesehatan republik Indonesia dan
jika ingin menggunakan masker kain/scuba, maka penggunaannya wajib minimal 3 lapis
karena kurangnya tingkat proteksi dari masker tersebut; merubah perilaku masyarakat
agar selalu mencuci tangan ketika masuk atau keluar dari tempat umum.
14
Selain menjawab terkait hasil program, rumusan tujuan program specific juga
menjawab terkait siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program serta kegiatan apa
saja yang dikerjakan selama program berlangsung. Pada kegiatan promosi kesehatan yang
kami lakukan, semua responden yang sudah dipilih dan memenuhi kriteria (berusia 12-25
tahun, menyimak penjelasan materi, mengisi need assessment, pretest, posttest dan absen
melalui google form yang telah disediakan). Program ini melibatkan semua anggota
kelompok promkes (melakukan edukasi terkait protokol kesehatan yang benar di masa
pandemi covid-19).
Pada saat pelaksanaan program promosi kesehatan, sebelum responden mendengarkan
penjelasan materi dari salah satu panitia pelaksana, responden harus mengisi terlebih
dahulu pretest melalui link google form. Setelah materi selesai dipaparkan, dilakukan
diskusi antara responden dan tenaga kesehatan (panitia pelaksana promkes protokol
kesehatan), kemudian kegiatan yang terakhir akan dilakukan posttest melalui google
form. Untuk mengetahui apakah nantinya hasil mengarah atau tidaknya pada tujuan,
maka panitia pelaksana perlu memastikan apakah masyarakat sudah melakukan protokol
kesehatan dengan baik dan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh kementerian
kesehatan dalam hal pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Pada rumusan tujuan program Measurable, kita dapat melihat perubahan yang terjadi.
Dalam program promosi kesehatan kami, perubahan yang dapat dilihat adalah dengan
membandingkan pengetahuan responden sebelum dan setelah pelaksanaan promkes, yang
dapat diketahui setelah dilakukan pretest dan posttest. Tolak ukurnya melalui hasil nilai
pretest dan posttest, yang persentase hasil kuesioner meliputi tiga aspek yaitu
pengetahuan, sikap, dan perilaku mengalami peningkatan (nilai posttest lebih tinggi
daripada nilai pretest). Selain itu, implementasi protokol kesehatan pada kehidupan
sehari-hari dapat juga dijadikan sebagai tolak ukur, yang dapat dituliskan dalam google
formulir yang telah dibagikan oleh panitia pelaksana.
Pada rumusan tujuan program Achievable, isinya terkait target waktu penyelesaian
promkes, kendala dan keterbatasan serta pertimbangan dalam pencapaian hasil dengan
sumber daya yang tersedia. Maka, untuk target waktu penyelesaian, kami bisa dan yakin
menyelesaikannya dengan tepat waktu dengan cara membagi tugas dan bekerjasama
dalam pengerjaannya dengan antar panitia pelaksana. Keterbatasan pada pelaksanaan
program Promosi kesehatan kami adalah, karena pelaksanaannya secara online, terdapat
hambatan yang berada diluar batas kendali kami, seperti kekuatan sinyal yang kurang
stabil sehingga responden mungkin akan terkendala dalam memahami program yang
15
disampaikan. Kami bisa dan yakin untuk mencapai hasil dengan sumber daya yang kami
miliki, dengan cara memaksimalkan sumber daya yang tersedia dan bekerjasama antar
anggota dalam pengerjaan.
Pada rumusan tujuan program Relevant, isinya terkait kemungkinan kelompok dalam
mencapai tujuan program promkes. Kelompok kami memiliki sumber daya untuk
mencapai tujuan-tujuan program, yaitu terdapat salah satu anggota yang menjadi tenaga
kesehatan yang pernah merawat pasien Covid-19, selain itu kelompok kami memiliki
kerja sama yang baik. Sehingga kemungkinan besar kami dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Capaian tujuan yang telah kami tetapkan yaitu masyarakat harus
sesuai/seimbang antara pengetahuan, perilaku, dan sikap terhadap protokol kesehatan.
Program yang telah kami buat itu tidak sesuai dengan tujuan jangka panjang, karena
implementasi program ini untuk kriteria jangka pendek. Kemudian tujuan dari promkes
kelompok kami hanya sebatas untuk meningkatkan pengetahuan, serta merubah sikap dan
perilaku, sehingga masyarakat dapat menerapkan protokol kesehatan Covid-19 untuk
mencapai hal tersebut.
Rumusan tujuan program yang terakhir adalah Time bound, di dalamnya terdapat hasil
yang harus dicapai pada pelaksanaan program dengan mempertimbangkan waktu yang
tersedia. Maka, hasil yang harus dicapai dalam pelaksanaan program promkes yaitu
perubahan perilaku masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan yang semakin baik,
peningkatan pengetahuan masyarakat terkait penggunaan masker yang tepat, tidak
berjabat tangan dengan orang lain untuk mencegah penularan COVID-19 dan tetap patuh
pada protokol kesehatan walaupun telah di vaksin.
1. Pengembangan program
Setelah dilakukan proses Need Assessment dan Perencanaan Program SMART maka
dilakukan pengembangan program promosi kesehatan terkait protokol kesehatan kepada
masyarakat. Adapun judul program promosi kesehatan yang ditetapkan yaitu
“Peningkatan Protokol Kesehatan terhadap Masyarakat Berusia 12-25 tahun Bersama
Mahasiswa Apoteker dan Ners”. Program ini memiliki beberapa goals atau tujuan yaitu
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pentingnya penerapan protokol
kesehatan yang benar, serta menanamkan sikap tanggungjawab dalam menghentikan
penyebaran virus COVID-19. Objektif dari kegiatan promosi kesehatan yaitu ketika
program ini berakhir, paling tidak 90% masyarakat akan memahami pentingnya
16
penerapan protokol kesehatan, serta masyarakat menerapkan pengetahuan yang mereka
miliki tentang protokol kesehatan sehingga menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan
sehari-hari. Program promosi kesehatan ini menargetkan masyarakat yang tinggal di
lingkungan sekitar mahasiswa, usia yang ditargetkan untuk promosi kesehatan ini
berkisar antara 12-25 tahun. Metode yang digunakan untuk promosi kesehatan ini adalah
metode diskusi interaktif melalui platform digital zoom antara mahasiswa kesehatan
dalam hal ini yaitu Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia dan
Mahasiswa Ners Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dengan masyarakat berusia 12-25
tahun tersebut, selain itu juga dilakukan pemaparan pamflet kepada masyarakat atau
responden melalui zoom. Program promosi kesehatan ini juga menggunakan media
berupa Microsoft Office Powerpoint yang berisi cara meningkatkan pengetahuan serta
merubah sikap dan perilaku dalam mencegah dan mengendalikan COVID-19
Acara promosi kesehatan tersebut dilaksanakan pada Hari Minggu, Tanggal 17
Oktober 2021 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai, lalu dilanjutkan dengan
pemaparan pamflet yang berisi penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah
melalui media zoom. Evaluasi yang akan dilakukan bersifat Sumatif yang artinya evaluasi
akan dilaksanakan setelah kegiatan. Promosi kesehatan terkait penerapan protokol
kesehatan juga menekankan pada proses, impact atau dampak serta Outcome, proses yang
akan dilakukan yaitu dengan memberikan atau memaparkan materi kepada masyarakat
(responden) melalui media Powerpoint yang dilanjutkan dengan pemaparan pamflet di
media zoom. untuk impact atau dampak yang diharapkan yaitu meningkatnya
pengetahuan masyarakat terkait protokol kesehatan sehingga dapat mengubah sikap yang
salah terkait protokol kesehatan dan mulai menerapkan perilaku hidup sehat dengan
menerapkan protokol kesehatan dengan benar sehingga penyebaran COVID-19 dapat
diminimalisir, untuk outcome dari kegiatan promosi kesehatan ini adalah pengetahuan
masyarakat atau responden terkait protokol kesehatan semakin bertambah yang mampu
mengubah sikap dan perilaku masyarakat atau responden terkait protokol kesehatan.
Evaluasi juga akan dilakukan secara kuantitatif yang mana pengukuran hasil akan
dilakukan dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS.
17
BAB III
IMPLEMENTATION
18
Melakukan posttest dengan memberikan
kuesioner posttest kepada responden untuk
melihat dampak setelah dilakukan promosi
kesehatan.
Selama proses pelaksanaan promosi kesehatan yang dilakukan secara online dengan
media zoom meeting ditemukan beberapa masalah yang sedikit menghambat jalannya
program ini.
1 Sinyal tidak stabil saat menampilkan Diatasi dengan adanya backup dari anggota
PPT promkes lain sehingga acara tetap dapat
berjalan dengan lancar
2 Link pretest dan posttest sama Memisahkan data secara manual melalui file
excel
3 Persiapan panitia kurang maksimal Sebaiknya pada saat diskusi bisa datang tepat
waktu
4 Terdapat jeda pada saat menjawab Sebaiknya dibagi tugas siapa yang akan
pertanyaan menjawab pada pertanyaan pertama dan
selanjutnya, agar tidak saling menunggu
19
BAB IV
EVALUATION
20
kurang menekankan beberapa poin penting yang harus dipahami responden sehingga
kemungkinan responden akan lupa dengan poin-poin penting terkait protokol kesehatan.
Responden terlihat antusias pada saat sesi tanya jawab, meskipun saat penyampaian
materi hampir seluruh responden menonaktifkan kamera zoom namun pada saat sesi
tanya responden aktif bertanya baik melalui kolom chat zoom maupun disampaikan
secara langsung. Terdapat empat pertanyaan yang disampaikan responden yang pertama
mengenai berapa lama masker dapat dipakai. Kedua mengenai resiko medis apabila tidak
dilakukan vaksin. Ketiga mengenai penggunaan hand sanitizer yang efektif. Apabila
sudah terpapar covid-19 dan dinyatakan sembuh apakah mungkin terpapar covid-19
kembali. Semua pertanyaan sudah terjawab dengan baik meskipun terdapat sedikit
kendala karena kurang nya koordinasi dari tim penjawab sehingga dalam menjawab
pertanyaan membutuhkan beberapa waktu yang membuat penanya menunggu jawaban,
namun diskusi tetap berjalan lancar karena antar anggota tim saling melengkapi jawaban
untuk disampaikan pada penanya.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Analisis Pengetahuan Responden
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang setelah melakukan pengamatan pada
suatu objek. Selain itu, pengetahuan juga merupakan domain yang sangat penting untuk
membentuk suatu tindakan dari seseorang (Notoadmojo, 2003).
21
Tabel 4.1 Persentase Jawaban Berhasil Dijawab Benar pada kuesioner
Pretest Posttest
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada pertanyaan nomer 1 saat pretest
terdapat 8% responden mengganggap benar terkait penggunaan masker scuba 1 lapis pada
masa pandemi, sedangkan pada saat postest terjadi penurunan jumlah responden yang
menganggap benar terkait hal tersebut menjadi sebesar 6%, sehingga dapat disimpulkan
bahwasannya terjadi peningkatan pengetahuan responden terkait penggunaan masker scuba 1
lapis setelah dilakukannya promosi kesehatan. Pada pertanyaan nomer 2 data pretest dan
postest responden menunjukkan hasil yang sama yakni 4% responden yang menggangap
benar terkait penerapan protokol kesehatan hanya dilakukan pada saat diluar rumah sehingga
tidak terjadi peningkatan pengetahuan responden. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena
penyampaian materi yang kurang diulang-ulang dan kurangnya komunikasi interaktif antara
responden dengan pemateri sehingga dapat meningkatkan daya ingat dari responden, selain
itu juga peningkatan pengetahuan responden bisa ditingkatkan dengan pemberian materi PPT
pada masing-masing responden sehingga mereka bisa menyimak sekaligus membaca materi
yang disampaiakan oleh pemateri. Pada pertanyaan nomer 3 saat pretest terdapat 96%
responden sudah memahami bahwa COVID-19 merupakan wabah penyakit yang
penularannya cepat, sedangkan pada saat postest 98% responden menganggap hal tersebut
benar, sehingga dapat disimpulkan bahwasannya terjadi peningkatan pengetahuan responden
terkait COVID-19 adalah wabah penyakit yang penularannya cepat setelah dilakukannya
promosi kesehatan. Pada pertanyaan nomer 4 saat pretest terdapat 36% responden
22
mengganggap benar terkait boleh digunakannya masker kain dengan minimal 1 lapis,
sedangkan pada saat postest terjadi penurunan jumlah masyarakat yang menganggap benar
terkait hal tersebut menjadi sebesar 20%, sehingga dapat disimpulkan bahwasannya terjadi
peningkatan pengetahuan masyarakat terkait penggunaan masker kain seharusnya minimal 3
lapis setelah dilakukannya promosi kesehatan.
Pretest Posttest
23
posttest. Persentase pada pernyataan tersebut sangat tinggi bahkan saat pretest, maka
hampir seluruh responden sudah menerapkan protokol kesehatan terkait selalu membawa
handsanitizer saat beraktivitas diluar rumah. Pada pernyataan beraktivitas diluar rumah
meskipun bukan kegiatan yang mendesak diperoleh nilai persentase jawaban benar yang
sangat kecil serta hasil pretest dan posttest tidak terdapat perubahan yaitu tetap 8%. Hal ini
mungkin terjadi karena responden belum mampu untuk merubah perilaku tersebut pada
waktu yang singkat dan perlu penyesuaian, selain itu kurangnya penekanan dalam
penyampaian materi terkait beraktivitas diluar rumah apabila terdapat kegiatan yang
mendesak. Pernyataan terkait sering menyentuh mata, hidung dan mulut tanpa mencuci
tangan terlebih dahulu diperoleh hasil persentase jawaban benar yang sangat kecil serta
terdapat peningkatan hasil pretest dan posttest namun tidak berbeda signifikan karena
hanya terdapat 2% peningkatan. Hal ini dapat terjadi karena cara penyampaian materi yang
terlalu cepat akibat durasi waktu yang singkat, kurang diulang-ulang sehingga responden
sulit mengingatnya serta kurangnya komunikasi yang interaktif antara responden dengan
pemateri.
Sikap merupakan kesiapan yang diatur keadaan mental dan saraf melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh yang terarah terhadap respon individu pada suatu
objek dan situasi yang berkaitan (Hendrawan & Sirine, 2017).
Pretest Posttest
Berdasarkan Tabel 4.2, dari pernyataan tidak mencuci tangan dan membersihkan diri
saat setelah beraktivitas dari luar rumah memiliki persentase menurun, hal ini disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan dalam pengetahuan sikap yang harus diterapkan. Pada saat
beraktivitas diluar rumah kita harus rajin untuk mencuci tangan dan setelah beraktivitas dari
luar rumah kita harus membersihkan diri terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas
24
didalam rumah. Pada pernyataan berjabat tangan saat bertemu dengan orang lain
menunjukkan persentase jawaban benar menurun, sehingga hasil yang didapat pretest dan
posttest memiliki peningkatan. Peningkatan yang terjadi menunjukkan bahwa kegiatan
promosi kesehatan yang dilakukan dapat dipahami responden walaupun tidak terlalu
signifikan.
Uji McNemar adalah pengujian statistik yang digunakan untuk menentukan apakah
terdapat perbedaan yang signifikan antara variable dependen atau saling berpasangan antara
2 kelompok terkait (Gazali, 2011). Analisis dengan menggunakan uji McNemar test yang
didesain untuk data berpasangan yang bersifat nominal atau dikotomi. Asumsi yang
digunakan pada uji ini adalah setiap n subyek (atau n pasangan dari subyek yang sesuai)
menghasilkan dua nilai sebagai variabel yang berpasangan, dengan demikian penggunaan
uji McNemar yaitu untuk menilai atau mengevaluasi desain penelitian pretest dan post test
pada satu kelompok. Sehingga, nilai pada masing-masing pre dan post test diukur
menghasilkan variabel yang dikotomi.
Tabel 4.4 Hasil Uji McNemar Data Pretest dan Posttest Pengetahuan
N 50 50 50 50
Exact 1.000 b
1.000 b
1.000 b
.077 b
Sig.
(2-
tailed)
Berdasarkan Tabel 4.4, hasil pengujian McNemar menunjukan bahwa data pretest
pengetahuan dan data posttest pengetahuan memiliki nilai < 0,05 yang berarti dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
H0 : Tidak ada perubahan signifikan terhadap pengetahuan protokol
kesehatan
H1 : Sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan protokol
Kesehatan
Tabel 4.5 Hasil Uji McNemar Data Pretest dan Posttest Perilaku
25
Perilaku1_Pre & Perilaku2_Pre & Perilaku3_Pre & Perilaku4_Pre &
Perilaku1_Post Perilaku2_Post Perilaku3_Post Perilaku4_Post
N 50 50 50 50
(2-tailed)
Berdasarkan Tabel 4.5, hasil pengujian McNemar menunjukan bahwa data pretest
perilaku dan posttest memiliki nilai < 0,05 yang berarti dapat disimpulkan bahwa H0
diterima dan H1 dapat ditolak.
H0 : Tidak ada perubahan signifikan terhadap perilaku dalam melakukan
protokol kesehatan
H1 : Sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap perilaku dalam melakukan
protokol kesehatan
Tabel 4.6 Hasil Uji McNemar Data Pretest dan Posttest Sikap
Sikap1_Pre & Sikap1_Post Sikap2_Pre & Sikap2_Post
N 50 50
Berdasarkan Tabel 4.6, hasil pengujian McNemar menunjukan bahwa data pretest
sikap dan posttest memiliki nilai <0,05 yang berarti dapat disimpulkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak
H0 : Tidak ada perubahan signifikan terhadap sikap dalam melaksanakan protokol
kesehatan
H1 : Sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap sikap dalam melakukan protokol
kesehatan
26
BAB V
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan program promosi kesehatan yang telah dilaksanakan, terdapat hasil
peningkatan nilai posttest yang meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku.
27
Dalam aspek pengetahuan, terdapat 3 pertanyaan yang mengalami peningkatan, aspek sikap
terdapat 2 pertanyaan yang mengalami peningkatan dan aspek perilaku terdapat 2 pertanyaan
yang mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan responden yang baik, berdasarkan hasil pengujian McNemar menunjukkan nilai
kurang dari 0,05 yang berarti tidak ada perubahan signifikan terhadap pengetahuan protokol
kesehatan.
BAB VI
SARAN
28
Hasil dari kegiatan ini akan ditindak lanjuti dengan dipresentasikan dan
dipertanggungjawabkan di depan penguji.
DAFTAR PUSTAKA
Gazali, I. (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hendrawan, J. S., & Sirine, H. (2017). Pengaruh sikap mandiri, motivasi, pengetahuan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha (Studi kasus pada mahasiswa FEB UKSW
29
Konsentrasi Kewirausahaan). Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship, 2(03), 291-
314.
Lathifa, A.R., Kamalia, F., Putra, F.P., Nuryanti, L. (2021). Kepatuhan Mahasiswa Dalam
Menjalankan Protokol Kesehatan pada Masa Pandemi COVID-19. Journal Proceeding of
Inter-Islamic University Conference on Psychology. 1(1), 1-8.
30
LAMPIRAN
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Lampiran 2. Kuisioner Pre dan Post Test
41
42
43
44
45
46
Lampiran 3. Hasil Olah Data
Statistics
Pengetahuan1_
Usia Jenis_Kelamin Domisili Pendidikan Pekerjaan Pre
N Valid 50 50 50 50 50 50
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
N Valid 50 50 50 50 50
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
Pengetahuan1_P
Perilaku3_Pre Perilaku4_Pre Sikap1_Pre Sikap2_Pre ost
N Valid 50 50 50 50 50
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
N Valid 50 50 50 50 50
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
N Valid 50 50 50 50
Missing 0 0 0 0
47
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Domisili
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
48
Balangan 1 2.0 2.0 4.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
49
Valid Sarjana/Magister/Dok 23 46.0 46.0 46.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan1_Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan2_Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
50
Pengetahuan3_Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan4_Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perilaku1_Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perilaku2_Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
51
Valid Salah 46 92.0 92.0 92.0
Perilaku3_Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perilaku4_Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sikap1_Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
52
Sikap2_Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan1_Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan2_Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan3_Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
53
Valid Salah 1 2.0 2.0 2.0
Pengetahuan4_Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perilaku1_Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perilaku2_Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
54
Perilaku3_Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perilaku4_Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sikap1_Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sikap2_Post
55
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Pengetahuan1_Post
Salah 44 3
Benar 2 1
Pengetahuan2_Post
Salah 47 1
Benar 1 1
Pengetahuan3_Post
Salah 0 2
Benar 1 47
56
Pengetahuan4_Pre & Pengetahuan4_Post
Pengetahuan4_Post
Salah 28 4
Benar 12 6
Perilaku1_Post
Salah 0 3
Benar 1 46
Perilaku2_Post
Salah 42 4
Benar 4 0
Perilaku3_Post
Salah 0 2
57
Benar 6 42
Perilaku4_Post
Salah 39 6
Benar 5 0
Sikap1_Post
Salah 48 2
Benar 0 0
Sikap2_Post
Salah 46 3
Benar 1 0
58
Test Statisticsa
N 50 50 50 50
Test Statisticsa
N 50 50 50 50
Test Statisticsa
N 50 50
a. McNemar Test
59
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan
- IPE GD 1
- IPE GD 2
60
- IPE GD 3
- IPE GD 4
61
- Need Asessment
62
63
64
65
- Kegiatan Promkes Via Zoom
66
67