Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM (PAI) PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Putri Zantri
Fakultas Agama Islam Universitas Alkhairaat Palu
Email: zantriputri@gmail.com
082290002880

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui penerapan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam
pada ABK memiliki keunikan atau perbedaan dengan evaluasi pada umumnya. Di sini seorang
pendidik dihadapkan pada peserta didik yang tidak pada biasanya, dimana seorang pendidik
dituntut untuk menjadi lebih kreatif lagi. Dan dalam evaluasi pembelajaran PAI ini
mengembangkan tiga aspek yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Kemudian untuk teknik analisa data yang digunakan adalah
analisis kualitatif model interaktif. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI agak sedikit berbeda
sebagaimana mestinya, karena tidak hanya ada guru PAI tetapi juga ada guru pendamping yaitu
Guru Pendamping Khusus (GPK). Dalam pelaksanaan evaluasi melalui proses perencanaan
pembelajaran yang mensinkronkan soal dan instrumet dari kompetensi dasar. Pada saat
pelaksanaan evaluasi guru PAI menerapkan teknik yang berbeda-beda. Dan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran PAI meliputi ramah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kata Kunci: Evaluasi, Pembelajaran PAI, Anak Berkebutuhan Khusus

Abstract

This article aims to determine the application of Islamic Religious Education learning evaluation
for Children with Special Needs (ABK). The implementation of the evaluation of Islamic religious
education for ABK is unique or different from evaluations in general. Here an educator is faced
with students who are not typical, where an educator is required to be even more creative. And in
evaluating PAI learning, three aspects are developed, namely affective, cognitive and
psychomotor. The method used in the research is descriptive qualitative. Meanwhile, the data
sources used are interviews, observation and documentation studies. Then the data analysis
technique used is interactive model qualitative analysis. The implementation of PAI learning
evaluation is a little different as it should be, because there are not only PAI teachers but also

1
accompanying teachers, namely Special Assistant Teachers (GPK). In carrying out the evaluation
through a learning planning process that synchronizes questions and instruments from basic
competencies. During the evaluation, PAI teachers apply different techniques. And the
implementation of PAI learning evaluation includes cognitive, affective and psychomotor friendly.

Keywords: Evaluation, PAI Learning, Children with Special Needs

PENDAHULUAN akhir dan selalu dikaitkan dengan prestasi


Pendidikan Agama Islam sabagai salah satu yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam
pelajaran dalam lembaga pendidikan, tidak melaksanakan mealuas kita mengenal secara
hanya teoritis semata, tetapi juga membekali umum ada dua teknik dalam evaluasi
peserta didik dengan pengalaman peraktis. pembelajaran yaitu teknik tes dan teknik non
Pada umumnya, PAI mengembangkan tiga tes.1 Masa remaja atau anak-anak merupakan
aspek dalam pembelajarannya yaitu afektif, masa yang subur dan dominan bagi pendidik
kognitif, dan psikomotor. Pada pelaksanaan untuk menanamkan norma yang baik dan
pembelajaran PAI, evaluasi pembelajaran terarah. Jika ditinjau dari meningkatnya
adalah hal yang wajib diterapkan, dengan anak-anak yang berkelainan di Indonesia
tujuan memperoleh data untuk dengan masing-masing kekurangannya, perlu
menggambarkan taraf perkembangan peserta mendapatkan pendidikan seperti halnya anak
didik setelah melaksanakan pembelajaran, normal. Maka anak berkelainan baik fisik
dan juga untuk mengetahui tingkat efektivitas maupun mental perlu adanya penanganan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. khusus untuk meningkatkan kualitas hidup
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu sebagai bekal dalam mengahadapi masa
aspek yang sangat penting yang tidak bisa depannya. Menurut Nunu, setiap anak yang
dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. memiliki kondisi dan karakteristik berbeda
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dalam aspek perkembangannya, baik fisik,
dilakukan oleh pendidik harus sesuai dengan kognitif, emosi, dan social. Maka berhak
tujuan dari pembelajaran yang direncanakan mendapatkan pendidikan dan pengajaran
dan kegiatan pembelajaran yang sudah yang berbeda.2 Mendidik anak yang
dijalankan. Evaluasi dilakukan untuk berkelainan fisik, mental, maupun
mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran krakteristik perilaku sosialnya, tidaklah sama
sudah tercapai. Pelaksanaan evaluasi dengan mendidik anak yang normal. Sebab
pembelajaran yang dilakukan pendidik selain memerlukan pendekatan yang khusus
sebagai evaluator harus sesuai dengan tujuan juga memerlukan strategi yang khusus. Hal
dari pembelajaran itu sendiri. Pada umumnya ini semata-mata karna bersandar pada kondisi
evaluasi pembelajaran dilakukan pada setiap yang dialami anak berkelainan. Seorang guru

1 2 Nunu Ahmad An-Nahid, et.al, Pendidikan Agama di


Daryanto, Ealuasi Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta, 2008), 28-29 Indonesia, Gagasan dan Realitas (Jakarta: Puslitbang
Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2010), 151

2
dituntut untuk lebih terampil, kreatif, dan pada tahap ini melakukan proses
inoatif, tidak hanya mumpuni dalam pengumpulan data dengan menggunakan
penguasaan materi tetapi juga semua aspek teknik pengumpulan data yang telah
kemampuan guru terutama dalam evaluasi. ditentukan; (2) Reduksi data, yaitu
Untuk mencapai tujuan pendidikan islam menyeleksi, menyederhanakan dan
sebagaimana yang telah ditentukan, maka mentranformasikan data yang diperlukan; (3)
dalam memilih teknik evaluasi haruslah Penyajian data, berupa sekumpulan informasi
memperhatiakn beberapa hal: keadaan yang tersusun; dan (4) Kesimpulan atau
peserta didik, tujuan pembelajaran, serta alat verifikasi.
bantu atau instrument yang digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan fakta-fakta di atas menunjukkan
bahwa terdapat kesenjangan atau masalah A. Evaluasi Pembelajaran
dimana dalam pelaksaan evaluasi Secara etimologi “evaluasi” berasal dari
pembelajaran, guru PAI melakukan evaluasi bahada inggris yaitu evaluation dari akar kata
yang belum optimal. Berdasarkan fenomena value yang berarti nilai atau harga. Nilai
yang dipaparkan yaitu pelaksanaan evaluasi dalam Bahasa arab disebut al qiamah atau al
pembelajaran PAI pada anak berkebutuhan taqdir yang bermakna penilaian (evaluasi).
khusus maka berangkat dari kondisi inilah Sedangkan secara harfiah, evaluasi
yang menarik untuk dikaji. pendidikan dalam Bahasa Arab sering
METODE disebut al taqdir al tarbiyah yang diartikan
sebagai nilaian dalam bidang pendidikan atau
Metode yang digunakan dalam penelitian ini penilaian mengenai
adalah deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan
dan Taylor dalam Moleong bahwa penelitian hal yang berkaitan dengan pendidikaan
kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penilaian.4 Evaluasi merupakan penilaian
penelitian yang menghasilkan data deskriptif keseluruhan program pendidikan mulai
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- perencanaan suatu program substansi
orang dan prilaku yang dapat diamati.3 pendidikan termasuk kurikulum dan
Sedangkan sumber data yang digunakan penilaian (assessmen) serta pelaksanaanya,
adalah wawancara, observasi dan studi pengadaan dan peningkatan kemampuan
dokumentasi. pendidik, manajemen pendidikan, dan
Kemudian untuk teknik analisis data yang reformasi pendidikan secara keseluruhan.5
digunakan adalah analisis kualitatif model
Evaluasi atau penilaian menurut Matondang
interaktif berupa: (1) Pengumpulan data,
adalah proses sistematis mengumpulkan,

3 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi 2, https://journal.uin-


Revisi), (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), 4 alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/view/4269
5 Moh. Sahlan, Evaluasi Pembelajaran (Panduan Praktis
4
Mahirah. 2017. “Evaluasi Belajar Peserta Didik”,
Idaarah: Jurnal Manajamen Pendidikan Islam, Vol. 1 No. Bagi Pendidik dan Calon Pendidik), (Stain Jember Press,
2013),

3
menganalisis, dan menginterpretasi dalam mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan
informasi dalam menentukan sejauh mana yang dimaksud evaluasi hasil belajar adalah
peserta didik telah mencapai tujuan cara yang digunakan oleh pendidik dalam
pembelajaran. Hasil ini digunakan untuk mengevaluasi proses hasil belajar mengajar.
mengambil keputusan berdasarkan Dalam konteks evaluasi hasil belajar, dikenal
pertimbangan yang telah dilakukan.6 adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes
Sedangkan menurut Widiyanto, evaluasi dan teknik non tes. Dengan teknik tes, maka
pada hakikatnya merupakan suatu proses evaluasi hasil belajar itu dilakukan dengan
membuat keputusan tentan nilai suatu objek. cara menguji peserta didik. Sebaliknya,
Keputusan penilaian (value judgement) tidak dengan teknik non tes maka evaluasi hasil
hanya didasarkan pada hasil pengukuran belajar dilakukan tanpa menguji peserta
(quantitative description), dapat pula didik.7Suharsini mengatakan bahwa evaluasi
didasarkan kepada hasil pengamatan hasil proses pembelajaran dikenal 2 macam
(qualitative description), yang didasarkan teknik, yaitu teknik tes dan teknik non tes.
pada hasil pengukuran (measurement) dan Yang mana teknik tes dilakukan dengan
bukan didasarkan kepada hasil pengukuran menguji peserta didik, sedangkan yang non
(non-measurement) pada akhirnya tes dilakukan dengan tanpa menguji peserta
menghasilkan keputusan nilai tentan suatu didik.
objek yang dinilai.7
a. Teknik Tes
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
diketahui evaluasi pembelajaran adalah suatu
Tes adalah alat atau prosedur yang
proses menentukan nilai atau memberikan
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan
pertimbangan mengenai nilai dan arti proses
penilaian di bidang pendidikan yang
pembelajaran, yang dilaksanakan melalui
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian
kegiatan penilaian dan pengukuran
tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan
pembelajaran.
atau perintahperintah oleh testee sehingga
Teknik Evaluasi Pembelajaran dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
Istilah teknik dapat diartikan sabagai “alat”. tingkah laku dengan nilai-nilai yang dicapai
Jadi dalam istilah teknik evaluasi hasil belajar oleh testee lainnya. Atau dibandingkan
terkandung arti alat-alat (yang digunakan dengan nilai standar tertentu.8Di tinjau dari
dalam rangka melakukan) evaluasi hasil segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat
belajar. Menurut Dimyati dan Mujiono,
teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan

6Zulkifli Matondang, (Madiun: Unipma Press,


Evaluasi Pembelajaran, 2018), 9-10.
(Bandung: Rosda Karya, 7 Dimayanti & Mudjiono, 37

2012), 4-5 7 J. Widiyanto, 8 Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,

Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 67.

4
pengukur pengembangan belajar peserta dengan tanpa menguji peserta didik
didik, tes dibedakan menjadi tiga golongan: melainkan dilakukan dengan:

1) Skala bertingkat (rating scale) skala


1) Tes diagnostic adalah tes yang digunakan mennggambarkan suatu nilai yang
untuk mengetahui kelemahankelemahan berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
peserta didik sehingga berdasarkan pertimbangan
kelemahan-kelemahan peserta didik
2) Quasioner, yaitu suatu daftar pertanyaan
tersebut dapat dilakukan pemberian
yang harus di isi oleh orangorang-orang
perlakuan yang tepat.
yang akan di ukur (Responden).
2) Tes formatif adalah tes yang bertujuan
untuk mengetahui sudah sejauh manakah 3) Wawancara atau (interview), suatu
peserta didik telah terbentuk sesuai metode atau cara yang digunakan untuk
dengan tujuan pengajaran yang telah mendapatkan jawaban dari responden
ditentuan setelah mereka mengikuti proses dengan jalan tanya jawab sepihak.
pembelajaran dalam tertentu. Di sekolah 4) Pengamatan (observation), suatu teknik
tes formatif ini dikenal dengan istilah yang dilakukan dengan cara mengadakan
ulangan harian. pengamatan secara teliti serta pencatatan
3) Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang secara sistematis.
dilakukan setelah sekumpulan satuan
2.Langkah-langkah Evaluasi
program pengajaran selesai diberikan di
Pembelajaran
sekolah. Tes ini dikenal dengan ulangan
umum, dimana hasilnya digunakan untuk a. Perencanaan Evaluasi
mengisi nilai raport atau mengisi Surat Langkah pertama yang perlu dilakukann
Tamat Belajar (STTB) atau ijazah. dalam kegiatan evaluasi adalah membuat
b. Teknik non tes perencanaan. Perencanaan ini penting karna
akan mempengaruhi langkah-langkah
Teknik evaluais non tes menurut Anas
selanjutnya, bahkan mempengaruhi
Sudijono ialah “penilaian atau evaluasi hasil
keefektifan prosedur evaluasi secara
belajar pesesrta didik dilakukan tanpa
menyeluruh.
“menguji” peserta didik. Melainkan
dilakukan dengan melakukan pengamatan b. Menentukan tujuan evaluasi
secara sistematis (observasion), melakukan pembelajaran
wawancara (interview), menyebarkan angket Tujuan evaluasi juga dapat dirumuskan untuk
(questionnaire), dan memeriksa atau meneliti mengetahui kesulitan belajar peserta didik
dokumen-dokumen (documentary analysis). dalam proses pembelajaran. Dengan kata
Dengan teknik non tes maka penilaian atau lain, tujuan evaluasi harus dirumuskan sesuai
evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan jenis evaluasi yang akan dilakukan,
seperti formatif, sumatif, diagnostik,

5
penempatan atau seleksi. Dalam penilaian yang karakteristiknta sesuai dengan pedoman
hasil belajar, tujuan harus memperhatikan kisi-kisi. Penulisan soal merupakan salah
domain hasil belajar.9 satu langkah penting untuk dapat
menghasilkan alat ukur tes yang baik.
Dalam melakukan evaluasi seorang pendidik
Penulisan soal adalah penulisan indikator
harus mempunyai tujuan tertentu, tujuan itu
jenis dan tingkat perilaku yang hendak diukur
dapat berupa tujuan evaluasi misalnya untuk
menjadi pertanyaan-pertanyaan yang
mengetahui penguasaan peserta didik dalam
karakteristiknya sesuai dengan perincian
kompetensi/subkompetensi tertentu setelah
kisi-kisi.10
mengikuti proses pembelajaran. Tujuan
evaluasi tersebut harus jelas sehingga dapat
memberikan arah dan lingkup
pengembangan selanjutnya.
c. Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang
menggambarkan distribusi item untuk
berbagai topik atau pokok bahasan
berdasarkan jenjang kemampuan tertentu.
Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-
kisi disusun berdasarkan silabus setiap mata
pelajaran. Jadi harus benar-benar melakukan
analisis silabus terlebih dahulu. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut: (1)
Analisis silabus; (2) Menyusun kisi-kisi; (3)
Membuat soal; (4) Menyusun lembar
jawaban; (5) Menyusun pedoman
penyekoran. Kisi-kisi ini menjadi penting
dalam perencanaan evaluasi, karna
didalamnya terdapat sejumlah indikator
sebagai acuan dalam menulis soal.

d. Menulis Soal

Penulisan soal merupakan penjabaran


indikator menjadi pertanyaanpertanyaan

9 10Ajat Rukajat, Teknik Evaluasi


Arifin, Evaluasi Pembelajaran. Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012, 87-113 Pembelajaran, (Yogyakarta: CV.
Budi Utama, 2018), 22-23 12 Rukajat,
24

6
e. Uji Coba dan Analisis Soal Ada empat langkah pokok dalam mengelola
hasil evaluasi, yaitu:
Rukajat mengatakan uji coba soal pada 1) Menskor yaitu memberikan soal skor pada
prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan hasil evaluasi yang dapat dicapai oleh
informasi empirik mengenai sejauh mana peserta didik. Untuk menskor atau
sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak memberikan angka diperlukan tiga jenis
diukur. Informasi empirik tersebut pada alat bantu, yaitu: kunci jawaban, kunci
umumnya menyangkut segala hal yang dapat skoring, dan pedoman konversi.
mempengaruhi validitas soal, seperti:
2) Mengubag skor mentah menjadi skor
kesukaran soal, pada jawaban tingkat daya
standar sesuai dengan norma tertentu.
pembeda soal, pengaruh budaya, Bahasa
3) Mengkorversikan skor standar ke dalam
yang dipergunakan.12
nilai, baik berupa huruf atau angka.
f. Revisi dan Merakit Soal 4) Melakukan analysis soal (jika diperlukan)
untuk mengetahui derajat validitas dan
Pelaksanaan uji coba dan analisis soal
reabilitas soal, tingkat kesukaran soal
dimaksudkan agar dapat diketahui efektifitas
(difficulty index) dan daya pembeda.
item soal tersebut sesuai dengan tingkat
kesukarannya. Jika item soal dipandang i. Pelaporan Hasil Evaluasi
kurang baik tetapi memiliki tingkat Semua hasil evaluasi harus dilaporkan
kesukaran yang bagus, maka dilakukan revisi kepada berbagai pihak yang berkepentingan,
terhadap item soal tersebut. Baik dari sisi seperti orang tua atau wali, atasan,
pertanyaan maupun dari sisi jawaban, atau pemerintah, dan peserta didik itu sendiri
dilakukan revisi total, bahkan dibuang sama sebagai akuntabilitas publik. Hal ini
sekali jika item soal tersebut dipandang tidak dimaksudkan agar proses dan hasil yang
baik dengan memperhatikan validitas dicapai peserta didik termasuk
terhadap soal tersebut. perkembangannya dapat diketahui oleh
berbagai pihak.
g. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara
melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan B. Pembelajaran PAI
perencanaan evaluasi baik menggunakan tes
Secara sederhana Hugeut pembelajaran
(tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan)
merupakan terjemahan dari instruction,
maupun non tes. Dalam pelaksanaan tes
menurut Gagne dalam Huguet, instruction
maupun non tes tersebut akan berbeda satu
atau pembelajaran dapat didefinisikan
dengan yang lainnya, sesuai dengan tujuan
sebagai proses pengarahan beberapa sumber
dan fungsi masing-masing.

h. Pengolahan Data

7
dan prosedur untuk menciptakan kegiatan mengenal, memahami,menghayati, hingga
belajar.11 mengimami, bertakwa dan berakhlak mulia
dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari
Reigeluth menjelaskan bahwa pembelajaran
sumber utamanya kitab suci AlQur’an dan
(intuctional) dapat didefinisikan sebagai
Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan,
upaya sengaja untuk menfasilitasi belajar. 12
pengajaran, latihan, serta penggunaan
Maka dengan demikian, pembelajaran
pengalaman.17 Dan menurut Zakiah Darajat
menurut Winkel adalah seperangkat tindakan
pendidikan agama Islam adalah suatu usaha
yang dirancang untuk mendukung proses
untuk membina dan mengasuh peserta didik
belajar peserta didik, dengan
agar senantiasa dapat memahami kandungan
memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim
ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati
yang berperan terhadap rangkaianrangkaian
makna tujuan, yang pada akhirnya dapat
kejadian intern yang berlangsung dialami
mengamalkan serta menjadikan lslam
peserta didik.13 Sedangkan menurut Majid,
sebagai pendangan hidup.15
pembelajaran merupakan kegiatan terencana
yang Dengan demikian pembelajaran agama Islam
dapat diartikan sebagai upaya membuat
mengkondisikan atau merangsang seseorang peserta didik dapat belajar, mendorong dan
agar bisa belajar sesuai dengan tujuan untuk mempelajari apa yang terdapat dalam
pembelajaran.14 agama Islam sebagai kebutuhan peserta didik
Setelah diuraikan pengertian pembelajaran secara menyeluruh yang memberikan
menurut berbagai pendapat dapat perubahan positif dalam tingkah laku peserta
disimpulkan bahwa pembelajaran pada didik baik dalam segi kognitif, afektif dan
hakikatnya adalah proses interaksi antara psikomotoriknya.
peserta didik dengan lingkungan, sehingga 1. Tujuan pembelajaran Pendidikan
terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih Agama Islam
baik. Dan tugas pendidik adalah
Secara umum Pendidikan Agama Islam
mengloordinasikan lingkungan agar
bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
menunjang terjadinya perubahan prilaku bagi
penghayatan, dan pengalaman peserta didik
peserta didik.
tentang agama Islam sehingga menjadi
Sedangkan pendidikan agama Islam menurut manusia muslim yang beriman bertaqwa
Majid adalah upaya sadar dan terencana kepada Allah serta berakhlak mulia dalam
dalam menyiapkan peserta didik untuk kehidupan pribadi, berbangsa dan bernegara.

11Marie Piere C Huguet, Rethingking Instructional Design: 13 Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi
Considering The Instructor, A Case Study (New York: Pendidikan, (Bandung: Grafindo, 1991), 56.
Umi, 2008), 144. 14 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan
12 Charles M. Reigeluth dan Allison a. Carr Chelman,
Agama Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012), 109
17 Majid, 109
Instructional Design Theoris and Model, Building A
Cammon Knowledge Base (New York and London: Taylor 15 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi

and Francis, 2009), 6. Aksara, 1992), 65

8
Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu untuk komunikasi, autism, traumatic brain injury,
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan hambatan pendengaran, hambatan
melalui pemberian dan pemupukan penglihatan, atau anak-anak yang berbakat.17
pengetahuan, penghayatan, serta pengamalan Sedangkan secaran umum, Garnida
peserta didik tentang agama Islam sehingga mengungkapkan anak berkebutuhan khusus
menjadi manusia muslim yang terus meliputi dua kategori, yaitu: anak yang
berkembang dalam hal keimanan, memiliki kebutuhan khusus yang permanen,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, yaitu akibat kelainan tertentu. Dan anak
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang kebutuhan khusus yang bersifat temporer,
pendidikan yang lebih tinggi.16 yaitu mereka yang mengalami hambatan
belajar dan perkembangan yang disebabkan
kondisi dan situasi lingkungan.18
C. Anak Berkebutuhan Khusus

Adapun jenis-jenis Anak Berkebutuhan


Blackhurst, A. E, & Berdine, W.H Khusus yaitu anak mempunyai jenis-jenis
menyatakan bahwa individu berkebutuhan yang berbeda berdasarkan karakteristiknya
khusus (person with special needs) dan hambatan yang dimiliki anaka
merupakan sebutan bagi seseorang yang berkebutuhan khusus. Menurut Kauffman &
mengalami keadaan atau kapasitas diri yang Hallahan dalam Bandi anak yang berpredikat
berbeda dari orangorang pada umumnya.20 ABK antara lain: tunagrahita, kesulitan
Selanjutnya menurut Hallahan dan Kaufman belajar, hyperactive, tunalaras, tunarungu
mendefinisikan anak berkebutuhan khusus wicara, tunanetra, anak autis, tunadaksa,
adalah mereka yang memerlukan pendidikan tunaganda, dan anak berbakat19.
khusus dengan pelayanan terkait, jika mereka
menyadari potensi penuh kemanusiaan
mereka. Pendidikan khusus diperlukan karna D. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
mereka mungkin memiliki salah satu atau PAI Anak Berkebutuhan Khusus
lebih hal berikut, yaitu: keterbelakangan
mental, ketidakmampuan belajar atau
gangguan atensi, gangguan emosi atau Dalam melaksanakan evaluasi
prilaku, hambatan fisik, hambatan pembelajaran PAI pada anak

16Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: 17 M. Kauffman & D.P. Hallan, Special Education: What
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2002), 23 20 It Is and Why We Need It (Boston: Pearson Education
Blackhurst, A. E., & Berdine, W. H, Basic Concepts Of Inc, 2005), 8
Special Education. Dalam A. E. Blackhurst, & W. H. 18 Dadang Garnida, Pengantar Pendidikan Inklusi,

Berdine, An Introduction to Special Education, (Bandung: Refika Aditama, 2015), 1


(Toronto: Brown, and Company, 1981), 7 19 Bandhi, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus,

(Bandung: Aditama, 2006), 15

9
berkebutuhan khusus dilaksanakan instrument yang akan dibuat dengan
sebagaimana mestinya meskipun sedikit kompetensi dasar. Setelah itu baru membuat
berbeda karna selain guru PAI juga harus ada soal atau instrument yang akan di ujikan pada
guru pendamping yaitu Guru Pendamping peserta didik. Selain perencanaan, evaluasi
Khusus (GPK). yang dilakukan harus mempunyai tujuan
yang jelas untuk apa evaluasi dilakukan. Apa
hanya untuk memberikan nilai kepada
1. Perencanaan peserta didik atau untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman peserta didik dalam proses
pembelajaran serta perubahan tingkah laku
yang terjadi pada peserta didik setelah
Evaluasi adalah keseluruhan kegiatan menerima pembelajaran PAI.
pengukuran, pengelolaan, penafsiran, dan
pertimbangan untuk membuat keputusan
tentang tingkat hasil belajar yang dicapai
peserta didik. Pelaksanaan evaluasi Dalam melaksanakan evaluasi juga harus
pembelajaran PAI harus direncanakan atau tercapainya ketiga ranah, yaitu: kognitif,
dilaksanakan sebaik mungkin, guna untuk afektif, psikomotor. Pencapaian ketiga ranah
mendapatkan hasil yang baik yang tersebut sangat diproiritaskan. Namun dalam
diinginkan atau mengetahui tingkat pelaksanaanya tidak semua ketiga ranah
pemahaman peserta didik terhadap tersebut tercapai dengan sempurna hal ini
pembelajaran yang telah disampaikan. Guru terkait dengan banyaknya keterbatasan yang
PAI mempunyai tugas yang sangat berat ada. Meskipun demikian sebagai guru PAI
dalam melaksanakan pembelajaran maupun juga diharuskan kreatif dan inoatif dengan
dalam melaksanakan evaluasi. Hal ini terjadi keterbatasan yang ada. Kemudian membuat
karna dalam mengevaluasi hasil peseta didik lebih tertarik dalam kegiatan
pembelajaran PAI tidak hanya untuk pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
mengetahui berapa nilai yang diperoleh
peserta didik, akan tetapi juga melakukan
evaluasi terhadap perubahan tingkah laku 2. Pelaksanaan
yang terjadi pada peserta didik setelah
menerima pembelajaran.
Untuk mencapai ketiga ranah dalam
pengukuran kemampuan peserta didik, dalam
Dalam proses perencanaan guru PAI sebelum melaksanakan evaluasi pembelajaran
melaksanakan evaluasi yaitu membuat pendidikan agama Islam harus dibedakan
rencana pelaksanaan pembelajaran, jenis dan teknik yang digunakan dalam
kemudian melihat kompetensi dasar terlebih menilai ketiga ranah tersebut atau dalam
dahulu setelah itu mensinkronkan soal atau setiap pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar

10
evaluasi yang dilakukan dapat mencapai terhadap penerapan nilai, norma, etika, dan
ketiga ranah tersebut denga baik dan tidak estetika yang dilakukan peserta didik dalam
ada yang terabaikan. Pelaksanaan evaluasi kehidupan sehari-hari, keaktifan peserta
pembelajaran pada ABK tidaklah muda, didik dalam proses pembelajaran. Untuk
harus dengan teknik atau pendekatan khusus ranah psikomotor, Guru melakukan penialian
yang dilakukan oleh guru kepada setiap berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,
peserta didik agar dapat terfasilitasi untuk yaitu berdasarkan pelaksanaan tes,
dapat menjawab tes lisan atau tes non lisan. penguasaan dan ketertiban.Guru menilai
Pada saat pelaksaan evaluasi guru PAI pada saat pelaksaan tes berlangsung maupun
menerapkan teknik yang berbeda-beda untuk saat proses pembelajaran. Kemudian
setiap peserta didik sesuai dengan kendala penguasaan peserta didik terhadap materi
dan kemampuannya masingmasing. pembelajaran yang telah diberikan, dan
ketertiban peserta didik dalam pelaksanaan
evaluasi, baik saat proses evaluasi akhir
Pada pelaksanaan evaluasi ranah kognitif, pembelajaran dan tes evaluasi pembelajaran.
guru membimbing peserta didik satu persatu
untuk menjawab tes lisan maupun tes tertulis
yang akan diberikan. Guru membacakan soal 3. Penilaian
tes tertulis kepada peserta didik yang bisa Setelah melakukan dan melaksanakan
untuk menulis (membantu secara lisan) evaluasi langkah selanjutnya adalah
kemudian gurupun menuliskan jawabannya penilaian. Pada penilaian ini guru PAI
di lemabar jawaban (membantu secara fisik), melakukan penskoran yakni dengan
untuk perserta didik yang bisa menulis guru memberikan skor atau nilai.
hanya membimbing dan memberikan intruksi
perintah yang ada pada soal tes tertulis agar Untuk penskoran ranah afektif dan
peserta didik lebih mudah untuk mengisi psikomotorik, penskoran dilakukan sesuai
lembar jawaban. Kemudian untuk tes secara dengan jenis atau teknik evaluasi yang
lisan guru memberikan tes berupa hafalan digunakan. Sehingga nilai yang diperoleh
yang sesuai dengan kisi-kisi evaluasi yang peserta didik sesuai dengan apa yang
telah dibuat oleh guru, Kemudian guru diharapkan didik atau sesuai kemampuan
mendengarkan peserta didik dan memberikan yang dimiliki oleh peserta didik. Dalam
penilaian dengan kriteria yang telah menilai ranah kognitif guru PAI
ditetapkan. menggunakan tekni evaluasi bentuk tes yaitu
tes lisan dan tes tertulis bentuk essay, untuk
menilai ranah afektif guru PAI hanya
mengunakan penilaian berupa obsernsi
Ranah afektif guru PAI melakukan penilaian
terhadap sikap serta tingkah laku peserta
hanya berdasarkan keseharian peserta didik,
didik, Sedangkan untuk menilai psikomotor
guru menilai berdasarkan obserasinya
guru PAI menggunakan teknik evaluasi

11
bentuk tes perbuatan. Setelah itu dari ketiga DAFTAR PUSTAKA
nilai ranah tersebut diakumulasi kemudian di
An-Nahid, Nunu Ahmad, et.al, Pendidikan
ambil rata-ratanya yaitu guna untuk
Agama di Indonesia, Gagasan dan
mendapatkan nilai akhir untuk dimasukkan
Realitas (Jakarta: Puslitbang
kedalam raport.
Pendidikan Agama dan Keagamaan,
2010)
KESIMPULAN Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta:
Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
PAI dilaksanakan sebagaimana mestinya Kementerian Agama RI, 2012)
meskipun agak sedikit berbeda, karna tidak
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi
hanya ada guru PAI tetapi juga ada guru
pendamping yaitu Guru Pendamping Khusus Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
(GPK). Dalam pelaksanaan evaluasi melalui 1993)
proses perencanaan pembelajaran yang Bandhi, Pembelajaran Anak Berkebutuhan
mensinkronkan soal dan instrumen dari Khusus, (Bandung: Aditama, 2006)
kompetensi dasar. Pada saat pelaksaan
Blackhurst, A. E., & Berdine, W. H,
evaluasi guru PAI menerapkan teknik yang
Basic Concepts Of Special
berbeda-beda. Pelaksaan evaluasi
Education. Dalam A. E.
pembelajaran PAI meliputi ramah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Blackhurst, & W. H. Berdine, An
Introduction to Special Education,
(Toronto: Brown, and Company, 1981)
Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam.
(Jakarta: Bumi Aksara, 1992)
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta, 2008)
Depdiknas, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Pusat
Kurikulum Balitbang Depdiknas,
2002)
Garnida, Dadang, Pengantar Pendidikan
Inklusi, (Bandung: Refika Aditama,
2015)
Huguet, Marie Piere C, Rethingking
Instructional Design: Considering
The Instructor, A Case Study (New
York: Umi, 2008)

12
Kauffman, M. & D.P. Hallan, Special Reigeluth, Charles M. dan Allison a. Carr
Education: What It Is and Why We Chelman, Instructional Design
Need It (Boston: Pearson Education Theoris and Model, Building A
Inc, 2005) Cammon Knowledge Base (New
York and London: Taylor and
Mahirah. 2017. “Evaluasi Belajar Peserta
Francis, 2009)
Didik”, Idaarah: Jurnal Manajamen
Pendidikan Islam, Vol. 1 Rukajat, Ajat, Teknik Evaluasi
No. 2, Pembelajaran, (Yogyakarta: CV.
https://journal.uin- Budi Utama, 2018)
alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/vie
Sahlan, Moh., Evaluasi Pembelajaran
w/4269
(Panduan Praktis Bagi Pendidik dan
Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran Calon
Pendidikan Agama Islam (Bandung: Pendidik), (Stain Jember Press,
Remaja Rosda Karya, 2012) 2013)
Matondang, Zulkifli, Evaluasi Widiyanto, J., Evaluasi Pembelajaran,
Pembelajaran, (Bandung: Rosda (Madiun: Unipma Press, 2018)
Karya, 2012)
Winkel, Bimbingan dan Konseling di
Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Institusi Pendidikan, (Bandung: Grafindo,
Kualitatif (Edisi Revisi), (Bandung: 1991)
Remaja Rosda Karya, 2010)

13

Anda mungkin juga menyukai