Anda di halaman 1dari 11

Nama : Winda Ayu Setiyorini

NIM : 202308070
Dosen : Ita Eko Suparni,SSiT
MK : Critical Thinking

KASUS
Seorang perempuan berumur 37 tahun, G5P4004 UK: 39 Minggu diantar
keluarganya datang ke TPMB karena ingin melahirkan di TPMB. Ibu memiliki
riwayat hipertensi dan hasil pemeriksaan proteinuria pada ANC sebelumnya
negatif. Ibu sudah merasakan kontraksi sejak kemarin, mengeluarkan air
ketuban sejak 3 jam yang lalu. Ibu sudah ingin meneran. His adekuat. Hasil
pemeriksaan didapatkan TD : 150/60 mmHg , N ; 100x/menit, P ; 28x/menit, S ;
36’C. palpasi TFU 34cm, di fundus teraba kepala, punggung kiri, bagian
terendah sudah masuk PAP, DJJ ; 142x/menit. VT ; pembukaan lengkap,
ketuban negatif, denominator UUK kiri depan, penurunan Hodge 3, dan tidak
teraba bagian lain di samping bagian terendah. Bidan menghadapi dilema dalam
menghadapi kasus tersebut. Bidan mau melakukan rujukan, tetapi jarak
kepuskesmas jauh butuh waktu 2 jam. Akhirnya bidan memuruskan untuk
menolong persalinan dengan bantuan 2 bidan sejawat terdekat.

Pertanyaan.
1. Apakah proses pengambilan keputusan bidan tersebut sudah tepat?
Jelaskan alasan berdasarkan kebijakan pemerintah maupun berdasarkan
kajian jurnal yang relevan dengan kasus. ( persalinan dengan hipertensi
kronis).
2. Buatlah siklus pemecahan masalah berdasarkan kasus tersebut.

JAWABAN
1) Dari kasus tersebut keputusan yang diambil oleh bidan sudah tepat. Dikarenakan
kondisi ibu sudah tidak memungkinkan untuk dirujuk karena pembukaan sudah
lengkap kepala sudah masuk PAP dikhawatirkan terjadi komplikasi/ perdarahan /
masalah lainnya sehingga bidan memutuskan untuk mengambil tindakan
menolong persalinan mandiri tanpa dirujuk dan mencari bantuan 2 bidan sejawat
untuk membantu selama persalinan. Berdasarkan kebijakan pemerintah,
persalinan dengan hipertensi kronis yang melahirkan di fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) harus dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL) jika
tekanan darahnya > 160/110 mmHg. Namun, dalam kasus diatas TD ibu hanya
150/60mmHg dimana masih dalam batas normal. Selain itu, hasil pemeriksaan
proteinuria ibu juga negatif, yang menunjukkan bahwa ibu tidak mengalami
preeklamsia. Bidan tetap menghadapi dilema karena jarak menuju ke puskesmas
yang jauh. Sehingga bidan memutuskan untuk menolong persalinan dengan
bantuan 2 bidan sejawat terdekat. Keputusan yang diambil sudah tepat karena
bidan juga sudah melakukan penilaian terhadap resiko dan manfaat dari setiap
pilihan yang ada. Bidan mampu menilai bahwa resiko untuk ibu dan janin lebih
rendah jika persalinan dilakukan di TPMB. Serta bidan juga sudah
mempersiapkan diri dengan baik untuk menolong persalinan dengan bantuan
bidan sejawat.
Berdasarkan kajian jurnal yang relevan dengan kasus, persalinan dengan
hipertensi kronis sebaiknya dilakukan difasilitas kesehatan yang memiliki
fasilitias kesehatan yang dapat memantau kondisi ibu dan janin. Hal ini
dikarenakan ibu dengan hipertensi kronis memiliki resiko untuk mengalami
peningkatan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung, dan perubahan
frekuensi denyut jantung.
2) Siklus pemecahan masalah sebagai berikut ;
a) Identifikasi Masalah
 Ibu hamil dengan hipertensi kronis, sudah masuk pada fase aktif
persalinan dan ibu ingin melahirkan di TPMB
 Jarak tempuh menuju puskesmas sangat jauh
b) Analisis Masalah
 Melakukan analisis terhadap kondisi ibu dan janin serta resiko
komplikasi yang mungkin terjadi
c) Pengembangan Solusi
Berdasarkan analisis masalah bidan dapat mengembangkan solusi sebagai
berikut ;
 Merujuk ibu ke FKTL
 Menolong persalinan dengan bantuan bidan sejawat
d) Implementasi Solusi
 Bidan memutuskan untuk menolong persalinan dengan bantuan 2 bidan
sejawat terdekat.
e) Evaluasi
 Dalam kasus ini, bidan memastikan bahwa kondisi ibu dan bayi dalam
kondisi yang baik setelah persalinan
Berdasarkan siklus pemecahan masalah tersebut, bidan telah melakukan proeses
pengambilan keputusan yang tepat. Bidan telah mengidentifikasi masalah,
menganalisis masalah, mengembangkan solusi, dan mengimplementasikan solusi.
Bidan juga telah mengevaluasi hasil dari solusi yang dipilih.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Sebagai bidan, harus selalu berkonsultasi dengan dokter jika mendapati px
dengan hipertensi kronis atau mengalami komplikasi selama persalinan. Bidan
harus selalu siap untuk merujuk px ke FKTL jika kondisi px dan janin memburuk.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, bidan dapat memberikan asuhan
kebidanan yang optimal kepada ibu dengan hiperetensi kronis yang akan
melahirkan.
Hambatan Rujukan pada Kasus Kegawatdaruratan Maternal

Luh Nik Armini1


1
Prodi D3 Kebidanan, Universitas Pendidikan Ganesha, nik.armini@undiksha.ac.id

Article Info Abstract


Article History Neonatal maternal mortality is a global issue in both
Submitted,4 Agustus 2020 developing and developing countries. Indonesia as a
Accepted, 8 Agustus 2020 developing country in Southeast Asia still has quite high
Published, 11 Agustus 2020 Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate
(IMR) compared to other ASEAN countries according to
Keywords: Refferal Supas in 2015. Pregnancy and childbirth are physiological
Barriers, Cases of matters, but around 10-15% have the potential
Maternal, Emergency experiencing complications. About 75% of maternal deaths
are caused by postpartum hemorrhage, infections
experienced during postpartum, high blood pressure
during pregnancy (preeclampsia / eclampsia) and
prolonged / obstructed labor. Quality health services that
are ready within 24 hours are needed to save the lives of
mothers and their babies. But in reality there are many
obstacles, obstacles and delays in handling obstetric
emergency cases so that there are still many maternal and
infant deaths. Emergency obstetric cases require
immediate treatment in adequate health facilities so
referrals are often made. The method used in writing this
article is a literature review. The criteria of this article are
fuultext published from 2010-2020. Based on seven studies,
it was found that referral barriers to maternal emergencies
were due to problems with financing, transportation,
distance, lack of communication by health workers, lack of
understanding of health workers towards the referral
system. Three being late is still the main key to the
ineffectiveness of the referral system. Competent health
workers, availability of transportation and orderly
population administration are efforts to overcome
obstacles or obstacles in the referral system.

Abstrak
Kematian maternal neonatal merupakan issue global baik
di negara berkembang maupun sedang berkembang.
Indonesia sebagai negara berkembang di Asia Tenggara
masih memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) yang cukup tinggi dibandingkan
dengan negara ASEAN lain menurut Supas Tahun 2015.
Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang fisiologis,
tetapi sekitar 10-15% berpotensi mengalami komplikasi.
Sekitar 75% kematian ibu disebabkan oleh perdarahan
pasca salin, infeksi yang dialami selama pasca salin,
tekanan darah tinggi saat kehamilan
(preeklampsia/eklampsia) dan partus lama/macet. Kualitas

46
pelayanan kesehatan yang siap dalam waktu 24 jam
diperlukan guna menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya.
Tetapi dalam kenyataannya banyak terjadi kendala,
hambatan maupun keterlambatan dalam penanganan kasus
kegawatdaruratan obstetri sehingga kematian ibu dan bayi
masih banyak. Kasus kegawatdaruratan obstetri
memerlukan penanganan segera di fasilitas kesehatan yang
memadai sehingga sering dilakukan rujukan.Metode yang
digunakan dalam penulisan artikel ini adalah literature
review. Kriteria dari artikel ini adalah fuultext yang
diterbitkan dari Tahun 2010-2020. Berdasarkan tujuh
penelitian didapatkan bahwa hambatan rujukan pada
kegawatdaruratan maternal dikarenakan masalah
pembiayaan, transportasi, jarak, kurang komunikasi tenaga
kesehatan, kurang pemahaman nakes terhadap system
rujukan. Tiga terlambat masih menjadi kunci utama tidak
efektifnya system rujukan. Tenaga kesehatan yang
kompeten, ketersediaan transportasi dan tertib administrasi
kependudukan menjadi salah satu upaya mengatasi kendala
atau hambatan dalam system rujukan.

PENDAHULUAN
Kematian maternal neonatal terminasi kehamilan, tanpa
merupakan issue global baik di Negara memperhitungkan durasi dan tempat
berkembang maupun sedang kehamilan, yang disebabkan atau
berkembang. Indonesia sebagai negara diperparah oleh kehamilan atau
berkembang di Asia Tenggara masih pengelolaan kehamilan persalinan dan
memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) nifas tersebut, tetapi bukan disebabkan
dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang oleh kecelakaan atau
cukup tinggi dibandingkan dengan kebetulan.(WHO,2014). Kematian
negara ASEAN lain menurut Supas maternal di dunia dalam sehari
Tahun 2015. Secara umum terjadi mencapai 830 kematian. Kematian ibu
penurunan AKI dari tahun 2005 tetapi di Indonesia paling tinggi di Asean
bila dibandingkan dengan target dengan perkiraan sekitar sembilan kali
Sustainable Development Goals (SDGs) lebih tinggi dari Malaysia, lima kali
masih cukup tinggi. WHO mengatakan lebih tinggi dari Vietnam dan dua kali
sebagian besar (97%) kematian maternal lebih tinggi dari Kamboja. Kehamilan
neonatal bisa dicegah. Indonesia dan persalinan merupakan hal yang
merupakan negara kepulauan dengan fisiologis, tetapi sekitar 10-15%
kondisi geografis, budaya dan beragam berpotensi mengalami komplikasi.
suku yang berbeda-beda. Kematian Sekitar 75% kematian ibu disebabkan
maternal neonatal lebih banyak terjadi oleh perdarahan pasca salin, infeksi
didaerah perdesaan daripada daerah yang dialami selama pasca salin,
perkotaan. Tetapi dibandingkan dengan tekanan darah tinggi saat kehamilan
daerah perdesaan kematian maternal (preeklampsia/eklampsia) dan partus
neonatal juga banyak terjadi di daerah lama/macet (Achadi LE.2019)
pemukiman kumuh yang jumlah Komplikasi yang dialami oleh ibu
pendudukya sangat padat (SDKI,2017). selama kehamilan, persalinan dan nifas
Kematian maternal merupakan seharusnya dapat tertangani dengan baik
kematian ibu yang terjadi saat sehingga kematian ibu dan
kehamilan, atau selama 42 hari sejak kesakitan/kecacatan yang disebabkan

47
oleh komplikasi yang dialami bisa diturunkan.Diharapkan semua nakes
dikurangi. Sebagian besar komplikasi bersama keluarga mampu mengambil
yang dialami oleh ibu susah diprediksi keputusan rujukan dengan tepat, mampu
sehingga menyebakan terjadinya kasus mencapai fasilitas kesehatan secara tepat
kegawatdaruratan obsetetri maternal waktu dan mendapat penanganan di
yang membutuhkan kecepatan fasiltas kesehatan rujukan secara cepat
penanganan dalam hitungan jam guna dan optimal. Tujuan penulisan ini adalah
meminimalisasi akibat yang mendeskripsikan hambatan rujukan
ditimbulkan. Kualitas pelayanan kasus kegawatdaruratan maternal.
kesehatan yang siap dalam waktu 24 jam
diperlukan guna menyelamatkan nyawa METODE
ibu dan bayinya. Tetapi dalam Metode yang digunakan dalam
kenyataannya banyak terjadi kendala, penulisan artikel ini adalah literature
hambatan maupun keterlambatan dalam review yaitu dengan melakukan
penanganan kasus kegawatdaruratan pencarian literature baik internasional
obstetri sehingga kematian ibu dan bayi maupun nasional yang dilakukan dengan
masih banyak. Kasus kegawatdaruratan menggunakan data dan melakukan
obstetri memerlukan penanganan segera
telaah artikel melalui media elektronik
di fasilitas kesehatan yang memadai
pubmed dan google scholar dengan
sehingga sering dilakukan rujukan.
Sistematic review yang dilakukan oleh menggunakan kata kunci “hambatan
Merali (2014) menemukan bahwa rujukan, kasus gadar maternal”. Kriteria
rujukan yang efektif mampu mencegah dari artikel ini adalah fuultext dan
terjadinya kematian maternal neonatal. diterbitkan dari Tahun 2010-2020.
Tiga terlambat masih menjadi faktor
penyebab terjadinya keterlambatan
rujukan sehingga pasien tiba di rumah HASIL DAN PEMBAHASAN
sakit dalam kondisi yang parah sehingga Berdasarkan literature review
kematian banyak ditemukan di rumah yang sudah dilakukan didapatkan hasil
sakit rujukan. dari 6 artikel yang ditelaah bahwa
Berbagai upaya dan penelitian terdapat beberapa kesamaan metode
sudah dilakukan guna memperbaiki penelitian dan hasil yang didapatkan
system rujukan sehingga kematian ibu terkait dengan hambatan rujukan pada
yang disebabkan komplikasi selama kasus kegawatdaruratan maternal yang
kehamilan, persalinan yang bisa dilihat pada tabel dibawah:
menyebabkan kegawatddaruratan
maternal neonatal bisa dicegah dan

Tabel 1. Tabel Literature Review


N Penulis Judul Desain Responden Prosedur Hasil
o Penilaian
1 Chi CP, Barriers in the Kualitatif 32 orang Dilakukan Hambatan yang
Bulage P, delivery of : penyedia indepth ditemukan dalam
Urdal H, Emergency Kompara pelayanan interview penanganan
Sundby J Obstetric and tif Case kesehatan dan FGD kasus
(2015) Neonatal care Study dan 37 staf gawatdarurat
in Post- non adalah
Conflict organisasi rendahnya
Africa: pemerintah kualitas staf,
Qulitative kurangnya
case Studies fasilitas
of Burundi peralatan
and Northern kesehatan yang
Uganda esensial,

48
pengobatan,rend
ahnya system
monitoring
2 Eskandari Barriers of kualitatif 26 Dilakukan Didapatkan satu
M, Referral responden dengan kategori yaitu
Abbaszad system to yang terdiri wawacara ketidakefektifan
eh A, Health care dari 21 oral semi system rujukan
Borhani F Provision in tenaga terstruktuur dan 5 sub
(2013) Rural kesehatan dan FGD kategori yaitu
Societies in dan 5 pasien jauh dari kata
Iran system rujukan
ideal, kurangnya
system rujukan
oleh pemerintah,
kurangnya
komunikasi/hubu
ngan antara
setiap level
rujukan, bypass
rujukan dan
kurangnya
pengetahuan
tentang system
rujukan.
3 Dew R, Evaluation of Kualitatif 32 Interview Ditemukan
Wilkes S the referral pasrtisipan dilakukan adanya kendala
(2019) management yang terdiri secara semi komunikasi
system (RMS) dari terstruktur antara nakes dan
used by GP (Konsultas dengan konsultan,
Practices in RS, menggunak frustasi terhadap
Northumberla Manager Rs, an system rujukan,
d: a Group pendekatan kurangnya
qualitative Manager grounded pengetahuan.
study Klinik) theory dan
tematik
analisis
4 Give C, Strengthening Study 22 Penelitian Jarak jauh dan
Ndima S, referral Kualitatif partisipan ini biaya
Steege R, system in (tenaga melakukan transportasi
Ormel H, community kesehatan eksplorasi menjadi kendala
McCollu health dikomunitas hambatan menuju tempat
m R, programs: a , supervisor) system rujukan
Theobald qualitative dan 8 FGD rujukan.
Sally. study in two Data
Dkk rural districts dianalisis
(2019) of Maputo mengunaka
Province, n NVivo.
Mozambique
5 Calvello Applying the Kualitatif 16 Penelitian tiga terlambat
JE, Skog lessons of partisipan ini masih
PA, maternal tenaga melakukan mempengaruhi
Tenner mortality kesehatan eksplorasi penanganan
GA, reduction to kegawatdar kegawatdaruurat
Wallis global uratan an
AL emergency secara
(2015) health umum.
6 Nestelita Proses system Kualitatif Indepth Dilakukan Keterbatasan
D, rujukan dalam interview triangulasi petugas terlatih

49
Suryoputr pelayanan dilakukan kepada dan double job,
o A, kegawatdarura kepada 6 Kepala kurangnya
Kusumast tan Maternal orang TIM Puskesmas, pemahaman
uti W Neonatal di PONED, 5 orang tim petugas terhadap
(2019) Puskesmas PONEK dan SOP, kesalahan
Sayung 2 2 pasien komunikasi antar
Kabupaten petugas
Demak kesehatan dan
system informasi
rujukan antara
puskesmas dan
rumah sakit
kurang maksimal
sehingga susah
dalam mencari
rumah sakit
rujukan

Dari tabel diatas ditemukan beberapa Calvelo J (2015) melakukan ekplorasi


kesamaan antara satu artikel dengan terhadap kendala rujukan. Tujuan
artikel yang lain: penelitian yang dilakukan menghasilkan
1) Masalah dan tujuan penelitian tiga terlambat yang masih
Penelitian yang dilakukan Chi mempengaruhi system rujukan. Nestelita
CP dkk (2015) dan Eskandari M (2013) D (2019) melakukan penelitian dengan
mempunyai kesamaan mencari masalah mengenai system rujukan kasus
hambatan dalam sistem rujukan dalam gawat darurat.Dari penelitian yang
kasus kegawatdaruratan obstetri dan dilakukan didapatkan hasil kurangnya
neonatal serta sistem kesehatan secara tenaga kesehatan yang terlatih atau
umum. Kedua penelitian yang dilakukan double job, kurang pengetahuan petugas
menemukan hasil bahwa hambatan terhadap SOP sistem rujukan dan
dalam sistem rujukan terdiri dari masalah kurangnya komunikasi menjadi
beberapa faktor dimana didominasi oleh kendala dalam melakukan rujukan.
kompetensi tenaga kesehatan, rendahnya 2) Metode Penelitian yang digunakan
sistem rujukan oleh karena kurangnya Metode yang digunakan oleh
komunikasi oleh tenaga kesehatan kesemua artikel yang sudah ditelaah
disetiap level rujukan. Dew R (2019) menggunakan pendekatan studi
melakukan penelitian yang bertujuan kualitatif. Data didapatkan dengan
melakukan evaluasi terhadap sistem melakukan indepth interview dan Focus
rujukan yang sudah dilakukan. Group Discussion (FGD). Informan
Eksplorasi terhadap rujukan kasus kesemua artikel adalah tenaga kesehatan
kegawatdaruratan maternal neonatal. baik di puskesmas, komunitas maupun
Dari hasil eksplorasi ditemukan kendala rumah sakit, pemegang kebijakan di RS
masalah komunikasi antara tenaga dan triangulasi dilakukan kepada pasien
kesehatan dengan konsultan, kurangnya maupun pihak terkait. Belum ditemukan
pengetahuan tenaga kesehatan terhadap artikel terkait rujukan dengan
sistem rujukan. Give C (2019) menggunakan pendekatan studi
melakukan penelitian mengambil topic kuantitatif.
masalah penguatan system rujukan di Dibawah akan disajikan gambar
dua kabupaten perdesaaa. Dari hasil mengenai alur yang mempengaruhi
penelitian yang dilakukan didapatkan keterlambatan rujukan dilihat dari tiga
hasil bahwa daerah perdesaan model keterlambatan. Model ini
mengalami masalah jarak dan diadopsi dari kerangka berfikir yang
transportasi menuju tempat rujukan. disajikan oleh Calvello J (2015):

50
Gambar 1. Tiga model keterlambatan dalam rujukan

Rujukan merupakan salah satu kehamilan dan persalinan (Waiswa


kunci dalam upaya menurunkan angka P,2010).
kematian ibu. Hambatan rujukan masih Terlambat mencapai fasilitas
menjadi kendala utama guna mencapai kesehatan secara tepat waktu juga
rujukan yang efektif. Hambatan rujukan menjadi hambatan rujukan yang kedua.
akibat tiga terlambat masih menjadi Akses ke fasilitas kesehatan menjadi
kendala yang sampai saat ini belum bisa point utama yang menjadi penyebab
diatasi dengan baik. Secara garis besar terlambatnya mencapai fasilitas rujukan
hambatan rujukan terdiri dari terlambat secara tepat waktu. Akses kefasilitas
mengambil keputusan baik oleh pasien rujukan dipengaruhi oleh kondisi
maupun oleh tenaga kesehatan itu geografis setempat. Kondisi jalan yang
sendiri. Terlambat mengambil keputusan rusak, jarak tempuh dan waktu tempuh
dipengaruhi oleh beberapa alasan yaitu sangat memengaruhi kecepatan
sosial ekonomi dan budaya, akses mencapai fasilitas rujukan.Jalan di
menuju fasilitas kesehatan dan kualitas daerah perdesaan terpencil dalam
pelayanan kesehatan (Calvelo J. 2015). kondisi rusak, bergelombang
Ketidakmampuan dalam pembiayaan menyebabkan susahnya mencapai
tidak hanya masalah biaya perawatan tempat rujukan. Jika didaerah perdesaan
dirumah sakit tetapi juga biaya terkendala karena akses jalan yang
kehidupan rumah sakit seperti biaya kurang bagus, berbeda lagi dengan
transportasi, biaya makan penunggu kondisi didaerah perkotaan yang padat
pasien menjadi pertimbangan saat lalu lintas. Dari segi jarak dekat dengan
dilakukan rujukan (Merali, 2014). fasilitas kesehatan rujukan, tetapi
Jauhnya tempat rujukan dengan tempat padatnya lalu lintas menyebabkan
tinggal pasien membuat terlambatnya terlambatnya mencapai fasilitas
mengambil keputusan karena masih kesehatan. Kondisi jalan, jarak
mencari transportasi yang bisa mempengaruhi waktu tempuh untuk
digunakan ketempat rujukan. Dalam mencapai fasilitas kesehatan . Waktu
mengambil keputusan yang cepat tempuh terbaik yang harus dicapai untuk
terkadang lama mengambil keputusan kasus kegawatdaruratan obstetri dan
karena pasien masih melakukan runding neonatal adalah 2 jam sehingga pasien
dengan keluarga. Suami sebagai pencari mempunya kemungkin besar untuk bisa
nafkah menyebabkan adanya asumsi diselamatkan (Munjaja P, 2012).
bahwa suami yang mengambil Kendala trasnportasi menyebabkan
keputusan dalam menentukan rujukan. terlambatnya mencapai fasilitas
Selain ditentukan oleh suami, pengambil kesehatan. Didaerah terpencil mereka
keputusan juga dilakukan oleh mertua harus jalan kaki mencapai fasilitas
perempuan oleh karena pengalamannya kesehatan walaupun jarak antara rumah
yang terdahulu ketika mengalami dengan fasilitas kesehatan tidak terlalu

51
jauh juga menjadi kendala (Give sarana transportasi di tingkat dasar
C.2019). diharapkan bisa membantu
Terlambat yang ketiga adalah mempercepat pasien gawatdarurat
terlambat mendapat penanganan di mencapai tempat rujukan. Tertib
fasilitas kesehatan. Pasien tiba di administrasi kependudukan bisa
fasilitas kesehatan rujukan sudah dalam dijadikan sebagai salah satu upaya
keadaan kritis. Rumitnya administrasi dalam menangani keterlambatan ketiga
untuk masuk rumah sakit menjadi yaitu rumitnya masuk rumah sakit
penyebab terlambat yang ketiga. sehingga terlambat mendapat
Kualitas pelayanan fasilitas kesehatan penanganan.
seperti ketersediaan bank darah menjadi
kendala rujukan kasus kegawatdaruratan Ucapan Terima Kasih
sehingga menyebabkan kematian Penulis mengucapkan
maternal yang seharusnya bisa dicegah terimakasih kepada semua pihak yang
(Merali, 2014). Rendahnya telah membantu dalam melakukan studi
kualitas/kompetensi tenaga kesehatan, literature sehingga bisa terselesaika.
double job, komunikasi yang tidak
efektif antara pemberi rujukan dengan
tempat rujukan menyebabkan Daftar Pustaka
terlambatnya rujukan (Nestelita
D,2019). Rendahnya sarana prasarana Achadi LE. (2019). Kematian Maternal
rumah sakit, ketidakmampuan nakes dan Neonatal di Indonesia.
memahami SOP rujukan menjadi Jakarta: Rakernas.
penyebab terlambatnya mendapat
penanganan di faskes rujukan. BKKBN, BPS, Kemenkes. Survei
Kurangnya tenaga kesehatan terlatih di Demografi dan Kesehatan Indonesia.
fasilitas kesehatan primer untuk Jakarta: BKKBN, BPS, KEMENKES;
memberikan stabilisasi pra rujukan 2012.
sehinggga pasien tiba di rumah sakit
dalam kondisi yang kritis (Ose,2019). Chi CP, Bulage P, Urdal H, Sundby J.
Komunikasi antara yang melakukan (2015). Barriers in the delivery of
rujukan (fasilitas kesehatan primer) Emergency Obstetric and Neonatal care
dengan fasilitas kesehan tempat rujukan in Post-Conflict Africa: Qulitative case
(sekunder maupun tersier) tidak hanya Studies of Burundi and Northern
dilakukan secara lisan tetapi juga tertulis Uganda. Plos One. 10(9).1-24
belum berjalan secara optimal sehingga
tidak ada feedback rujukan dari tempat Calvello JE, Skog PA, Tenner GA , Lee
rujukan ke yang memberi rujukan A Wallis AL. (2015). Applying The
menyebabkan komunikasi tidak berjalan lessons of Maternal Mortality Reduction
dengan optimal (Schnittger TP, 2018). to Global Emergency Health. Bulletin of
the World Health
SIMPULAN DAN SARAN Organization;93:417‒23
Hambatan rujukan masih di
dominasi oleh tiga terlambat sehingga Dew R, Wilkes S. (2019). Evaluation of
menyebabkan kematian maternal secara the referral management system (RMS)
tidak langsung yang seharusnya bisa used by GP Practices in Northumberlad:
dicegah. Komplikasi yang dialami oleh a qualitative study. BMJ.
ibu selama kehamilan dan persalinannya
memang tidak bisa diprediksi tetapi Eskandari M, Abbaszadeh A, Borhani F.
dengan deteksi dini dan kesigapan (2013). Barriers of Referral system to
tenaga kesehatan dan pasien diharapkan Health care Provision in Rural Societies
bisa mengurangi terlambat dalam in Iran. Journal od Carieng Science
mengambil keputusan. Penyediaan 2(3).229-236.

52
Made - A Qualitative Study in Two
Give C, Ndima S, Steege R, Ormel H, Rural Medical Districts of Burkina
McCollum R, Theobald Sally, Dkk. Faso. Reproductive Health.
(2019). Strengthening referral system in 2013;10:8:[6screens].
community health programs: a
qualitative study in two rural districts of Schnittger TP, O’Doherty J, O’Connor
Maputo Province, Mozambique. BMC R, & O’Regan A. (2018). Improving
Helath Services Research. 19:263. quality of referral letters from primary
to secondary care: a literature review
Merali SH, Lipsitz S, Hevelone N, and discusion paper. Primary Health
Gawande A A, Lashoher A, P A. (2014). Care Research&Development;19:211-
Audit-Identified Avoidable Factors in 222.
Maternal and Perinatal Deaths in Low
Resource Settings: A Systematic Review. Ose IM. (2019). Analisis Keterbatasan
BMC Pregnancy & Sistem Penanganan Kegawatdaruratan
Childbirth.;14:280:[12screens]. Pada Pelayanan UGG
Puskesmas/PMC;Literatur riview.
Munjanja PS, Magure T, Kandawasvika Journal of Borneo Health, 109-117.
G. (2012). Geographical Access,
Transport and Referral Systems. CAB Waiswa P, Kallander K, Peterson S,
International. Tomson G, Pariyo W G. Using The
Three Delays Model to Understand Why
Nestelita D, Suryoputro A, Kusumastuti Newborn Babies Die In Eastern
W. (2019). Proses system rujukan dalam Uganda. Tropical Medicine and
pelayanan kegawatdaruratan Maternal International Health. 2010;15(8):964–72
Neonatal di Puskesmas Sayung 2
Kabupaten Demak. Media Kesehatan WHO. (2014). Maternal Mortality.
Masyarakat Indonesia. 18(4). Diakses pada tanggal 18 Maret 2018
di http://www.who.int/mediacentre/facts
Somé TD, Sombié I, Meda N. How heets/fs348/en/.
Decision for Seeking Maternal Care is

53

Anda mungkin juga menyukai