Anda di halaman 1dari 9

DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILL

SUCTIONING
DI RUANG ICU/ICCU RSUD MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Tanggal 24 Juli – 29 Juli 2023

Oleh :

Errieke Dwi Sudarwati, S.Kep.


NIM. 2230913320066

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILL


SUCTIONING
DI RUANG ICU/ICCU RSUD MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Oleh:
Errieke Dwi Sudarwati, S.Kep.
NIM. 2230913320066

Banjarbaru, September 2023

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rizka Hayyu Na’fiah, S.Kep., Ns., M.Kep. Heldayani, S.Kep., Ns.


NIP. 19930702 202203 2 013 NIP. 19850427 201101 2 001
SUCTIONING

1. Definisi
Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan
jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang
adekuat dengan cara mengeluarkan sekret pada pasien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri
2. Indikasi
dilakukannya penghisapan adalah adanya atau banyaknya sekret yang
menyumbat jalan nafas, ditandai dengan :
a. Terdengar adanya suara pada jalan nafas
b. Hasil auskultasi: ditemukan suara crackels atau ronkhi
c. Kelelahan
d. Nadi dan laju pernafasan meningkat
e. Ditemukannya mukus pada alat Bantu nafas Permintaan dari pasien
sendiri untuk disuction
f. Meningkanya peak airway pressure pada mesin ventilator Suction
jangan dilakukan bila kita akan melakukan pemeriksaan analisa gas
darah 15 menit -20 menit sebelumnya dan hindarkan bila hemodinamik
tidak stabil
3. Kateter Suction
Kateter suction yang akan digunakan untuk membersihkan jalan nafas
biasanya mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda idealnya kateter
suction yang baik adalah efektif menghisap sekret dan resiko trauma
jaringan yang minimal. Diameter kateter suction bagian luar tidak boleh
melebihi setengah dari diameter bagian dalam lumen tube diameter kateter
yang lebih besar akan menimbulkan atelectasis sedangkan kateter yang
terlalu kecil kurang efektif untuk menghisap sekret yang kental. Yang
penting diingat adalah setiap kita melakukan suction, bukan sekretnya saja
yang dihisap tapi oksigen di paru juga dihisap dan alveoli juga bisa collaps.
Ukuran kateter suction biasanya dalam French Units (F)
4. Teknik
Setiap melakukan suction melalui artificial airway harus steril untuk
mencegah kontaminasi kuman dan dianjurkan memakai sarung tangan yang
steril. Karakter suction harus digunakan satu kali proses suction misalnya
setelah selesai suction ETT dapat dipakai sekalian untuk suction nasofaring
dan orofaring dan sesudah itu harus dibuang atau disterilkan kembali.
5. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
a. Jangan menggunakan kateter suction untuk beberapa pasien.
b. Peralatan lain yang perlu disediakan cairan antiseptik, vacum suction,
spuit 5-10 ml untuk spooling (lavage sollution) dan ambubag (hand
resuscitator) untuk oksigen 100%.
c. Vacum suction harus dicek dan diatur jangan terlalu tinggi karena dapat
menyebabkan trauma jaringan dan jangan terlalu rendah ==>
penghisapan tidak efektif
d. Cairan antiseptik untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah suction
untuk mengurangi kontaminasi kuman.
e. Sebelum suction, pasien harus diberi oksigen yang adekuat (pre
oxygenasi) sebab oksigen akan menurun selama proses pengisapan.
f. Pada pasien-pasien yang oksigennya sudah kurang. Pre oksigen isi dapat
menghindari hipoksemia yang berat dengan segala akibatnya, sebab
proses suction dapat menimbulkan hipoksemia. Pre oksigen dapat
diberikan dengan ambubag dengan O2 100 % (0-10 liter) atau dengan
memakai alat ventilator mekanik dengan O2 100%.
g. Setelah pre oksigensi yang cukup, masukan kateter suction ke dalam
airway sampai ujungnya menotok tanpa hisap, kemudian tarik kateter
suction sedikit, lakukan penghisapan dan pemutaran berlahan dan
sambil menarik keluar untuk mencegah kerusakan jaringan dan
memudahkan penghisapan sekret. Proses suction tidak boleh melebihi
10-15 detik di lumen artificial airway, total proses suction jangan
melebihi 20 detik. Bila hendak mengulangi suction harus diberikan pre
oksigenasi kembali 6-10 kali ventilasi dan begitu seterusnya sampai
jalan nafas bersih.
h. Jangan lupa monitor vital sign, ECG monitor, sebelum melanjutkan
suction, bila terjadi dysritmia atau hemodinamik tidak stabil, hentikan
suction sementara waktu.
i. Suction harus hati-hati pada kasus-kasus tertentu misalnya penderita
dengan orde paru yang berat dengan memakai respirator dan PEEP,
tidak dianjurkan melakukan suction untuk sementara waktu sampai
oedem parunya teratasi.
j. Bila sputum kental dan sulit untuk dikeluarkan dapat dispooling dengan
cairan NaCl 0,9% sebanyak 5-10 ml dimasukkan ke dalam lumen
artificial airway sebelum disuction, untuk bayi cukup beberapa tetes
saja. Dianjurkan setiap memakai artificial airway harus menggunakan
humidifier dengan kelembaban I 100% pada temperatur tubuh untuk
mengencerkan dan memudahkan pengeluaran sputum
PENILAIAN KETERAMPILAN
IRIGASI LAMBUNG

Nama : Errieke Dwi Sudarwati, S.Kep


NIM : 2230913320066
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Pre Interaksi
1. Verifikasi order*
2. Mencuci tangan*
3. Persiapan alat *
a. Kateter suction sesuai ukuran
b. Sarung tangan steril
c. Normal salin dalam kom steril
d. Masker
e. Resuscitator tangan
f. Mesin suction + pipa penyambung – Stetoskop
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar*
5. Pastikan alat suction dapat berfungsi dengan baik
Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil pasien dengan
panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
pada pasien dan keluarga
4. Menjelaskan informed concent pada pasien dan
keluarga.
5. Menunjukkan rasa empati pada pasien
6. Menanyakan keluhan pasien
7. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
Tahap Kerja
1. Menjaga privasi*
2. Auskultasi suara paru, heart rate dan irama napas
dengan stetoskop
3. Setting vakum sesuai kriteria usia
4. Pasang masker (gown jika diperlukan)
5. Atur posisi pasien semi fowler atau fowler
6. Nyalakan mesin suction
7. Buka kateter suction dan siapkan normal salin
dalam kom steril
8. Pasang sarung tangan pada tangan yang dominan
9. Ventilasi pasien dengan bag resusitasi manual dan
aliran O2 /oksigen yang tinggi
10. Ambil kateter pengisap dengan tangan yang
mengenakan sarung tangan dan hubungkan ke
pengisap
11. Cek kateter dengan normal salin
12. Masukkan kateter sejauh mungkin sampai ujung
selang tanpa memberikan isapan, cukup untuk
menstimulasi batuk
13. Beri isapan sambil menarik kateter, memutar
kateter dengan perlahan 360o (tidak lebih dari 10 -
15 detik, karena pasien dapat menjadi hipoksik dan
mengalami disritmia yang dapat mengarah pada
henti jantung.
14. Reoksigenasikan dan inflasikan paru-paru pasien
selama beberapa kali napas
15. Ulangi 3 langkah sebelumnya sampai jalan napas
bersih
16. Bilas kateter dalam basin dengan normal salin
steril antara tindakan pengisapan bila perlu 28
Hisap kavitas orofaring setelah menyelesaikan
pengisapan trakeal
17. Bilas selang pengisap dengan normal salin dalam
kom
18. Lepaskan kateter dari selang penyambung
19. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempatnya
20. Matikan mesin suction
21. Rapikan alat dan pasien
22. Cuci tangan
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
Dokumentasi
1. Mendokumentasikan kegiatan yang telah
dilakukan*
Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100% NILAI :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖

Nilai batas lulus 75%

Banjarmasin, September 2023


Clinical Instructor Evaluator

Heldayani, S.Kep., Ns.


NIP. 19850427 201101 2 001 ...................................................
Referensi :
Noor Diani, Dkk. 2019. Modul Skill Lab Keperawatan Medikal Bedah I
Banjarbaru: Program Studi Kepereawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai