Anda di halaman 1dari 3

Persyaratan Teknis Arsitektur BAB II PEKERJAAN LAPANGAN (SITE WORK)

II.A.5. LAPISAN PERKERASAN

II.A.5.1. PEKERJAAN PERKERASAN TANAH

Pekerjaan Perkerasan Tanah Dasar, dan lain-lain yang termasuk dalam Pekerjaan
Infra Struktur beserta lapisan-lapisannya lihat dalam Standar Spesifikasi Pekerjaan
Civil.

II.A.5.2. LAPISAN PAVING BLOCK

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan dan peralatan yang digunakan
untuk pemasangan Paving block seperti dalam gambar pelaksanaan.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam :
- SNI 2
- SNI 3
- SNI 8

3. BAHAN-BAHAN
Adalah concrete block paving type INTERBLOC dengan ketebalan 6 cm (untuk
pedestrian dan untuk jalan mobil) dengan warna & tipe sesuai dengan gambar
Lansekap/Arsitektur, bermutu baik, dan/atau yang setara dan disetujui oleh
Pengawas/Arsitek.
Kekuatan Tekan minimal adalah : 300 kg/cm2.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas.

4. PELAKSANAAN

a. Paving Block harus diletakkan saling berhimpitan dengan pola sesuai gambar
lansekap di atas bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai di
ratakan. Lebar celah antara tidak lebih dari 4 mm, dan arah celah ini harus
merupakan kombinasi garis-garis kelurusan dan tegak lurusnya (bukan garis
yang sembarangan dan kacau/tidak tertib).Untuk itu diperlukan pemasangan
benang senar pada arah yang saling tegak lurus untuk kontrol peletakan unit-
unit concrete block.

b. Daerah pertemuan unit-unit block dengan elemen-elemen lain seperti


pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain, harus
dipergunakan potongan block dengan ukuran tidak kurang dari 25% dari
ukuran utuh.

II.A.-1
Persyaratan Teknis Arsitektur BAB II PEKERJAAN LAPANGAN (SITE WORK)

c. Celah antara yang masih tersisa harus diisi. Untuk celah yang lebih besar dari
25 mm tetapi tidak melebihi 50 mm, dipergunakan agregat halus dengan
ukuran 10 mm. Dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil.
d. Untuk bagian - bagian yang bidang profil permukaannya menanjak/menurun,
pemasangan block harus dilakukan dari bagian terendah menuju ke bagian
yang lebih tinggi.
e. Pola pemasangan dan warna dibuat sesuai gambar.Kontraktor wajib membuat
gambar kerja pola di daerah-daerah khusus sebelum pemasangan dimulai.

5. PEMADATAN AWAL

a. Menggunakan alat kompaksi jenis ”mechanical flat plate vibrator”, dengan


karakteristik:
luas tekan plat dasar luas: 0,30 s/d 0,50 m2
- gaya pemadatan sebesar 1,6 ton sampai 2,0 ton
- frequensi getaran : 75100 Hz
b. Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan block dengan
minimal 3 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai bagian
dimana sedang dilakukan kegiatan pemasangan block tidak boleh kurang dari
1,50 meter.

Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding sand segera setelah selesai
dilapisi unit block, sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir karena
bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau karena adanya air yang
mengalir ketempat tersebut.

Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 meter diukur dari akhir
pemasangan/ pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya sebelum
melanjutkan dengan pekerjaan pemasangan block selanjutnya

6. PASIR PENGISI (JOINT FILLING)

a. Pasir dalam kondisi cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah


dengan baik, dan berupa pasir yang bebas terhadap garam dan zat-zat lain
yang dapat merusak material concrete block.
b. Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran selesai, pasir
pengisi mulai dihamparkan dan diratakan dengan sapu agar masuk kedalam
celah-celah antara.
c. Sebagai pemadatan terakhir, permukaan bidang harus segera dipadatkan
dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang
padat dan rata dengan kemiringan sesuai dengan gambar.

7. TOLERANSI

a. Toleransi Ukuran Bahan :

II.A.-2
Persyaratan Teknis Arsitektur BAB II PEKERJAAN LAPANGAN (SITE WORK)

Ukuran panjang dan lebar tidak lebih dari ” 2 mm terhadap ukuran nominal.
Sedangkan toleransi ketebalan adalah ” 3 mm terhadap tebal nominal.
b. Toleransi Kerataan Permukaan Jalan :
Maksimal ” 5 mm dari permukaan yang tercantum dalam gambar, sehubungan
dengan peil permukaan saluran air dan lain-lain.
c. Deviasi diukur dengan penggaris lurus sepanjang 3 meter atau template dan
tidak boleh melebihi 8 mm.
Perbedaan level dari satu block terhadap block disebelahnya tidak boleh
melebihi 2 mm.

II.A.-3

Anda mungkin juga menyukai