Anda di halaman 1dari 8

Nama : Intan Wakilla

Kelas : XII APL 6

LAPORAN PRAKTIKUM PENETAPAN


KESADAHAN DENGAN RESIN PENUKAR ION
I. Tanggal Praktikum: Kamis, 18 Januari 2024
II. Tujuan Praktikum
• Dapat menentukan kada kesadahan total sampel air keran sebelum dilewatkan kedalam
kolom resin
• Dapat menentukan kadar kesadahan total sampel air keran setelah dilewatkan kedalam
kolom resin.
• Dapat menghitung kadar ppm kesadahan total yang berkurang.
III. Dasar Teori
Resin pertukaran ion merupakan bahan sintetik yang berasal dari aneka ragam bahan,
alamiah maupun sintetik, organik maupun anorganik, memperagakan perilaku pertukaran ion
dalam analisis laboratorium di mana keseragaman dipentingkan dengan jalan penukaran dari
suatu ion. Pertukaran ion bersifat stokiometri, yakni satu H+ diganti oleh suatu Na+.
Pertukaran ion adalah suatu proses kesetimbangan dan jarang berlangsung lengkap, namun tak
peduli sejauh mana proses itu terjadi, stokiometrinya bersifat eksak dalam arti satu muatan
positif meninggalkan resin untuk tiap satu muatan yang masuk. Ion dapat ditukar yakni ion
yang tidak terikat pada matriks polimer disebut ion lawan (Counterion). Pada umumnya
senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar resin penukar ion asam kuat dan basa kuat
adalah senyawa polimer stiren divinilbenzena. Ikatan kimia pada polimer ini amat kuat
sehingga tidak mudah larut dalam keasaman dan sifat basa yang tinggi dan tetap stabil pada
suhu diatas 150oC (Underwood, 1989).
Kesadahan air disebabkan oleh kandungan mineral, terutama kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg), yang terlarut dalam air. Kandungan ini dapat berasal dari batuan, tanah, atau
material alam lainnya yang air lewatinya. Kesadahan air merujuk pada kandungan mineral,
terutamanya kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), yang terlarut dalam air. Kandungan Ca dan
Mg dalam air dapat mempengaruhi kesadahan air. Biasanya, semakin tinggi kandungan Ca dan
Mg, semakin keras airnya.
1. Kalsium (Ca)
Kalsium adalah mineral yang penting untuk kesehatan manusia. Namun, ketika
kandungan kalsium dalam air terlalu tinggi, itu dapat menyebabkan pembentukan kerak
kapur pada peralatan dapur, pancuran, dan permukaan lainnya.
2. Magnesium (Mg)
Magnesium juga merupakan mineral esensial untuk tubuh manusia, tetapi kandungan
yang tinggi dalam air dapat menyebabkan kesadahan air. Air yang keras dapat
mengurangi efektivitas sabun dan deterjen, meninggalkan residu pada peralatan, dan
dapat merugikan pipa dan peralatan rumah tangga lainnya.
Pengukuran kesadahan air biasanya diukur dalam satuan "ppm" (part per million) atau
"mg/L" (milligram per liter). Ada juga unit lain seperti "grain per gallon" untuk mengukur
kesadahan air. Air dengan kandungan Ca dan Mg yang rendah dikategorikan sebagai air lunak,
sedangkan air dengan kandungan yang tinggi dikategorikan sebagai air keras.

Pengobatan kesadahan air dapat dilakukan dengan menggunakan pengerasan air, yang
dapat menghilangkan sebagian besar Ca dan Mg dari air. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan resin kationik yang menukar ion kalsium dan magnesium dengan ion natrium
atau potassium. Proses ini dikenal sebagai pengembalian ion atau penukaran ion.
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks
(ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks Titrasi
kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi pembentukan molekul netral yang terdisosiasi
dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan
tinggi. Kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut
penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air,
reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :
M(H2O)n + L  M(H2O)(n-1) L + H2O
Kompleksometri merupakan metoda titrasi yang pada reaksinya terjadi pembentukan
larutan atau senyawa kompleks dengan kata lain membentuk hasil berupa kompleks. Untuk
dapat dipakai sebagai dasar suatu titrasi, reaksi pembentukan kompleks disamping harus
memenuhi persyaratan umum amok titrasi, maka kompleks yang terjadi harus stabil.
IV. Alat dan Bahan
Alat: - Erlenmeyer Bahan: - Sampel air keran
- Pipet seukuran - NaOH 1N
- Buret - Buffer pH 10
- Statif - Indikator EBT
- Klem buret - Indikator murexide

- Gelas kimia - Aquadest

- Kolom gelas - Larutan EDTA 0,01

- Ball filler - Resin penukar ion

- Batang pengaduk - Indikator universal

- Botol semprot - CaCo3

V. Data Pengamatan
No Langkah Kerja Data Pengamatan
A Kesadahan total (Ca + Mg)
1. Pipet 10 mL sampel Sampel berwarna putih bening,
tanpa adanya endapan.
2. Tambahkan buffer pH 10 ± 3 mL Pada saat penamahan buffer tidak
ada perubahan warna apapun
hanya saja pH dari larutan
menjadi basa.
3. Tambahkan 2-3 tetes indikator EBT Warna dari larutan berubah
menjadi ungu
4. Titrasi larutan sampel dengan larutan EDTA
0,01 N hingga TA berwana biru mantap
(warna asal: ungu)
B Kadar Ca
1. Pipet 10 mL sampel Sampel berwarna putih bening
tanpa adanya endapan.
2. Tambahkan ± 1-2 mL NaOH Pada saat penamahan NaOH tidak
ada perubahan warna apapun
hanya saja pH dari larutan
menjadi basa.
3. Tambahkan indikator murexide Warna dari larutan berubah
menjadi pink
4. Titrasi larutan sampel dengan larutan EDTA
0,01 N hingga TA berwana ungu mantap

C Penyiapan kolom
1. Siapkan resin penukar kation dan bilas Resin menjadi basah karena
dengan aquadest terbilas oleh aquadest dan resin
menjadi sedikit terangkat.
2. Tuangkan kedalam resin tersebut aquadest
hingga aquadest menyerap dalam resin
(sampai permukaan atasnya terddapat sedikit
aquadest diatas resin
3. Ulangi pembilasan dengan aquadest hingga
didapat pH yang sama dengan aquadest
D Penetapan kesadahan setelah dilewatkan resin
1. Sampel air keran dilewatkan pda resin hingga Tampungan dari sampel yang
larutan sampel menetes telah dilewakan pada resin dipipet
duplo pada masing erlenmeyer.
2. Tetesan sampel ditampung dalam gelas kimia

Kesadahan Total Kadar


Ca
3. Pipet tampungan sebanyak 10 mL ke dalam
erlenmeyer
4. Lakukan prosedur kesadahan total dan kadar
Ca, masing-masing duplo.

VI. Perhitungan dan Persamaan Reaksi


 Perhitungan
 Pembakuan
Data Titrasi Pembakuan CaCo3 terhadap EDTA
Titrasi
V. Akhir
I
3.50
II
3.45
RPD= |3 ,50−3
3 , 47
, 45
|×100 %
V. Awal 0.00 0,00 = 1,44%

V. Pemakaian 3,50 3,45


Rata-rata 3,47

gr 1000 0 , 04 1000 mol EDTA 0 , 04


M= × = × =0 , 04 M [ EDTA ] = = =0,0115 M
Mr Vl 100 100 Vt 3 , 47

 Sebelum melewati resin


 Kesadahan total (Ca + Mg)  Kadar Ca
Titrasi I II Titrasi I II
V. Akhir 3.50 6,95 V. Akhir 1.00 2.00
V. Awal 0.00 3.50 V. Awal 0.00 1.00
V. Pemakaian 3.50 3.45 V. Pemakaian 1.00 1.00
ml ml

 Sesudah melewati resin


 Kesadahan total (Ca + Mg)
Titrasi I II
V. Akhir 0.2 0.4
V. Awal 0.00 0.2
V. Pemakaian 0.2 ml 0.2 ml
 Kesadahan total (sebelum)
=1000/Vcu × V EDTA× N EDTA × 100
=1000/10 × 3.47 × 0.0115 × 100
= 399.05 ppm
 Kadar Ca (sebelum)
=1000/Vcu × V EDTA× N EDTA × 40
=1000/10 × 1.00 × 0.0115 × 40
= 40 ppm
 Kesadahan total (sesudah)
=1000/Vcu × V EDTA× N EDTA × 100
=1000/10 × 0.20 × 0.0115 × 100
= 23 ppm
 Kadar Ca (sesudah)
=1000/Vcu × V EDTA× N EDTA × 40
=1000/10 × 0× 0.0115 × 100
= 0 ppm
Persamaan Reaksi
 Mg2+(aq) + HIn2-(aq) ↔ MgIn-(aq) + H+(aq)
 Ca2+(aq) + H2Y2-(aq) ↔ CaY2-(aq) + 2H+(aq)
 Mg2+(aq) + H2Y2-(aq) ↔ MgY2-(aq) + 2H+(aq)
 H2Y2-(aq) + MgIn-(aq) ↔ MgY2-(aq) + Hin3-(aq)
VII. Pembahasan
Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif atau ion
negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain dari luar. Terdapat dua
jenis resin penukar ion, yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Pada resin
penukar kation, kation yang terikat pada resin akan digantikan oleh kation pada larutan yang
dilewatkan. Begitu pula pada resin penukar anion, anion yang terikat pada resin akan
digantikan oleh anion pada larutan yang dilewatkan.
Percobaan ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui teknik pemisahan dengan metode
penukar ion dan menentukan kapasitas resin penukar ion kation dan anion berdasarkan prinsip
kerjanya, yaitu pertukaran ion yang terikat pada polimer pengisi resinnya dengan ion yang
dilewatkan.
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai “air
sadah”, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium
bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh
karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar larut dalam air, maka
senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau
presipitat yang akhirnya menjadi kerak. Salah satu cara untuk menghilangkan sadah tersebut
adalah dengan resin penukar ion.
Resin penukar ion adalah bahan yang memiliki kemampuan untuk menangkap dan
melepaskan ion dalam larutan. Kemampuan ini disebut sebagai kapasitas penukaran ion resin.
Resin penukar ion bekerja berdasarkan prinsip pertukaran ion antara ion dalam larutan dengan
ion yang terikat pada resin. Karena pada praktikum ini resin sudah berada pada kisaran pH
asam (pH 5) maka tidak perlu adanya pencucian menggunakan HCl.
Pembilasan dilakukan menggunakan aquadest dengan tujuan selama penggunaan resin
penukar ion, resin dapat terkontaminasi oleh ion atau senyawa yang ditangkapnya selama
siklus penggunaan sebelumnya. Pembilasan dengan aquadest membantu membersihkan resin
dari residu-ion yang tidak diinginkan atau kontaminan lainnya, sehingga mempersiapkan resin
untuk penggunaan penukaran ion berikutnya. Pembilasan dengan aquadest pada resin
dihentikan pada saat pH nya sudah mencapai pH yang serupa dengan pH aquadest (pH 5).
Setelah selesai pembilasan resin dan penampungan sampel dari resin dilanjut dengan
penentuan molaritas EDTA dengan mentitrasi CaCo3 dengan bantuan 2 mL buffer yang
berfungsi sebagai bertujuan untuk menjaga pH larutan agar tetap konstan. Buffer berperan
dalam menahan perubahan pH yang drastis ketika larutan menerima atau melepaskan proton.
Dalam titrasi komplesometri, menjaga pH konstan sangat penting untuk hasil yang akurat
tetapi pemilihan buffer pH 10 tergantung pada karakteristik senyawa yang dianalisis dan ion
logam yang terlibat dalam pembentukan kompleks. Dengan memastikan kondisi lingkungan
yang sesuai, penambahan buffer pH 10 membantu mencapai hasil titrasi yang akurat dan
dapat diandalkan dalam analisis komplesometri.
Perlakuan yang sama dilakukan pada saat titrasi penentuan kesadahan total ini, sampel
dititrasi dengan larutan EDTA yang telah diketahui konsentrasi dengan bantuan indikator
EBT. Pemilihan EBT sebagai indikator dikarenakan EBT mengalami perubahan warna yang
signifikan pada rentang pH yang sesuai untuk titrasi kompleksometri dengan EDTA. Pada pH
rendah (kurang dari 7), EBT berwarna merah, sedangkan pada pH tinggi (lebih dari 8), EBT
berubah menjadi biru.
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum penetapan kadar kesadahan denga resin penukar ion didapat kadar kesadahan
total Ca+Mg sebelum di lewatkan resin sebesar 399.05 ppm dan kadar Ca sebelum dilewatkan
resin sebesar 40 ppm. Kadar kesadahan total Ca+ mg setelah di lewatkan sebesar 23 ppm dan
kadar Ca setelah dilewatkan sebesar 0 ppm.
IX. Daftar Pustaka
https://dini9prase.blogspot.com/2013/12/resin-penukar-ion.html?m=1
Dwi, Ariesta, “Laporan Praktikum Ion Exchage Dengan Resin Penukar Ion”,
https://www.academia.edu/34917166/Laporan_Praktikum_Ion_Exchange
Jarqi, Fauzan, “LAPORAN PRAKTIKUM KROMATOGRAFI PENUKAR ION”,
https://id.scribd.com/document/512717198/LAPORAN-PRAKTIKUM-
KROMATOGRAFI-PENUKAR-ION-FAUZAN-JARQI-19303241028,
Zainudin, Ahmad, “PEMBUATAN RESIN PENUKAR ION POLISTIREN SULFONAT”,
https://jurnal.unpad.ac.id/jcena/article/view/9172#:~:text=Resin%20penukar%20ion
%20adalah%20polimer,mereaksikan%20polistirena%20dan%20fosfor%20oksiklorida

Anda mungkin juga menyukai