Al-Qur’an
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya”. (QS.An-nisa:59)
dan firman-Nya yang lain :
Al-Hadits
.
Macam-macam Ijtihad
Secara garis besar ijtihad dibagi kedalam dua bagian, yaitu
ijtihad Fardhi dan Jami’i.
Ijtihad Fardhi
Ijtihad fardhi adalah : ”Setiap ijtihad yang dilakukan oleh
perseorangan atau beberapa orang, namun tidak ada
keterangan bahwa semua mujtahid lain menyetujuinya
dalam suatu perkara ( Tasyri’ Islami: 115)
Ijtihad Jami’i
Ijtihad Jami’i adalah : ”Semua ijtihad dalam suatu perkara
yang disepakati oleh semua mujtahidin.” ( Ushulu
Tasyri’ :116 )
Ijtihad semacam ini yang dimaksud oleh hadits Ali bin Abi
Thalib pada waktu beliau menanyakan kepada Rasul tentang
suatu urusan yang menimpa masyarakat yang tidak
diketemukan hukumnya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kedudukan Ijtihad
Kedudukan ijtihad merupakan sumber hukum yang ketiga
setelah Al – Qur’an dan As-Sunah. Berijtihad itu sangat
berguna sekali untuk mendapatkan hukum syara’ yang
dalilnya tidak terdapat dalam Al – Qur’an maupun hadits
dengan tegas.